Pajak
Penghasilan
Orang Pribadi
Disampaikan Oleh:
Wahyu Sumanjaya, M.Ak 1
PPH ORANG PRIBADI
kesatuan menggantikan yang berhak (atau) dalam suatu Tahun Pajak berada di
Indonesia dan mempunyai niat untuk
Badan bertempat tinggal di Indonesia;
Dibuktikan dengan dokumen berupa Kartu Izin Tinggal
Tetap (KITAP), VITAS lebih dari 183 hari, ITAS yang
Bentuk Usaha Tetap berlaku lebih dari 183 hari, kontrak perjanjian utk
melakukan pekerjaan lebih dari 183 hari, dan dokumen
lain.
(UU PPh, Pasal 2)
(PMK-18/2021, Pasal 2)
Objek Pajak
Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan
nama dan dalam bentuk apa pun.
(UU PPh, Pasal 4 (1)
Pekerjaan dalam Hub.Kerja
Kombinasi sistem skedul dan sistem global disebut composite system. Selain penerapan skedular atas beberapa jenis
penghasilan, sistem global juga diterapkan atas penghasilan lainnya untuk penerapan PTKP, tarif progresif, kompensasi
kerugian, pemberian keringanan dan fasilitas lainnya.
(Referensi : Burns & Krever, (1998), Tax Law and Drafting, International Monetary Fund.)
Bukan
OBJEK Penghasilan
Objek
Apabila suatu jenis penghasilan dikenai pajak dengan tarif yang bersifat final atau dikecualikan dari objek pajak,
maka penghasilan tersebut tidak boleh digabungkan dengan penghasilan lain yang dikenai tarif umum.
(UU PPh, Pasal 4 - Penjelasan)
Memilih
Menerapkan
Menjalankan Usaha PP-23/2018
Menggunakan
Tarif Umum
Memilih/ Wajib
Menyelenggarakan
Pekerjaan Bebas Melaksanakan Pencatatan Pembukuan
PTKP
Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan - di Indonesia wajib
menyelenggrakan pembukuan. Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan memperhatikan iktikad
baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di
Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau
dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan (UU KUP, Pasal 28)
PEMBUKUAN PENCATATAN
Dapat memilih
Wajib Pajak
Badan Ya
Wajib NORMA
Menyelenggarakan
Tidak
Wajib Pajak
Orang Pribadi :
Menjalankan Usaha
Peredaran Bruto
Melakukan Pek. Bebas kurang dari 4,8 M
?
Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang
NORMA peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun kurang dari Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar
PENGHITUNGAN delapan ratus juta rupiah) boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma
PENGHASILAN NETO Penghitungan Penghasilan Neto, dengan syarat memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak
dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan. (UU PPh : Pasal
14(2))
10 (sepuluh) ibukota propinsi yaitu Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar,
Manado, Makassar, dan Pontianak;
WAHYU SUMANJAYA ,M.Ak (2022) | PPH ORANG PRIBADI PAGE 10
PPH ORANG PRIBADI
UU PPh (2022), Pasal 4 (1)
bunga termasuk premium, diskonto, dividen, dengan nama dan dalam bentuk
dan imbalan karena jaminan apapun, termasuk dividen dari perusahaan Dividen
pengembalian utang asuransi kepada pemegang polis
F
Termasuk dalam pengertian dividen adalah:
1) Pembagian laba baik secara langsung atauapun tidak langsung, dengan nama
royalti atau imbalan atas
dan dalam bentuk apapun;
penggunaan hak
G 2) Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal yang disetor;
3) Pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran termasuk saham
H bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham;
4) Pembagian laba dalam bentuk saham;
sewa dan penghasilan lain sehubungan I 5) Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran;
dengan penggunaan harta 6) Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau diperoleh
pemegang saham karena pembelian kembali saham-saham oleh perseroan ybs.
penerimaan atau perolehan J 7) Pembayaran kembali seluruhnya atau sebagian dari modal yang disetorkan (dst)
pembayaran berkala 8) Pembayaran sehubungan dengan tanda-tanda laba, (dst)
9) Bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi
10)Bagian laba yang diterima oleh pemegang polis
K 11)Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang
keuntungan karena pembebasan dibebankan sebagai biaya perusahaan
utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah L keuntungan selisih kurs mata uang asing
UU PPh (2022), Pasal 4 (1)
PP-123/2015
PP-100/2013 PP-132/2000
PP-14/1997 PP-15/2009
BUNGA DEPOSITO,
BUNGA dan/atau HADIAH UNDIAN
TABUNGAN, dan PENJUALAN SAHAM DI BUNGA SIMPANAN
DISKONTO Obligasi
DISKONTO SBI BURSA KOPERASI
(WPLN: 20%)
*) Tarif berbeda bila (Tambahan 0,5% bagi (s.d Rp240rb : 0%)
berasal dari DHE saham pendiri)
0%
Dikecualikan dari Objek Pajak, dividen atau
1%
penghasilan lain dengan ketentuan sbb:
2,5% 10% 10% ▪ Dividen yang berasal dari Dalam Negeri dan
Luar Negeri yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak Orang Pribadi DN, sepanjang dividen
PP-34/2016 PP-34/2017 PP-19/2009
tersebut diinvestasikan di wilayah Negara
PENGALIHAN HAK atas PERSEWAAN atas TANAH DIVIDEN yang Diterima
TANAH dan/atau dan/atau BANG. WP OP Dalam Negeri Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka
BANGUNAN waktu tertentu *)
*) lihat PMK-18/2021.
7%
0,5% 10% 5%
Badan Pendidikan
Penghasilan dari modal yang Bagian Laba yang diterima atau diperoleh
ditanamkan oleh dana pensiun anggota dari perseroan komanditer yang
sebagaimana dimaksud pada huruf (g), modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
dalam bidang-bidang tertentu yang persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi,
ditetapkan dengan Keputusan Menteri termasuk pemegang unit penyertaan kontrak
Keuangan. investasi kolektif
sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau
bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali
dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu
paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan.
WAHYU SUMANJAYA ,M.Ak (2022) | PPH ORANG PRIBADI PAGE 19
PPH ORANG PRIBADI
UU PPh (2022), Pasal 4 (3)
O P
untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang
menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga (UU PPh (2022) : Pasal 7 (1))
WAHYU SUMANJAYA ,M.Ak (2022) | PPH ORANG PRIBADI PAGE 23
PPH ORANG PRIBADI
UU PPh (2022), Pasal 9 (1)
pembagian laba dengan nama dan dalam biaya yang dibebankan atau dikeluarkan
bentuk apapun seperti dividen, termasuk untuk kepentingan pribadi pemegang
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan saham, sekutu, atau anggota
asuransi kepada pemegang polis, dan A
pembagian SHU koperasi B
E C pembentukan atau pemupukan
D dana cadangan.
premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar
oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak
yang bersangkutan
WAHYU SUMANJAYA ,M.Ak (2022) | PPH ORANG PRIBADI PAGE 24
PPH ORANG PRIBADI
UU PPh (2022), Pasal 9 (1)
harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud
dalam UU PPh Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b,
Kecuali :
▪ Sumbangan, sbb :
dalam rangka penanggulangan bencana nasional, dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di
Indonesia, Biaya pembangunan infrastruktur sosial, fasilitas pendidikan, dalam rangka pembinaan olahraga
▪ Zakat
yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh
lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
PEMBUKUAN : Penyusutan
CONTOH :
Untuk menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif penyusutan harta Harta dalam Kelompok 1 (lihat Lampiran
berwujud ditetapkan sebagai berikut: PMK-96/2009), diantaranya :
PEMBUKUAN : Amortisasi
Untuk menghitung Amortisasi masa manfaat dan tarif Amortisasi harta tak
berwujud ditetapkan sebagai berikut:
Untuk harta tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak tercantum pada kelompok masa manfaat yang ada, maka
Wajib Pajak menggunakan masa manfaat yang terdekat. Misalnya harta tak berwujud dengan masa manfaat yang
sebenarnya 6 (enam) tahun dapat menggunakan kelompok masa manfaat 4 (empat) tahun atau 8 (delapan) tahun.
Dalam hal masa manfaat yang sebenarnya 5 (lima) tahun, maka harta tak berwujud tersebut diamortisasi dengan
menggunakan kelompok masa manfaat 4 (empat) tahun.
TARIF PPh
Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak
bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri sebagai
berikut:
35 %
30 %
Diatas 5 Miliar
KREDIT PAJAK
Merupakan Pembayaran Pajak Dimuka berkenaan dengan penghasilan yang diterima dalam tahun
berjalan, baik melalui pemotongan/pemungutan pihak lain maupun melalui pembayaran sendiri, yang
dapat diperhitungkan sebagai pengurang dari PPh Terutang atas seluruh penghasilan yang diterima
dalam tahun pajak bersangkutan.
Dipotong/Dipungut Pihak Lain
PPh Pasal 21
PPh Pasal 22
Kredit Pajak
PPh Pasal 23
PPh Pasal 24
Pembayaran Sendiri
PPh Pasal 25
Terima Kasih