Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS

(Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan dan Asas Pembangunan


Pertanian Berkelanjutan)

disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Manajemen


Pertanian Berkelanjutan dosenpengampu bapak Dr. Ir. Mohamad Sam’un, M.Si.

Disusun oleh :

Novie Yanti Putri 2010631200066

Kelas 7C

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2023
SOAL UTS
Jumlah penduduk di suatu daerah A sebanyak 1.000.000 jiwa. LPP-nya 0,05. Angka
konsumsi beras (dalam bentuk nasi) sebesar 100 kg/kap/thn. Gunakan analisis
konsep manajemen strategis untuk jangka waktu 30 tahun ke depan agar kebutuhan
pangan akan beras di daerah tersebut tetap dapat terpenuhi. Asumsi pemenuhan
kebutuhan beras berasal dari kegiatan usahatani padi di daerah A (tidak
mendatangkan beras dari luar daerah A)

Berapa volume beras yang harus dapat tersedia dan dapat dijangkau oleh penduduk
daerah tersebut pada 30 tahun mendatang.

Bagaimana strategi untuk mencapai ketersedian beras pada masa 30 tahun


mendatang. Gunakan analisis terhadap tujuh aspek manajemen strategis.
Mengkombinasikan dan atau mengimplementasikan teori (1) fungsi-fungsi
manajemen menurut G. Terry (2) unsur-unsur manajemen menurut G. Terry dan (3)
prinsip-prinsp mamajemen menurut teori H. Fayol dengan menggunakan konsep
sapta usaha tani, memperhatikan kelestarian lingkungan dan asas pembangunan
pertanian berkelanjutan.

JAWABAN
Diketahui
P2023 = 1.000.000
r = 0.05
t = 30 tahun
Angka konsumsi beras = 100 kg/kap/thn

Pt = 𝑃𝑜 (1 + 𝑟)𝑡
P2053 = P2023 (1+r2023-2053)30
= 1.000.000 (1+ 0.05)30
= 1.000.000 × 4,321942
= 4.321.942 jiwa

Volume Beras = Konsumsi per orang/tahun × Jumlah penduduk


Volume Beras = 100 × 4.321.94
= 432.194.200 kg/tahun ≈ 432.194,2 ton/tahun

Jadi, volume beras yang harus dapat tersedia dan dapat dijangkau oleh penduduk
daerah tersebut pada 30 tahun mendatang adalah sebesar 432.194,2 ton/tahun.
Menurut George R. Terry, terdapat empat fungsi manajemen utama yang meliputi:
1. Perencanaan (Planning): Ini melibatkan proses merumuskan tujuan, strategi,
dan taktik untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Pengorganisasian (Organizing): Ini mencakup pengaturan sumber daya dan
tugas-tugas dalam organisasi agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pengarahan (Leading): Ini melibatkan aspek-aspek kepemimpinan, motivasi,
dan komunikasi untuk memandu dan memotivasi karyawan dalam mencapai
tujuan.
4. Pengendalian (Controlling): Ini berkaitan dengan pemantauan dan
pengendalian kinerja organisasi untuk memastikan bahwa tujuan yang telah
ditetapkan tercapai.

Manajemen strategis dalam pertanian padi berkelanjutan sangat penting untuk


memastikan ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan. Berikut adalah tujuh
aspek manajemen strategis memperhatikan kelestarian lingkungan dan asas
pembangunan pertanian berkelanjutan:
1. Pengelolaan air yang efisien: padi adalah tanaman yang membutuhkan banyak
air, oleh karena itu, pengelolaan air yang efisien sangat penting.
• Perencanaan: Menentukan kebutuhan air, merencanakan sistem irigasi
yang efisien, seperti irigasi tetes atau teknik irigasi hemat air lainnya, dapat
membantu mengurangi pemborosan air.
• Pengorganisasian (Organizing): Mengatur infrastruktur irigasi, termasuk
saluran, pipa, pompa, dan perangkat irigasi. Membentuk kelompok petani
untuk mengelola dan memelihara infrastruktur irigasi. SDM dan alat yang
diperlukan untuk operasi sistem irigasi.
• Pelaksanaan (Implementing): Menjalankan sistem irigasi dengan benar,
Memastikan perawatan dan pemeliharaan infrastruktur irigasi, termasuk
membersihkan saluran, memperbaiki kerusakan, dan memastikan kerja
pompa yang baik. Memantau kualitas air dan penggunaan pupuk serta
pestisida dalam irigasi untuk menghindari pencemaran air.
• Pengawasan (Controlling): Memantau jumlah air sesuai kebutuhan.
Memantau efisiensi sistem irigasi dan membuat perbaikan jika diperlukan
untuk menghindari pemborosan air. Menyusun laporan dan analisis
mengenai penggunaan air dan hasil pertanian untuk evaluasi kinerja dan
perbaikan berkelanjutan.

2. Rotasi tanaman: praktik rotasi tanaman membantu menjaga kesuburan tanah


dan mengurangi risiko penyakit tanaman. Pertimbangkan untuk memasukkan
tanaman lain ke dalam sistem pertanian padi untuk menghindari monokultur.
• Perencanaan (Planning): Menentukan jenis tanaman yang akan ditanam
dalam siklus rotasi dan urutan penanamannya. Merencanakan jadwal rotasi
yang optimal berdasarkan jenis tanaman, kebutuhan gizi, dan siklus hidup
tanaman.
• Pengorganisasian (Organizing): Menentukan tata letak dan zona tanaman
dalam lahan pertanian. Mengatur peralatan dan sumber daya yang
diperlukan untuk menanam dan merawat setiap jenis tanaman dalam siklus
rotasi.
• Pelaksanaan (Implementing): Menanam tanaman sesuai dengan jadwal
rotasi yang telah direncanakan. Merawat tanaman (pemupukan, pengairan,
dan pengendalian hama atau penyakit). Memastikan tanaman yang telah
dipanen dan sisa-sisa tanaman dikelola dengan benar untuk menghindari
penyebaran penyakit dan masalah lainnya.
• Pengawasan (Controlling): Memantau kinerja rotasi tanaman, termasuk
pertumbuhan tanaman, hasil panen, dan kesehatan tanah. Menganalisis
dampak positif rotasi tanaman terhadap kesuburan tanah dan pengendalian
hama. Mengidentifikasi perubahan atau permasalahan dalam rotasi
tanaman dan membuat perubahan jika diperlukan.

3. Penggunaan pupuk yang sesuai:


• Perencanaan (Planning): Menentukan jenis pupuk yang tepat, termasuk
pupuk organik dan pupuk hayati, dapat membantu meningkatkan
kesuburan tanah tanpa mencemar lingkungan.
• Pengorganisasian (Organizing): Membentuk kelompok petani atau tim
yang bertanggung jawab atas aplikasi pupuk dan pemantauan.
• Pelaksanaan (Implementing): Melakukan aplikasi pupuk sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, memperhatikan dosis yang tepat dan teknik
aplikasi yang benar. Memantau kondisi tanaman selama pertumbuhan.
Memastikan bahwa aplikasi pupuk dilakukan dengan benar dan sesuai
dengan pedoman keamanan.
• Pengawasan (Controlling): Memantau pertumbuhan tanaman dan
perkembangan hasil untuk mengevaluasi efektivitas aplikasi pupuk.
Analisis tanah secara teratur dapat membantu menentukan kebutuhan
pupuk yang tepat. Memantau dampak lingkungan dari penggunaan pupuk
dan mengambil tindakan untuk mencegah pencemaran lingkungan.
4. Pengendalian hama dan penyakit:
• Perencanaan (Planning): Mengidentifikasi hama dan penyakit tanaman yang
potensial. Merencanakan langkah-langkah pengendalian yang sesuai,
termasuk pemilihan varietas tanaman yang tahan terhadap penyakit dan
hama tertentu. Menentukan teknik pengendalian, seperti pemakaian
predator alami, penanaman tanaman perangsang hama, atau penggunaan
pestisida alami.
• Pengorganisasian (Organizing): Mengatur infrastruktur dan alat yang
diperlukan, seperti penggunaan perangkap hama atau perangkat
pengendalian panas. Mengatur SDM dan pelatihan petani tentang
pengenalan, pemantauan, dan tindakan pengendalian hama dan penyakit.
Membentuk kelompok petani atau kooperatif yang dapat bekerja sama
dalam pengendalian hama dan penyakit.
• Pelaksanaan (Implementing): Pemantauan tanaman secara berkala untuk
mendeteksi hama atau penyakit yang muncul. Penggunaan pestisida
organik atau pemakaian predator alami.Meminimalkan dampak
lingkungan dan kesehatan dengan mematuhi pedoman keamanan dan
lingkungan.
• Pengawasan (Controlling): Memantau tingkat infestasi hama atau penyakit
serta dampaknya pada tanaman. Melakukan evaluasi. Memantau dampak
lingkungan dan kesehatan dari penggunaan metode pengendalian.
5. Konservasi tanah dan air:
• Perencanaan (Planning): Menganalisis kondisi tanah dan lahan untuk
memahami tingkat erosi, kesuburan, dan masalah konservasi lainnya.
Merencanakan tkonservasi yang sesuai, seperti penanaman tanaman
penutup tanah, pemeliharaan vegetasi riparian, atau pembangunan teras.
• Pengorganisasian (Organizing): Mengatur SDM, alat, dan peralatan yang
diperlukan untuk implementasi tindakan konservasi lahan. Membentuk
kelompok petani atau komunitas yang dapat bekerja sama dalam upaya
konservasi lahan. Menentukan anggaran dan sumber daya yang diperlukan
untuk proyek konservasi lahan.
• Pelaksanaan (Implementing): Melaksanakan konservasi yang telah
direncanakan, seperti pengurangan erosi dengan teknik konservasi tanah
dan air, atau pemulihan lahan yang terdegradasi. Memelihara vegetasi di
sekitar untuk mengurangi erosi dan menjaga kualitas air. Menerapkan
pertanian berkelanjutan, seperti tanaman penutup tanah, penggunaan
pupuk organik, atau rotasi tanaman, untuk menjaga kesehatan tanah.
• Pengawasan (Controlling): Memantau efektivitas konservasi lahan dengan
memeriksa tingkat erosi, kesuburan tanah, dan perkembangan vegetasi.
Melakukan evaluasi, apakah perlu dilakukan perubahan atau peningkatan
dalam konservasi. Mencatat dampak lingkungan lahan, seperti
peningkatan kualitas air, penurunan erosi, dan peningkatan keberlanjutan
pertanian.
6. Varietas padi yang tepat: memilih varietas padi yang sesuai dengan iklim dan
kondisi lokal sangat penting. Varietas yang tahan terhadap penyakit dan
memiliki produktivitas yang baik harus dipertimbangkan.
7. Praktik pertanian berkelanjutan: Mempraktikkan metode pertanian
berkelanjutan, seperti SRI (System of Rice Intensification) atau metode
pertanian organik, adalah langkah penting dalam manajemen strategis
pertanian padi berkelanjutan.
Selain aspek-aspek di atas, faktor-faktor seperti perubahan iklim, peraturan
lingkungan, pendidikan petani, dan partisipasi masyarakat lokal juga perlu
dipertimbangkan dalam manajemen strategis pertanian padi berkelanjutan.
Pertanian padi yang berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas
sambil menjaga integritas lingkungan dan mempromosikan kesejahteraan
sosial bagi komunitas petani.

Menurut George R. Terry, unsur-unsur manajemen yang disebut yaitu, “ the six M
in managemen” yakni, Man, Money, Material, Macahine, Methods dan Market.
1. Men (Manusia)
2. Money (Uang)
3. Methods (Metode)
4. Material (Barang/Perlengkapan)
5. Machines (Mesin)
6. Market (Pasar)

1. Manusia (Man):
• Melibatkan petani dan pekerja pertanian yang harus dilatih untuk
menerapkan praktik pertanian padi berkelanjutan.
• Perlu mempertimbangkan pengetahuan tentang teknik budidaya padi,
manajemen air, dan tindakan pengendalian hama dan penyakit yang sesuai.
2. Modal (Money):
• Terkait dengan sumber daya keuangan yang diperlukan untuk pertanian
padi, termasuk modal untuk membeli benih padi, pupuk, pestisida alami,
serta peralatan dan infrastruktur irigasi.
• Manajemen keuangan yang baik dan perencanaan anggaran menjadi kunci
untuk mendukung pertanian padi berkelanjutan.
3. Material (Material):
• Material dalam pertanian padi mencakup benih padi, pupuk, pestisida
organik, alat pertanian, dan infrastruktur irigasi.
• Pemilihan, penggunaan, dan pemeliharaan material yang sesuai adalah
penting untuk pertanian padi berkelanjutan.
4. Metode (Method):
• Merujuk pada teknik dan praktik budidaya padi yang digunakan.
• Penerapan teknik budidaya yang ramah lingkungan, seperti metode System
of Rice Intensification (SRI) atau penggunaan pupuk organik, merupakan
bagian penting dari unsur ini.
5. Media (Media):
• Unsur ini mencakup kondisi lingkungan yang memengaruhi pertanian padi,
seperti tanah, air, dan iklim.
• Manajemen sumber daya alam, termasuk pengelolaan tanah dan air yang
berkelanjutan, serta adaptasi terhadap perubahan iklim, sangat relevan
dalam pertanian padi.
6. Market (Market):
• Terkait dengan pemasaran dan distribusi hasil pertanian padi.
• Dalam konteks pertanian padi berkelanjutan, ini mencakup identifikasi
pasar potensial untuk beras dan produk padi lainnya, strategi pemasaran, dan
peran dalam penyediaan beras yang sehat dan ramah lingkungan kepada
konsumen.

Sementara itu, menurut Henri Fayol, ada 14 prinsip manajemen yang dikenal
sebagai "14 Prinsip Dasar Manajemen." Beberapa di antaranya adalah:
1. Pembagian Kerja (Division of Labor): Memisahkan tugas-tugas menjadi
pekerjaan yang lebih kecil untuk meningkatkan efisiensi.
2. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility):
Kepemimpinan dan tanggung jawab harus sesuai dan jelas.
3. Disiplin: Karyawan harus tunduk pada aturan dan tata tertib organisasi.
4. Kesatuan Perintah (Unity of Command): Seorang karyawan seharusnya hanya
menerima perintah dari satu atasan langsung.
5. Kesatuan Kepentingan (Unity of Direction): Organisasi harus memiliki satu
tujuan umum yang dinyatakan dalam satu rencana.
6. Pemahaman (Unity of Purpose): Terakhir adalah pemahaman atau dalam
bahasa inggris disebut dengan unity of purpose artinya, setiap anggota
organisasi harus memahami dan berkomitmen pada tujuan organisasi yang
sama.
7. Subordinasi Kepentingan Pribadi: Kepentingan pribadi karyawan seharusnya
selaras dengan kepentingan organisasi.
8. Gajinya yang Adil: Pembayaran yang adil dan layak harus diberikan kepada
karyawan.
9. Sentralisasi dan Desentralisasi: Tingkat sentralisasi atau desentralisasi dalam
pengambilan keputusan harus sesuai dengan kebutuhan organisasi
10. Hierarki (Hierarchy): Organisasi harus memiliki struktur hirarki yang jelas dan
garis komunikasi yang terdefinisi dengan baik.
11. Skalar Rantai Perintah (Scalar Chain): Komunikasi harus mengikuti rantai
perintah yang sesuai.
12. Stabilitas Personil: Perubahan personil yang berlebihan harus dihindari.
13. Inisiatif: Karyawan harus diberikan kebebasan untuk memberikan inisiatif
dalam pekerjaan mereka.
14. Semangat Kelompok (Esprit de Corps): Semangat tim dan kerja sama harus
ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai