Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

DAFTAR ISI

Cover .................................................................... i
Daftar isi .................................................................... ii
Kata pengantar .................................................................... iii
Bab I Pendahuluan .................................................................... 1
a. Latar Belakang .................................................................... 1
b. Rumusan masalah .................................................................... 1
c. Manfaat penulisan .................................................................... 2
Bab II Pembahasan .................................................................... 3
 Manajemen Keuangan Home Care .................................................................... 3
 Manajemen Sumber Daya Manusia .................................................................... 5
Home Care
 Manajemen Pelayanan Home Care .................................................................... 8
Bab III Penutup .................................................................... 13
a. Kesimpulan .................................................................... 13
b. Saran .................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 17
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "MANAJEMEN HOME CARE “
Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga tak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, yang
telah ikut berperan serta dalam pembuatan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempumaan sehingga
penulis membutuhkan kritik dan samn yang konstmktif dari berbagai pihak khususnya para
pembaca agar buku ini bisa lebih baik kedepannya.
Terakhir semoga semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan oleh berbagai pihak
mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.Sehingga pada akhirnya makalah
ini dapat bisa memberikan sumbangsih dan juga manfaat kepada banyak pihak demi kemajuan
pendidikan nasional.

Sorog, 18 Maret 2023

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Home care atau perawatan kesehatan di rumah merupakan pelayanan kesehatan
yangdiberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka. Tujuan dari pelayanan
home care adalah untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatanatau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan komplikasi akibat
dari penyakit serta memenuhi kebutuhan dasar pasien dan keluarga. Lingkungan di rumah rasa
lebih nyaman bagi sebagian pasien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit.Hal ini
berpengaruh pada proses penyembuhan pasien yang cenderung akan lebih cepatmasa
penyembuhannya jika mereka merasa nyaman dan bahagia (Yoyok, 2019). Selain alasan diatas,
home care juga membantu masyarakat yang mengalami keterbatasan membiayai pelayanan
kesehatan khususnya pada kasus - kasus penyakit degeneratif yangmemerlukan perawatan yang
relatif lama.Perkembangan home care di Indonesia sudah semakin maju sehingga
banyakmasyarakat yang mengetahui home care dan mencoba menggunakan jasa pelayanan
home care yang disediakan oleh rumah sakit baik pemerintah maupun swasta. Saat
ini banyak kasus kasus penyakit degenerative yang memerlukan perawatan yang relativelama
seperti kasus pasien pascastroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan danmemerlukan
pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif lama. Perawat yang memiliki peran
advokasi bertanggung jawab dalam mempertahankan keamanan pasien, mencegah terjadinya
kecelakaan dan melindungi pasien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan. Penerapan
pendidikan bagi pasien dan keluarga perawat dapat
memberikan informasi tambahan untuk pasien yang sedang berusahamemutuskan suatu masalah,
memberikan pendidikan kesehatan yang menunjang kesehatan pasien. Hal- hal tersebut diatas
dapat ditunjang dengan pengetahuan perawat terkait penerapan dan pelaksanaan pendidikan pada
pasien dak keluarga di unit pelayanan home care.
Tak hanya dari segi pengetahuan perawat, pelayanan home care juga ditentukan oleh
manajemen yang digunakan oleh unit pelayanan tersebut. Fasilitas,keuangan, sumber daya,
standar minimal, dan lain sebagainya mempengaruhi jalannya pelayanan
home care yang diberikan kepada klien.
Visi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah mewujuckan masyarakat untuk
hidup sehat dengan misi menjadikan masyarakat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi berbagai
program keschatan mengembangkan praktik pelayanan keperawatan di rumah (home
care).Perawatan kesehatan di rumah adalah program yang sudah ada dan perlu dikembangkan,
karena sudah menjadi kebutuhan masyarakat, Sabth bentuk perawatan kesehatan yang tepat dan
berbasis masyarakat juga menyentuh kebutuhan masyarakat melalui pelayanan keperawatan
Kesehatan di rumah atau Home Care. Home care adalah pelayanan perawatan pasien di rumah.
Yang membutuhkan perawatan di rumah yang baik dari pasien yang masih sehat sampai yang
sedang sakit, pasien dengan berbagai kondisi berbagai jenis penyakit latar belakang yang
mendasari keputusan untuk menggunakan layanan ini di linglamgan keluarga. Hal-hal yang
menjadi dasar .rtimbangan antara lain:pertimbangan ekonomi, kenyamanan pasien, dan
kemudahan akses bagi keluarga. Perawatan di rumah sekarang menjadi kebutuhan di kota-kota
besar dengan beberapa kasus umum adaIah kesibukan yang tinggi keluarga menyebabkan hanya
sedikit waktu yang diberikan untuk sabar. Salah satu segmen layanan home care di kalangan
didimana orang tua adalah manusia yang juga membutuhkan teman up mereka tidak kesepian
dan dengan cepat menjadi gib. Dengan layanan rumah pendamping pengasuhan orang tua (POT)
kemudian lansia memiliki asisten berfungsi sebagai teman. pendamping, pengasuh yang
membantunya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan memanfaatkan layanan ini. maka
masyarakat orang tua akan lebih bahagia dan anak-anaknya akan lebih tenang untuk
dapa.elakukan sesuatu yang lain. Seiring dengan berkembangnya home cate membetikan
pekyanan terhadap penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan jangka panjang dan mahal.
Keluarga yang memutuskan untuk melanjutkan perawatan di rumah umumnya didasarkan pada
perhitungan ekonomi atau kenyamanan anggota keluarga untuk mengunjungi dan bertemu pasien
serta kenyamanan pasien yang dirawat di rumah akan memberinya rasa aman dan nyaman
yang .nting untuk membantu proses penyembuhan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menajemen keuangan dalam Home care?
2. Bagaimana manajemen dalam sumber daya manusia ( SDM ) Home Care?
3. Bagaimana mekanisme pelayanan Home Care?

C. TUJUAN
1. Mengetahui cara menajemen keuangan dalam home care
2. Mengetahui tugas perawat dalam pelayanan home care
3. Mengetahui mekanisme pelayanan home care

BAB II
PEMBAHASAN
 MANAJEMEN KEUANGAN HOME CARE

Masalah utama sebuah keluarga yang selalu ada biasanya seputar keuangan. Bisa
karena kekurangan uang, kelebihan uang, atau karena bingung bagaimana mengatur uang
bagi orang yang penghasilannya pas-pasan, sedangkan kebutuhan selalu melebihi
pemasukan. Namun muara dari itu semua, kata kuncinya adalah bagaimana mengatur
keuangan keluarga atau pribadi dengan cerdas, cermat dan sebaik-baiknya. Karena
masalah mengatur keuangan tidak memandang orang miskin, menengah atau kaya.
Karena gololongan manapun bisa mengatur keuangan keluarganya. Jika telah bisa
mengelola keuangan keluarganya maka bisa dapat dikatakan 50 persen mereka sudah
sukses dan berhasil dalam hal finansialnya. Mengelola keuangan keluarga dengan baik
merupakan salah satu kunci kesuksesan keluarga. Pengelolaan keuangan keluarga atau
rumah tangga ini lebih rumit dibandingkan mengelola keuangan pribadi karena
melibatkan banyak orang yaitu suami, istri dan anak-anak. Jika pengelolaan keuangan
rumah tangga ini berjalan dengan benar, maka beruntunglah anggota keluarga. Namun,
apabila salah dalam mengelola keuangan, bersiap siaplah untuk mengalami masalah
keuangan hingga akhir bulan. Siapapun yang bertanggungjawab mengelola keuangan
keluarga, apakah istri atau suami, dia bertugas mengatur pengeluaran, mulai dari dana
operasional hingga cicilan kartu kredit, uang sekolah anak, liburan, bantuan sosial atau
agama, hingga jajan di luar rumah. 'Bendahara' keluarga ini didorong untuk lebih kreatif
dan hati-hati dalam soal ini, karena keberlangsungan rumah tangga tergantung dari
pintarnya mereka mengatur uang. Management Keuangan Keluarga adalah “Seni
pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh individu atau keluarga melalui orang lain
untuk mencapai tujuan yang efesien, efektif dan bermanfaat, sehingga keluarga tersebut
menjadi keluarga yang sejahtera dan keluarga sakinah. Pengelolaan atau management
keuangan keluarga merupakan keharusan yang tidak bisa di tawar lagi, karena me-
managemen-i /pengelolaan keuangan keluarga memiliki implikasi yang lebih luas sebab
yang terlibat bukan hanya diri sendiri, tetapi istri/suami, anak-anak bahkan mungkin
orang tua dan mertua. Menurut Rhenald Kasali, PhD, persoalan keuangan bukan hanya
urusan kaum ibu saja yang sehari-hari di percaya menjadi “mentri keuangan” sekaligus
“mentri dalam negeri”. Suami sebagai kepala rumah tangga , pemberi dan teman
kehidupan harus sama-sama mengerti bagaimana mengelola uangnya agar tidak masuk
perangkap “hidup hari ini” (dalam Elvyn G. Masassya, Jakarta, 2019, xvii). Oleh sebab
itu dalam pengelolaan keuangan keluarga perlu “keterbukaan” diantara suami dan istri,
agar masing-masing individu tidak saling menyalahkan atau curiga, dan masing-masing
harus saling percaya mempercayai dan disiplin. Manajemen merupakan suatu seni maka
setiap individu atau keluarga mempunyai seni masing-masing dalam mengelola keuangan
keluarga. Akan tetapi pada dasarnya kegiatan manajemen meliputi kegiatan POAC, yaitu

1. Planning: Planning adalah sebuah proses untuk mempresentasikan tujuan keluarga


dan menciptakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan.
2. Organizing : Organizing adalah proses untuk memastikan bahwa penyusunan telah
sesuai dengan tujuan sumber daya dan lingkungan.
3. Actuating : Actuating adalah tindakan yang dilakukan dalam rangka upaya agar
seluruh perencanaan dan tujuan dari keluarga dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.
4. Controlling: controlling adalah proses untuk mengendalikan keluarga untuk
mempertahankan kondisi keuangan.

Merencanakan keuangan merupakan hal yang penting, terutama bagi keluarga


guna mencapai keluarga sejahtera. Disisi lain banyak orang yang tidak memiliki target
yang pasti, termasuk dalam perencanaan keuangan dalam upaya mensejahterakan diri dan
keluarganya, sedangkan setiap orang memerlukan target yang jelas untuk membantu
meningkatkan kesejahterakan keluarga, dengan cara melakukan perencanaan keuangaan.
Mengatur keuangan keluarga penting, karena keuangan keluarga secara kuantitas dan
kualitas dapat bermanfaat bagi keluarga secara maksimal untuk mencapai keluarga yang
sejahtera yaitu tercukupi secara materiil dan spiritual, dan semua anggota keluarga bisa
mengembangkan potensi sesuai dengan bakat, kemampuan masing masing. Mengatur
keuangan keluarga berarti mengelola semua pendapatan atau penerimaan baik penerimaan
rutin (continue) maupun penerimaan insidentil (intermeten) dan pengeluaran rutin
(continue) dan pengeluaran insedentil (intermeten). Pengguanaan/pengeluaran uang/dana
tidak boleh melebihi dari penerimaan uang, sumber dana bisa menggunakan hutang, tetapi
awas hutang bisa menjadi dewa penyelamat tetapi bisa menjadi malapetaka. Ketika
terdapat kelebihan dana bisa dilakukan dengan menginvestasikan atau di kapai sebagai
mendepositokan diri untuk masa yang akan datang atau masa pensiun, tetapi awas dan
berhati-hati dengan “investasi bodong”. Manajemen keuangan keluarga yang baik, ketika
penggunaan dana harus disesuaikan dengan semua sumber dana yang ada secara seimbang
sesuai rencanan dan pemanfaatan, antara realisasi dan target seyogyanya sesuai dan
realistis, dan secara periodik perlu melakukan perenungan dan introspeksi terhadap
keuangan keluarga, hal ini semua akan berdampak pada, yang akhirnya dapat mencapai
keluarga sejahtera yang menjadi dambaan semua orang/keluarga.

 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA HOME CARE


Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manjemen
keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia, dimana tugas
dari SDM adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang
puas akan pekerjaannya. Tugas SDM dikelompokkan menjadi 3 fungsi yaitu (Husein
Umar 2002) :
1. Fungsi manajerial
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Pengarahan
• Pengendalian
2. Fungsi operasional
• Pengadaan
• Pengembangan
• Kompensasi
• Pengintegrasian
• Pemeliharaan
• Pemutusan hubungan kerja
3. Kedudukan manajemen sumber daya manusia dalam mencapai tujuan organisasi
perusahaan secara terpadu.

Pemerintah dan pemerintah daerah kaitannya dengan sumber daya manusia kesehatan
yaitu bertanggung jawab dalam memastikan ketersediaan dan pemerataan tenaga kesehatan
guna pemenuhan hak masyarakat agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman,
berkualitas, dan terjangkau. Namun pada penerapannya masih terdapat tantangan bagi
sumber daya manusia kesehatan di Indonesia. Permasalahan seperti gaji dan insentif
rendah, motivasi dan kualitas tenaga kesehatan rendah, distribusi tenaga kesehatan yang
tidak merata sehingga kekurangan sumber daya kesehatan yang berkompeten di beberapa
wilayah, serta kinerja dan akuntabilitas tenaga kesehatan yang buruk akan berpengaruh
terhadap perencanaan, pemberian pelayanan kesehatan dalam sistem kesehatan nasional, dan
pengembangan sektor kesehatan di Indonesia. Padahal ketersediaan sumber daya manusia
kesehatan berdasar jenis, kualitas, serta pendistribusian yang adil dan merata sangat penting
perannya dalam membangun ketahanan masyarakat dan sistem kesehatan agar mampu
menghadapi tantangan kesehatan seperti bencana kesehatan akibat alam ataupun bahaya
buatan manusia, serta risiko lingkungan yang dapat menimbulkan penyakit (WHO, 2016).
Organisasi kesehatan dalam mengatasi permasalahan yang ada perlu melakukan
pendekatan melalui manajemen sumber daya manusia kesehatan. Menurut Lestari, T
(2018), Manajemen sumber daya manusia adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
proses pemberdayaan, pemanfaatan, dan perlindungan sumber daya manusia mendefinisikan
manajemen sumber daya manusia sebagai pendekatan strategis dan konsisten dalam pengelolaan
aset organisasi yang paling penting yaitu sumber daya manusia yang bekerja dalam
organisasi baik secara individu ataupun kolektif yang berkontribusi besar pada pencapaian
tujuan organisasi. Terdapat empat aspek penting dalam manajemen sumber daya manusia
yaitu:

1. Kumpulan keyakinan dan asumsi tertentu terhadap organisasi berupa tujuan visi
dan misi yang jelas,
2. Dorongan strategis yang menginformasikan keputusan terntang manajemen sumber
daya,
3. Keterlibatan pusat manajer lini melalui kepemimpinan yang efektif,
4. Ketergantungan pada seperangkat manajer perusahaan untuk membangun hubungan
kerja.

Manajemen sumber daya manusia kesehatan juga menjadi seperangkat kebijakan


yang berkaitan dengan landasan ideologis dan filosofis dari organisasi, yang akan
mendukung dan mengoordinasikan layanan yang disediakan oleh organisasi kesehatan baik
berupa fungsi ataupun aktivitas keperawatan dan pelayanan kesehatan. Dasar manajemen
sumber daya manusia kesehatan pada pemerintah daerah provinsi adalah dokumen
perencanaan ketersediaan dan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan yang telah
ditetapkan oleh Gubernur, untuk kemudian disampaikan kepada Menteri Kesehatan. Terdapat
faktor-faktor penting dalam manajemen sumber daya manusia kesehatan diantaranya
(Salamate, G, 2017 dan Lestari, T, 2018):
1. Perencanaan dan analisis sumber daya manusia, guna prediksi atau proyeksi
ketersediaan dan tuntutan tenaga kesehatan di masa depan. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No. 33 Tahun 2015, perencanaan kebutuhan sumber daya manusia
kesehatan untuk proyeksi kebutuhan pada masing-masing tingkatan pemerintah
dalam hal jumlah, kualitas, kualifikasi, dan distribusinya dilakukan melalui dua metode
yaitu pendekatan Analisis Beban Kerja (ABK) dan standar ketenagaan minimal, serta
perhitungan data tenaga kesehatan disesuaikan dengan penduduk pada suatu wilayah.
Pada dasarnya, perencanaan dan analisis tercakup didalamnya proses pencatatan dan
pelaporan untuk mengetahui kondisi kebutuhan dan ketersediaan organisasi kesehatan
baik dalam hal kekurangan SDM, pelatihan, penempatan, ataupun upah pegawai.
Perencanaan dan analisis sumber daya manusia kesehatan haruslah diperhatikan
karena masih menjadi tantangan di Indonesia seperti masalah maldistribusi dan
kekurangan tenaga kesehatan yang berkompeten;
2. Kesetaraan kesempatan kerja, berupa hukum dan peraturan atau SOP kerja yang jelas
dapat mempengaruhi kegiatan dan manajemen sumber daya manusia. Dengan adanya
aturan yang jelas segala koordinasi kerja antar pegawai akan terintegrasi sesuai
tugas (job specification dan job description), fungsi dan kewenangannya masing-
masing sehingga mendukung efektivitas kerja organisasi dan antar satu pegawai
dengan pegawai lainnya;
3. Pengangkatan pegawai, guna mengisi kekosongan jabatan atau pekerjaan yang
memadai untuk diisi oleh pegawai yang berkualifikasi. Pengangkatan tersebut
disesuaikan dengan permintaan kebutuhan (analisis jabatan) baik berasal dari
pegawai yang ada di dalam organisasi kesehatan atau perekrutan internal berupa
mutasi atau perpindahan melalui penawaran atau penempatan, promosi kenaikan
jabatan, rekomendasi pekerja lama, dan lain sebagainya. Dapat juga perekrutan
diambil dari luar organisasi kesehatan atau perekrutan eksternal yang dilakukan oleh
pencari kerja.
4. Pengembangan sumber daya manusia, baik sejak orientasi atau sosialisasi karyawan
baru sampai menjadi pekerja senior melalui pelatihan atau diklat pekerja. Pelatihan
yang diberikan tentunya disesuaikan dengan kebidangannya melalui pemberian
kesempatan mengambil keprofesian atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
sertifikasi keahlian, seminar atau konseling, dan sebagainya. Peningkatan
pengetahuan dan keterampilan baru dilakukan guna meningkatkan kualitas,
kompetensi, keahlian, serta produktivitas pekerja (menunjang karir) sehingga mampu
untuk memberikan pelayanan kesehatan prima atau pelayanan kesehatan terbaik yang
akan berpengaruh pada kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh organisasi
kesehatan dan kemampuan atas tanggung jawab kerja di masa mendatang. Namun,
upaya pengembangan sumber daya manusia kesehatan di Indonesia masih belum
optimal karena anggaran yang diberikan masih minim;
5. Kompensasi dan tunjangan, berupa reward atas kinerja pekerjaan dengan
memberikan upah atau gaji, insentif, dan tunjangan. Alangkah baiknya, kompensasi
diberikan oleh organisasi bagi tenaga kesehatan yang telah melakukan pekerjaannya
dengan baik dan optimal secara layak dan adil sehingga akan mendorong semangat
dari sumber daya manusia kesehatan untuk bekerja dengan sebaik mungkin;
6. Kesehatan, keselamatan, dan keamanan sumber daya manusia, merupakan fokus yang
perlu diperhatikan organisasi baik secara fisik ataupun psikis. Pemeliharaan sumber
daya manusia kesehatan dapat berupa tersedianya fasilitas kerja yang lengkap untuk
menunjang kerja pegawai, penilaian atau evaluasi prestasi kerja sebagai umpan balik
terhadap kinerja pegawai berupa kelebihan, kekurangan, potensi, dan sebagainya,
guna menentukan perencanaan kedepannya, serta mendapatkan perhatian lebih dari
atasan agar meningkatkan dan mempertahankan semangat, sikap, stamina pekerja,
serta loyalitas tenaga kesehatan terhadap organisasi.
Tujuan manajemen SDM adalah meningkatkan sumber daya manusia dalam usaha
meningkatkan efektifims organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Kegiatan atau alctivitas
manajemen SDM secara umum dapat dikategorikan menjadi 4 yaitu :
- Persiapan dan pengadaan
- Pengembangan dan penilaian
- Pengkompensasian dan perlindungan
- Hubungan-hubungan kepegawaian
Dalam kegiatan-kegiatan tersebut pada tahap pengembangan dan penilaian adalah tahap
dimana para karyawan diberikan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan produktivitas
dan kompetensi pegawai dalam bekerja.
Tersedianya SDM yang berkualitas merupakan salah satu pendukung agar organisasi dapat
melakukan kegiatannya dengan baik. Pelatihan dan pengembangan sangat diperlukan umuk
meningkatkan kemampuan dan prestasi kerja, mempersiapkan pegawai agar mampu bekerja
seoptimal mungkin untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan
dan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan yang sangat kompleks, baik yang terjadi di
dalam lingkungan pekerjaan maupun lingkungan luar yang mempengaruhinya. Faktor-faktor
penyebab diperlukannya pelatihan antara lain:
- untuk meningkatkan kualitas pegawai yang ada
- menghadapi adanya persaingan global
- tedadinya perubahan yang cepat dibidang ihnu pengetahuan dan teknologi
Pengertian lain tentang pelatihan menyatakan bahwa pelatihan mempunyai hubungan
yang erat dengan tugas yang sedang dilaksanakan oleh pegawai membenkan keuntungan antara
lain :
- Mengantisipasi adanya perubahan tugas
- Meningkatkan produktivitas kerja
- Meningkatkan keahlian kerja
- Mengurangi kesalaltan dalam bekerja
Kemampuan rumah sakit dalam menyediakan pelayanan yang sesuai dengan standar profesi,
menjadi salah satu indikator yang menentukan mutu pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
Penilaian mutu pelayanan kesehatan meliputi banyak aspek diantaranya, mutu dinilai dari produk
itu sendiri dan proses penyampaian layanan kepada pelanggan, selain diniali dari beberapa
indicator mutu rumah sakit lainnya, diantaranya angka mortalitas, angka kejadian infeksi
nosokomial, angka kejadian luka operasi, lamanya hari perawatan.

 MANAJEMEN PELAYANAN HOME CARE


Bentuk managemen asuhan keperawatan yang diterapkan dalam pelayanan homecare
nursing yaitu managemen kasus. Dengan metode managemen kasus, setiap pasienakan
mendapatkan pelayanan yang khusus oleh tenaga home care yang memilikikemampuan
sesuai dengan kondisi pasien. Perawat dengan metode kasus akan
tahu lebih jelas tentang segala hal terkait masalah kesehatan yang dihadapi, sehingga seacaralang
sung tindakan yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien.Dalam melaksanakan manajemen
kasus, coordinator kasus dari perawat bertindaksebagai case manajer yan akan melakukan
koordinasi dengan tim kesehatan home care yang sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya
dalam melakukan pelayanan homecare nursing.
1. Perawat memiliki otonomidalam pelayanan.
2. Tanggung jawab dan tanggung gugat sebagai manajer kasus sesuai denganotoritas yang
dimiliki.
3. Fragmentasi pelayanan bias dikurangi.
4. Evaluasi terhadap outcome dapat dibandingkan dari proses penerimaanhingga akhir dan
bias dibandingkan dengan mudah dengan kasus yanghamper sama.
5. Kepuasaan pasien,keluarga dan team home care akan lebih optimal.
6. Penggunaan sumber daya akan lebih efektif.
7. Kerjasama dengan team lain yang memiliki latarbelakang yang sama akanlebih optimal
8. Pengkajian akan lebih focus dan komphrensif.
9. Pendidikan kepada pasien dan keluarga akan lebi aktif.
10. Kontinuitas layanan akan lebih baik
Klien yang akan memperooleh pelayan home care nursing merupakan rujukan dari
rumah sakit, puskesmas, klinik rawat jalan, namun klien dapat langsungmenghubungi agen
pelayanan keperawatan di rumah atau praktik keperawatan perorangan untuk memperoleh
pelayanan.Adapun mekanisme pelayanan home care nursing
yang harus dilakukanadalah sebagai berikut :
1. Pasien pascarawat Inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu olehdokter,
untuk menentukan apakah secara medis layak untuk dirawat diruumah atau tidak.
2. Setelah dokter menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka
dilakukan pengkajian ooleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau
agensi perawatan kesehatan di rumah, kemudian bersamam-sama klien dankeluarga akan
menetukan masalahnya dan membuat perencanaan, membuatkeputusan, membuat
kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterimaoleh klien. Kesepakatan juga
mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenssistem pembayaran, serta jangka
waktu pelayanan.
3. Klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan di rumah, baik
dari pelaksanaan pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut
oleh pengelola perawatan di rumah. Pelayanan koordinasi dan dikendalikan olehkoordina
tor kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus
diketahui oleh koordinator kasus.
4. Secara periodik koordiator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasiterhadap
pelayanan yang dberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan (Ode,2012).
Adapun mekanisme pelayanan home care nursing menurut parellangi (2015), adalahsebagai
berikut :
1. Klien rujukan sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas, klinik rawat jalan dantempat
praktik dokter) atau inisiatif pasien.
2. Diperiksa oleh dokter untuk menetukan secara medis layak untuk di rawat atautidak (khusus
untuk rujukan).
3. Dikaji oleh koordinator kasus di rumah klien, bersama klien dan keluargamerencanakan dan
menyepakati pelayanan apa saja yang akan diterima
oleh pasienn termasuk kesedian pasien dirawat di rumah, persetujuan dilakukan tindakan
keperawatan / medis, dan administrasi pembayara.
4. Pasien menerima pelayanan dari perawat pelaksana yang dikoordinasi olehhkoordinator
kasus. Setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat pelakana harusdiketahui oleh
koordinator kasus.
5. Secara peroiodik kordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasikunjungan
keperawatan)
6. Pasien menerima pelayanan dari perawat pelaksana yang di kordinasi olehkordinator kasus.
Setiap tindakan yang dilakuukan oleh perawat pelaksana harus diketahui oleh kordinator
kasus.
7. Secara periodik, kordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi(kunjungan
keperawatan).

TAHAPAN MEKANISME PELAYANAN HOME CARE NURSING

1. Proses penerimaan kasusa.


- Home care menerima pasien dari rumah sakit puskesmas, sarana lain,keluarga.
- Pimpinan home care menunjuk manajer kasus untuk mengelola kasus.
- Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus.

2. Proses pelayanan home carea.


- Persiapan
- Pastikan identitas pasien.
- Bawa denah/petunjuk tempat tinggal pasien.
- Lengkapi kartu identitas unit tempat kerja.
- Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah.
- Siapkan file asuhan keperawatan.
- Siapkan alat bantu media untuk pendidikan.

3. Pelaksanaan
- Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan
- Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat.
- Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien.
- Membuat rencana pelayanan.
- Lakukan perawatan langsung.
- Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi, dan lain-lain.
- Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akandilakukan.
- Dokumentasikan kegiatan.

4. Monitoring dan evaluasi


- Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal.
- Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan.
- Efektivitas dan efesiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanaan.

5. Proses penghentian pelayanan home care dengan kriteria


- Tercapai sesuai tujuan .
- Kondisi pasien stabil.
- Program rehabilitasi tercapai secara maksimal.
- Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien.
- Pasien dirujuk.
- Pasien menolak pelayanan lanjutan.
- Pasien meninggal dunia

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Home care atau perawatan kesehatan di rumah merupakan pelayanan kesehatanyang diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka. Tujuan dari pelayanan home care
adalah untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkankesehatan atau memaksimalkan
tingkat kemandirian dan meminimalkan komplikasiakibat dari penyakit serta memenuhi
kebutuhan dasar pasien dan keluarga. Tak hanyadari segi pengetahuan perawat, pelayanan home
care juga ditentukan oleh manajemen yang digunakan oleh unit pelayanan tersebut. Fasilitas,
keuangan, sumber daya, standarminimal, dan lain sebagainya mempengaruhi jalannya pelayanan
home care yangdiberikan kepada klien.

B. SARAN
Dalam melakukan perawatan home care perawat harus memahami pengetahuan,
meperhatikan hak dan kewajibam serta system atau aspekaspek dalam pengorganisasian sehinga
tidak ada kesalahan yang diakibatkan karena kurang komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://docplayer.info/58512069-latarbelakang-ddibentuknya-home-care.html
http://docplayer.info/47087134-manajemen-home-care-pengertian.html
https://pdfcoffee.com/homecare-pdf-free.html
https://id.m.wikipedia.org
http://pengertian-sumber-daya-manusia.ac.id

Sriyanti, C. (2016). Mutu Layanan Kebidanan dan Kebijakan Kesehatan. 1, pp. 1–237.
Available at:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Mutu-dan-Kebijakan-
Layanan-Kesehatan-Komprehensif.pdf.
9. WHO. (2018). Delivering quality health services, World Health Organization, World
Bank Group, OECD. Available at:
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/272465/9789241513906-eng.pdf.
10. WHO. (2016). Global strategy on human resources for health: Workforce 2030. Who,
pp. 1–64. Available at:
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/250368/9789241511131-eng.pdf.

Anda mungkin juga menyukai