Anda di halaman 1dari 2

Nama : Faby Yudha Anggana

Nim : 043938258
Tehnik Mencari Dan Menulis Berita

Tugas 3
Bahasa jurnalistik dipilih melalui proses perencanaan dan bahkan hasil kajian yang sangat panjang.Setiap
media biasanya memiliki buku podoman atau panduan masing-masing dalam penetapan bahasa
jurnalistik. Buku pedoman tersebut berpijak pada empat faktor:
1. Filosofi media;

2. Visi media;

3. Misi media;

4. Kebijakan redaksional media.

Berikan salah satu contoh faktor yang membedakan media satu dengan media lainnya.
Jawab
Salah satu contoh faktor yang membedakan media satu dengan media lainnya adalah filosofi
media.Filosofi media menjadi faktor penting dalam penetapan bahasa jurnalistik karena setiap media
memiliki nilai-nilai yang berbeda dalam pengambilan keputusan editorial dan penyampaian berita.
Sebagai contoh, media yang berfokus pada pemberitaan politik mungkin memiliki filosofi media yang
berorientasi pada pengawasan.

1. Filosofi Media

Filosofi media berarti sesuatu yang menjadi cita-cita ideal, landasan pokok, atau pijakan dasar yang
senantiasa menjiwai seluruh kebijakan, peraturan, serta orientasi siskap dan perilaku suatu media dalam
menjalankan aktivitasnya sehari- hari. Setiap media harus memiliki idealisme. Idealisme adalah cita-
cita, obsesi, sesuatu yang terus dikejar untuk bisa dijangkau dengan segala daya dan cara yang
dibenarkan menurut etika dan norma profesi yang berlaku serta diakui oleh masyarakat dan negara.
Menegakkan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia, memperjuangkan keadilan dan kebenaran,
adalah contoh idealisme yang harus senantiasa diperjuangkan pers. ( Sumadiria, 2004:120).

Dengan memiliki pijakan filosofis, maka suatu media penerbitan, media penyiaran (radio) atau media
penayangan (televisi), tidak akan kehilangan identitas ditengah persaingan antarmedia, betapapun keras
dan tajamnya. Ia akan tetap berdiri secara ajeg dan tetap berkibar, tidak akan mudah pindah haluan atau
bahakan kehilangan kepribadian. Penerbitan atau penyiaran suatu media yang tida dilandasi pijakan
filosofis, niscaya usianya tidak akan bertahan lama.
2. Visi Media

Visi berarti pandangan. Bisa juga disebut sebagai jangakauan masa depan yang ingin diraih. Setiap
media disyaratkan memiliki visi yang jelas dalam menyikapi persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan.
Visi merupakan penjabaran dari landasan filosofis dan ideologis yang dianut suatu media. Sebagai
contoh, media penerbitan yang berpijak pada landasan filosofis hak asasi manusia dan demokratisasi
dengan landasan ideologis Pancasila, akan mengembangkan visi keragaman dan kemajemukan
(pluralisme). Ia akan menolak segala bentuk paham otoritarianisme dalam setiap jejak langkah
perjuangannya. Contoh lain visi media adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, menegakkan supremasi
hukum, atau membangun masyarakat adil, makmur, sejahtera.

3. Misi Media

Misi berkaitan dengan tugas pokok yang diemban dan tujuan yang ingin dicapai. Visi baru bersifat
konseptual, sedangkan misi sudah bersifat operasional, sekaligus merupakan penjabaran dari apa yang
sudah dinyatakan dalam visi. Visi media yang secara tegas menyatakan mencerdaskan kehidupan
bangsa, misalnya, akan menuangkan visi itu dalam kalimat misi secara konkret, operasional, dan
manajerial : mendirikan perusahaan penerbitan surat kabar harian yang berkualitas dengan sirkulasi luas
dan harga terjangkau dalam kerangka memberikan pendidikan kepada masyarakat menengah-bawah di
perkotaan.

4. Kebijakan Redaksional Media

Semua segi dan dimensi yang berkaitan dengan filosofi, visi dan misi penerbitan, pada akhirnya
dijabarkan secara lebih operasional dan spesifik dalam apa yang disebut kebijakan penerbitan. Kebijakan
penerbitan mencakup dua bagian besar : kebijakan komersial dan kebijakan redaksional. Kebijakan
komersial menunjuk kepada kebijakan perusahaan. Kebijakan ini mengatur bagaimana perusahaan
dikelola dan dikembangkan. Salah satu prinsip dasar dalam kebijakan perusahaan tentu menekankan
pada pengelolaan finansial perusahaan secara efisien dengan tingkat pendapatan dan keuntungan secara
maksimal.

Kebijakan komersial mengatur segi-segi usaha agar perusahaan mencapai kemajuan dan keuntungan
yang maksimal. Kebijakan redaksional lebih memusatkan perhatian kepada bagaimana aspek-aspek dan
misi ideal yang dijabarkan dalam peliputan dan penempatan berita, laporan, tulisan, dan gambar yang
sesuai dengan kepentingan dan selera khalayak yang relatif beragam. Karena sifat khalayak anonim dan
heterogen, maka bahasa jurnalistik yang dipilih tentu harus memenuhi asas anonim dan heterogenitas
itu. Agar memudahkan seluruh pengelola , maka pedoman pemakaian bahasa jurnalistik ini lazimnya
dituangkan dalam sebuah buku khusus intern sebagai rujukan resmi dalam peliputan, penulisan,
pemuatan, penyiaran, atau penayangan berita, laporan, tulisan, dan gambar pada media yang
bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai