Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERALTENAGA KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
Jalan Jenderal Sudirman KM 3,5 Nomor 1365 Komplek RSUP Dr. M. Hoesin
Palembang 30126 Telepon/Faksimil (0711) 373104
Website : www.poltekkespalembang.ac.id Email : info@poltekkespalembang.ac.id

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL PADA NY. A


P1A0 DENGAN HAEMORAGIC POST PARTUM E.C SISA PLACENTA
DI RSUD PALEMBANG BARI TAHUN 2023

Tanggal/ Jam : 13-03-2023/ 14.30 WIB


A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Ny.A Nama : Tn. J
Usia : 35 Tahun Usia : 35 Tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : DIII
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Agama : Islam Agama : Islam
Suku / Bangasa : Indonesia Suku / Bangasa : Indonesia
Alamat : Jl. KH. W. Hasyim 5 Ulu, Palembang
2. Keluhan
Ibu mengatakan darah banyak keluar dari jalan lahir setelah 5 jam Bayi lahir
spontan lebih bulan di PMB pukul 08.35 WIB. Ibu mengatakan plasenta tidak
lahir lengkap dan sudah dijelaskan bidan bahwa ibu dirujuk ke rumah sakit
karena diperlukan tindakan oleh dokter , karena akan menyebabkan perdarahan
setelah melahirkan.
3. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat Obstetri : G1P0A0 Hamil 43 Minggu JTH Kep
b. Frekuensi ANC
TM 1 : 2 Kali di PMB dan Puskesmas
TM II : 2 Kali di PMB
TM III : 3 Kali di PMB
c. HPHT : 17 Mei 2022
d. Imunisasi TT : TT5
e. Obat-Obat/ Jamu : Vitamin yang diberikan bidan/ Tidak ada
f. Riwayat Penyakit Ibu : Tidak ada
g. Komplikasi Selama Hamil : Tidak ada
4. Riwayat Persalinan
a. Kala I
1) Ibu merasakan sakit perut tembus belakang dan keluar lender darah
tanggal 12 Maret 2023 jam 17.30 WIB
2) Lama Kala I : 15 Jam
b. Kala II
1) Lama Kala II : 1 Jam
2) Jenis Persalinan : Spontan Pervaginam pukul 08.35 WIB
3) Penolong : Bidan
4) Episiotomi : Tidak dilakukan
5) Komplikasi/ penyulit : Persalinan Posterm
c. Kala III
1) Lama Kala III : 40 Menit
2) Pemberian Oksitosin : 1 Menit sesudah persalinan
3) Oksitosin ke-2 : Ya
4) Masase Fundus Uteri : Ya
5) Plasenta lahir : Tidak lengkap dan sudah dilakukan
eksploasi
6) Plaenta lahir >30 Menit : Tidak. Manual plasenta…..
7) Lasersi : Grade II, penjahitan dengan anestesi
8) Atonia : Tidak
9) Jumlah perdarahan : ±300 CC
d. Kala IV
Jam
Tekanan Tinggi Fundus Kontraks Kandung Perdar
Ke Waktu Nadi Suhu
darah Uteri i Uterus kemih ahan
120/80 1 Jari dibawah
1 08.45
mmHg
76x/m 36,7 C
pusat
Baik Kosong ±100 cc
123/80 1 Jari dibawah Kurang
09.00 75 x/m Kosong ±100 cc
mmHg pusat Adekuat
124/80 1 Jari dibawah Kurang
09.15 78x/m Kosong ±100 cc
mmHg pusat Adekuat
123/78 1 Jari dibawah
09.30 80x/m Baik Kosong ±100 cc
mmHg pusat
113/81 1 Jari dibawah Kurang
2 10.00 78x/m 36,7 C Kosong 50 cc
mmHg pusat Adekuat
125/76 1 Jari dibawah
10.30 82x/m Baik Kosong 45 cc
mmHg pusat

5. Riwayat Kontrasepsi
a. Pernah KB : Tidak Pernah
b. Jenis :-
6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Menular : Tidak ada
b. Riwayat Penyakit Menurun : Tidak ada
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a. Pola Nutrisi
1) Pola Makan
Pagi : 1 porsi nasi, sayur tumis, ayam dan apel
Siang : 1 porsi nasi, sayur sop, ikan dan melon
Malam : 1 porsi nasi, sayur kuah , telur, dan jeruk
b. Pola Eliminasi
1) BAB : 1x/ hari konsistensi lembek warna kuning
khas feses
2) BAK : 6-7 kali/hari, warna urine kuning
jernih, bau khas urine
c. Personal Hygine
1) Gosok gigi : 2x/hari
2) Mandi : 2x/hari
3) Ganti pakaian dalam : 3x/hari
4) Mencuci Rambuk : setiap 2 hari sekali

d. Aktifitas Sehari-hari
1) Kegiatan : Melakukan pekerjaan rumah tangga
2) Olahraga : Jarang
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis, GCS :4/6/5
c. Tanda - tanda vital
1) RR : 24 x/m
2) Nadi : 95 x/m
3) Suhu : 36,7 0 c
4) TD : 96/54 mmHg

2. Antropometri
a. BB : 58 Kg
b. TB : 159 Cm
c. Lila : 23,5 Cm
d. IMT : 23,01 Cm

3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Wajah simetris

b. Muka : Simetris, tidak pucat

c. Mata : Tidak ada odema, konjungtiva tidak


anemia dan skelera putih

d. Hidung : Tidak ada polip, secret dan cuping


hidung

e. Mulut dan Gigi : Bibir lembab, tidak stomatitis, lidah


bersih dan tidak ada karies gigi

f. Leher : Bibir lembab, tidak stomatitis, lidah


bersih dan tidak ada karies gigi

g. Dada : Simetris, tidaknya tertraksi


intercostae, pernafasan tertinggal,
suara wheezing, ronchi.

h. Payudara : Asimetris, bulat mengantung, tidak


ada benjolan pada payudara kanan dan
kiri
Putting susu : Menonjol
Pengeluaran : Kolostrum

i. Abdomen
TFU : 1 Jari diatas pusat
Kontraksi uterus : Kurang adekuat

j. Genetalia : Tampak luka perineum grade II sudah


terjahit jelujur dan satu-satu, tidak ada
odema dan hematoma.
Tampak perdarahan dari jalan lahir,
aktif merembes (+)
Pemeriksaan dalam terdapat stosel dan
selaput ketuban

k. Ekstremitas
Ekstremitas Atas : Kuku-kuku pucat, perabaan dingin,
dan tidak ada oedema, reflek patella
+/+

Ekstremitas Bawah : Kuku-kuku pucat, perabaan dingin


dan tidak ada oedema dan varises,
reflek patella +/+
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar glukosa : 104 mg/dL
b. Hemoglobin : 8,1 gr/dL
c. Leukosit : 18.800 mm3

C. ANALISA DATA
P1A0 Post Partum Spontan 5 Jam dengan HPP e.c Sisa Plasenta
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan ibu dan suami hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu
mengalamai presyok hemorrhagic ditandai dengan TD: 96/54 mmHg dan N:
95x/m serta perdarahan sisa plasenta di dalam rahim ibu menjadi penyebab
perdarahan yang ibu alami.
Rasionalisasi : Pasien dan keluarga berhak mendapatkan informasi mengenai
hasil pemeriksaan dirinya dan tindakan apa yang akan dilakukan terhadap
dirinya (Permenkes RI, 2018). Etiologi atau penyebab terjadinya perdarahan
post partum yaitu atonia uteri, luka jalan lahir, retensio plasenta atau sisa
plasenta, dan gangguan pembekuan darah. Perdarahan yang terjadi kurang 24
jam persalinan ini disebut perdarahan postpartum Sisa plasenta menghalangi
kontraksi uterus sehingga pembuluh darah pada lokasi perlekatan plasenta
masih terbuka, mengakibatkan terjadinya perdarahan yang terus menerus.
(Setyarini dan Suprapti, 2016).
Evaluasi : ibu dan keluarga memahami penyebab perdarahan yang dialaminya
dan mengerti yang dijelaskan bidan

2. Melakukan masase fundus uteri


Rasionalisasi: Masase merupakan sebuah teknik pijatan untuk merangsang
uterus agar dapat berkontaksi dengan baik dan kuat. Masase dilakukan
dengan meletakkan tangan pada fundus uteri dengan lembut tapi mantap
gerakan tangan dengan arah memutar pada fundus uteri supaya uterus
berkontraksi (Elisa et al, 2018)
Evaluasi : Uterus berkontraksi dengan baik
3. Memberikan 02 3 liter/menit dengan nasal canul
Rasionalisasi: Jumlah oksigen yang terpenuhi dalam darah menyebabkan otot-
otot uterus berkontraksi dengan adekuat sehingga pembuhuh darah dalam
uterus dapat menutup dari tempat implantasi plasenta (Leo, 2020)
Evaluasi : Ibu terpasang 02 nasal canul terpasang 3l/menit

4. Memasang IVFD line 1 RL 1 liter dalam 15 -20 menit


Rasionalisasi: Menurut Setyarini dan Suprapti (2016) dua komponen
penanganan perdarahan postpartum PRIMER yaitu memperbaiki KU dengan
pemberian cairan untuk mencegah syok hipovolemik dan langkah awal
menghentikan perdarahan. Pemberian oksitosin sebagai uterotonika bertujuan
untuk memicu kontraksi uterus guna menghentikan perdarahan. Pemasangan
infus dan pemberian uterotonika untuk mempertahankan keadaan umum ibu
dan merangsang kontraksi uterus. Pemberian cairan infus RL pada perdarahan
post partum perlu diberikan karena untuk pemenuhan kebutuhan metabolic
perifer dan peningkatan transfortasi sehingga tidak terjadi gangguan metabolik,
kekurangan O2 di dalam jaringan dan penimbunan hasil metabolic sehingga
tidak menyebabkan cedera sel yang mula-mula reversible menjadi tak
reversible serta tidak terjadi gangguan mikrosirkulasi untuk terjadi syok pada
pasien (Rosalia et al, 2017)
Evaluasi: Ibu terpasang IVFD line 1 RL 1 liter habis dalam 15 -20 menit

5. Memasang IVFD line 2 RL + 20 IU oksitosin gtt 20x/m


Rasionalisasi : Oksitosin atau uterotonika adalah obat yang merangsang
kontraksi uterus. Pada kasus perdarahan sisa plasenta terjadi gangguan uterus
dalam penjepitan pembuluh darah akibat tertinggalnya kotiledon dan selaput
ketuban. Oleh karena itu, diperlukan uterotonika untuk memperbaiki gangguan
kontraksi tersebut agar kontraksi tetap adekuat. Kontraksi pada otot uterus
merupakan mekanisme fisiologi yang menghentikan perdarahan. Rute
pemberian oksitoin melalui intravena bekerja dalam 1 menit dan bertahan
dalam 2-3 Jam (Oladapo et al, 2020).
Evaluasi : Uterus mulai berkontraksi dengan baik.
6. Mengosongkan kandung kencing
Rasionalisasi: Kondisi kandung kemih harus kosong. Kandung kemih yang
penuh urine bisa menghambat kontraksi uterus (Mastiningsih, 2016)
Evaluasi: Ibu terpasang dower cateter

7. Melakukan explorasi untuk evakuasi sisa plasenta dan bekuan darah


Rasionalisasi : Melakukan eksplorasi cavum uteri untuk mencari sisa plasenta
atau selaput ketuban yang masih tertinggal. Teknik pengeluaran sisa plasenta
didalam rahim seperti kotelidone dan selaput ketuban serta gumpalan darah
sehingga dapat memacu kontrasi uterus secara adekuat (Leo, 2022)
Evaluasi : Terdapat kotelidone, selaput ketuban dan stolsel

8. Melakukan sistem skoring tanda national early warning score (NEWS)


Rasionalisai: Pemantauan yang tepat dan pengenalan dini serta usaha
pencegahan agar tidak terjadi perburukan pada kasus perdarahan postpartum
sangat diperlukan. Sistem skoring tanda klinis yang dapat digunakan sebagai
tanda peringatan untuk memprediksi peristiwa kritis yang tidak diharapkan,
diantaranya national early warning score (NEWS) (Leo, 2020)
Evaluasi : Nilai skoring NEWS adalah 5 dan akan dilakukan tingkat frekuensi
pemantauan menjadi setiap jam.

9. Merencanakan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan untuk melakukan


kuretse dan pemberian antibiotik profilaksis
Rasionalisasi : Salah satu kategori tugas bidan sebagai bidan pelaksana adalah
tugas kolaborasi. Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh
bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau
sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan (Astuti et
al, 2016).
Kuretase merupakan salah satu prosedur obstetrik dan ginekologi yang
dilakukan baik untuk pengosongan kavum uteri akibat sisa plasenta jika
kavum uteri telah kosong maka sudah tidak ada lagi yang menghalangi uterus
untuk berkontraksi sehingga otot uterus dapat berkontraksi secara adekuat
untuk menjepit pembutuh darah yang masih terbuka dan perdarahan bisa
dihentikan (Fei Xiao et al, 2022). Antibiotik profilaksis adalah antibiotik yang
diberikan pada pasien yang akan menjalani Tindakan medis untuk mencegah
terjadinya infeksi sekunder (Adzhana et al, 2019)
Evaluasi : Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan dan
pemberian Inj Ceftriaxsone 1 gram IV

10. Melakukan dokumentasi kebidanan


Rasionalisasi : Dokumentasi mempunyai arti sebuah catatan otentik yang
dapat dibuktikan dan dipertanggung jawabkan (Kartika el al, 2020)
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik Mahasiswa

Elita Vasra, SST, M.Keb Wahyu Candra A, S.Tr.Keb, Bd Mira Rosalinda


NIP.197305191993012001 NIP.199508192019022005 NIM.PO7124422028

Anda mungkin juga menyukai