Anda di halaman 1dari 4

Zulfa Kholila 233124712345

Budi Febriyanto 233124711881


Siti Nur Halimah 233124712783
Namira Putri Ramadhany 233124712099
Rini Meylinawati 233124712451

PEMAHAMAN KONSEP
1. Apa Pengertian Experiential Learning menurut ahli
2. Proses Experiential Learning menurut ahli
3. Langkah pembelajaran experiential learning
4. Prosedur pembelajaran dalam Experiential Learning
4. Prinsip-prinsip model experiential learning
5. Peran guru dalam pembelajaran Experiential Learning
6. Model holistik pembelajaran dari kolb

1. Apa Pengertian Experiential Learning menurut ahli


Guru harus mampu menjadi teladan bagi peserta didik dalam hal mengembangkan
pengetahuan. Model Experiential Learning memberi kesempatan kepada siswa untuk
memutuskan pengalaman apa yang ingin mereka kembangkan, dan bagaimana cara mereka
membuat konsep dari pengalaman yang mereka alami tersebut. Belajar melalui pengalaman
(Experiential Learning) mengacu pada proses belajar yang melibatkan siswa secara langsung
dalam masalah atau materi yang sedang dipelajari. Berdasarkan konsep belajar melalui
pengalaman, segala aktivitas kehidupan yang dialami individu merupakan sarana belajar yang
dapat menciptakan ilmu pengetahuan

2. Proses Experiential Learning menurut ahli


Experiential Learning melibatkan dua cara mendapatkan pengetahuan yaitu Concrete
experience (pengalaman konkret) dan Abstract Conceptualization (Konseptualisasi abstrak).
SEL juga melibatkan dua cara transformasi pengetahuan yaitu Reflective observation
(observasi reflektif) dan active experimentation (Eksperimentasi aktif), dimana individu
melakukan observasi dan bisa menjelaskan peristiwa yang terjadi disertai pemahaman, dan
kemudian aktif mempraktikkan. Proses belajar Experiential Learning merupakan kegiatan
merumuskan sebuah tindakan, mengujinya, menilai hasil, memperoleh feedback
merefleksikan, mengubah dan mendefinisikan kembali sebuah tindakan berdasarkan prinsip
prinsip yang harus dipahami dan diikuti.
3. Langkah Pembelajaran Experiential Learning
Menurut Hamalik (2001: 213) mengungkapkan beberapa langkah-langkah
pembelajaran Experiential Learning, yaitu:
a. Tahap Persiapan (kegiatan pendahuluan)
- Guru merumuskan secara seksama suatu rencana pengalaman belajar yang bersifat
terbuka (open minded) yang memiliki hasil-hasil tertentu.
- Guru memberikan rangsangan dan motivasi kepada siswa.
b. Tahap Inti
- Siswa dapat bekerja secara individual atau kelompok, dalam kelompok-kelompok
kecil/keseluruhan kelompok di dalam belajar berdasarkan pengalaman.
- Para siswa di tempatkan pada situasi-situasi nyata, maksudnya siswa mampu
memecahkan masalah dan bukan dalam situasi pengganti. Siswa aktif berpartisipasi
di dalam pengalaman yang tersedia, membuat keputusan sendiri, menerima
konsekuen berdasarkan keputusan tersebut.
c. Tahap Akhir (Kegiatan penutup)
- Pada kegiatan penutup, keseluruhan siswa menceritakan kembali tentang apa yang
dialami sehubung dengan mata pelajaran tersebut untuk memperluas pengalaman
belajar dan pemahaman siswa dalam melaksanakan pertemuan yang nantinya akan
membahas bermacam-macam pengalaman tersebut.

4. Prosedur Pembelajaran Dalam Experiential Learning


No. Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
1. Concrete Guru memfasilitasi siswa Siswa melibatkan diri
Experience (CE)/ melibatkan diri sepenuhnya sepenuhnya dalam
tahap pengalaman dalam pengalaman baru pengalaman baru
konkrit
2. Reflection Guru membantu dan Siswa mengobservasi
Observation(RO)/ Tahap membimbing siswa dalam dan merefleksikan
pengalaman refleksi melakukan observasi dan atau memikirkan
observasi merefleksikan atau pengalaman dari
memikirkan pengalaman berbagai segi
dari
berbagai segi
3. Abstract Guru menjelaskan kepada Siswa menciptakan
Conceptualization siswa menciptakan konsep-konsep yang
(AC)/ tahap konsep-konsep yang mengintegrasikan
konseptualisasi mengintegrasikan observasinya menjadi
abstrak observasinya menjadi teori teori
4. Active Experimentation Guru membimbing siswa Siswa menggunakan
(AE)/ tahap implementasi menggunakan teori untuk teori untuk
memecahkan memecahkan
masalah-masalah dan masalah-masalah dan
mengambil mengambil keputusan
keputusan yang berdasarkan
pengalaman

5. Prinsip-prinsip model experiential learning


Prinsip-prinsip tersebut didasarkan pada teori Lewin (Tarwiyah, 2009) berikut:
a. Experiential Learning yang efektif akan mempengaruhi berpikir siswa, sikap dan
nilai-nilai, persepsi, dan perilaku siswa.
b. Siswa lebih mempercayai pengetahuan yang mereka temukan sendiri daripada
pengetahuan yang diberikan oleh orang lain. Menurut Lewin, berdasarkan hasil
eksperimen yang dia lakukan bahwa, pendekatan belajar yang didasarkan pada
pencarian (inquiri) dan penemuan (discovery) dapat meningkatkan motivasi siswa
untuk belajar dan komitmen mereka untuk mengimplementasikan penemuan tersebut
pada masa yang akan datang.
c. Perubahan hendaknya tidak terpisah-pisah antara kognitif, afektif, dan perilaku, tetapi
secara holistik. Ketiga elemen tersebut merupakan sebuah sistem dalam proses belajar
yang saling berkaitan satu sama lain, teratur, dan sederhana. Mengubah salah satu dari
ketiga elemen tersebut menyebabkan hasil belajar tidak efektif.
d. Experiential Learning lebih dari sekedar memberi informasi untuk mengubah kognitif,
afektif, maupun perilaku. Mengajarkan siswa untuk dapat berubah tidak berarti bahwa
mereka mau berubah. Memberikan alasan mengapa harus berubah tidak cukup
memotivasi siswa untuk berubah. Membaca sebuah buku atau mendengarkan
penjelasan guru tidak cukup untuk menghasilkan penguasaan dan perhatian pada
materi, tidak cukup mengubah sikap dan mengingatkan keterampilan sosial.
Experiential Learning merupakan proses belajar yang menambahkan minat belajar pada
siswa terutama untuk melakukan perubahan yang diinginkan.
e. Pengubahan persepsi tentang diri sendiri dan lingkungan sangat diperlukan sebelum
melakukan pengubahan pada kognitif, afektif, dan perilaku. Menurut Lewin, tingkah
laku, sikap dan cara berpikir seseorang ditentukan oleh persepsi mereka. Persepsi
seorang siswa tentang dirinya dan lingkungan disekitarnya akan mempengaruhinya
dalam berperilaku, berpikiran, dan merasakan.
f. Perubahan perilaku tidak akan bermakna bila kognitif, afektif, dan perilaku itu sendiri
tidak berubah. Keterampilan-keterampilan baru mungkin dapat dikuasai atau
dipraktekan, tetapi tanpa melakukan perubahan atau belajar terus menerus,
keterampilan-keterampilan tersebut akan menjadi luntur dan hilang.

6. Peran guru dalam pembelajaran Experiential Learning


Experiential learning adalah proses yang melibatkan konstruksi pengetahuan dimana guru
sebagai agen harus kreatif dan juga harus bisa mendorong kreativitas siswa. Guru juga harus
bisa memberikan materi sesuai dengan tuntutan zaman. Guru adalah fasilitator. Proses
pembelajaran ini melibatkan siklus dasar yaitu mengalami (experiencing), refleksi diri
(reflecting), berpikir (thinking), melakukan (acting). Pengalaman konkret adalah dasar
observasi dan refleksi diri.
7. Model holistik pembelajaran dari kolb
Kolb (1984) mengemukakan model holistik mengenai proses pembelajaran pada
perkembangan orang dewasa. Terdapat enam proposisi dari proses pembelajaran ini:
A. Belajar adalah suatu proses dan bukan hanya dilihat dari hasil akhir saja. Dalam
pembelajaran, guru seharusnya berfokus pada proses, termasuk memberikan umpan
balik pada siswa. Dalam hal ini siswa harus bisa menikmati proses yang ada. Dalam
hal ini siswa harus bisa memahami makna pembelajaran untuk mereka.
B. Pada dasarnya proses belajar merupakan proses “re-learning” atau belajar kembali.
Dengan berproses, kita dapat mengetahui pemahaman siswa, ide ataupun pemikiran
mereka, bahkan bagaimana mereka mengaitkan pembelajaran tersebut dengan
pembelajaran lain.
C. Belajar merupakan proses adaptasi dan juga proses menyelesaikan konflik yang ada.
Adanya perbedaan dan konflik mendorong siswa untuk mempelajari hal baru. Siswa
dapat belajar dari pengalaman yang ada, dapat berefleksi atas keadaan yang dialami.
D. Belajar adalah proses menyeluruh dan proses adaptasi lingkungan. Belajar tidak
hanya melibatkan fungsi kognisi, tetapi juga totalitas berpikir, beremosi, persepsi, dan
berperilaku.
E. Belajar adalah transaksi sinergis antara individu dengan lingkungan. Belajar juga
melibatkan proses asimilasi pembelajaran baru dengan pembelajaran sebelumnya
F. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Mendapatkan pengetahuan bisa
diperoleh dengan experiential learning; belajar melalui mengalami, melalui
pengalaman. Dengan experiential learning, siswa dapat mengalami proses dan
mendapatkan pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai