Anda di halaman 1dari 5

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tembakau yang dikandung dalam rokok diyakini berdampak negatif

terhadap kesehatan perokok disamping itu sisa rokok yang dibuang akan

terbawa ke perairan yang dapat berdampak pencemaran. Tembakau rokok

merupakan sampah domestik yang penyebarannya sangat luas melalui buangan

sisa rokok. Sisa rokok ataupun abu tembakau sangat mudah terbawa ke perairan

sehingga sangat potensial meracuni organisme air. Menurut Fitria et al. (2013),

Tembakau mengandung kurang lebih 4.000 elemen dan setidaknya 200 di

antaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau dan mampu

memberikan efek yang mengganggu kesehatan antara lain nikotin, tar, gas

karbon monoksida dan berbagai logam berat. Hal ini disebabkan adanya nikotin

di dalam asap rokok yang diisap. Nikotin bersifat adiktif sehingga bisa

menyebabkan seseorang menghisap rokok secara terus-menerus.

Di dalam tembakau terdapat zat aktif salah satunya adalah nikotin. Zat ini

berbahaya bila masuk ke dalam tubuh. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat

Taufik (2014), Nikotin merupakan zat berbahaya yang dapat menyebabkan

cepatnya denyut jantung, dan meninggikan tekanan darah. Pemberian nikotin

baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menghambat proses

pembelahan sel, menghambat pembentukan blastosis, dan mencegah terjadinya

implantasi bahkan mengganggu perkembangan awal embrio (Card dan Mitchell

1979). Menurut Sudiono (2008), Nikotin mempengaruhi otak dan sistem saraf

pusat dengan mengubah kadar neurotransmitter. Nikotin meningkatkan denyut

jantung dan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga

mengganggu sirkulasi darah. Nikotin berperan penting dalam meningkatkan

penyakit jantung, peningkatan denyut jantung dan pendarahan pada otak.

1
Perairan yang dicemari oleh insektisida dapat menimbulkan dampak

negatif terhadap ekosistem perairan karena sifat toksisitasnya yang sangat tinggi.

Menurut Listiyanti et al. (2012), Tembakau merupakan insektisida alami yang

dapat dimanfaatkan untuk membunuh makhluk hidup karena kandungan kimia

dalam tanaman tersebut dapat menyebabkan penghambatan perkembangan

makhluk hidup, dan penghambatan peneluran. Pencemaran tersebut dapat

menyebabkan toksisitas akut dan subletal terhadap biota air. Reaksi toksisitas

akut ditandai dengan banyaknya kehidupan yang mati (dapat dilihat secara

langsung), sedangkan subletal ditandai dengan terjadinya gangguan sistem

syaraf, pernafasan, dan sistem reproduksi, yang gejala-gejala tersebut tidak

dapat dilihat secara langsung (Putri et al., 2017). Ikan zebra (Danio rerio)

merupakan jenis ikan tropis berukuran kecil yang dapat ditemukan di sungai-

sungai di negara India dan Asia Selatan (Yuniarto et al, 2017). Menurut Dewanti

et al. (2015), Ikan zebra disebut juga sebagai hewan uji teratogenik karena

perkembangannya di luar tubuh induk, embrionya transparan, mudah dipelihara

dan 70% sekuen DNA pada ikan zebra menyerupai manusia. Menurut Andriyanto

et al. (2013), perkembangan embrio merupakan tahap dalam pemijahan yang

penting untuk dilakukan pengamatan. Secara umum perkembangan embrio ialah

fase awal yang paling sensitif dalam menerima pengaruh lingkungan.

Meningkatnya jumlah perokok di Indonesia dikhawatirkan dapat menjadi

sumber polutan yang dapat mengganggu kualitas hidup di perairan. Tercemarnya

ikan oleh pestisida terutama disebabkan oleh masuknya bahan aktif pestisida ke

dalam media pemeliharaan (air) yang diserap oleh tubuh, insang dan terbawa

bersama makanan. Bahan pencemar dapat mempengaruhi proses fisiologi dalam

tubuh dan pertumbuhan biota air. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh paparan

tembakau rokok maka dilakukan uji biologi pada embrio ikan zebra.

2
1.2 Rumusan Masalah

Dalam dekade terakhir ini, ikan zebra banyak digunakan sebagai model

penelitian eksperimental. Ikan zebra secara ekstensif digunakan untuk studi

mengenai efek toksik polutan lingkungan. Selain itu, ikan ini juga digunakan

sebagai skrining kandidat obat yang meliputi toksisitas spesifik terhadap organ

dan perkembangan (Abdelkader et al., 2012). Menurut Chakraborty et al. (2009),

ikan zebra memiliki karakteristik yang menjadikannya model yang tepat dalam

mempelajari perkembangan, antara lain:

a. Ikan zebra mempunyai produktifitas yang tinggi sehingga dapat

menghasilkan embrio dalam jumlah besar.

b. Embriogenesis yang cepat.

c. Larva ikan zebra transparan sehingga organ, sel, dan jaringan

dapat secara in vivo diamati secara realtime.

d. Sistem kardiovaskular, saraf, dan pencernaan zebrafish menyerupai

mamalia.

Hal ini membuat ikan zebra sangat baik untuk aplikasi dalam penelitian.

Menurut Seckar et al. (2008), Nikotin yang dibuang ke lingkungan akan berada

terutama di perairan (93%), berikutnya di tanah (4%), di udara (3%), dan di

sediment (0,4%). Tembakau rokok yang mengandung nikotin dapat menghambat

proses pembelahan sel, menghambat pembentukan blastosis, dan mencegah

terjadinya implantasi bahkan mengganggu perkembangan awal embrio dan

mempercepat denyut jantung. Dari hal itu maka bisa dikembangan tentang

pengaruh tembakau rokok terhadap embrio ikan zebra yang bertujuan untuk

pengetahuan manusia (Said et al., 2017).

Berdasarkan rumusan yang telah dipaparkan, maka didapatkan

permasalahan sebagai berikut:

3
• Bagaimana pengaruh paparan tembakau rokok dengan dosis yang

berbeda terhadap perkembangan embrio telur ikan zebra (Danio rerio).

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

tembakau rokok terhadap perkembangan embrio ikan zebra (Danio rerio) serta

bagaimana tembakau rokok dalam mempengaruhi embrio ikan zebra.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, didapatkan suatu hipotesis

yaitu:

H0 : Diduga paparan tembakau rokok dengan dosis yang berbeda tidak

berpengaruh pada perkembangan embrio ikan zebra (D. rerio).

H1 : Diduga paparan tembakau rokok dengan dosis yang berbeda

berpengaruh pada perkembangan embrio ikan zebra (D. rerio)

1.5 Kegunaan

Kegunaan dari penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai efek

tembakau rokok serta bahayanya terhadap perkembangan embrio sehingga akan

dapat dijadikan ilmu kesehatan bagi manusia.

1.6 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Ikan, Divisi

Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya

yang dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai