Anda di halaman 1dari 26

PERAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MANAJEMEN KEUANGAN

KELUARGA JANGKA MENENGAH

Disusun oleh:
Intan Nur Fitriana
NIM. 225700018

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Susilowati,M.pd.

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN VOKASIONAL KESEJAHTERAAN KELUARGA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga saya
dapat menyelesaikan karya tulis makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah yang
berjudul “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Manajemen Keuangan Keluarga Jangka
Menengah”. Dalam rangka memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Keluarga. Tulisan ini saya buat untuk memberikan rangkuman mengenai
pentingnya mengelola keuangan di dalam keluarga.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memberikan uraian penjelasan
tentang cara memanajemen keuangan di dalam keluarga. Penyusun melakukan percobaan
atau pengamatan dari berbagai sumber. Semoga penulisan makalah dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca semua.
Untuk membantu saya agar dapat membuat makalah yang lebih baik dari sebelumnya.

Surabaya, 28 April 2023

Intan Nur Fitriana

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................5
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
TELAAH PUSTAKA................................................................................................................6
A. Manajemen........................................................................................................................6
B. Manajemen Keuangan.......................................................................................................6
C. Manajemen Keuangan Keluarga........................................................................................7
C.1 Prinsip dan Urgensi Manajemen Keuangan Keluarga.................................................7
C.3 Peran Ibu Rumah Tangga dalam Manajemen Keuangan Keluarga.............................8
D. Manajemen Keuangan Keluarga Jangka Menengah.........................................................9
BAB III.....................................................................................................................................11
PEMBAHASAN......................................................................................................................11
A. Mengelola Keuangan Keluarga.......................................................................................11
A.1 Cara Mengatur Keuangan Keluarga...........................................................................11
A.2 Perencanaan Keuangan Keluarga..............................................................................14
A.3 Tips Sukses dalam Mengatur Keuangan Keluarga....................................................16
A.4 Evaluasi Kesehatan Keuangan Keluarga...................................................................17
B. Mengelola Keuangan Jangka Menengah.........................................................................19
C. Memaksimalkan Peran Ibu dan Anggota Keluarga dalam Manajemen Keuangan
Keluarga...............................................................................................................................20
BAB IV....................................................................................................................................23
PENUTUP................................................................................................................................23
A. Simpulan..........................................................................................................................23
B. Saran................................................................................................................................24
C. Ucapan Terimakasih........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak dapat terlepas dari uang di dalam kehidupan. Meskipun banyak
yang mengatakan bahwa hidup tidak selamanya tentang uang. Namun faktanya hampir
seluruh aspek di dalam kehidupan ini memerlukan uang. Sehingga mau tidak mau orang
dituntun untuk dapat memanajemen uang demi kelangsunan hidup. Namun masih sedikit
orang yang mampu memanajemen keuangan dengan baik. Pemanfaatan dan pengelolaan
uang yang tidak terkontrol akan dapat menimbulkan ketidakseimbangan antara pendapatan
dan pengeluaran.

Manajemen keuangan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengelola uang


berdasarkan rutinitas yang ada. Menurut Humaira dan Sagoro (2018), manajemen
keuangan adalah proses memilih dan mengambil keputusan yang berkaitan dengan arah
pengelolaan keuangan, dimana pengeluaran harus sesuai dengan rencana anggaran yang
dibuat. Manajemen keuangan sangat penting bagi perorangan maupun kelompok.
Manajemen keuangan kelompok lebih rumit dibandingkan memanajemen keuangan
perorangan. Karena di dalam kelompok melibatkan beberapa individu yang memiliki
kepentingan berbeda-beda. Contohnya manajemen keuangan dalam keluarga.

Manajemen Keuangan dalam keluarga secara umum dapat diartikan sebagai


tindakan yang dilakukan sekarang untuk mencapai tujuan keuangan keluarga di masa yang
akan datang Manajemen keuangan keluarga adalah susunan tugas yang dirancang untuk
memaksimalkan perolehan bunga, mengurangi biaya, dan mengontrol berapa banyak uang
yang dibawa masuk dan dibelanjakan untuk hal-hal penting (Hermaliana). Setiap keluarga
memiliki tujuan, dan tujuan pengelolaan keuangan keluarga yaitu memelihara dan
mengembangkan kekayaan, membuat catatan keuangan, melakukan pengelolaan utang
piutang, dan mengelola uang investasi. Dengan mengelola dan merencanakan keuangan,
kesejahteraan keluarga meningkat. Selain itu dengan pengelolaan keuangan yang baik
dapat mencegah masalah keuangan keluarga seperti terjerat hutang yang tidak bijak, hanya
mampu memenuhi kebutuhan pokok, pendidikan anak masa depan tidak terjamin, dll.
Kesejahteraan keluarga sangat dipengaruhi oleh perencanaan keuangan keluarga (Kim et
al. ., 2017).

Wanita atau istri adalah seseorang yang berperan penting dalam mengatur dan
mengurus semua urusan rumah tangga, termasuk menyediakan makan dan minum bagi
seluruh anggota keluarga, mengasuh anak, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, serta
menjaga kebersihan dan ketertiban rumah agar keluarga selalu betah (Ilah, dkk., 2021).
Selain itu, ibu rumah tangga juga mengambil peran sebagai menteri keuangan dalam
keluarga. Ibu rumah tangga membutuhkan pengetahuan tentang manajemen ekonomi
keluarga yang efektif. Pengelolaan keuangan keluarga adalah rangkaian kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pengendalian perolehan
dan penggunaan sumber daya keuangan keluarga guna memenuhi kebutuhan seefektif
mungkin, menjaga stabilitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi keluarga.
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran ibu rumah tangga dalam mengelola keuangan dalam keluarga?
2. Bagaimana peran ibu rumah tangga dalam mengelola keuangan keluarga untuk jangka
menengah?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui peran ibu rumah tangga dalam mengelola keuangan di dalam keluarga
2. Mengetahui peran ibu rumah tangga dalam mengelola keuangan keluarga untuk
keuangan jangka menengah
D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan teori mengenai peran dan cara memanajemen keuangan keluarga
2. Memberikan teori mengenai peran dan cara memanajemen keuangan keluarga untuk
pengeluaran jangka menengah

3.

5
BAB II

TELAAH PUSTAKA
A. Manajemen
Istilah "manajemen" berasal dari kata Italia "maneggiare" (1561), yang berarti
"mengendalikan", khususnya "mengendalikan kuda". Manus adalah kata Latin yang
berarti "tangan". Kata ini meminjam dari manège Prancis, yang mengacu pada
"kepemilikan kuda" dan berasal dari istilah bahasa Inggris yang artinya "seni
mengendalikan kuda", yang berasal dari bahasa Italia. Setelah itu, bahasa Prancis
mengambil istilah ini dari bahasa Inggris dan mengubahnya menjadi ménagement, yang
berarti "seni pelaksanaan dan pengorganisasian".

Manajemen menurut Mary Parker Foller (1997) dalam sutisna (2008),


Management is the art of getting things done through people yaitu seni mencapai tujuan
melalui orang lain. Artinya “menyelesaikan sesuatu”, segala sesuatu yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, manajemen adalah seni
atau ilmu yang mengatur dan mengolah sumber daya yang telah tersedia, baik sumber
daya manusia maupun sumber lainnya. Sumber daya ini dikendalikan dan ditangani untuk
mencapai tujuan tertentu. Menurut Andrew F. Sikula, manajemen adalah tindakan yang
dilakukan oleh suatu organisasi untuk merencanakan, mengatur, mengatur,
mengendalikan, menempatkan, memotivasi, mengkomunikasikan, dan membuat pilihan.
Untuk mengelola sumber daya yang mereka miliki dan tindakan tertentu harus diambil.
Tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan barang atau jasa dari sumber daya ini secara
efisien.

Manajemen menurut Plunket dkk adalah proses satu atau lebih manajer untuk
menyusun dan mencapai tujuan baik secara individu maupun kolektif. Yang dilakukan
melalui tugas yang saling terkait seperti perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf,
pengawasan, dan mengarahkan serta mengkoordinasikan sumber daya yang dimiliki
seperti sumber daya manusia, bahan baku atau material. Berdasarkan pengertian-
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan rangkaian tindakan
untuk mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang dilakukan oleh
perorangan maupun kelompok.

B. Manajemen Keuangan
Ungkapan "manajemen keuangan" terdiri dari dua istilah, yang masing-masing
memiliki arti yang berbeda. Teknik atau struktur untuk membimbing atau mengarahkan
sekelompok individu menuju tujuan organisasi atau praktis adalah manajemen. Sedangkan
keuangan menurut Ridwan dan Inge (2003) adalah ilmu dan seni mengelola uang, yang
berdampak pada keberadaan organisasi mana pun. Metode, organisasi, pasar, dan alat yang
digunakan untuk mengirimkan uang antar manusia serta antara bisnis dan pemerintah
semuanya tercakup dalam bidang keuangan.

6
Manajemen keuangan merupakan segala kegiatan yang diselenggarakan dalam
rangka memperoleh, mengalokasikan, dan menggunakan dana secara efektif dan efisien.
Mengelola keuangan tidak hanya mencakup memperoleh dana tetapi juga belajar
bagaimana mengelolanya. Menurut Bank Indonesia (2015), pengelolaan keuangan adalah
tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan pengelolaan keuangan di masa depan.
Manajemen keuangan mencakup penanganan dana sendiri, keluarga, dan dana bisnis.

Manajemen keuangan menurut Liefman, adalah upaya memberikan uang dan


menggunakan uang untuk membeli atau memperoleh aset. Menurut Erlina, SE manajemen
keuangan merupakan operasi keuangan mencakup metode untuk mengumpulkan uang dan
mengalokasikannya untuk tujuan tertentu. Dari berbagai pengertian diatas dapat kita
simpulkan bahwa manajemen keuangan adalah segala tindakan untuk mengatur dana yang
dimiliki secara maksimal demi tercapainya suatu tujuan.

C. Manajemen Keuangan Keluarga


Pengelolaan keuangan keluarga diartikan sebagai “seni mengelola keuangan oleh
individu atau keluarga melalui orang lain untuk mencapai tujuan tersebut secara efisien,
efektif, dan bermanfaat, sehingga keluarga tersebut menjadi keluarga yang sejahtera dan
keluarga yang sakinah”. Pengelolaan keuangan keluarga merupakan kebutuhan yang tidak
bisa ditawar lagi, karena mengelola keuangan keluarga tidak hanya memengaruhi diri
sendiri, tetapi juga pasangan, anak, dan bahkan mungkin orang tua dan mertua.

Manajemen keuangan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk


meningkatkan jumlah bunga yang diperoleh dan mengurangi pengeluaran, serta
memastikan bahwa selalu tersedia uang untuk kebutuhan sehari-hari, pengeluaran
keluarga, keadaan darurat, tabungan, dan kemungkinan investasi. Keuangan keluarga
harus dikelola untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari (Garman & Forgue, 2000).

C.1 Prinsip dan Urgensi Manajemen Keuangan Keluarga


Masing-masing anggota keluarga harus dapat melaksanakan fungsi dan
perannya dengan baik serta memiliki presepsi dan pengertian yang sama tentang
pengelolaan keuangan keluarga. Prinsip-prinsip dasar dalam pengelolaan keuangan
keluarga antara lain:

a. Berupaya mencari nafkah yang halal


b. Hemat dan ekonomis
c. Membiasakan diri menabung

Keluarga merupakan organisasi terkecil, namun keluarga memiliki pengaruh


yang signifikan bagi seluruh anggotanya, termasuk pengembangan karakter sadar dan
bijaksana dalam pengelolaan keuangan. Karena hampir setiap keluarga baik ibu rumah
tangga, pasangan maupun anak harus berurusan dengan masalah uang. Karena hidup
membutuhkan uang. Uang diperlukan untuk membayar kebutuhan sehari-hari seperti
makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan perawatan medis. Pengelolaan
keuangan tidak harus pelit, melainkan memungkinkan untuk pengukuran biaya dalam

7
kaitannya dengan manfaat dan tingkat kebutuhan. Sehingga penggunaan uang
digunakan secara bijak dan terorganisir.

Pengelolaan keuangan dalam keluarga adalah suatu cara untuk mengatur


keuangan keluarga secara metodis dan cermat melalui tahapan perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian. Tidak dapat dipungkiri, salah satu pertimbangan dalam
memenuhi kebutuhan keluarga adalah besarnya pendapatan keluarga. Kemampuan
mengelola uang keluarga secara mandiri merupakan faktor yang paling krusial. Tanpa
pemahaman tentang pengelolaan keuangan, termasuk merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi keuangan keluarga, niscaya akan timbul persoalan-persoalan yang
pada akhirnya akan mengganggu ketentraman dan kesejahteraan keluarga. Menurut
Kusumawati (2011), rencana anggaran diperlukan dalam pengelolaan keuangan agar
pemanfaatannya tidak menyimpang dari kebutuhan saat ini. Anggaran mengacu pada
rencana yang diatur secara metodis, dinyatakan dalam istilah moneter, dan berlaku
untuk jumlah waktu tertentu di masa depan yang mencakup semua operasi perusahaan
(rumah tangga).

Mengatur keuangan keluarga bukanlah hal yang mudah. Ini terjadi dalam
praktik sehari-hari sebagai akibat dari kompleksitas tingkat kebutuhan. Jika tidak
ditangani dengan baik, pendapatan keluarga yang besar dapat membuat kebutuhan tidak
terpenuhi, begitu pula sebaliknya. Untuk itu, pengetahuan dan kemampuan manajemen
keuangan keluarga sangat penting. Setiap keluarga biasanya memiliki serangkaian
kemampuan yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik materi maupun
nonmateri.

Pengelolaan keuangan keluarga yang baik membuat semua masalah teratasi,


artinya sumber daya yang terbatas akan digunakan secara bijak untuk membangun
keluarga sejahtera. Kemampuan mengelola keuangan sangat penting bagi keluarga
dengan tingkat pendapatan rata-rata karena dengan begitu banyak kebutuhan dan
keinginan maka tetap dapat dipenuhi walaupun dengan anggaran yang kecil.
Manajemen keuangan juga sangat penting bagi keluarga yang bercukupan karena
potensi pengeluaran yang tidak terkendali sangat besar dan keinginan tidak terbatas
(Nofianti & Denziana, 2018). Secara garis besar, sistem pengelolaan keuangan keluarga
dapat dilaksanakan sesuai dengan proses pengelolaannya, yaitu harus ada perencanaan
yang matang, pelaksanaan yang ketat, dan penilaian yang terukur.

C.3 Peran Ibu Rumah Tangga dalam Manajemen Keuangan Keluarga


Seorang ibu rumah tangga memiliki peran yang sangat kompleks. Ibu berperan
penting dalam membangun keluarga yang penuh kasih sayang, menyenangkan, dan
bahagia. Salah satu peran ibu rumah tangga dalam sebuah keluarga adalah sebagai
manajer keuangan keluarga termasuk mengelola anggaran rumah tangga. Agar uang
keluarga dapat dibelanjakan secara efektif dan efisien, seorang ibu harus mampu
mengatur keuangan. Setiap keluarga mengelola keuangan mereka secara berbeda
karena masing-masing memiliki rencana keuangannya masing-masing.

8
Memberi nafkah/kebutuhan merupakan tanggungjawab dan kewajiban seorang
suami. Namun pada kenyataannya, harus ada komunikasi yang terbuka antar pasangan
mengenai pekerjaan dan penghasilan suami. Ibu rumah tangga akan didorong untuk
melakukan yang terbaik untuk mengelola gaji suami mereka untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Dibutuhkan dedikasi dari pihak suami istri untuk mengelola
keuangan keluarga agar tidak timbul kesalahpahaman dan menimbulkan perselisihan
rumah tangga.

Peran istri yang strategis di dalam keluarga dapat mempengaruhi tingkat


kesejahteraan keluarga. Para istri masa kini khususnya diharapkan lebih inovatif, gigih,
rajin, dan sabar demi mensejahterakan keluarganya karena pekerjaannya semakin rumit.
Wanita harus mampu secara finansial untuk mengelola keuangan rumah tangga,
menjaga stabilitas dan memperluas ekonomi keluarga. Handayani, (2013) menyebutkna
beberapa cara yang harus ditempuh oleh ibu rumah tangga dalam mengelolakeuangan
keluarga, antara lain:

a) Memahami portofolio keuangan keluarga


b) Menyusun rencana keuangan keluarga meliputi pendapatan, pengeluaran rutin,
pengeluaran tidak rutin dan pengeluaran tidak terduga
c) Membedakan antara kebutuhan dan keinginan
d) Menghindari hutang yang tidak bijak (untuk kepentingan gaya hidup)
e) Mengurangi belanja konsumtif
f) Menetapkan tujuan finansial. Baik jangka pendek, menengah atau jangka
panjang
g) Mengupayakan untuk menabung
h) Melakukan investasi

Kesejahteraan keluarga tidak dipengaruhi oleh besarnya pendapatan keluarga.


Ini tergantung pada manajemen keuangan untuk mencapai tujuan keluarga. Melalui
pengelolaan keuangan keluarga yang bijaksana, baik, dan hati-hati, maka pendapatan
keluarga dapat digunakan secara efektif untuk memenuhi kebutuhan fisik dan sosial
setiap anggota tanpa menemui hambatan , dan ketika masalah keluarga muncul, akan
mudah bagi setiap orang untuk mengatasinya bersama-sama sehingga standar
kehidupan keluarga dapat terwujud dan dapat mencapai keluarga yang sejahtera.

D. Manajemen Keuangan Keluarga Jangka Menengah


Manajemen Keuangan Keluarga Jangka Menengah adalah proses pengelolaan
penghasilan untuk mencapai tujuan fnansial yang memiliki rentan sekitar waktu antara 2-5
tahun. Pengeluaran jangka menengah, bukanlah pengeluaran mendesak yang harus cepat
terpenuhi. Sehingga dapat diketahui secara spesifik rentan waktu dalam pemenuhannya.
Setiap orang memiliki tuntutan jangka menengah yang berbeda tergantung pada keyakinan
dan tujuan hidup yang mereka jalani. Contohnya kebutuhan jangka menengah yaitu
melanjutkan studi S2 dan S3, travelling, membeli rumah atau mobil, menyekolahkan anak,
untuk haji atau umroh, pendidikan anak.

9
Berikut adalah instrumen keuangan yang dapat digunakan untuk menyimpan dana
dalam jangka pendek dan menengah yaitu:

a. Deposito Berjangka

Deposito berjangka merupakan produk bank yang memberikan suku bunga lebih
besar dari tabungan. Instrumen ini memiliki jumlah risiko yang minimal. Deposit
dapat dibayarkan selama 1, 3, 6, 12 atau 24 bulan. Meski secara umum aman, perlu
diingatkan bahwa akan ada penalti untuk melakukan penyetoran yang tidak mengikuti
ketentuan perjanjian. Setiap bank menawarkan simpanan dengan tingkat bunga yang
bervariasi. Setoran minimal berbeda tergantung pada bank.

b. Surat Berharga Negara (SBN)

merupakan produk utang yang terdiri dari Saving Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan
(ST), Obligasi Negara Ritel (ORI), dan Sukuk Ritel (SR) yang diterbitkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia. Tingkat risiko instrumen rendah dan dijamin oleh
negara. Satu juta rupiah adalah persyaratan minimum investasi di SBN. Setiap bentuk
SBN memiliki suku bunga yang berbeda-beda. Barang SBN tersedia untuk pembelian
melalui mitra distribusi termasuk bank, perusahaan fintech, dan perusahaan efek.
Pilihlah mitra yang terdaftar di OJK. SBN memiliki beberapa tenor. SBR dan ST jatuh
tempo dalam 2 tahun, sedangkan ORI dan SR jatuh tempo dalam 3 tahun. Anda dapat
mempelajari lebih lanjut tentang SBN di https://www.djppr.kemenkeu.go.id/.

c. Reksadana Pasar Uang


Instrumen yang dikelola oleh Manajer Investasi (MI) dengan berbagai portofolio
antara lain deposito berjangka, negotiable certificate of deposit, surat erharga pasar
uang, pengakuan hutang, sertifikat bank indonesia, dan surat berharga komersial.
Instrumen ini memiliki peringkat risiko rendah karena dikelola oleh MI yang sesuai
dan disimpan dalam instrumen berisiko rendah. Reksa dana pasar uang memiliki dua
keunggulan dibandingkan membeli deposito bank aitu tidak ada persyaratan untuk
jumlah investasi minimum, dan mereka mungkin menawarkan potensi pengembalian
yang lebih besar. Bank, perusahaan fintech, dan perusahaan efek menyediakan
kemampuan untuk membeli dan menjual reksa dana kapan saja. Pilihlah mitra
distribusi yang memiliki registrasi OJK.

Mulailah dengan menetapkan tujuan keuangan dan mempelajari berbagai instrumen


investasi yang sesuai dengan preferensi Anda. Biasakan mencari informasi sebelum
memutuskan suatu instrumen investasi karena tanggung jawab perencanaan keuangan ada
pada masing-masing individu. Kemudian menyisihkan dana di awal bulan saat menerima
gaji. Dan terakhir, lakukan segera, jangan menunggu sampai anda pensiun.

10
BAB III

PEMBAHASAN
A. Mengelola Keuangan Keluarga
A.1 Cara Mengatur Keuangan Keluarga
Pencapaian tujuan keuangan dilakukan melalui proses yang disebut perencanaan
keuangan. Setiap orang memiliki berbagai tujuan keuangan. Karena diri sendiri yang
paling tahu tentang tujuan hidup, termasuk tujuan finansial. Perencanaan Keuangan
keluarga bersifat spesifik dan dipengaruhi oleh sejumlah variabel, seperti status
perkawinan, pekerjaan, kondisi ekonomi, usia, dan aset yang dimiliki. Perencanaan
keuangan harus dibuat serealistis mungkin.

Meskipun bersifat spesifik, menurut G. Masassya (2004) lima proses perencanaan


berikut harus dilakukan antara lain:

1) Mengetahui kekayaan bersih yang dimilki (misalnya ; jumlah asset, hutang, dan
dana yang bisa disisihkan setiap bulan).
2) Menentukan tujuan finansial (jangka pendek, menengah maupun panjang)
3) Menyusun action plan atau rencana aksi, (dengan mengalokasikan pendapatan
dalam empat cara, yaitu konsumsi, tabungan, investasi dan proteksi)
4) Mengimplementasi rencana yang telah disusun secara disiplin.
5) Evaluasi keuangan secara berkala, rencana yang telah dibuat dan dilaksanakan
dievaluasi kesesuaiannya, dan dapat dilakukakan perubahan sepanjang ada
argumentasi yang jelas.

Keluarga harus memahami beberapa prinsip dasar pengelolaan keuangan


keluarga agar dapat menangani keuangan mereka secara efektif. Penggunaan atau
distribusi dana Mengalokasikan uang memerlukan pelaksanaan strategi yang telah
disiapkan. Alokasi uang dipisahkan menjadi tiga kategori utama berdasarkan
pendapatan bulanan (Elvyn G. Masassya, 2004:9-10) yaitu:

1) Konsumsi, alokasi ini merupakan biaya tetap (fixed cost) yang tidak dapat
ditunda lagi, seperti cicilan rumah, cicilan mobil, tagihan listrik, tagihan
telepon, dan harga air, diikuti dengan biaya konsumsi makanan, minum dan
rekreasi. Meskipun harga penggunaan ini bervariasi, namun harus ditetapkan
sebagai patokan, biasanya biaya ini antara 40% dan 50%.
2) Tabungan atau alokasi sebagai simpanan tetap / simpanan cadangan untuk
pengeluaran tak terduga, seperti berobat ke dokter dan memberikan sumbangan.
Penghematan ini juga perlu ditentukan, dan biasanya sekitar 25%.Untuk
berjaga-jaga gunakanlah sekitar 10% sampai 15% dari 25%, sedangkan untuk
sisanya dikurangi untuk tabungan tetap.
3) Investasi, investasi yang dilakukan dalam alokasi ini sebagai dana pembibitan
secara terencana dan disiplin. Membeli koin emas, berinvestasi di reksadana,
atau berkontribusi pada dana pensiun adalah beberapa alternatif yang bisa

11
dipertimbangkan. Maka, action plan tentang proteksi dapat dimasukkan dalam
pengalokasian pendapatan pada investasi.

Keluarga harus memahami neraca, rasio rugi/laba, dan manajemen arus kas,
yang merupakan dua gagasan utama dalam manajemen keuangan keluarga. Neraca
adalah bagian dari laporan keuangan entitas bisnis atau perusahaan yang mencatat
informasi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham pada waktu tertentu.
Sementara itu, rasio adalah perbandingan angka. Menurut KBBI ungkapan ini dipahami
sebagai perbandingan berbagai gejala yang dapat dinyatakan dengan angka, dalam hal
ini yaitu gejala mengenai rugi/laba.

1) Memanajemen arus kas


Arus kas adalah pergerakan dana yang dihasilkan dari upaya kita untuk
mendapatkan, menyimpan, memperluas, dan menarik uang secara disiplin dan
teratur. Dengan kata lain anda tahu ke mana uang itu pergi. Penting untuk
memahami arus kas, hal ini untuk mencegah kekacauan keuangan dalam rumah
tangga dan mengelolanya secara efektif. Penjelasan mengenai diagram arus kas
yaitu:
a) Pendapatan
Pendapatan adalah uatu kegiatan yang bertujuan untuk
menggabungkan uang atau aset. Umumnya uang pendapatan diperoleh
melalui dua kegiatan yaitu gaji dan investasi. Gaji dihasilkan dari pekerjaan
sebagai profesional, konsultan, atau karyawan. Dalam sebuah keluarga gaji
ini bisa diperoleh oleh anggota keluarga yang bekerja.
Hasil investasi diperoleh dari kegiatan kami dalam mengembangkan
uang/harta dengan berbagai cara, antara lain dengan deposito, real estate,
saham, hasil usaha, reksadana, obligasi, dan lain-lain. Biasanya, semua uang
disimpan dalam bentuk tunai atau di bank atau ATM.
Kebanyakan keluarga membuat kesalahan umum dengan berfokus
pada pendapatan yang berasal dari gaji yang terus-menerus dikuras untuk
menutupi pengeluaran. Sedikit anggota keluarga yang mulai berinvestasi
sebagai sumber pendapatan keluarga. Padahal jika berhati-hati dalam
berinvestasi, pengembalian uang kemungkinan besar akan memenuhi semua
biaya pengeluaran saat ini dan di masa depan. Ketika keluarga masih
sepenuhnya bergantung pada aliran pendapatan bulanan dari gaji, maka ini
saatnya untuk menyisihkan sejumlah uang supaya dapat menghasilkan aliran
pendapatan baru investasi.
b) Pengeluaran
Istilah "pengeluaran" mengacu pada semua tindakan yang
membutuhkan biaya. Grafik menunjukkan banyaknya pengeluaran
kebutuhan keluarga. Oleh karena itu, jika tidak ditangani dengan baik maka
akan menyebabkan kekacauan keuangan bagi keluarga dan jika terus
berlanjut dapat mendorong mereka mendekati kebangkrutan. Secara umum,
sebuah keluarga memiliki beberapa pengeluaran keluarga termasuk sewa,

12
pembayaran hutang, premi asuransi, pembantu rumah tangga, perawatan
anak, transportasi, zakat (pajak), hiburan, kegiatan sosial, pakaian dan lain-
lain.
c) Catatan atas Laporan Kekayaan dan Laba Rugi
Jika ada satu pertanyaan, berapa kekayaan bersih anda saat ini? berapa
banyak persen pertumbuhan kekayaan anda selama tahun lalu? berapa
banyak keuntungan/surplus anda bulan ini? berapa persen
kenaikan/penurunan keuntungan/pendapatan surplus anda bulan ini
dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya? hampir banyak
yang belum siap memberikan jawaban segera. Masalah ini muncul karena
kebanyakan keluarga tidak mencatat aset mereka atau mengungkapkan
keuntungan dan kerugian mereka secara teratur. Berbeda dengan sektor
komersial atau dunia industri, korporasi memiliki catatan kekayaan dan
laporan laba rugi untuk setiap kuartal atau bulan. Karena akan sulit bagi
manajemen untuk menilai status keuangan perusahaan tanpa laporan
tersebut, akan sulit untuk memutuskan bagaimana melanjutkan aktivitas
tersebut. Begitupula pada keuangan keluarga, sehingga penting mencatat
laporan kekayaan dan laba rugi keuangan keluarga.
Prinsip operasional yang digunakan untuk mengelola keuangan
keluarga umumnya sama dengan yang digunakan untuk mengelola laporan
keuangan dalam bisnis. Prinsip-prinsip operasional ini termasuk mencatat
arus kas masuk dan keluar, mengumpulkan bukti transaksi, membuat
anggaran untuk pendapatan dan pengeluaran, mengelola hutang dan piutang,
melaporkan kekayaan atau neraca, dan menghitung laba rugi pada akhir
periode.
Catatan atas Laporan Kekayaan adalah dokumen yang merangkum
keadaan aset dan kewajiban keluarga selama periode waktu tertentu. Tujuan
utama penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kekayaan keluarga.
Kekayaan Kotor adalah nilai keseluruhan dari semua properti setelah
ditambahkan bersama. Kekayaan bersih keluarga dapat dihitung dengan
mengurangkan jumlah kotor dari jumlah total hutang.
Perbedaan antara pendapatan dan biaya adalah komponen kunci dari
laporan laba rugi. Kuantitas pendapatan dan jumlah pengeluaran dalam
periode atau bulan tertentu adalah dua faktor kunci dalam penyusunan
untung dan rugi. Jumlah pendapatan selanjutnya harus dikurangi dengan
biaya pengeluaran. Jika pendapatan melebihi pengeluaran pada periode atau
bulan tertentu, keluarga mendapatkan keuntungan. Jika pengeluaran
melebihi pendapatan secara keseluruhan, keluarga akan mendapatkan
kerugian.
Jika dilakukan secara konsisten setiap bulan, laporan kekayaan dan
laba rugi dapat dibuat, disimpan, dan kemudian dianalisis untuk melihat
apakah telah terjadi kenaikan atau penurunan kekayaan dan laba rugi
keluarga relatif terhadap tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, dengan

13
meningkatkan situasi keuangan keluarga, seorang manajer Keuangan
Keluarga dapat membuat sejumlah penilaian terkait hal tersebut.

A.2 Perencanaan Keuangan Keluarga


Manullang menuliskan 3 tahap perencanaan keuangan keluarga dalam bukunya
yang berjudul “Pengantar Ekonomi Perusahaan”. Tiga tahap tersebut antara lain:

1) Perencanaan pengeluaran keuangan


Tahap pertama dalam pengelolaan keuangan keluarga adalah melacak setiap
pendapatan yang dihasilkan. Hal ini penting untuk menentukan besarnya
pendapatan bulanan keluarga. Setelah pendapatan didata secara lengkap dan
diketahui, buatlah daftar biaya rutin rumah tangga selama satu bulan, diikuti dengan
daftar pengeluaran non-reguler dengan skala prioritas (diurutkan berdasarkan
prioritas pemenuhan). Strategi keuangan yang sehat dan realistis akan sangat
membantu dalam bersikap objektif terhadap pengeluaran yang berlebihan. Tidak
perlu terlalu sempurna, sehingga melupakan kebutuhan pribadi. Kuncinya adalah
mengalokasikan dana secara realistis dan mematuhi anggaran (Handayani, 2013).
Prince (2011) lebih lanjut mencatat bahwa rumah tangga memahami dan
memandang pentingnya menyiapkan anggaran yang sehat dan membelanjakan
sumber dayanya secara bertanggung jawab.
Langkah kedua adalah menjumlahkan semua pengeluaran bulanan, baik rutin
maupun tidak rutin, kemudian membandingkannya dengan total pendapatan. Jika
total rencana pengeluaran melebihi pendapatan maka pengeluaran nonrutin harus
dipilih kembali untuk menentukan pengeluaran mana yang dapat ditunda.
2) Implementasi manajemen keuangan keluarga

Perencanaan pengeluaran keluarga yang telah disusun kita dapat


mengimplementasikan menggunakan berbagai model atau sistem, antara lain:
a. Sistem Amplop
Uang kita untuk disimpan dalam sistem amplop untuk sementara sesuai
dengan kebutuhan yang ditentukan. Oleh karena itu, uang dialokasikan sesuai
dengan jumlah amplop yang telah ditetapkan dan ditetapkan secara tertulis,
yang ditentukan berdasarkan jumlah kebutuhan yang diantisipasi dan disetujui
sebelumnya. Biasanya sistem amplop ini digunakan oleh suami istri yang
sama sama bekerja.
Penghasilan suami istri digabungkan. Kedua pendapatan gabungan tersebut
kemudian segera didistribusikan ke pos-pos dengan pengeluaran rutin yang
telah ditentukan sebelumnya. Idealnya, satu amplop harus digunakan untuk
melambangkan setiap pos pengeluaran. Pengeluaran keluarga termasuk
membayar kredit rumah, pembayaran kendaraan, listrik, telepon, biaya sekolah
anak, asuransi, dan kebutuhan otomotif (bensin, perawatan rutin, kerusakan,
dll.), selain pengeluaran dasar rumah seperti makanan, minuman, dan papan.
Bahkan tabungan, biaya pribadi terkait orang tua, dan liburan masing-masing
dimasukkan kedalam amplopnya sendiri. Masukkan sisa uang ke dalam

14
tabungan suami, istri atau rekening bersama di bank khusus untuk menampung
sisa uang dari setiap amplop untuk setiap bulannya.
b. Sistem Buku Kas
Sistem buku kas yang dimaksud dibuat sesederhana dan dalam batas
kemampuan kita, bukan keseluruhan sistem yang diajarkan dalam teori
akuntansi. Sistem buku kas berguna sebagai panduan untuk mengetahui
perjalanan pendapatan dan biaya yang direncanakan.
c. Sistem kas keluatga
Sistem kas keluarga menekankan pada pengelompokan pengeluaran menjadi
tiga kelompok yaitu biaya tetap, harian, dan tak terduga. Semuanya dicatat
dengan cermat di dalam buku, dan setiap jenis pengeluaran dihitung dan
ditambahkan ke jenis pengeluaran lainnya.
d. Sistem kas harian
Metode pemeliharaan pembukuan keuangan yang menekankan pencatatan
pengeluaran setiap hari. Pendekatan ini sering berhasil ketika diikuti oleh
mereka yang dengan penuh perhatian mendokumentasikan semua yang
disediakan setiap hari tanpa berhenti berdetak atau lesu untuk menulis apa
pun, tidak peduli seberapa kecil. Karena ingatan orang terbatas, ibu rumah
tangga yang menggunakan pendekatan ini harus menulis dengan cermat dan
perlahan karena lupa satu hari saja akan merusak pembukuan selanjutnya.
3) Evaluasi Keuangan Keluarga
Kegiatan evaluasi adalah salah satu yang berdampak pada proses perencanaan
dan pelaksanaan sehingga kami dapat mengidentifikasi kekurangan apapun. Hasil
evaluasi akan digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan perencanaan selanjutnya.
Lima kriteria untuk melakukan evaluasi keuangan keluarga, yaitu tepat waktu, tepat
lokasi, tepat harga, dan tepat kualitas, dapat menjadi pedoman dalam pengambilan
keputusan keuangan. Penilaian akan berhasil jika dilakukan secara konsisten,
lengkap, obyektif, dan metodis dengan kerjasama dari setiap anggota keluarga.
Dapat dilakukan penilaian sebagian atau seluruhnnya(Nofianti & Denziana, 2018).
Selain itu tahap umum dalam perencanaan keuangan keluarga dibedakan menjadi 3
tahap yang tertulis pada buku digital Money and Mommy, antara lain:

a. Tahap proteksi
Dalam tahap proteksi ini yaitu mempersiapkan dana darurat dan
memanajemen risiko
b. Tahap Akumulasi
Pada tahapan akumulasi contohnya adalah mengontrol pengeluaran rumah
tangga, mencicil hutang, dan berinvestasi. Merencanakan keuangan anda tidak
sama dengan hidup sederhana dan sulit. Perencanaan keuangan lebih
diarahkan untuk memastikan sumber daya yang ada dapat digunakan untuk
bertahan hidup di masa depan. Ibu/pengatur keuangan juga harus
merencanakan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang
mereka selama tahap akumulasi. Ibu bisa mulai menabung untuk biaya
pendidikan anak, pensiun, liburan, ibadah, beli rumah, beli mobil, dan lain-lain

15
c. Tahap Distribusi
Tujuan akhir dari tahap distribusi adalah untuk memastikan bahwa kekayaan
Ibu dan suami telah diteruskan kepada ahli waris atau orang yang diantisipasi,
dalam jumlah dan waktu yang diantisipasi yang diantisipasi

Memulai rencana keuangan dapat dilakukan pada usia berapa pun, seringkali
antara 24 dan 25 tahun adalah melakukan perencanaan dana hari tua, manajemen
risiko, manajemen utang, persiapan membeli rumah dan mobil, dan akumulasi aset,
ini merupakan bagian dari tahap pertama. Seseorang mulai mempertimbangkan untuk
menabung, berinvestasi, dan rencana keuangan jangka pendek, menengah, dan
panjang sekitar usia 27 hingga 28 tahun. Kebanyakan orang memulai sebuah keluarga
ketika mereka berusia antara 27 dan 30 tahun. Beberapa orang tidak berencana punya
anak, sementara yang lain sudah memiliki.

Orang mulai membangun keluarga dan memiliki satu atau dua anak saat
mereka berusia sekitar 30 tahun. Jendela pengembangan karir dan bisnis adalah antara
usia 30 dan 40 tahun. Perencanaan dan pengelolaan pajak adalah dua aspek penting
dalam perencanaan. Perencanaan keuangan yang ideal harus dimulai sejak usia muda
supaya calon ibu dan ibu memiliki roadmap untuk mengelola keuangan.

Bahkan ketika sebuah rumah tangga menggunakan perencanaan untuk


membuat anggaran, biaya kadang-kadang masih bocor. Ini biasanya disebabkan oleh
fakta bahwa sumber daya manusia yang bertanggung jawab tidak mengikuti konsep
yang dia nyatakan. Selain itu, perlu disebutkan bahwa penganggaran dan perencanaan
masih memiliki keterbatasan yang signifikan.

1) Anggaran disusun berdasarkan perkiraan. Namun, tidak peduli seberapa hati-hati


perkiraan itu dibuat akan tetap berbeda dari kenyataan
2) Perkiraan dalam anggaran disusun berdasarkan data, informasi dan faktor yang
dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan sehingga jika akan terjadi
perubahan pada faktor tersebut mempengaruhi ketepatan anggaran
3) Berhasil atau tidaknya anggaran tergantung pada manusia pelaksananya.
Anggaran tidak akan terealisasi jika para pelaku tidak memilikinya keterampilan
yang memadai, dalam hal ini kerjasama antar anggota keluarga mutlak diperlukan,
kesepakatan dalam menyusun anggaran dan saling mengingatkan bila terjadi
pelanggaran.

A.3 Tips Sukses dalam Mengatur Keuangan Keluarga


Tips sukses dalam mengatur keuangan keluarga menurut Ahmad Ghozali (2009),
adalah sebagai berikut:

1) Hal pertama yang harus dilakukan setelah mendapatkan gaji adalah membayar
hutang, ini merupakan tugas paling penting untuk diselesaikan terlebih dahulu.
Kewajiban utama yang harus dipenuhi terhadap pihak lain, termasuk bank dan
lembaga keuangan lainnya. Disiplin dalam membayar dan tepat waktu
mencerminkan baik reputasi keluarga. Sangat penting untuk menjaga reputasi
16
yang baik sebagai debitur karena akan sangat membantu di masa depan. Selain
itu, dengan mendahulukan pembayaran cicilan atau hutang menandakan bahwa
anda menghargai pihak yang telah meminjamkan uang.
2) Setelah melunasi cicilan utang, selanjutnya adalah bersedekah atau memberikan
sumbangan keagamaan sebagai salah satu bukti rasa syukur kita sang pencipta.
Karena telah memberikan karunia rezeki kepada kita semua, sehingga kita bisa
melakukan kegiatan ekonomi sehari-hari dengan lancar tanpa merasa kekurangan.
Sehingga tuhan akan menambah rahmat dan rezeki yang melimpah kepada kami.
3) Menabung atau berinvestasi, menyisihkan setidaknya 10% dari gaji untuk
tabungan atau investasi. Karena kebiasaan yang buruk jika menunggu sampai ada
sisa uang di akhir bulan padahal kenyataannya tidak pernah ada sisa sehinga tidak
ada yang bisa untuk ditabung.
4) Menghabiskan gaji atau sisa pendapatan, baik untuk memenuhi berbagai
kebutuhan rutin keluarga, termasuk belanja bahan makanan, lauk pauk, asuransi,
anak sekolah, rekreasi, dan pakaian.

Semua diharapkan dapat berhasil dalam mengelola uang keluarga dengan


mengikuti langkah 1 sampai 4 di atas. Kemudian selain tips di atas ada beberapa hal
yang diperlukan dilakukan dalam keluarga, yaitu:

1) Buatlah rencana, entah itu untuk jangka pendek atau jangka panjang. Strategi
jangka pendek yang mempertimbangkan tuntutan saat ini, mulai dari biaya hidup
hingga kebutuhan sekolah anak-anak. Sedangkan tabungan atau aset produktif
adalah dua cara untuk mencapai tujuan jangka panjang.
2) Bekerja sama dan berbagi tugas dengan pasangan. Tugas harus didiskusikan
secara terbuka dan transparan tidak adanya sikap saling curiga dan masalah yang
ada perlu ditangani bersama.
3) Periksa setiap pengeluaran tambahan. Pengeluaran harus direncanakan
sedemikian rupa agar tidak mengurangi kebutuhan bulanan setiap rumah tangga
secara signifikan.

A.4 Evaluasi Kesehatan Keuangan Keluarga


Dompet Anda sama seperti tubuh anda, memiliki kemampuan untuk "sakit".
Dompet atau keuangan dianggap sakit jika mengalami kondisi berikut:

1) Uang selalu tidak cukup atau “besar pasak daripada tiang”


2) Uang selalu habis untuk bayar hutang
3) Sudah kerja bertahun-tahun tapi tidak punya tabungan
4) Berutang untuk menutup utang lama atau “gali lubang tutup lubang”
5) Sering berutang ketika ada kebutuhan mendadak

Jika hal-hal diatas terjadi, maka diperlukan pemeriksaan kesehatan keuangan.


Alasan pentingnya melakukan pemeriksaan dompet yaitu:

1) Menunjukkan apakah ada masalah keuangan yang dihadapi tanpa disadari

17
2) Memastikan bahwa kondisi keuangan tetap aman sekalipun kejadian tak terduga
terjadi
3) Memastikan apakah aset yang dimiliki saat ini sesuai atau tidak
4) Memastikan apakah keuangan keluarga terlindungi atau tidak jika terjadi bencana
5) Memastikan dan menentukan apakah keinginan hidup yang membutuhkan uang
bisa terwujud atau tidak

Berikut ini adalah beberapa ukuran untuk menentukan apakah kondisi keuangan
Anda tergolong sehat atau tidak sehat.

N INDIKATOR PENJELASAN SEHAT TIDAK


O SEHAT

1 Jumlah uang Memiliki dana cadangan Saldo hingga 4 Saldo kurang


tunai yang atau dana darurat berupa kali lipat dari dari 4 kali
dimiliki uang tunai dan tabungan pengeluaran rutin pengeluaran
bulanan atau rutin
bahkan lebih

2 Jumlah cicilan Angsuran ini termasuk Paling banyak Lebih besar


utang setiap pinjaman rumah, pinjaman 35% dari 35% dari
bulan kendaraan, pinjaman pemasukkan pemasukkan
koperasi, utang kartu bulanan bulanan
kredit, dan pinjaman
lainnya

3 Apakah sudah Setiap bulan, bisa 10 % dari Dibawah 10%


menabung atau menyisihkan sebagian pemasukkan dari
belum? pendapatan untuk bulanan pemasukkan
ditabung. bulanan atau
bahkan tidak
memiliki sisa
saldo setiap
akhirbulan

Pengecekan dompet sebaiknya dilakukan secara rutin, minimal setahun sekali


atau jika terjadi perubahan yang signifikan dalam hidup seperti kehilangan pencari
nafkah, kelahiran anak, pernikahan atau perceraian. , atau sekadar peningkatan
pendapatan rumah tangga.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menguji dompet ini untuk
mencapai hasil yang baik, antara lain:

1) Buat catatan harta dan utang


Catatlah keseluruhan jumlah aset dan jumlah hutang yang dimiliki. Catatan ini
akan memberikan gambaran atau ikhtisar tentang situasi keuangan saat ini dan

18
akan membantu mengukur kemajuan keuangan dalam memperoleh hasil
kehidupan yang diinginkan.
2) Buat catatan pemasukkan dan pengeluaran
Berapa banyak uang yang masuk dan keluar dari keluarga setiap bulan? Pada
umumnya ibu rumah tangga paham berapa uang yang dihabiskan untuk belanja
sehari-hari, berapa uang yang dihabiskan untuk listrik setiap bulan, membeli susu
dan popok anak, serta membayar uang sekolah. Jika berkeluarga, pastikan
pasangan dan istri Anda sama-sama mencatat pemasukan dan pengeluaran.
3) Hitung perbandingan ukuran isi dompet
Di bagian ini, Anda akan mulai menghitung dan mencari tahu bagaimana
kondisi kesehatan keuangan. Membandingkan jumlah uang tunai dengan
pengeluaran rutin, membandingkan jumlah uang yang ditabung dengan
penghasilan, dan membandingkan jumlah cicilan utang dengan penghasilan.
a) Membandingkan jumlah uang tunai dengan pengeluaran rutin
Periksa apakah Anda memiliki cukup uang sampai akhir bulan atau tidak.
Jumlah uang yang sehat dalam keuangan keluarga memiliki jumlah uang tunai
3 kali lipat dari jumlah pengeluaran rutin. sehingga jika tiba-tiba tidak ada
pemasukan dari usaha tersebut, anda terkena pemutusan hubungan kerja atau
sakit, tagihan yang harus dilunasi tetap bisa dilunasi.
b) Membandingkan jumlah uang yang ditabung dengan penghasilan

Menabung diperlukan karena di masa depan banyak kebutuhan dan


pengeluaran yang cukup besar. Sehingga untuk mengumpulkan uang tersebut,
Anda harus mulai mencicilnya melalui tabungan. Ukuran tabungan yang sehat
adalah 10% dari pendapatan. Itu adalah jumlah persentase terendah uang untuk
ditabung dari penghasilan rutin bulanan.

c) Membandingkan jumlah cicilan utang dengan penghasilan


Bandingkan apakah biaya cicilan yang dimiliki tidak lebih dari ⅓ atau 30%
dari penghasilan. Minimalisir jumlah cicilan hutang, jangan sampai melebihi
30% dari jumlah pemasukkan.

Jika setelah dihitung ternyata hutang lebih besar dari harta atau pengeluaran
lebih besar dari pemasukan, jangan coba-coba untuk mengubah angka yang telah
ditulis dengan tujuan untuk menyesuaikan dengan kekayaan atau pendapatan yang
dimiliki sehingga mengetahui kondisi keuangan yang sebenarnya

B. Mengelola Keuangan Jangka Menengah


Manajemen Keuangan Keluarga Jangka Menengah adalah proses pengelolaan
penghasilan untuk mencapai tujuan fnansial yang memiliki rentan sekitar waktu antara 2-5
tahun. Setiap orang memiliki tuntutan keuangan jangka menengah yang berbeda
tergantung pada keyakinan dan tujuan hidup yang mereka jalani.

Sebagaimana cara mengatur keuangan secara umum, menurut G. Masassya (2004)


lima proses perencanaan berikut harus dilakukan antara lain:

19
1) Mengetahui kekayaan bersih yang dimilki (misalnya ; jumlah asset, hutang, dan dana
yang bisa disisihkan setiap bulan).
2) Menentukan tujuan finansial (jangka pendek, menengah maupun panjang)
3) Menyusun action plan atau rencana aksi, (dengan mengalokasikan pendapatan dalam
empat cara, yaitu konsumsi, tabungan, investasi dan proteksi)
4) Mengimplementasi rencana yang telah disusun secara disiplin.
5) Secara berkala, rencana yang telah dibuat dan dilaksanakan dievaluasi kesesuaiannya,
dan dapat dilakukakan perubahan sepanjang ada argumentasi yang jelas.

Mengelola Keuangan keluarga jangka menengah hampir sama dengan mengelola


keuangan keluarga secara umum, hanya saja lebih berfokus pada pengeluaran tidak rutin.
Setelah menerapkan tahap yang pertama yaitu mengetahui kekayaan bersih yang dimiliki.
Selanjutnya adalah menentukan tujuan finansial. Pastikan pemasukkan keluarga masih
lebih dan kebutuhan rutin atau jangka pendek telah terpenuhi. Contoh tujuan finansial
jangka menengah antara lain:

a) Studi S2 atau S3
b) Travelling
c) Membeli rumah atau mobil
d) Menyekolahkan anak
e) Untuk haji atau umroh
f) Pendidikan anak, dll

Setelah menentukan tujuan finansial jangka menengah yaitu menyusun rencana


dengan mengalokasikan dana yang akan digunakan untuk mencapai tujuan jangka
menengah. Dapat dalam bentuk tabungan ataupun investasi. Investasi yang dapat dicoba
untuk membantu mengalokasikan dana pengeluaran jangka menengah antara lain;

1) Deposito Berjangka
2) Surat Berharga Negara (SBN)
3) Reksadana Pasar Uang

Setiap penjelasan dari masing-masing investasi telah dicantumkan pada bab II, sub-
bab D. Setelah melakukan tahap ini, kemudian barulah melaksanakan rencana secara rutin
dan disiplin. Sehingga pengeluaran jangka menengah ini dapat tercapai sesuai waktu yang
diharapkan. Jangan lupa untuk terus mengevaluasi secara berkala antara rencana dan
action yang telah dilakukan.

C. Memaksimalkan Peran Ibu dan Anggota Keluarga dalam Manajemen Keuangan


Keluarga
Hampir seluruh keluarga memberikan peran mengelola keuangan keluarga pada
seorang ibu. Padahal seluruh anggota keluarga juga berperan penting dalam pengelolaan
keuangan keluarga. Hal-hal yang dapat dilakukan seluruh anggota keluarga, terutama ibu
yang memegang peran paling besar dalam pengelolaan keuangan rumah tangga yang
disusun oleh penulis antara lain:

20
1) Wajib belajar dan memahami pengetahuan dan informasi tentang manajemen
keuangan keluarga. Saat ini merupakan zaman digital, informasi dan pengetahuan
dapat dengan mudah diakses melalui media sosial. Ibu dan anggota keluarga lainnya
harus memanfaatkan media sosial untuk ajang belajar pengelolaan keuangan keluarga
yang baik dan benar.
2) Adanya keterbukaan antara seluruh anggotra keluarga, terutama keterbukaan antara
suami dan istri. Keterbukaan antara suami dan istri mengenai jumlah pemasukan yang
ada. Sedangkan untuk pengeluaran, diperlukan keterbukaan dari seluruh anggota
keluarga (suami,istri dan anak). Supaya dapat membantu ibu dalam mencatat
pengeluaran secara jelas dan terperinci.
3) Catatlah pemasukan dan pengeluaran secara rutin. Jumlah pemasukkan harus lebih
besar dibandingkan jumlah pengeluaran yang ada. Jika terjadi masalah dan kendala
dalam pengelolaan keuangan. Diperlukan musyawarah seluruh anggota keluarga
untuk dapat mencari dan menemukan solusi yang tepat.
4) Melakukan perencanaan dan evaluasi keuangan keluarga bersama-sama.

Menurut Muhamad Ichsan12 ada tiga jenis manajemen yang bisa dipilih sesuai
dengan keinginan keluarga antara lain:

1) Uang bersama dan sistem amplop


Penghasilan suami istri digabung menjadi satu. Setelah itu, total pendapatan
dibebankan ke biaya rutin. Setiap pos pengeluaran idealnya diwakili oleh satu
amplop. Pengeluaran keluarga, tidak hanya kebutuhan rumah tangga untuk makan
dan minum dan listrik, tetapi juga membayar cicilan rumah, pembayaran
kendaraan, listrik, telepon, biaya sekolah anak, asuransi, dan kebutuhan kendaraan
(bensin, interval servis, kerusakan, dan sebagainya. ), tabungan, biaya pribadi
ayah dan ibu, dan liburan semuanya mendapatkan amplopnya sendiri. Jika ada
sisa uang, masukkan ke rekening tabungan suami atau istri, atau buat rekening
bersama baru di bank untuk menyimpan sisa dari amplop setiap bulan.
2) Membagi berdasar persentase
Jenis manajemen ini membagi tanggung jawab dalam bentuk jumlah atau
persentase yang ditentukan setiap bulan dari semua kebutuhan rumah tangga,
termasuk pos darurat dan tabungan. Masing-masing anggota keluarga (terutama
yang sudah memiliki gaji) memberikan jumlah tertentu untuk menutupi kebutuhan
tersebut. Sisanya disisihkan untuk keperluan pribadi.
3) Membagi tanggung jawab
Membagi tanggungjawab antara suami dan istri, misalnya suami membayar
pengeluaran "berat" seperti pinjaman rumah, cicilan mobil, listrik, telepon, uang
sekolah anak, kebutuhan mobil dan asuransi. Sedangkan istri membayar
penngeluaran yang meliputi logistik bulanan, pernak pernik rumah, makanan,
liburan akhir pekan, dan pos tabungan. Menurut jumlahnya suami memiliki
tanggungan dana yang lebih besar. Namun, wanita itu juga berkontribusi terhadap
keuangan keluarga. Jika istri memiliki pendapatan yang lebih tinggi, dapat
dilakukan hal sebaliknya.

21
Hal-hal diatas sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan kesepakatan suami istri. Jika
semuanya bisa dikomunikasikan dengan baik maka masalah keuangan keluarga tidak
lagi menjadi masalah. Unsur yang paling esensial adalah saling keterbukaan dan
berbagi tanggung jawab dalam kehidupan keluarga.

22
BAB IV

PENUTUP
A. Simpulan
Keuangan keluarga perlu dimaksimalkan dalam pengelolaanya. Supaya pengeluaran
dasar dan pengeluaran rutin yang ada dapat tercukupi. Dengan pengelolaan keuangan yang
tepat akan mendorong tercapainya kesejahteraan keluarga. Selain pengeluaran rutin,
keluarga memiliki keinginan atau pengeluaran yang tidak wajib namun dapat mendorong
keberlangsungan hidup. Contohnya adalah pengeluaran jangka menengah.

Pengeluaran jangka menengah, bukanlah pengeluaran mendesak yang harus cepat


terpenuhi. Sehingga dapat diketahui secara spesifik rentan waktu dalam pemenuhannya.
Setiap orang memiliki tuntutan jangka menengah yang berbeda tergantung pada keyakinan
dan tujuan hidup yang mereka jalani. Contohnya kebutuhan jangka menengah yaitu
melanjutkan studi S2 dan S3, travelling, membeli rumah atau mobil, menyekolahkan anak,
untuk haji atau umroh, pendidikan anak.

Mengelola Keuangan keluarga jangka menengah hampir sama dengan mengelola


keuangan keluarga secara umum, hanya saja lebih berfokus pada pengeluaran tidak rutin.
Setelah mengetahui kekayaan bersih yang dimiliki, tentukanlah tujuan finansial. Pastikan
pemasukkan keluarga masih lebih dan kebutuhan rutin atau jangka pendek telah terpenuhi.
Barulah realisasikan pengeluaran jangka menengah anda. Hal-hal yang dapat dilakukan
antara lain:

1) Mengetahui kekayaan bersih yang dimilki (misalnya ; jumlah asset, hutang, dan dana
yang bisa disisihkan setiap bulan).
2) Menentukan tujuan finansial (jangka menengah )
3) Menyusun action plan atau rencana aksi, (dengan mengalokasikan pendapatan dalam
empat cara, yaitu konsumsi, tabungan, investasi dan proteksi)
4) Mengimplementasi rencana yang telah disusun secara disiplin.
5) Secara berkala, rencana yang telah dibuat dan dilaksanakan dievaluasi kesesuaiannya,
dan dapat dilakukakan perubahan sepanjang ada argumentasi yang jelas.

Hal-hal yang dapat dilakukan seluruh anggota keluarga, terutama ibu yang memegang
peran paling besar dalam pengelolaan keuangan rumah tangga yang disusun oleh penulis
antara lain:

1) Wajib belajar dan memahami pengetahuan dan informasi tentang manajemen


keuangan keluarga. Saat ini merupakan zaman digital, informasi dan pengetahuan
dapat dengan mudah diakses melalui media sosial. Ibu dan anggota keluarga lainnya
harus memanfaatkan media sosial untuk belajar pengelolaan keuangan keluarga yang
baik dan benar.
2) Adanya keterbukaan antara seluruh anggotra keluarga, terutama keterbukaan antara
suami dan istri. Keterbukaan antara suami dan istri mengenai jumlah pemasukan yang
ada. Sedangkan untuk pengeluaran, diperlukan keterbukaan dari seluruh anggota
23
keluarga (suami,istri dan anak). Supaya dapat membantu ibu dalam mencatat
pengeluaran secara jelas dan terperinci.
3) Catatlah pemasukan dan pengeluaran secara rutin. Jumlah pemasukkan harus lebih
besar dibandingkan jumlah pengeluaran yang ada. Jika terjadi masalah dan kendala
dalam pengelolaan keuangan. Diperlukan musyawarah seluruh anggota keluarga
untuk dapat mencari dan menemukan solusi yang tepat.
4) Melakukan perencanaan dan evaluasi keuangan keluarga bersama-sama.

B. Saran
Pengeluaran jangka menengah, bukanlah pengeluaran mendesak yang harus cepat
terpenuhi. Sehingga tidak perlu memaksakan diri untuk cepat-cepat merealisasikannya.
Pastikan dahulu pengeluaran rutin yang ada sudah terpenuhi, kemudian susun skala
prioritas dari berbagai keinginan jangka menengah yang ada. Tentukan sesuai kebutuhan
yang ingin anda capai terlebih dahulu. Barulah realisasikan pengeluaran jangka menengah.
Simpan dan kumpulkan dana untuk pengeluaran jangka menengah melalui tabunngan
ataupun investasi.

C. Ucapan Terimakasih
Terwujudnya makalah dengan judul “Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Manajemen
Keuangan Keluarga Jangka Menengah” tidak lepas dari peran serta dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus
kepada:

1. Dr. Susilowati,M.pd selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Sumber Daya
Keluarga kelas A1
2. Kepada orangtua yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya
3. Kepada PJMK mata kuliah Manajemen Sumber Daya Keluarga kelas A1 atas
kerjasama dalam menyelesaikan makalah ini
4. Kepada responden yang telah membantu memberikan informasi untuk penelitian
penulisan
5. Kepada Para pembaca
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan penulisan serupa di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bernilai positif bagi semua pihak yang
membutuhkan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Andri, A., Rismawati, M., Oktaviani, U. D., & Ege, B. (2019). MANAJEMEN KEUANGAN
KELUARGA UNTUK PERSIAPAN PENDIDIKAN ANAK. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Khatulistiwa, 1(1), 36–44. (https://doi.org/10.31932/jpmk.v1i1.313,
diakses pada 4 Mei 2023)

Bayu, I. (2022). 4 Tips Menyiapkan Dana Darurat yang Ideal, (Online),


(https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/4-tips-menyiapkan-dana-
darurat-yang-ideal, diakses 1 Juli 2023)

Denziana, A., Nofianti, L. (2010). MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA. Jurnal


Perempuan Agama dan Jender. Vol 9, No 2.
(https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/marwah/article/view/481/0, diakses 4 Mei
2023)

Kumajas, I.L., & Wuryaningrat, N.F. (2021). Dana Darurat di Masa Pandemi Covid 19.
Vol.33(1):1-17. (file:///C:/Users/hp/Downloads/ojsuajy,+1.+Artikel+1+MODUS+Vol.
+33+(1)+Mar+2021+hal.+1-17.pdf, diakses 1 Juli 2023)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perencanaan Keuangan Keluarga, Menara Radius Prawiro
Lantai 2 Jl. M.H. Thamrin No. 2. Jakarta Pusat.
(https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/images/FileDownload/25_Buku_Perencana
an_Keuangan.pdf, diakses 4 Mei 2023)

Puspita, L. M. N., Coryanata, I., Marietza, F., & Bahri, S. (2021). LITERASI DIGITAL
DALAM RANGKA PENINGKATAN KEMAMPUAN MANAJEMEN KEUANGAN
KELUARGA BAGI IBU-IBU RUMAH, Vol 2, No 2.
(https://ejournal.unib.ac.id/abdireksa/article/view/15900, diakses 4 Mei 2023)

Salirawati, D. 2004. Manajemen Keuangan Keluarga, (Online),


(https://staffnew.uny.ac.id/upload/132001805/pengabdian/14manajemen-keuangan-
keluarga.pdf, diakses 1 Juli 2023)

Siregar, B. G. (2020). IBU RUMAH TANGGA DALAM MANAJEMEN KEUANGAN


KELUARGA. Jurnal Kajian Gender dan Anak, 3(1), 16–32.
(https://doi.org/10.24952/gender.v3i1.2255, diakses 4 Mei 2023)

Syam, A. 2022. Perencanaan Keuangan Rumah Tangga (Studi Pada Pasangan Muda di
Kelurahan Kassa Kecamatan Batulappa Kabupaten Pinrang). Jurnal Ekonomi,
(Online), (http://repository.iainpare.ac.id/3411/1/17.2900.032.pdf, diakses 1 Juli
2023)

Syarifah, I., Praptinasari, S., Elmira, B. N., Azis, A., Hastuti, F. T., Hernando, H., &
Nurmalasari, N. (2023). Sosialisasi Manajemen Keuangan Keluarga. Jurnal
Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara. Vol 3, No 2.2.
(https://ejournal.sisfokomtek.org/index.php/jpkm/article/view/719)

25
Tanaya, S.A. (2020). Perencanaan Keuangan Muda Bersahaja Tua Bahagia.
(https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-tarakan/baca-artikel/13171/Perencanaan-
Keuangan-Muda-Bersahaja-Tua-Bahagia.html, diakses 4 Mei 2023)

Universitas Medan Area. 2022. Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli. Biro Administrasi
Kepegawaian, Karir dan Informasi

26

Anda mungkin juga menyukai