DASAR PEMASARAN
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
POLITEKNIK APP JAKARTA
Jl. Timbul No. 34 Cipedak Jagakarsa Jakarta Selatan 12630
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
Mengidentifikasi Elemen Pemasaran Perusahaan M.702090.001.01
DAFTAR ISI
BAB IV PRODUK
A. Bauran Pemasaran
B. Pengertian Produk
C. Jenis Produk
D. Pengembangan Produk
E. Daur Hidup Produk
BAB V HARGA
A. Pengertian dan Fungsi Harga.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga.
C. Kebijaksanaan dan Metode Penetapan Harga
BAB VI SALURAN DISTRIBUSI
A. Organisasi dan Bentuk Badan Usaha
B. Sifat Saluran Distribusi Pemasaran.
C. Organisasi saluran distribusi.
BAB IX PENJUALAN
A. Peran penjualan
B. Membangun Armada Penjualan
C. Wiraniaga dan Personal Seling
D. Tipe-tipe Pendekatan Penjualan
BAB I
LINGKUNGAN PEMASARAN
A. Pengetian Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan
produsen ketangan konsumen. Sedangkan menurut Philip Kotler, pemasaran adalah
semua proses social dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar
sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Menurut American Marketig Association, pemasaran merupakan suatu proses
perencanaan dan pengembangan kegiatan usaha yang meliputi kebijakan harga,
promosi, dan distribusi sejumlah barang atau jasa yang diarahkan pada suatu proses
pertukaran yang memuaskan individu dan organisasi.
analisis tren pemasaran. Ada dua jenis kekuatan eksternal yang berpengaruh
terhadap perusahaan:
1. Pengaruh Makro, yang mempengaruhi semua perusahaan seperti demografi,
kondisi ekonomi, dan hukum.
2. Pengaruh Mikro, yang mempengaruhi perusahaan tertentu, yang terdiri dari
pemasok, perantara pemasaran, dan konsumen.
Keberhasilan pemasaran ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam
mengelola program pemasaran didalam lingkungannya. Untuk melakukan itu,
eksekutif pemasaran harus mengetahui dengan tepat sesuatu yang membentuk
lingkungan perusahaan dan memantaunya dengan cara yang sistematis.
Pengaruh lingkungan Eksternal, faktor-faktor eksternal makro meliputi:
Demografi
Demografi mengacu pada ciri populasi manusia, yang meliputi faktor-
faktor seperti ukuran, distribusi, dan pertumbuhan. Karena manusia
membentuk kasar, demografi memerlukan perhatian khusus dalam
perhitungan eksekutif pemasaran.
Kondisi Ekonomi
Untuk dapat disebut kasar orang harus mempunyai uang untuk di
belanjakan. Karena itu, lingkungan ekonomi merupakan kekuatan penting
yang mempengaruhi aktifitas pemasaran perusahaan. Program pemasarn di
pengaruhi khususnya oleh faktor ekonomi seperti inflasi dan tingkat suku
bunga.
Persaingan
Pada umumnya perusahaan menghadapi 3 macam persaingan meliputi
persaingan merek yang dialami oleh perusahaan yang beroperasi dalam
bidang yang sama, misalnya perusahaan air mineral.
C. MODEL 4C DIAMOND
4C Diamond merupakan model yang digunakan untuk menganalisis lingkungan
bisnis yang terdiri dari change, competitor, customer dan company. Company adalah
faktor internal yang penting dalam proses pembuatan strategi yang akan
memberikan gambaran bisnis dalam perusahaan. Sedangkan change, competitor dan
customer digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai bisnis di masa
mendatang.
Change (Perubahan) adalah suatu hal yang pasti akan terjadi, oleh karena itu,
perubahan perlu disikapi dengan cermat. Kekuatan perubahan meliputi
analisis PESTEL (Politik, Sosial, Ekonomi, Teknologi, Sosial Budaya dan
Lingkungan)
Competitor (Persaingan)
Persaingan yang semakin kompleks dan susah untuk diperdiksi. Pesaing sekarang
ini dapat mengakses informasi mengenai pesaing dengan sangat mudah. Ada tiga
dimensi menganalisa pesaing, yakni:
1. Potential competitor, banyaknya pesaing yang ada dalam bisnis ada dua
macam yakni pesaing tak nampak (latent competitor) dan penjaja produk
pengganti (substitute product)
BAB II
STRATEGI SEGMENTASI, TARGETING, POSITIONING
D. Konsep Positioning
Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan
sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam benak
pelanggan sasarannya (Kotler, 1997:85). Positioning merupakan elemen yang sangat
utama dalam suatu strategi pemasaran. Sebuah perusahaan dapat menentukan
posisinya melalui persepsi pelanggan terhadap produknya dan produk pesaingnya
sehingga akan dihasilkan peta persepsi.
Menurut Aaker dan Shansby (1982), strategi positioning dibedakan menjadi
enam, yaitu:
Positioning berdasarkan atribut dan manfaat produk, yaitu menetapkan merek
yang berbeda dari persaing pada karakteristik atau manfaat yang ditawarkan.
Dengan kata lain, strategi positioning ini mengasosiasikan produk dengan suatu
atribut, fitur produk, dan fitur konsumen. Contohnya Volvo menekankan pada
kenyamanan dan daya tahan, dengan menunjukkan iklan tes kecelakaan dan
menampilkan data statistik mengenai umur daya tahan penggunaan Volvo.
Positioning berdasarkan harga/kualitas, yaitu menggunakan karakteristik
harga/kualitas untuk memposisikan merek. Salah satu cara perusahaan
menggunakan strategi positioning ini adalah dengan menggunakan iklan yang
merefleksikan bahwa mereknya memiliki image yang berkualitas tinggi. Selain
itu, perusahaan juga dapat fokus pada kualitas atau nilai yang ditawarkan oleh
merek pada harga yang sangat kompetitif. Contohnya notebook Toshiba
dipromosikan melalui iklan TV sehingga image terhadap notebook Toshiba adalah
notebook yang berkualitas tinggi.
Positioning berdasarkan penggunaan atau aplikasi, yaitu dengan
mengkomunikasikan image atau posisi tertentu dari merek, dengan
mengasosiasikannya terhadap penggunaan atau aplikasi tertentu. Contohnya
margarin Simas diposisikan sebagai margarin untuk memasak, bukan untuk roti.
Positioning berdasarkan kelas produk, yaitu produk diposisikan dengan kelas
produknya. Contohnya Aqua memiliki positioning air mineral. Namun, sering kali
persaingan produk datang dari kelas produk yang berbeda dan perusahaan
menetapkan positioning produknya berdasarkan produk lain di luar kelas
produknya. Contohnya perusahaan CD musik harus bersaing dengan perusahaan
MP3 player.
Positioning berdasarkan pengguna produk, yaitu menetapkan posisi suatu produk
dengan mengasosiasikannya terhadap kelas pengguna atau kelompok tertentu.
Contohnya susu Dancow diposisikan sebagai susu untuk Balita.
Positioning berdasarkan pesaing. Pesaing mungkin menjadi penting untuk
dijadikan dasar strategi positioning terhadap produk dan jasa perusahaan.
Pendekatan ini mirip dengan positioning kelas produk, tetapi pendekatan ini
melibatkan pesaing pada kategori produk yang sama. Contohnya iklan Burger
King mengkomunikasikan bahwa burger McDonald memiliki beef yang sedikit dan
rasanya tidak seenak Burger King karena produk McD tidak dipanggang.
Dalam menentukan strategi positioning, terdapat enam langkah yang
harus dilakukan, yaitu :
a. Identifikasi para pesaing
Proses ini membutuhkan pemikiran yang luas. Pesaing tidak hanya ada
pada kelas produk yang sama dengan poduk perusahaan. Oleh karena itu,
perusahaan juga harus mengidentifikasi pesaing di luar kelas produknya.
b. Riset persepsi konsumen
Ketika perusahaan mendefinisikan persaingan, perusahaan harus
menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap persaingan dan harus
memikirkan atribut apa saja yang dinilai penting oleh konsumen ketika konsumen
mengevaluasi produk dan/atau merek.
c. Menentukan posisi pesaing
Setelah mengidentifikasi atribut apa yang penting bagi konsumen, kita
harus menentukan bagaimana tiap pesaing (termasuk atribut yang dimiliki
produk kita) diposisikan terhadap atribut tersebut dan membandingkan antara
pesaing satu dengan yang lain. Untuk melakukan hal ini, perlu mengadakan riset
konsumen.
d. Menganalisis preferensi konsumen
Mengetahui posisi yang dikehendaki oleh konsumen terhadap suatu
produk. Pada tahap ini produsen perlu mengkaji kembali apakah masih ada celah
yang tersisa dalam pasar yang mencermikan permintaan potensial.
e. Membuat keputusan positioning
Dalam membuat keputusan positioning, manajer pemasaran harus
membuat keputusan yang subjektif karena keputusan tidak selalu jelas dan
terdefinisikan dengan baik serta penelitian hanya memberikan masukan yang
terbatas.
f. Memantau posisi
Setiap posisi yang dibangun, tentunya perusahaan menginginkan untuk
memantau bagaimana posisi itu dipelihara di pasar.
Menurut Kotler dan Keller (2008:110) kesalahan dalam positioning dapat
dibedakan menjadi empat, yaitu :
Underpositioning
Penentuan posisi yang kurang sehingga konsumen tidak melihat sesuatu
yang khusus dan melihat merek tersebut hanya sebagai pemain baru yang
masuk ke pasar yang sudah jenuh.
Overpositioning
Positioning yang dilakukan perusahaan terlalu berlebihan sehingga
konsumen memiliki gambaran yang terlalu sempit atas citra sebuah merek.
Confused positioning
Konsumen memiliki suatu citra yang membingungkan terhadap suatu
merek karena perusahaan terlalu banyak membuat pernyataan atau terlalu sering
mengubah positioning suatu merek.
Doubtful positioning
Konsumen merasa sulit untuk percaya atas pernyataan suatu merek
karena aspek fitur-fitur produk tersebut meragukan, termasuk harga atau
perusahaannya.
BAB III
DIFERENSIASI
A. Definisi Diferensiasi
Menurut Catur Sugiyanto (2007) diferensiasi berarti bahwa suatu produk atau
jasa memiliki tidak saja keberbedaan dengan produk atau jasa yang sudah ada,
melainkan juga merupakan titik keunggulan dibandingkan yang lainnya itu. Tetapi,
diferensiasi tidak berarti ‘asal berbeda’, sehingga kalau sudah berbeda berarti pasti
memiliki titik keunggulan yang dimaksud. Esensi dari strategi diferensiasi adalah
perusahaan dapat memberikan perbedaan yang lebih unik dari pada pesaing,
sehingga dengan perbedaan itu konsumen memiliki nilai yang lebih tinggi.
Menurut Michael Porter, definisi differentiation yang dikutip Kartajaya
(2004:128) “A firm differentiates is self from its competitors if it can be unique at
something that is valualable to buyers”, Michael Porter menyatakan bahwa perbedaan
yang diciptakan itu harus menciptakan value yang bermakna bagi konsumen. Menurut
Kotler (2002:20), definisi pembedaan atau diferensiasi (differentiation) adalah
tindakan untuk menetapkan sekumpulan perbedaan-perbedaan yang berarti untuk
membedakan penawaran perusahaan dari persaingannya.
Menurut Kotler (2002:256), keunggulan bersaing sebuah perusahaan salah
satunya dengan perbedaan (differentition) tawaran perusahaan yang akan
memberikan nilai lebih kepada konsumen ketimbang yang dibawakan pesaing.
Penawaran perusahaan kepada pasar dapat di diferensiasikan, diantaranya :
Diferensiasi produk (product differentiton) Sebuah perusahaan dapat
mendeferensiasikan produk secara fisik seperti konsistensi, keawetan, keandalan,
atau dapat diperbaiki.
Diferensiasi pelayanan (service differentiation) Sebagai tambahan dari perbedaan
secara fisik, perusahaan dapat membedakan servis yang menyertai produk,
misalnya : penyerahan, pemasangan, perbaikan, pelatihan, servis, konsultasi dan
sebagainya.
C. Kriteria Diferensiasi
Diferensiasi merupakan upaya menciptakan pembedaan baik dari sisi konten,
kontek maupun infrastruktur dan diferensiasi dibentuk tidak hanya berbeda tetapi
harus memiliki diferensiasi yang kokoh dalam jangka panjang.
Menurut Kartajaya (2004:148), terdapat tiga syarat sebagai acuan penentuan
diferensiasi, antara lain :
1. Menciptakan excellent value
Sebuah diferensiasi harus mampu menciptakan excellent value kepada pelanggan
sehingga perbedaan tersebut memiliki makna dimata pelanggan.
2. Keunggulan bersaing
Diferensiasi perusahaan harus merupakan keunggulan dibandingkan pesaing.
Sebuah diferensiasi akan kokoh jika mencerminkan perbedaan dengan pesaing dan
perbedaan tersebut mencerminkan keunggulan dari penawaran perusahaan.
3. Memiliki keunikan
Agar diferensiasi kokoh dan sustainable, maka harus memiliki uniqueness sehingga
tidak mudah untuk ditiru oleh pesaing. Untuk tidak mudah ditiru maka seperti yang
dikemukakan Michael Porter maka diferensiasi harus tersusun atas sekumpulan
sistem aktivitas (activity system) yang saling terkait dimana antar aktivitas-aktivitas
tersebut saling menunjang secara konstruktif satu sama lain.
BAB IV
PRODUK MIX
A. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia
pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat
pemasaran taktis yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi yang dapat
dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang
diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler 2003: 78).
Kotler dan Keller (2009: 24) juga menyatakan bahwa bauran pemasaran atau
yang sering disebut sebagai 4P dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu, sudut
pandang penjual dan sudut pandang pembeli. Dari sudut pandang penjual, 4P
merupakan perangkat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli.
Sedangkan, dari sudut pandang pembeli 4P merupakan perangkat pemasaran yang
dirancang untuk memberikan manfaat bagi pelanggan.
Komponen-komponen dari bauran pemasaran yang sering disebut 4P antara
lain: Produk, harga (price), tempat (place) dan promosi.
B. Pengertian Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2003: 337), produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan pemakainya.
1. Jenis Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2003: 342), berdasarkan monsumen
yang menggunakannya, produk dibedakan menjadi dua kategori yaitu, produk
konsumen dan produk industri.
Produk Konsumen Merupakan semua produk yang dibeli oleh konsumen
akhir untuk dikonsumsi secara pribadi. Produk konsumen umumnya
diklasifikasikan lebih lanjut oleh para pemasar berdasarkan cara konsumen
membelinya, meliputi:
a) Produk sehari-hari Merupakan produk yang dibeli oleh konsumen secara
teratur, cepat dan dengan perbandingan dengan produk lain yang
yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual.
Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh
masih rendah.
2. Tahap pertumbuhan (growth).
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan
cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah
mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh
perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai
memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat
dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan
menurunkan harga jualnya.
3. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih
meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen
maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam
sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang
baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan
lagi untuk menghadapi persaingan.
4. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu
mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang
baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan
barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi
pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh
menurun. Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti
dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar
tertentu yang sangat terbatas.
BAB V
HARGA
BAB VI
TEMPAT (PLACE)
A. Pengertian Place
Menurut Kotler (2005 : 17), tempat (Place) termaksud berbagai aktivitas yang
dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat di peroleh dan tersedia bagi
pelanggan sasaran. Lokasi sering pula disebut sebagai saluran distribusi yaitu suatu
perangkat organisasi yang saling tergantung dalam penyedia suatu produk atau jasa
untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. Sebelum
produsen mamasarkan produknya, maka sudah ada perencanaan tentang pola
distribusi yang akan dilakukan. Disini pengting sekali perantara memiliki saluran
distribusinya. Perantara ialah sangat penting karena dalam segala hal, mereka lah
yang berhubungan langsung dengan konsumen.
Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan
mengenai di mana operasi dan stafnya akan ditempatkan, yang paling penting dari
lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat. Terdapat tiga macam tipe
interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan yang berhubungan dengan pemilihan
lokasi, yaitu sebagai berikut :
o Pelanggan mendatangi penyedia jasa.
o Penyedia jasa mendatangi pelanggan.
o Penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui perantara.
Selain hal itu, pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang
cermat terhadap beberapa faktor berikut :
o Akses, misalnya lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi umum.
o Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.
o Lalu lintas (traffic), di mana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu
banyaknya orang yang lalu-lalang dapat memberikan peluang besar terjadinya
kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat pula menjadi hambatan.
o Tempat parkir yang luas dan aman.
o Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk perluasan usaha di kemudian hari.
o Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.
o Persaingan, yaitu lokasi pesaing.
o Peraturan pemerintah.
B. Saluran Distribusi
Menurut Djaslim Saladin (2006:153), “Saluran Distribusi adalah serangkaian
organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan
suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi”
Menurut Philip Kotler (2007:122), “Saluran Distribusi adalah organisasi –
organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat
produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.”
Dari definisi diatas dapat tergambar bahwa saluran distribusi merupakan suatu
lembaga pemasaran baik itu milik produsen maupun bukan yang bertugas untuk
menyalurkan produk baik ke konsumen maupun ke konsumen industri berdasarkan
prinsip manajemen perusahaan yang telah ditetapkan.
Kedudukan saluran distribusi di dalam saluran pemasaran bahwa saluran
distribusi merupakan bagian dari saluran pemasaran yang berfungsi dalam
membantu produsen menyalurkan hasil produksinya untuk bisa ke tangan konsumen
dimana tugasnya mencakup penyebaran promosi transportasi dan sebagainya tetapi
saluran distribusi tidak melakukan tugas yang seperti dilakukan fungsi saluran
pemasaran, dimana tugasnya melakukan seluruh tugas yang dilakukan saluran
distribusi ditambah sebagai fasilitator, artinya orang atau lembaga yang memfasilitasi
kegiatan atau operasional kegiatan perusahaan diantaranya pelayanan perbaikan dan
sebagainya sehingga dapat diketahui bahwa cakupan saluran distribusi relatif lebih
kecil daripada saluran pemasaran.
Fungsi Saluran Distribusi
Fungsi Saluran Distribusi mencakup beberapa hal, yaitu:
1. Informasi ( Information )
Yaitu sebagai pengumpul dan penyebar informasi riset pemasaran tentang
potensi dan kemampuan pasar, pesaing, dan kekuatan – kekuatan lain dalam
lingkungan pemasaran.
2. Promosi ( Promotion )
Yaitu sebagai pengembangan dan penyebaran komunikasi
3. Negosiasi ( Negotiation )
Yaitu usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan hal – hal
lain yang berhubungan dengan perpindahan hak milik.
4. Pemesanan ( Ordering )
Yaitu komunikasi saluran ke belakang mengenai minat membeli oleh anggota
saluran pemasaran ke produsen
5. Pembiayaan ( Financiang )
Yaitu permintaan dan penyebaran dana untuk menutup biaya saluran
pemasaran tersebut.
6. Pengambilan Risiko ( Risk Taking )
Yaitu perkiraan besar resiko berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran
tersebut.
7. Kepemilikan Fisik ( Physical Possession )
Yaitu milik dari penyimpangan dan pergerakan barang secara fisik dari bahan
mentah sampai ke konsumen akhir.
8. Pembayaran ( Payment )
Yaitu arus pembayaran atau uang kepada penjual atas jasa atau produk atau
jasa yang telah diserahkan.
9. Kepemilikan ( Tittle )
Yaitu arus kepemilikan dari suatu lembaga pemasaran ke lembaga pemasaran
lainnya.
2. Saluran 1 tingkat
Produsen Pedagang Eceran Konsumen
Dalam hal ini pedagang eceran berfungsi sebagai wadah penyalur
dari produsen yang dihasilkan produsen kepada konsumen akhir, dan juga
secara tidak langsung membantu dalam proses pemasaran.
3. Saluran 2 tingkat
Produsen Pedagang Besar Pedagang Eceran Konsumen
Dikatakan pula sebagai saluran tradisional, bentuk saluran ini
banyak digunakan oleh pengecer kecil dan produsen industri kecil karena
dianggap paling ekonomis.
4. Saluran 3 tingkat
Produsen Agen Pedagang Besar Pedagang Eceran Konsumen
Merupakan bentuk yang terpanjang, karena dalam bentuk ini
produsen berkeinginan untuk mencapai pengecer – pengecer kecil.
b. Saluran Distribusi untuk barang industri
Saluran 0 tingkat
Produsen Pemakai Industri
Biasanya hubungan langsung ini produk industrial yang disalurkan
menggunakan nilai dolar yang lebih dominan. Bentuk saluran ini cocok untuk
digunakan untuk produksi, instansi – instansi besar, kapal terbang, generator
dan instalasi pemasaran.
Saluran 1 tingkat
Produsen Distributor industrial Konsumen
Biasanya digunakan untuk produsen yang memasarkan produk –
produk seperti perlengkapan operasi peralatan, asesoris kecil, produk material
bangunan, dan sebagainya. Untuk perusahaan yang tidak memiliki bagian
pemasaran sendiri menganggap saluran ini penting untuk digunakan dan juga
bagi perusahaan yang ingin memasuki pasaran baru.
Saluran 2 tingkat
Produsen Agen Distributor Industrial Pemakai
Gambar 6.2.
Saluran Distribusi Industri
BAB VII
PROMOSI
A. Bauran Promosi
Menurut Basu Swastha, promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling
baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat promosi lainnya, yang
kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. promotion mix
terdiri dari :
Advertising (periklanan), yaitu segala bentuk persentasi non personal dan promosi
ide barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
Medianya antara lain: brosur, buklet, poster, penayangan pada audio visual,
billboard, dan lain-lain.
Sales promotion (promosi penjualan), yaitu bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian
produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli
pelanggan. Medianya antara lain: pemberian training, hadiah, sampel, kupon.
Public Relation (hubungan masyarakat), yaitu merupakan upaya komunikasi
menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,
keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Medianya
antara lain : kontak pers, pidato, seminar, laporan tahunan, sponsor, sumbangan,
majalah perusahaan, peringatan peristiwa.
Personal Selling (penjualan tatap muka), yaitu komunikasi langsung antara
penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon
pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga
mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. Medianya antara lain:
persentasi penjualan, pertemuan penjualan, pasar malam, pameran dagang,dll.
Direct Marketing (pemasaran langsung), yaitu sistem pemasaran yang bersifat
interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk
menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.
Medianya antara lain: pemasaran lewat telepon, internet, surat, katalog,dll.
Bauran promosi merupakan program komunikasi pernasaran total sebuah
perusahaan yang terdiri dari iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan
sebagainya), maka rasa ingin memilikinya ini semakin besar dan diikuti oleh suatu
keputusan untuk membeli.
D. Tujuan Promosi
Ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi yaitu :
1. Menginformasikan, maksudnya adalah menginformasikan pasar tentang produk
baru, mengemukakan manfaat baru sebuah produk, menginfonnasikan pasar
tentang perubahan harga, menjelaskan bagaimana produk bekerja,
menggambarkan jasa yang tersedia, memperbaiki kesan yang salah, mengurangi
ketakutan pembeli, membangun citra perusahaan.
2. Membujuk, maksudnya mengubah persepsi mengenai atribut produk agar
diterima pembeli.
3. Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap diingat pembeli sepanjang masa,
mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat perhatian.
Setelah diadakan promosi diharapkan konsumen, melakukan pembelian.
Pembelian adalah akhir dari proses komunikasi. Pembeli juga memiliki keterikatan
yang tinggi dengan produk yang dikonsumsinya.
Ada enam hal yang dapat menjelaskan komunikasi tersebut yaitu:
o Kesadaran (Awareness). Jika sebagian besar konsumen sasaran tidak menyadari
obyek tersebut, maka tugas komunikator adalah membangun kesadaran dari
mengenai produk dan terus mengenalkan produk kepada konsumen.
o Pengetahuan (Knowledge). Diharapkan konsumen memiliki kesadaran tentang
perusahaan atau produk yang telah dikeluarkan dan jangan sampai konsumen
tidak mengetahui produk tersebut.
o Menyukai (Liking). Dapat mengetahui perasaan mereka terhadap produk yang
dikonsumsi oleh audiens, sehingga konsumen dapat menyukai produk tersebut.
o Preferensi (Preference). Dapat dikatakan konsumen menyukai produk tersebut
dan lebih memilih produk itu dibanding produk lain.
o Keyakinan (Conviction). Konsumen diharapkan yakin untuk membeli produk yang
sudah dipilihnya.
o Pembelian (Purchase). Pembelian yang dilakukan konsumen, adalah tahap
terakhir dalam komunikasi.
BAB IX
PENJUALAN
A. Definisi Penjualan
Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting dan
menentukan bagi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh
laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Sebenarnya pengertian
penjualan sangat luas, beberapa para ahli mengemukakan tentang definisi penjualan
antara lain :
Menurut Basu Swastha dalam buku Manajemen Penjualan yaitu : “Menjual
adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk
mengajak orang lain agar bersedia membeli barang/jasa yang ditawarkannya”.
Menurut Moekijat dalam buku Kamus Istilah Manajemen yaitu : “Selling :
melakukan penjualan adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli,
mempengaruhi dan memberikan pentunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan
kebutuhannya dengan produk ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai
harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak”.
Menurut Win’s Anorga dalam buku Kamus Istilah Ekonomi yaitu: “Selling:
aktivitas menjual adalah tindakan yang membangkitkan bagi yang membeli
barang/jasa dan melaksanakan jual beli yang meliputi penyerahan hak milik dan
pembayaran harga dalam jangka waktu perjanjian”.
Menurut Kusnadi dalam buku Akuntansi Keuangan Lanjutan yang menjelaskan
bahwa : “Penjualan (sales) adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada pembeli
atas barang atau jasa yang dijual ”.
Menurut Aliminyah & Padji dalam buku Kamus Istilah Akuntansi, pengertian
Volume Penjualan adalah : “Jumlah penjualan yang berhasil dicapai atau ingin dicapai
oleh suatu perusahaan pada periode tertentu”.
Menurut Soemarso dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar Jilid I menyatakan
bahwa : “Penjualan bersih (net sales) adalah penjualan dikurangi dengan
pengembalian, pengurangan harga, biaya transpor yang dibayar untuk langganan
dan potongan penjualan yang diambil”.
1. menciptakan permintaan
2. mencari pembeli
3. memberikan saran-saran
4. membicarakan syarat-syarat penjualan
5. memindahkan hak milik.
Secara umum penjualan juga biasa diartikan sebagai suatu bentuk
perpindahan (transfer) dari penjual kepada pembeli sesuai dengan syarat dan kondisi
yang disepakati. Tujuan dari penjualan yaitu menjual dari apa yang telah dihasilkan
dan bukan menghasilkan apa yang dapat dijual. Penjualan dalam perusahaan
mempunyai tujuan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mencapai volume penjualan tertentu
2. Mendapatkan laba tertentu
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan
Perusahaan yang kegiatan utamanya melakukan penjualan biasanya
menyatakan jumlah penjualannya dalam bentuk unit. Unit ini merupakan bagian dari
Judul Modul Mengidentifikasi Elemen Pemasaran Perusahaan Halaman: 38 dari 55
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
Mengidentifikasi Elemen Pemasaran Perusahaan M.702090.001.01
hasil (penjualan produk yang terjual dibandingkan dengan produk yang tersedia yang
biasa dinyatakan dalam bentuk data nomerik/deretan angka.
Selling Marketing
1. Menekankan pada produk yang dijual 1. menekankan pada apa yang diinginkan
2. perusahaan mula-mula membuat oleh konsumen
produk, kemudian berusaha menjualnya 2. perusahaan mula-mula meneliti apa
3. manajemen di sini berorientasi pada keinginan konsumen, kemudian
bagaimana tercapainya volume merancang bagaimana membuat
penjualan sebesar-besarnya produk tersebut, agar memuaskan
4. rencananya biasanya berjangka selera konsumen
pendek, dengan kata lain produk 3. manajemen berorientasi pada profit
sekarang, harus dipasarkan sekarang dalam arti laba total bukan laba perunit
barang
4. rencana dibuat jangka panjang, dalam
arti memikirkan pertumbuhan
perusahaan dimasa yang akan datang
BAB X
MEREK
media, orang-orang terkenal yang sudah menggunakan merek ini serta kegiatan
pemasaran mulut ke mulut atau word of mouth juga akan mempengaruhi asosiasi
makna dengan merek. Objektif dari suatu strategi branding yang baik adalah:
1. Dapat menyampaikan pesan dengan jelas.
2. Dapat mengkonfirmasi kredibilitas pemilik brand tersebut.
3. Dapat menghubungkan dengan target pemasaran yang lebih personal.
4. Memotivasi pembeli
5. Menciptakan kesetiaan pelanggan.
BAB XI
EKUITAS MEREK
Brand equity biasanya akan memungkinkan margin yang lebih tinggi dengan
memungkinkan harga optimum (premium pricing) dan mengurangi
ketergantungan pada promosi.
Brand equity memberikan landasan untuk pertumbuhan melalui perluasan
merek.
Brand equity bisa memberikan dorongan dalam saluran distribusi.
Aset-aset brand equity memberikan keuntungan kompetitif yang seringkali
menghadirkan rintangan nyata terhadap para kompetitor.
BAB XII
KUALITAS PELAYANAN
BAB XIII
QUALITY, COST, DELIVERY
A. Konsep Proses
Lean Process merupakan konsep dalam manufacturing yang diperkenalkan
oleh sistem manajemen Toyota Jepang yang bertujuan untuk mencapai QCD
(Quality, Cost, Delivery) dengan memperpendek aliran produksi dan eliminasi
pemborosan. Sistem ini dibangun oleh tiga pilar utama yaitu:
Just-in-Time (JIT)
Sumber Daya Manusia
Pengendalian Kualitas (Built-in Quality/Jidoka)
Landasan yang harus dibangun adalah stabilitas operasional melalui
standarisasi kerja, menghasilkan produk berkualitas tinggi dan proses tanpa
pemborosan, mendelegasikan tanggung jawab pemeliharaan peralatan dan mesin
kepada operator dan melibatkan pemasok dalam supply chain.
adalah penilaian terhadap produk yang bebas dari Kesalahan produksi dan sesuai
dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh Pelanggan (customer). Di Perusahaan-
perusahaan produksi perakitan elektronik sering menampilkan slogan-slogan
Quality/Kualitas sebagai salah satu cara untuk mempromosikan diri seperti “Quality
First”, “Zero Defect” dan lain sebagainya. Kualitas produksi sangat penting dalam
memberikan kepercayaan Pelanggan (customer) terhadap hasil produksi kita.
Cost (Competitive Cost)
Cost adalah biaya atau ongkos produksi yang dapat bersaing dengan
perusahaan atau produk saingannya. Perusahaan selalu berusaha untuk menekan
biaya produksi agar memenuhi permintaan harga dari Pelanggan (Customer).
Delivery (On-Time Delivery)
Delivery yang dimaksud di sini adalah ketepatan waktu dalam pengiriman
hasil produksi kita. Di Zaman sekarang, kecepatan dalam pengiriman dapat
menentukan keberhasilan suatu produk. Kesabaran tunggu pelanggan sangat
terbatas, karena produk yang kita hasil belum tentu merupakan satu-satunya di
dunia. Jika dalam waktu tertentu kita tidak bisa menyediakan produk yang ingin
kita pasarkan, Pelanggan bisa saja menggantikan dengan produk lain.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Referensi
1. SKKNI Tenaga Pemasar
2. Aaker, David A. (1997). Managing Brand Equity. New York : Maxwell Macmilan
Inc.,
3. Berry, L.L, Parasuraman, A. and Zeithaml V. (1994). Improving Service Quality in
America : Lessons Learned. US : Academy of Management Executive.
4. Gaspersz, V. (2006). Continous [sic] cost reduction through Lean-Sigma
approach: strategi dramatik reduksi biaya dan pemborosan menggunakan
pendekatan Lean-Sigma. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
5. Kotler, Philip. (2003). Marketing Management, 11th edition. New Jersey : Prentice
Hall.
6. Kotler dan Amstrong. (2004). Prinsip-prinsip Marketing, Edisi Ketujuh. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
7. Zeithaml, Valerie, AA Parasuraman dan Leonard L. Berry. (1990). Delivering
Quality Service : Balancing Customer Perception and Expectation. New Yorks.
8. Kasali, Rhenald. (2007). Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting
Positioning. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
9. Kotler, Philip. (1997). Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan
Pengendalian, Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
10.Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2006). Marketing Management. Pearson
Education Inc.
11. Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane. (2008a). Manajemen Pemasaran, Jilid 1,
Edisi 12. Jakarta: PT. Indeks.
12. Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane .(2008b). Manajemen Pemasaran, Jilid 2,
Edisi 12. Jakarta : PT. Indeks
13. Kartajaya, H. (2004). Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
14. Kartajaya, H. (2001). Hermawan Kartajaya On Marketing. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
15. Simamora.B. (2001). Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel. Edisi pertama. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
A. Daftar Peralatan
B. Daftar Bahan
LAMPIRAN