Disusun oleh:
Intan Nur Fitriana
NIM. 225700018
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Susilowati,M.pd.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memberikan uraian penjelasan
tentang cara memanajemen keuangan di dalam keluarga. Penyusun melakukan percobaan
atau pengamatan dari berbagai sumber. Semoga penulisan makalah dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca semua.
Untuk membantu saya agar dapat membuat makalah yang lebih baik dari sebelumnya.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................5
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
TELAAH PUSTAKA................................................................................................................6
A. Manajemen........................................................................................................................6
B. Manajemen Keuangan.......................................................................................................6
C. Manajemen Keuangan Keluarga........................................................................................7
C.1 Prinsip dan Urgensi Manajemen Keuangan Keluarga.................................................7
C.3 Peran Ibu Rumah Tangga dalam Manajemen Keuangan Keluarga.............................8
D. Manajemen Keuangan Keluarga Jangka Menengah.........................................................9
BAB III.....................................................................................................................................11
PEMBAHASAN......................................................................................................................11
A. Mengelola Keuangan Keluarga.......................................................................................11
A.1 Cara Mengatur Keuangan Keluarga...........................................................................11
A.2 Perencanaan Keuangan Keluarga..............................................................................14
A.3 Tips Sukses dalam Mengatur Keuangan Keluarga....................................................16
A.4 Evaluasi Kesehatan Keuangan Keluarga...................................................................17
B. Mengelola Keuangan Jangka Menengah.........................................................................19
C. Memaksimalkan Peran Ibu dan Anggota Keluarga dalam Manajemen Keuangan
Keluarga...............................................................................................................................20
BAB IV....................................................................................................................................23
PENUTUP................................................................................................................................23
A. Simpulan..........................................................................................................................23
B. Saran................................................................................................................................24
C. Ucapan Terimakasih........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak dapat terlepas dari uang di dalam kehidupan. Meskipun banyak
yang mengatakan bahwa hidup tidak selamanya tentang uang. Namun faktanya hampir
seluruh aspek di dalam kehidupan ini memerlukan uang. Sehingga mau tidak mau orang
dituntun untuk dapat memanajemen uang demi kelangsunan hidup. Namun masih sedikit
orang yang mampu memanajemen keuangan dengan baik. Pemanfaatan dan pengelolaan
uang yang tidak terkontrol akan dapat menimbulkan ketidakseimbangan antara pendapatan
dan pengeluaran.
Wanita atau istri adalah seseorang yang berperan penting dalam mengatur dan
mengurus semua urusan rumah tangga, termasuk menyediakan makan dan minum bagi
seluruh anggota keluarga, mengasuh anak, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, serta
menjaga kebersihan dan ketertiban rumah agar keluarga selalu betah (Ilah, dkk., 2021).
Selain itu, ibu rumah tangga juga mengambil peran sebagai menteri keuangan dalam
keluarga. Ibu rumah tangga membutuhkan pengetahuan tentang manajemen ekonomi
keluarga yang efektif. Pengelolaan keuangan keluarga adalah rangkaian kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pengendalian perolehan
dan penggunaan sumber daya keuangan keluarga guna memenuhi kebutuhan seefektif
mungkin, menjaga stabilitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi keluarga.
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran ibu rumah tangga dalam mengelola keuangan dalam keluarga?
2. Bagaimana peran ibu rumah tangga dalam mengelola keuangan keluarga untuk jangka
menengah?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui peran ibu rumah tangga dalam mengelola keuangan di dalam keluarga
2. Mengetahui peran ibu rumah tangga dalam mengelola keuangan keluarga untuk
keuangan jangka menengah
D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan teori mengenai peran dan cara memanajemen keuangan keluarga
2. Memberikan teori mengenai peran dan cara memanajemen keuangan keluarga untuk
pengeluaran jangka menengah
3.
5
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Manajemen
Istilah "manajemen" berasal dari kata Italia "maneggiare" (1561), yang berarti
"mengendalikan", khususnya "mengendalikan kuda". Manus adalah kata Latin yang
berarti "tangan". Kata ini meminjam dari manège Prancis, yang mengacu pada
"kepemilikan kuda" dan berasal dari istilah bahasa Inggris yang artinya "seni
mengendalikan kuda", yang berasal dari bahasa Italia. Setelah itu, bahasa Prancis
mengambil istilah ini dari bahasa Inggris dan mengubahnya menjadi ménagement, yang
berarti "seni pelaksanaan dan pengorganisasian".
Manajemen menurut Plunket dkk adalah proses satu atau lebih manajer untuk
menyusun dan mencapai tujuan baik secara individu maupun kolektif. Yang dilakukan
melalui tugas yang saling terkait seperti perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf,
pengawasan, dan mengarahkan serta mengkoordinasikan sumber daya yang dimiliki
seperti sumber daya manusia, bahan baku atau material. Berdasarkan pengertian-
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan rangkaian tindakan
untuk mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang dilakukan oleh
perorangan maupun kelompok.
B. Manajemen Keuangan
Ungkapan "manajemen keuangan" terdiri dari dua istilah, yang masing-masing
memiliki arti yang berbeda. Teknik atau struktur untuk membimbing atau mengarahkan
sekelompok individu menuju tujuan organisasi atau praktis adalah manajemen. Sedangkan
keuangan menurut Ridwan dan Inge (2003) adalah ilmu dan seni mengelola uang, yang
berdampak pada keberadaan organisasi mana pun. Metode, organisasi, pasar, dan alat yang
digunakan untuk mengirimkan uang antar manusia serta antara bisnis dan pemerintah
semuanya tercakup dalam bidang keuangan.
6
Manajemen keuangan merupakan segala kegiatan yang diselenggarakan dalam
rangka memperoleh, mengalokasikan, dan menggunakan dana secara efektif dan efisien.
Mengelola keuangan tidak hanya mencakup memperoleh dana tetapi juga belajar
bagaimana mengelolanya. Menurut Bank Indonesia (2015), pengelolaan keuangan adalah
tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan pengelolaan keuangan di masa depan.
Manajemen keuangan mencakup penanganan dana sendiri, keluarga, dan dana bisnis.
7
kaitannya dengan manfaat dan tingkat kebutuhan. Sehingga penggunaan uang
digunakan secara bijak dan terorganisir.
Mengatur keuangan keluarga bukanlah hal yang mudah. Ini terjadi dalam
praktik sehari-hari sebagai akibat dari kompleksitas tingkat kebutuhan. Jika tidak
ditangani dengan baik, pendapatan keluarga yang besar dapat membuat kebutuhan tidak
terpenuhi, begitu pula sebaliknya. Untuk itu, pengetahuan dan kemampuan manajemen
keuangan keluarga sangat penting. Setiap keluarga biasanya memiliki serangkaian
kemampuan yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik materi maupun
nonmateri.
8
Memberi nafkah/kebutuhan merupakan tanggungjawab dan kewajiban seorang
suami. Namun pada kenyataannya, harus ada komunikasi yang terbuka antar pasangan
mengenai pekerjaan dan penghasilan suami. Ibu rumah tangga akan didorong untuk
melakukan yang terbaik untuk mengelola gaji suami mereka untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Dibutuhkan dedikasi dari pihak suami istri untuk mengelola
keuangan keluarga agar tidak timbul kesalahpahaman dan menimbulkan perselisihan
rumah tangga.
9
Berikut adalah instrumen keuangan yang dapat digunakan untuk menyimpan dana
dalam jangka pendek dan menengah yaitu:
a. Deposito Berjangka
Deposito berjangka merupakan produk bank yang memberikan suku bunga lebih
besar dari tabungan. Instrumen ini memiliki jumlah risiko yang minimal. Deposit
dapat dibayarkan selama 1, 3, 6, 12 atau 24 bulan. Meski secara umum aman, perlu
diingatkan bahwa akan ada penalti untuk melakukan penyetoran yang tidak mengikuti
ketentuan perjanjian. Setiap bank menawarkan simpanan dengan tingkat bunga yang
bervariasi. Setoran minimal berbeda tergantung pada bank.
merupakan produk utang yang terdiri dari Saving Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan
(ST), Obligasi Negara Ritel (ORI), dan Sukuk Ritel (SR) yang diterbitkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia. Tingkat risiko instrumen rendah dan dijamin oleh
negara. Satu juta rupiah adalah persyaratan minimum investasi di SBN. Setiap bentuk
SBN memiliki suku bunga yang berbeda-beda. Barang SBN tersedia untuk pembelian
melalui mitra distribusi termasuk bank, perusahaan fintech, dan perusahaan efek.
Pilihlah mitra yang terdaftar di OJK. SBN memiliki beberapa tenor. SBR dan ST jatuh
tempo dalam 2 tahun, sedangkan ORI dan SR jatuh tempo dalam 3 tahun. Anda dapat
mempelajari lebih lanjut tentang SBN di https://www.djppr.kemenkeu.go.id/.
10
BAB III
PEMBAHASAN
A. Mengelola Keuangan Keluarga
A.1 Cara Mengatur Keuangan Keluarga
Pencapaian tujuan keuangan dilakukan melalui proses yang disebut perencanaan
keuangan. Setiap orang memiliki berbagai tujuan keuangan. Karena diri sendiri yang
paling tahu tentang tujuan hidup, termasuk tujuan finansial. Perencanaan Keuangan
keluarga bersifat spesifik dan dipengaruhi oleh sejumlah variabel, seperti status
perkawinan, pekerjaan, kondisi ekonomi, usia, dan aset yang dimiliki. Perencanaan
keuangan harus dibuat serealistis mungkin.
1) Mengetahui kekayaan bersih yang dimilki (misalnya ; jumlah asset, hutang, dan
dana yang bisa disisihkan setiap bulan).
2) Menentukan tujuan finansial (jangka pendek, menengah maupun panjang)
3) Menyusun action plan atau rencana aksi, (dengan mengalokasikan pendapatan
dalam empat cara, yaitu konsumsi, tabungan, investasi dan proteksi)
4) Mengimplementasi rencana yang telah disusun secara disiplin.
5) Evaluasi keuangan secara berkala, rencana yang telah dibuat dan dilaksanakan
dievaluasi kesesuaiannya, dan dapat dilakukakan perubahan sepanjang ada
argumentasi yang jelas.
1) Konsumsi, alokasi ini merupakan biaya tetap (fixed cost) yang tidak dapat
ditunda lagi, seperti cicilan rumah, cicilan mobil, tagihan listrik, tagihan
telepon, dan harga air, diikuti dengan biaya konsumsi makanan, minum dan
rekreasi. Meskipun harga penggunaan ini bervariasi, namun harus ditetapkan
sebagai patokan, biasanya biaya ini antara 40% dan 50%.
2) Tabungan atau alokasi sebagai simpanan tetap / simpanan cadangan untuk
pengeluaran tak terduga, seperti berobat ke dokter dan memberikan sumbangan.
Penghematan ini juga perlu ditentukan, dan biasanya sekitar 25%.Untuk
berjaga-jaga gunakanlah sekitar 10% sampai 15% dari 25%, sedangkan untuk
sisanya dikurangi untuk tabungan tetap.
3) Investasi, investasi yang dilakukan dalam alokasi ini sebagai dana pembibitan
secara terencana dan disiplin. Membeli koin emas, berinvestasi di reksadana,
atau berkontribusi pada dana pensiun adalah beberapa alternatif yang bisa
11
dipertimbangkan. Maka, action plan tentang proteksi dapat dimasukkan dalam
pengalokasian pendapatan pada investasi.
Keluarga harus memahami neraca, rasio rugi/laba, dan manajemen arus kas,
yang merupakan dua gagasan utama dalam manajemen keuangan keluarga. Neraca
adalah bagian dari laporan keuangan entitas bisnis atau perusahaan yang mencatat
informasi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham pada waktu tertentu.
Sementara itu, rasio adalah perbandingan angka. Menurut KBBI ungkapan ini dipahami
sebagai perbandingan berbagai gejala yang dapat dinyatakan dengan angka, dalam hal
ini yaitu gejala mengenai rugi/laba.
12
pembayaran hutang, premi asuransi, pembantu rumah tangga, perawatan
anak, transportasi, zakat (pajak), hiburan, kegiatan sosial, pakaian dan lain-
lain.
c) Catatan atas Laporan Kekayaan dan Laba Rugi
Jika ada satu pertanyaan, berapa kekayaan bersih anda saat ini? berapa
banyak persen pertumbuhan kekayaan anda selama tahun lalu? berapa
banyak keuntungan/surplus anda bulan ini? berapa persen
kenaikan/penurunan keuntungan/pendapatan surplus anda bulan ini
dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya? hampir banyak
yang belum siap memberikan jawaban segera. Masalah ini muncul karena
kebanyakan keluarga tidak mencatat aset mereka atau mengungkapkan
keuntungan dan kerugian mereka secara teratur. Berbeda dengan sektor
komersial atau dunia industri, korporasi memiliki catatan kekayaan dan
laporan laba rugi untuk setiap kuartal atau bulan. Karena akan sulit bagi
manajemen untuk menilai status keuangan perusahaan tanpa laporan
tersebut, akan sulit untuk memutuskan bagaimana melanjutkan aktivitas
tersebut. Begitupula pada keuangan keluarga, sehingga penting mencatat
laporan kekayaan dan laba rugi keuangan keluarga.
Prinsip operasional yang digunakan untuk mengelola keuangan
keluarga umumnya sama dengan yang digunakan untuk mengelola laporan
keuangan dalam bisnis. Prinsip-prinsip operasional ini termasuk mencatat
arus kas masuk dan keluar, mengumpulkan bukti transaksi, membuat
anggaran untuk pendapatan dan pengeluaran, mengelola hutang dan piutang,
melaporkan kekayaan atau neraca, dan menghitung laba rugi pada akhir
periode.
Catatan atas Laporan Kekayaan adalah dokumen yang merangkum
keadaan aset dan kewajiban keluarga selama periode waktu tertentu. Tujuan
utama penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kekayaan keluarga.
Kekayaan Kotor adalah nilai keseluruhan dari semua properti setelah
ditambahkan bersama. Kekayaan bersih keluarga dapat dihitung dengan
mengurangkan jumlah kotor dari jumlah total hutang.
Perbedaan antara pendapatan dan biaya adalah komponen kunci dari
laporan laba rugi. Kuantitas pendapatan dan jumlah pengeluaran dalam
periode atau bulan tertentu adalah dua faktor kunci dalam penyusunan
untung dan rugi. Jumlah pendapatan selanjutnya harus dikurangi dengan
biaya pengeluaran. Jika pendapatan melebihi pengeluaran pada periode atau
bulan tertentu, keluarga mendapatkan keuntungan. Jika pengeluaran
melebihi pendapatan secara keseluruhan, keluarga akan mendapatkan
kerugian.
Jika dilakukan secara konsisten setiap bulan, laporan kekayaan dan
laba rugi dapat dibuat, disimpan, dan kemudian dianalisis untuk melihat
apakah telah terjadi kenaikan atau penurunan kekayaan dan laba rugi
keluarga relatif terhadap tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, dengan
13
meningkatkan situasi keuangan keluarga, seorang manajer Keuangan
Keluarga dapat membuat sejumlah penilaian terkait hal tersebut.
14
tabungan suami, istri atau rekening bersama di bank khusus untuk menampung
sisa uang dari setiap amplop untuk setiap bulannya.
b. Sistem Buku Kas
Sistem buku kas yang dimaksud dibuat sesederhana dan dalam batas
kemampuan kita, bukan keseluruhan sistem yang diajarkan dalam teori
akuntansi. Sistem buku kas berguna sebagai panduan untuk mengetahui
perjalanan pendapatan dan biaya yang direncanakan.
c. Sistem kas keluatga
Sistem kas keluarga menekankan pada pengelompokan pengeluaran menjadi
tiga kelompok yaitu biaya tetap, harian, dan tak terduga. Semuanya dicatat
dengan cermat di dalam buku, dan setiap jenis pengeluaran dihitung dan
ditambahkan ke jenis pengeluaran lainnya.
d. Sistem kas harian
Metode pemeliharaan pembukuan keuangan yang menekankan pencatatan
pengeluaran setiap hari. Pendekatan ini sering berhasil ketika diikuti oleh
mereka yang dengan penuh perhatian mendokumentasikan semua yang
disediakan setiap hari tanpa berhenti berdetak atau lesu untuk menulis apa
pun, tidak peduli seberapa kecil. Karena ingatan orang terbatas, ibu rumah
tangga yang menggunakan pendekatan ini harus menulis dengan cermat dan
perlahan karena lupa satu hari saja akan merusak pembukuan selanjutnya.
3) Evaluasi Keuangan Keluarga
Kegiatan evaluasi adalah salah satu yang berdampak pada proses perencanaan
dan pelaksanaan sehingga kami dapat mengidentifikasi kekurangan apapun. Hasil
evaluasi akan digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan perencanaan selanjutnya.
Lima kriteria untuk melakukan evaluasi keuangan keluarga, yaitu tepat waktu, tepat
lokasi, tepat harga, dan tepat kualitas, dapat menjadi pedoman dalam pengambilan
keputusan keuangan. Penilaian akan berhasil jika dilakukan secara konsisten,
lengkap, obyektif, dan metodis dengan kerjasama dari setiap anggota keluarga.
Dapat dilakukan penilaian sebagian atau seluruhnnya(Nofianti & Denziana, 2018).
Selain itu tahap umum dalam perencanaan keuangan keluarga dibedakan menjadi 3
tahap yang tertulis pada buku digital Money and Mommy, antara lain:
a. Tahap proteksi
Dalam tahap proteksi ini yaitu mempersiapkan dana darurat dan
memanajemen risiko
b. Tahap Akumulasi
Pada tahapan akumulasi contohnya adalah mengontrol pengeluaran rumah
tangga, mencicil hutang, dan berinvestasi. Merencanakan keuangan anda tidak
sama dengan hidup sederhana dan sulit. Perencanaan keuangan lebih
diarahkan untuk memastikan sumber daya yang ada dapat digunakan untuk
bertahan hidup di masa depan. Ibu/pengatur keuangan juga harus
merencanakan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang
mereka selama tahap akumulasi. Ibu bisa mulai menabung untuk biaya
pendidikan anak, pensiun, liburan, ibadah, beli rumah, beli mobil, dan lain-lain
15
c. Tahap Distribusi
Tujuan akhir dari tahap distribusi adalah untuk memastikan bahwa kekayaan
Ibu dan suami telah diteruskan kepada ahli waris atau orang yang diantisipasi,
dalam jumlah dan waktu yang diantisipasi yang diantisipasi
Memulai rencana keuangan dapat dilakukan pada usia berapa pun, seringkali
antara 24 dan 25 tahun adalah melakukan perencanaan dana hari tua, manajemen
risiko, manajemen utang, persiapan membeli rumah dan mobil, dan akumulasi aset,
ini merupakan bagian dari tahap pertama. Seseorang mulai mempertimbangkan untuk
menabung, berinvestasi, dan rencana keuangan jangka pendek, menengah, dan
panjang sekitar usia 27 hingga 28 tahun. Kebanyakan orang memulai sebuah keluarga
ketika mereka berusia antara 27 dan 30 tahun. Beberapa orang tidak berencana punya
anak, sementara yang lain sudah memiliki.
Orang mulai membangun keluarga dan memiliki satu atau dua anak saat
mereka berusia sekitar 30 tahun. Jendela pengembangan karir dan bisnis adalah antara
usia 30 dan 40 tahun. Perencanaan dan pengelolaan pajak adalah dua aspek penting
dalam perencanaan. Perencanaan keuangan yang ideal harus dimulai sejak usia muda
supaya calon ibu dan ibu memiliki roadmap untuk mengelola keuangan.
1) Hal pertama yang harus dilakukan setelah mendapatkan gaji adalah membayar
hutang, ini merupakan tugas paling penting untuk diselesaikan terlebih dahulu.
Kewajiban utama yang harus dipenuhi terhadap pihak lain, termasuk bank dan
lembaga keuangan lainnya. Disiplin dalam membayar dan tepat waktu
mencerminkan baik reputasi keluarga. Sangat penting untuk menjaga reputasi
16
yang baik sebagai debitur karena akan sangat membantu di masa depan. Selain
itu, dengan mendahulukan pembayaran cicilan atau hutang menandakan bahwa
anda menghargai pihak yang telah meminjamkan uang.
2) Setelah melunasi cicilan utang, selanjutnya adalah bersedekah atau memberikan
sumbangan keagamaan sebagai salah satu bukti rasa syukur kita sang pencipta.
Karena telah memberikan karunia rezeki kepada kita semua, sehingga kita bisa
melakukan kegiatan ekonomi sehari-hari dengan lancar tanpa merasa kekurangan.
Sehingga tuhan akan menambah rahmat dan rezeki yang melimpah kepada kami.
3) Menabung atau berinvestasi, menyisihkan setidaknya 10% dari gaji untuk
tabungan atau investasi. Karena kebiasaan yang buruk jika menunggu sampai ada
sisa uang di akhir bulan padahal kenyataannya tidak pernah ada sisa sehinga tidak
ada yang bisa untuk ditabung.
4) Menghabiskan gaji atau sisa pendapatan, baik untuk memenuhi berbagai
kebutuhan rutin keluarga, termasuk belanja bahan makanan, lauk pauk, asuransi,
anak sekolah, rekreasi, dan pakaian.
1) Buatlah rencana, entah itu untuk jangka pendek atau jangka panjang. Strategi
jangka pendek yang mempertimbangkan tuntutan saat ini, mulai dari biaya hidup
hingga kebutuhan sekolah anak-anak. Sedangkan tabungan atau aset produktif
adalah dua cara untuk mencapai tujuan jangka panjang.
2) Bekerja sama dan berbagi tugas dengan pasangan. Tugas harus didiskusikan
secara terbuka dan transparan tidak adanya sikap saling curiga dan masalah yang
ada perlu ditangani bersama.
3) Periksa setiap pengeluaran tambahan. Pengeluaran harus direncanakan
sedemikian rupa agar tidak mengurangi kebutuhan bulanan setiap rumah tangga
secara signifikan.
17
2) Memastikan bahwa kondisi keuangan tetap aman sekalipun kejadian tak terduga
terjadi
3) Memastikan apakah aset yang dimiliki saat ini sesuai atau tidak
4) Memastikan apakah keuangan keluarga terlindungi atau tidak jika terjadi bencana
5) Memastikan dan menentukan apakah keinginan hidup yang membutuhkan uang
bisa terwujud atau tidak
Berikut ini adalah beberapa ukuran untuk menentukan apakah kondisi keuangan
Anda tergolong sehat atau tidak sehat.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menguji dompet ini untuk
mencapai hasil yang baik, antara lain:
18
akan membantu mengukur kemajuan keuangan dalam memperoleh hasil
kehidupan yang diinginkan.
2) Buat catatan pemasukkan dan pengeluaran
Berapa banyak uang yang masuk dan keluar dari keluarga setiap bulan? Pada
umumnya ibu rumah tangga paham berapa uang yang dihabiskan untuk belanja
sehari-hari, berapa uang yang dihabiskan untuk listrik setiap bulan, membeli susu
dan popok anak, serta membayar uang sekolah. Jika berkeluarga, pastikan
pasangan dan istri Anda sama-sama mencatat pemasukan dan pengeluaran.
3) Hitung perbandingan ukuran isi dompet
Di bagian ini, Anda akan mulai menghitung dan mencari tahu bagaimana
kondisi kesehatan keuangan. Membandingkan jumlah uang tunai dengan
pengeluaran rutin, membandingkan jumlah uang yang ditabung dengan
penghasilan, dan membandingkan jumlah cicilan utang dengan penghasilan.
a) Membandingkan jumlah uang tunai dengan pengeluaran rutin
Periksa apakah Anda memiliki cukup uang sampai akhir bulan atau tidak.
Jumlah uang yang sehat dalam keuangan keluarga memiliki jumlah uang tunai
3 kali lipat dari jumlah pengeluaran rutin. sehingga jika tiba-tiba tidak ada
pemasukan dari usaha tersebut, anda terkena pemutusan hubungan kerja atau
sakit, tagihan yang harus dilunasi tetap bisa dilunasi.
b) Membandingkan jumlah uang yang ditabung dengan penghasilan
Jika setelah dihitung ternyata hutang lebih besar dari harta atau pengeluaran
lebih besar dari pemasukan, jangan coba-coba untuk mengubah angka yang telah
ditulis dengan tujuan untuk menyesuaikan dengan kekayaan atau pendapatan yang
dimiliki sehingga mengetahui kondisi keuangan yang sebenarnya
19
1) Mengetahui kekayaan bersih yang dimilki (misalnya ; jumlah asset, hutang, dan dana
yang bisa disisihkan setiap bulan).
2) Menentukan tujuan finansial (jangka pendek, menengah maupun panjang)
3) Menyusun action plan atau rencana aksi, (dengan mengalokasikan pendapatan dalam
empat cara, yaitu konsumsi, tabungan, investasi dan proteksi)
4) Mengimplementasi rencana yang telah disusun secara disiplin.
5) Secara berkala, rencana yang telah dibuat dan dilaksanakan dievaluasi kesesuaiannya,
dan dapat dilakukakan perubahan sepanjang ada argumentasi yang jelas.
a) Studi S2 atau S3
b) Travelling
c) Membeli rumah atau mobil
d) Menyekolahkan anak
e) Untuk haji atau umroh
f) Pendidikan anak, dll
1) Deposito Berjangka
2) Surat Berharga Negara (SBN)
3) Reksadana Pasar Uang
Setiap penjelasan dari masing-masing investasi telah dicantumkan pada bab II, sub-
bab D. Setelah melakukan tahap ini, kemudian barulah melaksanakan rencana secara rutin
dan disiplin. Sehingga pengeluaran jangka menengah ini dapat tercapai sesuai waktu yang
diharapkan. Jangan lupa untuk terus mengevaluasi secara berkala antara rencana dan
action yang telah dilakukan.
20
1) Wajib belajar dan memahami pengetahuan dan informasi tentang manajemen
keuangan keluarga. Saat ini merupakan zaman digital, informasi dan pengetahuan
dapat dengan mudah diakses melalui media sosial. Ibu dan anggota keluarga lainnya
harus memanfaatkan media sosial untuk ajang belajar pengelolaan keuangan keluarga
yang baik dan benar.
2) Adanya keterbukaan antara seluruh anggotra keluarga, terutama keterbukaan antara
suami dan istri. Keterbukaan antara suami dan istri mengenai jumlah pemasukan yang
ada. Sedangkan untuk pengeluaran, diperlukan keterbukaan dari seluruh anggota
keluarga (suami,istri dan anak). Supaya dapat membantu ibu dalam mencatat
pengeluaran secara jelas dan terperinci.
3) Catatlah pemasukan dan pengeluaran secara rutin. Jumlah pemasukkan harus lebih
besar dibandingkan jumlah pengeluaran yang ada. Jika terjadi masalah dan kendala
dalam pengelolaan keuangan. Diperlukan musyawarah seluruh anggota keluarga
untuk dapat mencari dan menemukan solusi yang tepat.
4) Melakukan perencanaan dan evaluasi keuangan keluarga bersama-sama.
Menurut Muhamad Ichsan12 ada tiga jenis manajemen yang bisa dipilih sesuai
dengan keinginan keluarga antara lain:
21
Hal-hal diatas sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan kesepakatan suami istri. Jika
semuanya bisa dikomunikasikan dengan baik maka masalah keuangan keluarga tidak
lagi menjadi masalah. Unsur yang paling esensial adalah saling keterbukaan dan
berbagi tanggung jawab dalam kehidupan keluarga.
22
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Keuangan keluarga perlu dimaksimalkan dalam pengelolaanya. Supaya pengeluaran
dasar dan pengeluaran rutin yang ada dapat tercukupi. Dengan pengelolaan keuangan yang
tepat akan mendorong tercapainya kesejahteraan keluarga. Selain pengeluaran rutin,
keluarga memiliki keinginan atau pengeluaran yang tidak wajib namun dapat mendorong
keberlangsungan hidup. Contohnya adalah pengeluaran jangka menengah.
1) Mengetahui kekayaan bersih yang dimilki (misalnya ; jumlah asset, hutang, dan dana
yang bisa disisihkan setiap bulan).
2) Menentukan tujuan finansial (jangka menengah )
3) Menyusun action plan atau rencana aksi, (dengan mengalokasikan pendapatan dalam
empat cara, yaitu konsumsi, tabungan, investasi dan proteksi)
4) Mengimplementasi rencana yang telah disusun secara disiplin.
5) Secara berkala, rencana yang telah dibuat dan dilaksanakan dievaluasi kesesuaiannya,
dan dapat dilakukakan perubahan sepanjang ada argumentasi yang jelas.
Hal-hal yang dapat dilakukan seluruh anggota keluarga, terutama ibu yang memegang
peran paling besar dalam pengelolaan keuangan rumah tangga yang disusun oleh penulis
antara lain:
B. Saran
Pengeluaran jangka menengah, bukanlah pengeluaran mendesak yang harus cepat
terpenuhi. Sehingga tidak perlu memaksakan diri untuk cepat-cepat merealisasikannya.
Pastikan dahulu pengeluaran rutin yang ada sudah terpenuhi, kemudian susun skala
prioritas dari berbagai keinginan jangka menengah yang ada. Tentukan sesuai kebutuhan
yang ingin anda capai terlebih dahulu. Barulah realisasikan pengeluaran jangka menengah.
Simpan dan kumpulkan dana untuk pengeluaran jangka menengah melalui tabunngan
ataupun investasi.
C. Ucapan Terimakasih
Terwujudnya makalah dengan judul “Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Manajemen
Keuangan Keluarga Jangka Menengah” tidak lepas dari peran serta dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus
kepada:
1. Dr. Susilowati,M.pd selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Sumber Daya
Keluarga kelas A1
2. Kepada orangtua yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya
3. Kepada PJMK mata kuliah Manajemen Sumber Daya Keluarga kelas A1 atas
kerjasama dalam menyelesaikan makalah ini
4. Kepada responden yang telah membantu memberikan informasi untuk penelitian
penulisan
5. Kepada Para pembaca
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan penulisan serupa di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bernilai positif bagi semua pihak yang
membutuhkan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Andri, A., Rismawati, M., Oktaviani, U. D., & Ege, B. (2019). MANAJEMEN KEUANGAN
KELUARGA UNTUK PERSIAPAN PENDIDIKAN ANAK. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Khatulistiwa, 1(1), 36–44. (https://doi.org/10.31932/jpmk.v1i1.313,
diakses pada 4 Mei 2023)
Kumajas, I.L., & Wuryaningrat, N.F. (2021). Dana Darurat di Masa Pandemi Covid 19.
Vol.33(1):1-17. (file:///C:/Users/hp/Downloads/ojsuajy,+1.+Artikel+1+MODUS+Vol.
+33+(1)+Mar+2021+hal.+1-17.pdf, diakses 1 Juli 2023)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perencanaan Keuangan Keluarga, Menara Radius Prawiro
Lantai 2 Jl. M.H. Thamrin No. 2. Jakarta Pusat.
(https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/images/FileDownload/25_Buku_Perencana
an_Keuangan.pdf, diakses 4 Mei 2023)
Puspita, L. M. N., Coryanata, I., Marietza, F., & Bahri, S. (2021). LITERASI DIGITAL
DALAM RANGKA PENINGKATAN KEMAMPUAN MANAJEMEN KEUANGAN
KELUARGA BAGI IBU-IBU RUMAH, Vol 2, No 2.
(https://ejournal.unib.ac.id/abdireksa/article/view/15900, diakses 4 Mei 2023)
Syam, A. 2022. Perencanaan Keuangan Rumah Tangga (Studi Pada Pasangan Muda di
Kelurahan Kassa Kecamatan Batulappa Kabupaten Pinrang). Jurnal Ekonomi,
(Online), (http://repository.iainpare.ac.id/3411/1/17.2900.032.pdf, diakses 1 Juli
2023)
Syarifah, I., Praptinasari, S., Elmira, B. N., Azis, A., Hastuti, F. T., Hernando, H., &
Nurmalasari, N. (2023). Sosialisasi Manajemen Keuangan Keluarga. Jurnal
Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara. Vol 3, No 2.2.
(https://ejournal.sisfokomtek.org/index.php/jpkm/article/view/719)
25
Tanaya, S.A. (2020). Perencanaan Keuangan Muda Bersahaja Tua Bahagia.
(https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-tarakan/baca-artikel/13171/Perencanaan-
Keuangan-Muda-Bersahaja-Tua-Bahagia.html, diakses 4 Mei 2023)
Universitas Medan Area. 2022. Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli. Biro Administrasi
Kepegawaian, Karir dan Informasi
26