Anda di halaman 1dari 20

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL


TERHADAP Ny.T DI BPS MERIA HOLISTINA S.ST.,M.Kes
KALIREJO LAMPUNG, TENGAH
TAHUN 2018
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS/BIODATA
Nama Ibu : Ny. T Nama Suami : Tn.P
Umur : 34 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Bumi Jaya Alamat : Bumi Jaya

B. DATA SUBYEKTIF
Anamnesa tanggal 09 Maret 2018, pukul 10.51 wib
1. Status Kesehatan
a. Keluhan saat ini : Ibu mengatakan hamil anak ke empat, usia kehamilan 39
minggu, ibu mengatakan sakit dipinggang menjalar keperut sejak jam 05.00
WIB dan mengeluarkan lendir bercampur darah di vagina
b. Riwayat kehamilan ini : G4P2A1
a) HPHT : 25-06-2017
b) Taksiran persalinan : 02-03-2018
c) Usia kehamilan : 39 minggu
d) Antenatal Care (ANC)
1) Trimester I : 3 kali, di Bidan
2) Trimester II : 2 kali, di Bidan
3) Trimester III : 4 kali, di Bidan
e) Pergerakan janin yang di rasakan dalam 24 jam terakhir : 13 x
f) Merasakan kontraksi uterus : Ya
g) Merasa pecah ketuban : Tidak
h) Obat-obatan yang di konsumsi selama hamil : Tidak ada
i) Masalah selama kehamilan : Tidak ada
c. Riwayat kesehatan : Tidak ada
d. Riwayat kontrasepsi : suntik KB setiap 3 bulan
e. Aktifitas terakhir
1) Nutrisi dan hidrasi
a) Terakhir makan : 08.00 WIB
b) Jenis makanan : Nasi, lauk-pauk
c) Porsi : Setengah piring nasi
d) Terakhir minum : 09.50 WIB
e) Jumlah : 2 gelas, 150 cc/gelas
2) Istirahat terakhir
Dari jam 21.00 WIB sd 05.00 WIB ( 08 November 2017)
3) Eliminasi
a) Kapan terakhir BAB : 18.30 WIB
b) Kapan terakhir BAK : 07.15 WIB
f. Kegawardaruratan
1) Pengambil keputusan : Suami
2) Tempat rujukan yang di pilih : Rumah Sakit
3) Transportasi ke tempat rujukan : Mobil
4) Sumber biaya : BPJS
5) Golongan Darah : O, Pendonor suami

B. DATA OBYEKTIF (O)


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran Umum : Composmentis
c. Emosional : Baik

d. TTV : T/D : 130/70 mmHg


Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,7 oC
RR : 23 x/menit
2. Antropometik
a. TB : 159 cm
b. BB : 60 kg
c. BB saat ini : 72 kg
d. IMT : 20 (normal) anjuran penambahan BB 11,5-16 kg
e. Kenaikan saat ini : 12 kg
3. Pemeriksaan fisik
a. Wajah : Tidak pucat dan tidak odema
b. Abdomen
1) Bekas luka oprasi : Tidak ada
2) Mc Donald : 30 cm
3) TBJ : (30-11) x 155 = 2945 gram
4) Leopold
a) Leopold I : Pada fundus uteri teraba lunak dan tidak
melenting yang berarti bokong, TFU 3 jari dibawah px,
b) Leopold II : Pada tepi kanan abdomen teraba rata, keras
seperti papan, berarti punggung janin, Pada tepi kiri abdomen
teraba bagian-bagian kecil, berarti ekstemitas janin
c) Leopold III : Pada simfisis pubis teraba bulat, keras, dan
melenting, berarti kepala dan kepala sudah masuk PAP.
d) Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP 3/5
5) DJJ
a) Frekuensi :139x/menit
b) Ritme : Regular
c) Punctum maksimum pada kuadran kanan bawah

c. Genetalia
1) Pengeluaran : bloody show
2) Kelainan : Tidak ada kelainan
3) Pemeriksaan dalam
a) Pembukaan : 7 cm
b) Presentasi : Kepala
c) Penurunan : Hodge III
d) Ketuban : Utuh
e) Bagian lain yang teraba : Tidak ada bagian lain yang teraba
d. Anus : Tidak ada hemoroid
e. Ekstermitas
1) Atas
a) Odema : Tidak odema
b) Ujung kuku : Tidak pucat
2) Bawah
a) Odema : Tidak odem
b) Ujung kuku : Tidak pucat
c) Reflek petala : + kanan kiri
4. Pemeriksaan penunjang (laboratorium)
a. Darah
1) Hb : Tanggal 09-03-2018: hasil :11,6 g%
2) Golongan darah :O
b. Urine
1) Reduksi :Negatif
2) Protein : Negatif

C. ANALISIS DATA (A)


1. Diagnosa
G4P2A1 hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intra uteri presentasi kepala
inpartu, kala I fase aktif, ibu dan bayi dalam keadaan baik.
D. PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberitahu hasil pemeriksaan dan menejelaskan kondisi ibu, bahwa saat
ini ibu memasuki proses persalinan dengan adanya tanda-tanda persalinan
yaitu mulas pada perut bagian bawah,keluar cairan lendir pada vagina
Rasional : Hak-hak pasien untuk memperoleh informasi untuk kondisi dan
keadaan apa yang ibu alami
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan memahami kondisinya
serta terlihat lebih tenag dari sebelumnya
2. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan dan meminta persetujuan
ibu (inform consent)
Rasional : Dengan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan sehingga
klien dapat mengerti dengan tindakan yang akan dilakukan dan dengan
menyiapkan inform consent diharapkan dapat digunakan sebagai bukti
tertulis persetujuan dilakukan tindakan medis yang berkekuatan hukum.
Evaluasi : Ibu mengerti dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan
2. Memberikan asuhan sayang ibu
a. Memberikan dukungan emosional berupa pujian dan besarkan hati ibu
bahwa ibu mampu melewati proses persalinan dengan baik
Rasional :Banyak hasil menunjukan apabila ibu diperhatikan dan
diberikan dukungan selama proses persalinan, ibu akan merasa aman,
nyaman, dan persalinan dapat berlangsung lebih baik
Evaluasi : Ibu tampak lebih percaya diri
b. Menanyakan pada ibu siapa pendamping persalinan yang ia inginkan
dan menghadirkan untukmendampingi ibu.
Rasional :Kehadiran seorang pendamping pada proses persalinan
memberikan pengaruh pada ibu bersalin karena dapat berbuat banyak
untuk membantu ibu saat persalinan. Pendamping tersebut dapat
memberikan dorongan dan keyakinan pada ibu selama bersalin.
Evaluasi : Ibu memilih ibunya untuk mendampingi persalinan
c. Memijat punggung ibu untuk meringankan rasa sakit pada pungung ibu
dan mengelap keringat ibu serta melibatkan pendamping persalinan
untuk melakukannya
Rasional :Peran pendamping adalah memberikan katakata yang
meyakinkan ibu dan pujian, memijat punggung ibu dengan lembut,
mengelap kringat ibu dan semua tindakan yang dapat membantu
meningkatkan motivasi ibu dan menyelesaikan proses persalinan.
Evaluasi : Ibu terlihat lebih tenang
d. Menganjurkan ibu berjalan-jalan pada saat kala I dan mengatur posisi
yang nyaman bagi ibu kecuali posisi terlentang dengan melibatkan
keluarga
Rasional :Ibu besalin harus diberikan kebebasan dalam melakukan
gerakan dan memilih posisi yang nyaman bagi ibu dan tidak
membahayakan bagi ibu dan janin.
Evaluasi : Ibu memilih posisi miring, terkadang terlentang, berdiri dan
duduk
e. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum jika ibu mau
Rasional :Makanan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan
akan memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi,
dehidrasi memperlambat kontraksi dan membuat kontraksi menjadi
tidak teratur.
Evaluasi : Ibu tidak ingin makan, tetapi ingin minum air putih
f. Menganjurkan ibu untuk buang air kecil jika ibu mau
Rasional :Kandung kemih yang penuh akan menghambat turunnya
bagian terbawah janin
Evaluasi : Ibu mengatakan belum mau buang air kecil
g. Menjaga privasi ibu
Rasional :Hak-hak pasien adalah menjaga privasinya
Evaluasi : Pintu ruang bersalin dan segera ditutup kembali saat ada
yang keluar masuk
3. Menyiapkan ruang bersalin dan semua alat–alat termasuk : partus set, heating
set, alat–alat pelindung diri, air DTT, larutan klorin, pakaian ibu, pakaian bayi.
Rasional :Menyiapkan segala kebutuhan dalam persalinan harus memastikan
ketersediaan bahan-bahan dan sarana yang memadaiuntuk memperlancar
jalannya proses persalinan. Lakukan pencegahan infeksi sesuai standar yang
telah di tetapkan.
Evaluasi : Alat –alat dan tempat persalinan sudah dipersiapkan
4. Mengajarkan ibu teknik pernapasan untuk mengurangi rasa nyeri dengan cara
ambil nafas lewat hidung yang dalam dan keluarkan lewat mulut secara
perlahan agar oksigen yang diserap cukup relaksasi ibu.
Rasional : Teknik pernapasan dapat ibu lebih rileks sehingga mengurangi
persepsi nyeri dan membantu ibu mempertahankan control dirinya terhadap
nyeri selama kontraksi dan meningkatkan relaksasi otot-otot perut.
Evaluasi : Ibu mengerti teknik mengurangi rasa nyeri
5. Melakukan tekhnik komplementer akupresur di titik BL 32 (di bagian bokong
ibu dimana ibu jari menekan secara melingkar berlawanan jarum jam
sebanyak 40-60 kali)
Rasional : BL 32 digunakan untuk mengurangi nyeri selma persalinan
Evaluasi : Telah dilakukannya akupresur pada titik BL 32, dan nyeri saat
kontraksi berlangsung berkurang
6. Mengobservasi kemajuan persalinan
Rasional: Untuk deteksi dini adanya komplikasi dan segera menentukan
keputusan bila terjadi masalah
Evaluasi:

Tanggal/ Ibu Janin Ketera


jam ngan
09/03/2018 Suhu TD Nadi Kontraksi Pembuka DJJ
an
o
10.50 WIB 36,9 C 110/70 82 4x/10 mt/40 7 cm 142x/ Ketuba
x/menit
mmHg detik menit n utuh,
bagian
bawah
janin
3/5
11.20 WIB 79 4x/10 mt/40 141x/
x/menit
detik menit
11.50 WIB 85 4x/10 mt/45 147x/
x/menit
detik menit
o
12.20 WIB 36,7 C 120/80 83 4x/10 mt/50 10 cm 145x/ Ketuba
x/menit
detik menit n
pecah,
berwar
na
jernih

7. Memantau adanya tanda-tanda kala II persalinan, yaitu : dorongan ibu untuk


meneran, adanya tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva
membuka.
(Agar dapat segera dilakukan pertolongan persalinan yang tepat)

(Pada pukul 12.20 telah ada tanda-tanda kala II yaitu : dorongan ibu untuk
meneran, adanya tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka.
Dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 120/80 mmHg,
Suhu 36.7 oC, pernapasan 23 x/menit, nadi 84 x/menit. Pemeriksaan abdomen
perlimaan 0/5, his teratur 4x dalam 10 menit lamanya 50 detik dan DJJ 145
x/menit punctum maksimum pada kuadran kanan bawah, dan dilakukan
pemeriksaan dalam dengan hasil pembukaan 10 cm, portio tidak teraba,
presentasi belakang kepala UUK kanan depan, hodge IV station +3, molase 0,
ketuban pecah SRM jernih, dan tidak teraba bagian janin)
CATATAN PERKEMBANGAN KALA II (Pukul 12.20-12.53 WIB)

A. Data Subjektif (S)


Ibu mengatakan ingin meneran dan merasa seperti ingin BAB serta merasakan
perutnya mules terus menerus yang semakin kuat dan sering.
B. Data Objektif (O)
a. K/U : baik
b. Kesadaran composmentis
c. Tanda Vital : TD : 120/70 mmHg, S : 36,5oC, Pols : 82 x/menit, RR: 20x/m
d. Pemeriksaan abdomen
1. Perlimaan 0/5
2. His 5x10 menit durasi 45 detik
3. DJJ 138x/menit Punctum maksimum pada kuadran kanan bawah
e. Pemeriksaan dalam 12.20 WIB
1. Portio tidak teraba
2. Pembukaan 10 cm
3. Presentasi belakang kepala ubun-ubun kecil kanan depan
4. Hodge IV, station +3
5. Molase (0)
6. Ketuban pecah jernih
7. Tidak teraba bagian lain
f. Kandung kemih kosong
g. Inspeksi vulva membuka, anus mengembang, perineum menonjol

C. Analisa (A)
Ibu inpartu kala II
D. Penatalaksanaan (P)

1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini bahwa pembukaan serviks
sudah membuka 10 cm (lengkap) dan ibu memasuki proses persalinan untuk
melahirkan bayinya, ketuban sudah pecah
Rasional :Supaya pasien memperoleh informasi tentang kondisi dan keadaan
apa yang dia alami, supaya mengurangi rasa cemas pada ibu.
Evaluasi : Ibu mengerti kondisinya saat ini
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala kala II
Rasional :Tanda tanda inpartu diawasi untuk meningkatkan kesiagaan
penolong bahwa ibu sedang mendekati waktu bersalin. Dengan mengingat
tanda tanda inpartu ini seorang penolong dapat memberikan konseling dan
bimbingan antisispasi yang tepat
Evaluasi : Adanya dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol, vulva membuka.
3. Membimbing ibu mengedan dengan cara kedua mulut dikatupkan, sekaligus
mengatur pola pernafasan, saat kontraksi mata jangan sampai menutup.
Rasional :Meneran dengan baik akan mempermudah proses persalinan
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengikuti apa yang diajarkan
4. Memberikan asuhan pertolongan persalinan normal
a. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan penatalaksana komplikasi segera pada ibu dan
bayi baru lahir.
Rasional : Pastikan bahwa semua peralatan dan bahan-bahan tersedia
dan berfungsi dengan baik, semua peralatan dalam partus set harus
steriluntuk memperlancar jalannya proses persalinan.
Evaluasi : Peralatan persalinan sudah disiapkan
b. Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan.
Rasional :Untuk menghindari terkontaminasi dengan darah dan untuk
perlindungan diri
Evaluasi : Celemek sudah terpasang
c. Mencuci tangan
Rasional :Cuci tangan untuk membersihkan dan menghilangkan kuman
Evaluasi : Sudah mecuci tangan dan mengeringkan dengan handuk
bersih
d. Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap.
Rasional :Untuk menghindari langsung kontak darah dan perlindungan
diri, menggunakan sarung tangan DTT untuk mencegah terjadinya
infeksi yang diakibatkan oleh kuman
Evaluasi : Pemeriksaan telah di lakukan hasil pemeriksaan pembukaan
10 cm (lengkap), ketuban sudah pecah
e. Periksa DJJ setelah kontraksi
Rasional : Untuk menilai dan mengambil tindakan yang sesuai, jika DJJ
tidak normal, periksa DJJ dilakukan pada saat relaksasi supaya hasilnya
dalam batas normal (120-160x/m)
Evaluasi : DJJ baik 130 x/menit
f. Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu merasa ingin meneran, bantu ibu
mengambil posisi yang nyaman, bimbing ibu untuk meneran secara
efektif dan benar dan mengikuti dorongan alamiah yang terjadi serta
cara bernafas selama kontraksi berlangsung.
Rasional :Ibu dapat melahirkan bayinya pada posisi apapun kecuali pada
posisi terlentang dan dorongan ilmiah yang mengisyaratkan ibuuntuk
meneran dan istirahat diantara his. Dengan meneran yang baik dan benar
dapat mempercepat kelahiran dan mencegah trauma pada bayi.
Evaluasi : Ibu mengedan dengan baik dengan posisi litotomi dan
beristirahat diantara his, Ibu mengedan sesuai yang diajarkan
g. Meletakkan handuk bersih diatas perut ibu, saat kepala bayi telah
tampak 5-6 cm didepan vulva
Rasional :Untuk mengeringkan bayi apabila bayi telah lahir
Evaluasi : Handuk bersih diatas perut ibu telah diletakan
h. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
Rasional :Mencegahterjadinya infeksi dari tempat tidur/ tempat bersalin
Evaluasi : Kain telah di letakan
i. Mendekatkan alat-alat didekat ibu, membuka tutup partus set dan
memastikkan kembali perlengkapan alat dan bahan.
Rasional : Untuk mempermudah kerja dalam menolong persalinan dan
untuk memperlancar jalannya proses persalinan.
Evaluasi : Alat –alat dan tempat persalinan sudah dipersiapkan
j. Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
Rasional :Untuk menghindari langsung kontak darah dan perlindungan
diri, menggunakan sarung tangan DTT untuk mencegah terjadinya
infeksi silang antara ibu dan penolong
Evaluasi : Pemeriksaan telah di lakukan hasil pemeriksaan pembukaan
10 cm (lengkap), ketuban pecah
k. Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva. Tangan lain menahan kepala bayi untuk menahan
defleksi dan membantu lahirnya kepala. Menganjurkan ibu untuk
meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
Rasional :Pada saat melakukan manajemen aktif kala II tujuan tangan
kanan diletakkan diperinium adalah untuk menahan agar tidak terjadi
rupture yang spontan pada perineum, dan tangan kiri menahan defleksi
kepala terlalu cepat
Evaluasi : Ibu mengedan dengan baik hingga lahirlah kepala
l. Menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan lembut menggunakan
kain atau kasa yang bersih untuk membersihkan lendir dan darah.
Rasional : isap mulut bayi terlebih dahulu sebelum menghisap
hidnungnya. Menghisap hidung lebih dahulu dapat menyebabkan bayi
menarik nafas dan terjadi aspirasi mekonium atau cairan yang ada di
mulutnya:
Evaluasi : Muka, mulut dan hidung bayi telah di bersihkan
m. Memeriksa apakah ada lilitan tali pusat.
Rasional :Memeriksa lilitan tali pusat sangat penting dilakukan karena
pada bayi yang terdapat lilitan tali pusat sulit untuk dilahirkan, sebab
dapat mempengaruhi penurunan janin dan kemungkinan terjadi asfiksia
karena lilitan tali pusat yang erat pada leher bayi dapat mempengaruhi
pernafasan bayi
Evaluasi : Tidak ada lilitan tali pusat
n. Setelah dipastikan tidak ada lilitan tali pusat, kepala bayi melakukan
putaran paksi luar secara spontan.
Rasional :Dengan putaran paksi luar, kepala bayi akan menghadap
kesalah satu paha ibu sehingga akan memudahkan melahirkan bahu
Evaluasi : Putaran paksi luar telah terjadi
o. Melahirkan bahu dengan posisi tangan biparietal kepala bayi,
menganjurkan ibu meneran saat kontraksi, dengan lembut
menggerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul di bawah arcus pubis dan kemudian mengarahkan keatas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang.
Rasional :Melahirkan bahu bayi secara berhati-hati secara biparental
untuk dapat memudahkan penolong untuk melahirkan bahu bayi dan
mencegah terjadinya distosia bahu.
Evaluasi : Bahu depan dan bahu belakang lahir dan tidak ada distosia
bahu
p. Melahirkan tubuh bayi keseluruhan dengan gerakan sanggah susur.
Rasional :Melahirkan badan dan tungkai dengan cara sanggah susur
bertujuan untuk mengendalikan kelahiran siku, tangan, badan dan
tungkai bayi saat melewati perineum agar tidak terjadi rupture yang
berlebihan
Evaluasi : Badan lahir dengan terkendali
q. Melakukan penilaian segera BBL yaitu : apakah bayi segera menangis,
bergerak aktif dan warna kulit kemerahan
Rasional : Bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi kelainan dan
dapat mengetahui tindakan segera yang harus dilakukan untuk
menyelamatkan bayi
Evaluasi : Bayi lahir spontan langsung menangis keras secara
keseluruhan pada pukul 12.53 WIB dengan jenis kelamin perempuan
dan keadaan umum baik.

CATATAN PERKEMBANGAN KALA III (12.53-13.10)

A. Data Subyektif (S)


Ibu mengatakan merasa mulas
B. Data Obyektif (O)
1. K/U baik
2. TTV : TD : 110/70 mmHg, S : 36,5 oC, RR : 22x/menit, N : 84 x/menit
3. TFU setinggi pusat
4. Kontraksi uterus baik
5. Kandung kemih kosong
6. Bayi lahir spontan segera menangis, tonus otot baik, warna kulit kemerahan
dan jenis kelamin perempuan.
7. Plasenta belum lahir
8. Darah keluar ±50 ml
C. Analisa (A)
Ibu P3A1 persalinan kala III
D. Penatalaksanaan (P)
1. Menjelaskan kondisi ibu dan penyebab mules yang ia rasakan itu hal yang
normal karena ibu memasuki kala pengeluaran uri
Rasionalisasi : Agar pasien memperoleh informasi tentang kondisi dan
keadaan apa yang dia alami, supaya mengurangi rasa cemas pada ibu)
Ibu mengerti tentang keadaan ibu saat ini dan tampak lebih tenang
2. Memastikan tidak ada bayi kedua dalam uterus,
memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin untuk merangsang kontraksi
uterus dan mempercepat lahirnya plasenta
Rasional: untuk memastikan tidak ada janin kedua karena akan diberikan obat
uterotonika yang akan membuat uterus berkontraksi dengan kuat, hal ini akan
merusak bayi yang masih ada didalam
Evaluasi: Tidak ada bayi kedua dalam uterus dan ibu mengerti akan disuntik

3. Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3


paha atas bagian luar
Rasional: Oksitosin merangsang fundus uteri untuk berkontraksi dengan kuat
dan efektif sehingga dapat memantu pelepasan plasenta dan mengurangi
kehilangan darah
Evaluasi: Ibu telah disuntikkan oksitosin

4. Melakukan penjepitan tali pusat dan


Pemotongan tali pusat
Rasional: Menjepit dan memotongkan tali pusat agar memutuskan hubungan
bayi dengan plasenta kemudian mengganti handuk bayi yang basah dengan
yang kering dan baru agar dapat menjaga kehangatan tubuh bayi
Evaluai: Penjepitan dan pemotongan tali pusat telah dilakukan

5. Melakukan IMD, dengan meletakkan bayi


tengkurep di dada ibu tepatnya diantara kedua payudara ibu usahakann puting
susu ibu lebih rendah dari kepala bayi kemudian biarkan sang bayi mencari
puting susu ibu dengan sendirinya sampai bayi berhasil menyusui dalam
waktu 1 jam
Rasional: Melakukan IMD agar dapat memberikan sentuhan kulit dari ibu
kebayi yang dapat menambah ikatan batin antara ibu kebayi yang dapat
mengurangi rasa kesakitan ibu serta dapat mencegah hipotermi pada bayi
Evaluasi: Bayi telah berhasil menemukan puting susu ibu dalam waktu 45
menit.

6. Melakukan peregangan tali pusat terkendali


a. Memindahkan klem 5-20 cm didepan vulva
Rasional: Memudahkan penolong untuk melakukan PTT dan agar tali
pusat tidak putus
Evaluasi: Klem sudah dipindahkan PTT lebih mudah dilakukan
b. Tangan kiri menekan simfisis kearah dorsocranial dan tangan kanan
meregangkan tali pusat sejajar dengan lantai setelah terjadi kontraksi
Rasionalisasi: Peregangan tali pusat secara perlahan untuk mebantu
lahirnya plasenta, dan satu tangan mendorong uterus ke arah dorso kranial
untuk mencegah terjadinya inversio uteri
Evaluasi: Plasenta telah lepas dari tempat implantasinya ditandai tali
pusat memanjang, uterus membundar, keluar semburan darah tiba-tiba
dari introitus vagina
c. Melahirkan placenta, putar searah jarum jam
Rasionalisasi: Melahirkan plasenta dengan cara memutar searah bertujuan
agar plasenta beserta selaput ketuban lahir lengkap, sebab selaput ketuban
mudah rapuh, yang dapat menyebabkan perdarahan, karena sisa plasenta
atau selaput ketuban yang tertinggal diuterus atau disebut retensio plasenta
Evaluasi: Plasenta lahir jam 13.10 wib, selaput dan kateledon utuh
d. Masase fundus uteri agar kontraksi uterus menjadi baik
Rasionalisasi: Merangsang kontraksi uterus sehingga mencegah terjadinya
perdarahan
Evaluasi: Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras
e. Memeriksa kelengkapan placenta dan selaput ketuban setelah plasenta
lahir.
Rasionalisasi: Untuk mengetahui ada tidaknya plasenta yang tertinggal
Evaluasi: Placenta normal, kotiledon dan selaput lengkap diameter ±25
cm dan dengan panjang tali pusat ±60 cm

CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV (pukul 13.10-15.10 WIB)

A. Data Subyektif (S)


Ibu merasa khawatir karena masih merasa mules
B. Data Obyektif (O)
1. K/U baik.
2. TTV : TD 110/70 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 36,8oC, RR 20x/menit
3. TFU 3 jari bawah pusat
4. Kontraksi uterus baik
5. Kandung kemih kosong
6. Pengeluaran pervaginam darah ±150 cc
7. Bayi lahir spontan segera menangis, warna kulit kemerahan, gerak aktif,
jenis kelamin perempuan, berat badan 3100 gram, panjang badan 50 cm.
8. Plasenta lahir lengkap secara spontan, diameter ±25 cm dan dengan panjang
tali pusat ±60 cm
C. Analisa (A)

Ibu partum kala IV

D. Penatalaksanaan (P)
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa mules yang dirasakan merupakan hal yang
fisiologis
Rasionalisasi: Ibu tidak akan cemas, mulas yang dirasakan merupakan hal
yang normal karena bila ibu merasa mulas, itu berarti kontraksi uterus dalam
keadaan baik dan mempercepat proses involusi uterus atau kembalinya rahim
keukuran seperti sebelum hamil
Evaluasi: Ibu mengerti tentang rasa mulas yang dirasakannya dan ibu
merasa tenang
2. Memeriksa jalan lahir apakah ada laserasi pada jalan lahir
Rasionalisasi: Menghindari perdarahan akibat laserasi jalan lahir
Evaluasi: Pada ibu tidak terdapat robekan jalan lahir
3. Observasi kontraksi uterus dan perdarahan
Rasionalisasi: Mencegah terjadinya perdarahan hebat atau tidak
Evaluasi: Kontraksi uterus baik, perdarahan ibu ±150 cc
4. Memberitahu ibu bahwa tidak ada robekan jalan lahir dan tidak perlu
dilakukan penjahitan.
Rasionalisasi: Agar ibu mengerti setiap tindakan yang dilakukan
Evaluasi: Ibu mengerti dan merasa tenang bahwa tidak ada robekan jalan
lahir

5. Menjelaskan kepada ibu untuk tidak menunda/menahan apabila ingin buang


air kecil dan buang air besar serta meminta ibu untuk membersihkan dan
mengeringkan kemaluannya setiap BAK dan BAB.
Rasionalisasi: Mencegah terjadinya infeksi dan agar invousi uterus atau
kembalinya rahim seperti sebelum hamil berjalan lancar)
Ibu mengerti, bersedia dan dapat menjelaskan ulang
6. Melakukan pemantauan persalinan kala IV, jumlah perdarahan, kontraksi
uterus, tanda vital, kebutuhan eliminasi setiap 15 menit selama 1 jam pertama
dan 30 menit pada 1 jam kedua (terlampir dalam partograf )
Rasionalisasi: Diharapkan dapat mengetahui keadaan klien dan untuk deteksi
dini adanya komplikasi
Evaluasi: Keadaan ibu sedang diawasi dalam 2 jam pertama postpartum
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini dengan miring kanan kiri
dan duduk serta keluarga harus mendukung ibu untuk melakukan mobilisasi
dini.
Rasionalisasi: Mobilisasi dini untuk memperlancar peredaran darah dan
mencegah terjadi trmbolisis dan trombo emboli)
Evaluasi: Ibu dan keluarga telah mengerti apabila ibu harus melakukan
mobilisasi dini dan ibu sudah mencoba miring kanan dan kiri
8. Menjelaskan tanda bahaya kala IV yaitu apabila terdapat kelainan pada his
yaitu tidak ada rasa mulas dan perut (fundus) teraba lembek dan perdarahan
yang tiba – tiba dari jalan lahir, demam, pusing, lemas luar biasa.
Rasionalisasi: Segera menentukan keputusan bila terjadi masalah)
Evaluasi: Ibu mengerti tanda bahaya kala IV dan bersedia melaporkan jika
terdapat salah satu tanda bahaya seperti yang telah dijelaskan
9. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan IMD dan memberikan ASI eksklusif
pada bayi.
Rasionalisasi: Agar mempercepat proses involusi uterus dan meningkatkan
ikatan antara ibu dan bayi dan bayi mendapatkan colostrums yang dapat
meningkatkan kekebalan)
Evaluasi: Ibu bersedia untuk melanjutkan IMD dan memberikan ASI eksklusif
pada bayinya

10. Mengajarkan ibu dan keluarga melakukan masase uterus dengan cara
menggerakkan telapak tangan searah jarum jam selama 15 detik.
Rasionalisasi: Untuk merangsang kontraksi uterus sehingga mencegah
terjadinya perdarahan
Evaluasi: Ibu dan keluarga bersedia melakukan masase uterus dengan
gerakan memutar searah jarum jam sesuai dengan yang telah diajarkan
11. Berikan nutrisi dan kebutuhan istirahat
a. Memberikan makan dan minum pada ibu
b. Menganjurkan ibu untuk istirahat
Rasionalisasi: Dengan memberikan asupan nutrisi dan kebutuhan istirahat
diharapkan kondisi ibu dapat segera pulih)
Evaluasi: Ibu telah mendapat makan dan minum serta istirahat
12. Dekontaminasi alat yang digunakan selam proses persalinan dengan larutan
klorin 0.5% dan membilasnya dengan air DTT dan air bersih.

Rasionalisasi: Untuk mencegah resiko terjadinya infeksi silang)

Evaluasi: Dekontaminasi alat yang digunakan telah dilakukan

13. Melakukan dokumentasi pemantauan dan penilaian pada tabel partograf


Rasionalisasi: Untuk mengetahui kemajuan persalinan)
Evaluasi: Dokumentasi pada partograf telah dilakukan
DAFTAR PUSTAKA

Aprillia, Yesie. 2010. Hipnosterti: Rileks, Nyaman, dan Saat Hamil & Melahirkan.
Jakarta : Gagas Media

Asrinah, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Astuti, A.P dan Masruroh. 2013. Perbedaan Lama Kala I Fase Aktif pada Ibu Bersalin
yang Dilakukan dan Yang Tidak Dilakukan Pijat.

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD Bandung.(1983).Obstetri Fisiologi.


Bandung: Eleman
Cashion K. Pain management. Evolve Website. (Chapter 14):356-81. Acces on
January 2016 available on http://evlove.elsevier.com/perry/maternal.

Danuatmaja, Bonny. (2004). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Puspa

Hidayat, Asri., dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta : Nuha Medika

Indriyani & moudy djami. 2016. Updet Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : TIM
JNPK-KR.(2012). Buku AcuanAsuhan Persalinan Normal

Mander, Rosemary. 2003. Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC.


Parent_Resourse_Network. Acupressure. July 2015. Acces on 26 th March 2016
available from http://parentresourcenetwork.org/other-tools-for-labor/.

Prawirohardjo Sarwono.(2009).Ilmu Kebidanan.Edisi IV.Jakarta:PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Smith C, Collins C, Cyna A, al e. Comlementary and alternative therapies for pain


management in labour. Cochrane Database Syst Rev. 2006(4):CD003521

Sumarah. 2010. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin).
Yogyakarta: Fitramaya.

Sulistyawati A, Nugraheny E. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta:


Salemba Medika.

Tournaire M, Theau-Yonneau A. Complementary and Alternative Approaches to pain


relief during labor. Evid Based Complement Alternat Med. 2007;4(4);409-
17.

Wiknjosastro, Hanifa. 2003. IlmuKebidanan. Edisi etiga. Jakarta : Yayasan Bina


Pustaka Sarono Prawiroharjo

Anda mungkin juga menyukai