Anda di halaman 1dari 15

II

Kata Pengantar

Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat terselesaikan. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran
Praktikum Akuntansi Lembaga. Semoga dapat bermanfaat bagi yang
membacanya. Kami mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing mata
pelajaran ini ini yang telah membimbing proses pembuatan makalah serta kepada
seluruh anggota kelompok yang telah menyempatkan waktunya dan saling
kerjasama untuk menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini belum sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun agar dapat lebih baik lagi.

Tangerang, 15 Febuari 2024

Penyusun

II
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................................II
Daftar Isi............................................................................................................................III
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1. Latar Belakang..............................................................................................4
2. Tujuan...........................................................................................................4
3. Manfaat.........................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
ISI.........................................................................................................................................5
A. Sumber Pendapatan Daerah..........................................................................5
B. Akuntansi Pendapatan SKPD..........................................................................9
C. Akuntansi Pendapatan PPKD......................................................................12
BAB III..............................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................14
1. Kesimpulan.................................................................................................14
2. Saran............................................................................................................14
Daftar Pusaka.....................................................................................................................15

III
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan salah satu dari dua
subsistem dalam sistem pemerintah daerah yang melaksanakan fungsi
pemerintahan dan pelayanan publik, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, SKPD diberikan kuasa untuk
menggunakan alokasi dana (anggaran) dan barang atau aset yang dibutuhkan.
Pelimpahan kuasa tersebut tidak hanya berisi hak untuk menggunakan dana,
namun juga berimplikasi pada sisi kewajiban, yaitu SKPD wajib mewujudkan
target kinerja dari usulan kegiatan di anggarannya. Dana publik yang menjadi hak
SKPD tidak dikeluarkan tanpa suatu tujuan, namun ada target kinerja yang harus
diwujudkan. Terkait dengan informasi keuangan, SKPD harus selalu mengetahui
berapa dana publik yang telah masuk, berapa dana yang telah digunakan dan
berapa dana yang belum digunakan. Bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan
dana publik tersebut bukanlah SPJ (Surat Pertanggungjawaban), tetapi berupa
laporan keuangan.
Dengan demikian, SKPD disebut sebagai entitas akuntansi (accounting entity).
SKPD sebagai entitas akuntansi (accounting entity) harus melaksanakan proses
akuntansi untuk menyusun laporan keuangan yang akan disampaikan kepada
kepala daerah sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan.

2. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan diadakannya penelitian ini
adalah:
1) Untuk mengetahui bagaimanakah praktek siklus akuntansi sesungguhnya
yang terjadi dalam praktik penyusunan laporan keuangan SKPD.
2) Untuk mengetahui apakah laporan keuangan SKPD telah disusun sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
3) Untuk mengetahui apakah proses akuntansi yang dijalankan oleh petugas
atau pegawai SKPD sudah sesuai dengan dengan proses akuntansi yang
benar.

3. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1) Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai
proses
siklus akuntansi pada proses penyusunan laporan keuangan Instansi
pemerintah daerah.
2) Bagi peneliti lainnya, diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan dasar
pengembangan penelitian selanjutnya yang bersifat sejenis.
3) Sebagai pertimbangan dalam proses penyusunan laporan keuangan.

4
5

BAB II
ISI

A. Sumber Pendapatan Daerah


1. Pengertian Umum
Berdasakan UU RI No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah:
1. Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan.
2. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan
atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran bersangkutan maupun tahun anggaran berikutnya.
3. Pinjaman daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah
menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang
dari pihak lain sehingga daerah tersebut dibebani kewajiban untuk
membayar kembali.
4. Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
5. Badan Usaha Milik Daerah, yang selanjutnya disingkat BUMD, adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
daerah.

2. Pendapatan Asli Daerah


a. Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Jenis pajak daerah sebagai berikut

1) Pajak hotel dan restoran

Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh


hotel. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/
peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya yang dipungut
bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata,
wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan
sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10
(sepuluh). Sementara itu, pajak restoran adalah pajak atas
pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah fasilitas
penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran,
yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar
dan sejenisya termasuk jasa boga/katering.

5
6

2) Pajak hiburan

Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.


Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan,
dan/atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran.
3) Pajak reklame
Pajak reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang
bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial
memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk
menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan,
yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati
oleh umum.
4) Pajak penerangan jalan

Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga


listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber
lain.
5) Pajak bumi bangunan
Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan adalah pajak
atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau
dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan
yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan,
dan pertambangan. Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi
tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah kabupaten/kota.
Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan
secara tetap pada tanah/atau perairan pedalaman dan/atau laut.
Nilai Jual Objek Pajak, yang selanjutnya disingkat NJOP, adalah
harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi
secara wajar, dan apabila tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP
ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang
sejenis, atau nilai perolehan baru, atau NJOP pengganti.
Biaya perolehan hak atas tanah dan bagunan adalah pajak atas
perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan. Perolehan hak atas
tanah dan/atau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum
yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan/atau
bangunan oleh orang pribadi atau badan.

b. Retribusi daerah, yang selanjutnya disebut retribusi, adalah pungutan


daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan. Jenis retribusi daerah, meliputi:
7

1) Jasa adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan


pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau
kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi
atau badan.
 Jasa umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau badan.
 Pajak parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat
parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan
dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu
usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan
bermotor. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu
kendaraan yang bersifat sementara.

2) Jasa usaha adalah jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah


dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada
dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.
 Transportasi
 Retribusi kebersihan
 Retribusi penginapan

3) Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu pemerintah daerah


dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan
yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,
pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan
ruang, serta penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan
umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
 Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
 Izin trayek

c. Bagian laba usaha daerah

Di beberapa daerah tertentu, pemerintah daerah memiliki


perusahaan tersendiri atau yang disebut dengan BUMD (Badan Usaha
Milik Daerah). Hadirnya BUMD merupakan bentuk kebijakan
pemerintah dalam mengolah potensi sumber daya produksi yang
dimiliki daerah dan juga sebagai penggerak kegiatan ekonomi
masyarakat sekitar. Dari kegiatan BUMD tersebut akan diperoleh
keuntungan yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah
sebagai cadangan dana atau sumber pendapatan daerah, dan proses ini
disebut dengan bagian laba usaha daerah. Bagian laba usaha daerah
adalah penerimaan daerah yang diperoleh dari hasil keuntungan
BUMD dan pengelolaan kekayaan daerah lainnya
8

3. Dana Perimbangan
Dalam PP No. 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan Pasal 1
ayat 2 disebutkan bahwa dana perimbangan adalah sumber pendapatan
daerah yang diperoleh bedasarkan pengalokasian dari anggaran
pendapatan dan belanja Negara (APBN) yang ditunjukan untuk
mendukung pelaksanaan fungsi dan kewewenangan pemerintah daerah
untuk mencapai dan menyelenggarakan pemberian otonomi daerah yang
tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat agar semakin meningkat dan mengalami perbaikan. Berdas
agar bentuknya, dana perimbangan dikelompokkan menjadi tiga bagian,
yaitu sebagai berikut.

a. Pendapatan dari pajak


Dilihat dari cakupannya, yang termasuk dalam kategori penerimaan
dan pendapatan daerah dari pajak adalah bagian penerimaan yang
berasal dari pajak bumi dan bangunan (PBB), biaya perolehan hak atas
tanah dan bangunan, dan penerimaan dari sumber daya alam.
b. Dana alokasi umum
Sebelumnya lebih sering disebut sebagai dana subsidi, di mana dana
tersebut bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang
dialokasikan untuk pemerataan kemampuan keuangan pemerintah
daerah untuk membiayai segala bentuk pengeluaran dalam rangka
mewujudkan desentralisasi.
c. Dana alokasi khusus
Merupakan jenis dana yang telah dialokasikan dari anggaran
pendapatan dan belanja negara kepada daerah tertentu yang diajukan
untuk membiayai kebutuhan khusus dengan memperhatikan
tersedianya dana dalam anggaran pendapatan dan belanja negara.

4. Lain-lain Pendapatan yang Sah

Dalam undang-undang yang berlaku mengenai pemerintah daerah, disebutkan


bahwa sumber pendapatan daerah diperoleh dari lain-lain pendapatan yang sah.

5. Pengakuan dan pengukuran pendapat


a. Pengakuan pendapatan
1) Pendapatan LRA
Penggunaan basis kas mengakui pendapatan saat pendapatan diterima,
yaitu ketika pemerintah sudah menerima dana secara tunai atas
9

pendapatan tersebut. Ada kalanya, pemerintah menerima dana dari pihak


ketiga sebagai jaminan pelaksanaan atas kegiatan. Dana ini harus
dikembalikan kembali ke pihak ketiga apabila kegiatan yang
dipersyaratkan sudah dilakukan.
2) Pendapatan laporan operasional
Timbulnya hak atas pendapatan (earned), yaitu adanya aliran masuk
sumber daya ekonomi yang sudah diterima pembayaran secara tunal
(realized), Secara umum, pendapatan diakui ketika: 1) Diperoleh
(earned), yaitu ketika entitas telah menyelesaikan secara substansi apa
yang menjadi kewajibannya. Penyelesaian kewajibannya inilah yang akan
menjadi pendapatan ketika seluruh proses selesai: 2) Sudah direalisasikan
(realized/realizable), yaitu ketika kas/piutang sudah diterima atas
penyerahan barang/jasa (realized).

b. Pengukuran pendapatan
Pengukuran pendapatan merupakan proses penetapan nilai uang untuk
mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran
menggambarkan penentuan besarnya jumlah dalam laporan keuangan.
Pendapatan diukur dari produk atau jasa yang dipertukarkan dalam transaksi
wajar. Pada transaksi nonkas, nilai pertukaran ditetapkan setara dengan nilai
pasar wajar dari barang yang diberikan yang jelas dapat dihitung.

B. Akuntansi Pendapatan SKPD

1. Transaksi dan Jurnal Pendapatan SKPD


Berdasarkan UU No. 58 Tahun 2005, Satuan Kerja Perangkat
Daerah, atau disingkat SKPD, adalah perangkat daerah pada pemerintah
daerah selaku pengguna anggaran/barang.
a. Transaksi pendapatan SKPD
1) Dijurnal baik di SKPD maupun di PPKD.
2) SKPD mencatat transaksi pendapatan baik yang sudah diterima
dalam bentuk kas maupun yang belum dalam bentuk kas.
3) Pendapatan yang berada dalam kewenangan PPKD hanya dicatat
pada pembukuan PPKD yang bersangkutan.

1) Jurnal yang diperlukan dalam SKPD


1) Jurnal finansial, yaitu pencatatan berdasarkan basis akrual pada
laporan operasional dan neraca.
2) Jurnal pelaksanaan anggaran, yaitu pencatatan basis kas pada
laporan realiisasi anggaran

2. Transaksi yang Didahului Penetapan Pajak


10

Pengakuan pendapatan diawali dengan adanya penetapan terlebih dahulu


(official assesment), misalnya penetapan surat pemberitahuan pajak
terutang (SPPT) pajak bumi dan bangunan.

Tanggal Transaksi
4 Maret 2018 SKPD dinas pendapatan menetapkan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) pedesaan dan perkotaan sebesar Rp105.000.000
Buatlah jurnal finansial dan jurnal pelaksannan anggaran atas transaksi tersebut.

Jurnal Finansial
Tanggal Uraian Debit Kredit
4 Maret 2018 Piutang Pajak Daerah Rp105.000.000
Pendapatan PBB Pedesaan Rp105.000.000
dan Perkantoran LO

Jurnal Pelaksanaan Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
4 Maret 2018 Tidak ada pencatatan karena
transaksi tersebut tidak
menyebabkan kas
pemerintahan berubah

3. Transaksi yang Diawali Perhitungan Sendiri Pajak

Pengakuan pendapatan diawali dengan penghitungan sendiri oleh wajib


pajak (self assesment) dan diikuti dengan pembayaran oleh wajib pajak.
Contoh: penerimaan pajak hotel.

Tanggal Transaksi
2 April 2018 Bendahara penerimaan SKPD dinas pendapatan menerima kas
untuk pembayaran pajak hotel sebesar Rp16.800.000,00
Buatlah jurnal finansial dan jurnal pelaksannan anggaran atas transaksi tersebut.

Jurnal Finansial
Tanggal Uraian Debit Kredit
2 April 2018 Kas bendahara penerimaan Rp16.800.000
Pendapatan Pajak hotel LO Rp16.800.000

Jurnal Pelaksanaan Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
2 April 2018 Perubahan SAL Rp16.800.000
11

Pendapatan Pajak Hotel Rp16.800.000


LA

4. Transaksi yang Diawali Penerimaan Uang Muka Pajak

Pengakuan pendapatan yang pembayarannya dilakukan di muka oleh


wajib pajak untuk memenuhi kewajib dilakukan beberapa periode ke
depan. Contoh: penerimaan uang muka pajak reklame.

Tanggal Transaksi
5 Mei 2018 Bendahara Penerimaan SKPD dinas pendapatan menerima uang
muka pajak reklame sebesar Rp12.600.000,00
Buatlah jurnal finansial dan jurnal pelaksannan anggaran atas transaksi tersebut.

Jurnal Finansial
Tanggal Uraian Debit Kredit
5 Mei 2018 Kas bendahara penerimaan Rp16.800.000
Pendapatan Dit. Di muka Rp16.800.000
lainnya

Jurnal Pelaksanaan Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
5 Mei 2018 Perubahan SAL Rp16.800.000
Pendapatan Pajak Rp16.800.000
Reklame LRA

5. Transaksi Pendapatan Selain Pajak

Pengakuan pendapatan yang tidak perlu ada penetapan terlebih dahulu.


Contoh: penerimaan tunai untuk izin trayek kendaraan.

Tanggal Transaksi
3 Juni 2018 Bendahara Penerimaan SKPD dinas pendapatan menerima uang
sebesar Rp.6.300.000,00 dari retribusi parkir tepi jalan umum dan
Rp.4.200.000,00 dari retrbusi pasar
Buatlah jurnal finansial dan jurnal pelaksannan anggaran atas transaksi tersebut

Jurnal Finansial
Tanggal Uraian Debit Kredit
3 Juni 2018 Kas Bendahra Penerimaan Rp10.500.000
Pendapatan Ret. Parkir Rp6.300.000
TJU LO
Pendapatan Ret. Pasar Rp4.200.000
LO
12

Jurnal Pelaksanaan Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
3 Juni 2018 Perubahan SAL Rp10.500.000
Pendapatan Ret. Parkir Rp6.300.000
TJU LRA
Pendapatan Ret. Pasar Rp4.200.000
LRA

C. Akuntansi Pendapatan PPKD

1. Transaksi dan Jurnal Pendapatan PPKD


a. Transaksi Pendapatan PPKD
1) PPKD merupakan satuan kerja yang memiliki fungsi akuntansi yang
dilakukan oleh Sekretariat.
2) Fungsi akuntansi tersebut bertugas untuk menjurnal, mem-posting,
dan menyusun laporan keuangan PPKD.
3) Laporan Keuangan yang sudah disusun oleh fungsi akuntansi PPKD
ditandatangani oleh PPKD selaku BUD.

b. Jurnal yang Diperlukan dalam PPKD

1) Jurnal finansial, yaitu pencatatan berdasarkan basis akrual pada


laporan operasional dan neraca.
2) Jurnal pelaksanaan anggaran, yaitu pencatatan berdasarkan basis kas
pada laporan realisasi anggaran.

2. Transaksi Head Office Branch Office (HOBO)

Tanggal Transaksi
14 Juni 2018 PPKD X menerima setoran kas dari SKPD X sebesar
Rp84.000.000,00 atas penerimaan PBB
Buatlah jurnal finansial dan jurnal pelaksannan anggaran atas transaksi tersebut.

Jurnal Finansial
Tanggal Uraian Debit Kredit
14 Juni 2018 Kas di kas daerah Rp.84.000.000
R/K SKPD X Rp.84.000.000

Jurnal Pelaksanaan Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
14 Juni 2018 Tidak ada pencatatan karena
transaksi tersebut tidak
menyebabkan kas pemerintah
berubah
13

3. Transaksi Melalui Proses Penetapan

Tanggal Transaksi
20 Juli 2018 Pemda menerima pemberitahuan berupa Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) bahwa akan menerima DBH, DAU, dan DAK
masing-masing sebesar Rp91.000.000,00, Rp252.000.000,00; dan
Rp42.000.000,00. DBH meliputi pajak Rp36.400.000,00 dan
bukan pajak sebesar Rp54.600.000,00.
Buatlah jurnal finansial dan jurnal pelaksannan anggaran atas transaksi tersebut.

Jurnal Finansial
Tanggal Uraian Debit Kredit
20 Juli 2018 Piutang transfer pemeritah Rp.385.000.000
pusat dana perimbangan
Pendapatan DBH pajak Rp. 36.400.000
LO
Pendapatan DBH non Rp. 54.600.000
pajak LO
Pendapatan DAU LO Rp.252.000.000
Pendapatan DAK LO Rp. 42.000.000

Jurnal Pelaksanaan Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
14 Juni 2018 Tidak ada pencatatan karena
transaksi tersebut tidak
menyebabkan kas pemerintah
berubah
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Proses akuntansi pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Akuntansi Pendapatan SKPD
dilakukan hanya untuk mencatat Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dalam
wewenang SKPD. Pencatatan saat realisasi yang dimaksudkan adalah
menatausahakan dan menjurnal transaksi-transaksi keuangan pada SKPD baik
saat penerimaan. kas dari hasil pemungutan atas retribusi, penerimaan TPA,
penerimaan TGR dan pendapatan lainnya sesuai dengan DPA yang disahkan.
Dalam Akuntansi Pendapatan SKPD ada beberapa jurnal yang digunakan
yaitu jurnal pengakuan pendapatan, jurnal penyetoran kas ke kas daerah,
jurnal korolari untuk pendapatan tertentu, dan jurnal koreksi atau
pengembalian pendapatan.

2. Saran
Dalam kesempatan ini penulis akan mengemukakan saran kepada
perusahaan/instansi sekiranya bermanfaat. Sebaiknya perusahaan/instansi
dapat mempertahankan kinerja terkini seperti pendampingan penatausahaan
keuangan agar setiap SKPD/dinas lebih mandiri dalam mengelola keuangan
pemerintah daerah dan sistem akuntansi tetap berjalan dengan baik. Untuk ke
depannya sebaiknya perusahaan/instansi menambah program dan kegiatan
yang dapat meningkatkan kompetensi aparatur di berbagai SKPD.

14
Daftar Pusaka

https://www.academia.edu/12172292/Akuntansi_Realisasi_Pendapatan_SKPD

15

Anda mungkin juga menyukai