B. DATA SUBYEKTIF
Anamnesa tanggal 09 Maret 2018, pukul 10.51 wib
1. Status Kesehatan
a. Keluhan saat ini : Ibu mengatakan hamil anak ke empat, usia kehamilan 39
minggu, ibu mengatakan sakit dipinggang menjalar keperut sejak jam 05.00
WIB dan mengeluarkan lendir bercampur darah di vagina
b. Riwayat kehamilan ini : G4P2A1
a) HPHT : 25-06-2017
b) Taksiran persalinan : 02-03-2018
c) Usia kehamilan : 39 minggu
d) Antenatal Care (ANC)
1) Trimester I : 3 kali, di Bidan
2) Trimester II : 2 kali, di Bidan
3) Trimester III : 4 kali, di Bidan
e) Pergerakan janin yang di rasakan dalam 24 jam terakhir : 13 x
f) Merasakan kontraksi uterus : Ya
g) Merasa pecah ketuban : Tidak
h) Obat-obatan yang di konsumsi selama hamil : Tidak ada
i) Masalah selama kehamilan : Tidak ada
c. Riwayat kesehatan : Tidak ada
d. Riwayat kontrasepsi : suntik KB setiap 3 bulan
e. Aktifitas terakhir
1) Nutrisi dan hidrasi
a) Terakhir makan : 08.00 WIB
b) Jenis makanan : Nasi, lauk-pauk
c) Porsi : Setengah piring nasi
d) Terakhir minum : 09.50 WIB
e) Jumlah : 2 gelas, 150 cc/gelas
2) Istirahat terakhir
Dari jam 21.00 WIB sd 05.00 WIB ( 08 November 2017)
3) Eliminasi
a) Kapan terakhir BAB : 18.30 WIB
b) Kapan terakhir BAK : 07.15 WIB
f. Kegawardaruratan
1) Pengambil keputusan : Suami
2) Tempat rujukan yang di pilih : Rumah Sakit
3) Transportasi ke tempat rujukan : Mobil
4) Sumber biaya : BPJS
5) Golongan Darah : O, Pendonor suami
c. Genetalia
1) Pengeluaran : bloody show
2) Kelainan : Tidak ada kelainan
3) Pemeriksaan dalam
a) Pembukaan : 7 cm
b) Presentasi : Kepala
c) Penurunan : Hodge III
d) Ketuban : Utuh
e) Bagian lain yang teraba : Tidak ada bagian lain yang teraba
d. Anus : Tidak ada hemoroid
e. Ekstermitas
1) Atas
a) Odema : Tidak odema
b) Ujung kuku : Tidak pucat
2) Bawah
a) Odema : Tidak odem
b) Ujung kuku : Tidak pucat
c) Reflek petala : + kanan kiri
4. Pemeriksaan penunjang (laboratorium)
a. Darah
1) Hb : Tanggal 09-03-2018: hasil :11,6 g%
2) Golongan darah :O
b. Urine
1) Reduksi :Negatif
2) Protein : Negatif
(Pada pukul 12.20 telah ada tanda-tanda kala II yaitu : dorongan ibu untuk
meneran, adanya tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka.
Dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 120/80 mmHg,
Suhu 36.7 oC, pernapasan 23 x/menit, nadi 84 x/menit. Pemeriksaan abdomen
perlimaan 0/5, his teratur 4x dalam 10 menit lamanya 50 detik dan DJJ 145
x/menit punctum maksimum pada kuadran kanan bawah, dan dilakukan
pemeriksaan dalam dengan hasil pembukaan 10 cm, portio tidak teraba,
presentasi belakang kepala UUK kanan depan, hodge IV station +3, molase 0,
ketuban pecah SRM jernih, dan tidak teraba bagian janin)
CATATAN PERKEMBANGAN KALA II (Pukul 12.20-12.53 WIB)
C. Analisa (A)
Ibu inpartu kala II
D. Penatalaksanaan (P)
1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini bahwa pembukaan serviks
sudah membuka 10 cm (lengkap) dan ibu memasuki proses persalinan untuk
melahirkan bayinya, ketuban sudah pecah
Rasional :Supaya pasien memperoleh informasi tentang kondisi dan keadaan
apa yang dia alami, supaya mengurangi rasa cemas pada ibu.
Evaluasi : Ibu mengerti kondisinya saat ini
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala kala II
Rasional :Tanda tanda inpartu diawasi untuk meningkatkan kesiagaan
penolong bahwa ibu sedang mendekati waktu bersalin. Dengan mengingat
tanda tanda inpartu ini seorang penolong dapat memberikan konseling dan
bimbingan antisispasi yang tepat
Evaluasi : Adanya dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol, vulva membuka.
3. Membimbing ibu mengedan dengan cara kedua mulut dikatupkan, sekaligus
mengatur pola pernafasan, saat kontraksi mata jangan sampai menutup.
Rasional :Meneran dengan baik akan mempermudah proses persalinan
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengikuti apa yang diajarkan
4. Memberikan asuhan pertolongan persalinan normal
a. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan penatalaksana komplikasi segera pada ibu dan
bayi baru lahir.
Rasional : Pastikan bahwa semua peralatan dan bahan-bahan tersedia
dan berfungsi dengan baik, semua peralatan dalam partus set harus
steriluntuk memperlancar jalannya proses persalinan.
Evaluasi : Peralatan persalinan sudah disiapkan
b. Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan.
Rasional :Untuk menghindari terkontaminasi dengan darah dan untuk
perlindungan diri
Evaluasi : Celemek sudah terpasang
c. Mencuci tangan
Rasional :Cuci tangan untuk membersihkan dan menghilangkan kuman
Evaluasi : Sudah mecuci tangan dan mengeringkan dengan handuk
bersih
d. Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap.
Rasional :Untuk menghindari langsung kontak darah dan perlindungan
diri, menggunakan sarung tangan DTT untuk mencegah terjadinya
infeksi yang diakibatkan oleh kuman
Evaluasi : Pemeriksaan telah di lakukan hasil pemeriksaan pembukaan
10 cm (lengkap), ketuban sudah pecah
e. Periksa DJJ setelah kontraksi
Rasional : Untuk menilai dan mengambil tindakan yang sesuai, jika DJJ
tidak normal, periksa DJJ dilakukan pada saat relaksasi supaya hasilnya
dalam batas normal (120-160x/m)
Evaluasi : DJJ baik 130 x/menit
f. Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu merasa ingin meneran, bantu ibu
mengambil posisi yang nyaman, bimbing ibu untuk meneran secara
efektif dan benar dan mengikuti dorongan alamiah yang terjadi serta
cara bernafas selama kontraksi berlangsung.
Rasional :Ibu dapat melahirkan bayinya pada posisi apapun kecuali pada
posisi terlentang dan dorongan ilmiah yang mengisyaratkan ibuuntuk
meneran dan istirahat diantara his. Dengan meneran yang baik dan benar
dapat mempercepat kelahiran dan mencegah trauma pada bayi.
Evaluasi : Ibu mengedan dengan baik dengan posisi litotomi dan
beristirahat diantara his, Ibu mengedan sesuai yang diajarkan
g. Meletakkan handuk bersih diatas perut ibu, saat kepala bayi telah
tampak 5-6 cm didepan vulva
Rasional :Untuk mengeringkan bayi apabila bayi telah lahir
Evaluasi : Handuk bersih diatas perut ibu telah diletakan
h. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
Rasional :Mencegahterjadinya infeksi dari tempat tidur/ tempat bersalin
Evaluasi : Kain telah di letakan
i. Mendekatkan alat-alat didekat ibu, membuka tutup partus set dan
memastikkan kembali perlengkapan alat dan bahan.
Rasional : Untuk mempermudah kerja dalam menolong persalinan dan
untuk memperlancar jalannya proses persalinan.
Evaluasi : Alat –alat dan tempat persalinan sudah dipersiapkan
j. Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
Rasional :Untuk menghindari langsung kontak darah dan perlindungan
diri, menggunakan sarung tangan DTT untuk mencegah terjadinya
infeksi silang antara ibu dan penolong
Evaluasi : Pemeriksaan telah di lakukan hasil pemeriksaan pembukaan
10 cm (lengkap), ketuban pecah
k. Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva. Tangan lain menahan kepala bayi untuk menahan
defleksi dan membantu lahirnya kepala. Menganjurkan ibu untuk
meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
Rasional :Pada saat melakukan manajemen aktif kala II tujuan tangan
kanan diletakkan diperinium adalah untuk menahan agar tidak terjadi
rupture yang spontan pada perineum, dan tangan kiri menahan defleksi
kepala terlalu cepat
Evaluasi : Ibu mengedan dengan baik hingga lahirlah kepala
l. Menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan lembut menggunakan
kain atau kasa yang bersih untuk membersihkan lendir dan darah.
Rasional : isap mulut bayi terlebih dahulu sebelum menghisap
hidnungnya. Menghisap hidung lebih dahulu dapat menyebabkan bayi
menarik nafas dan terjadi aspirasi mekonium atau cairan yang ada di
mulutnya:
Evaluasi : Muka, mulut dan hidung bayi telah di bersihkan
m. Memeriksa apakah ada lilitan tali pusat.
Rasional :Memeriksa lilitan tali pusat sangat penting dilakukan karena
pada bayi yang terdapat lilitan tali pusat sulit untuk dilahirkan, sebab
dapat mempengaruhi penurunan janin dan kemungkinan terjadi asfiksia
karena lilitan tali pusat yang erat pada leher bayi dapat mempengaruhi
pernafasan bayi
Evaluasi : Tidak ada lilitan tali pusat
n. Setelah dipastikan tidak ada lilitan tali pusat, kepala bayi melakukan
putaran paksi luar secara spontan.
Rasional :Dengan putaran paksi luar, kepala bayi akan menghadap
kesalah satu paha ibu sehingga akan memudahkan melahirkan bahu
Evaluasi : Putaran paksi luar telah terjadi
o. Melahirkan bahu dengan posisi tangan biparietal kepala bayi,
menganjurkan ibu meneran saat kontraksi, dengan lembut
menggerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul di bawah arcus pubis dan kemudian mengarahkan keatas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang.
Rasional :Melahirkan bahu bayi secara berhati-hati secara biparental
untuk dapat memudahkan penolong untuk melahirkan bahu bayi dan
mencegah terjadinya distosia bahu.
Evaluasi : Bahu depan dan bahu belakang lahir dan tidak ada distosia
bahu
p. Melahirkan tubuh bayi keseluruhan dengan gerakan sanggah susur.
Rasional :Melahirkan badan dan tungkai dengan cara sanggah susur
bertujuan untuk mengendalikan kelahiran siku, tangan, badan dan
tungkai bayi saat melewati perineum agar tidak terjadi rupture yang
berlebihan
Evaluasi : Badan lahir dengan terkendali
q. Melakukan penilaian segera BBL yaitu : apakah bayi segera menangis,
bergerak aktif dan warna kulit kemerahan
Rasional : Bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi kelainan dan
dapat mengetahui tindakan segera yang harus dilakukan untuk
menyelamatkan bayi
Evaluasi : Bayi lahir spontan langsung menangis keras secara
keseluruhan pada pukul 12.53 WIB dengan jenis kelamin perempuan
dan keadaan umum baik.
D. Penatalaksanaan (P)
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa mules yang dirasakan merupakan hal yang
fisiologis
Rasionalisasi: Ibu tidak akan cemas, mulas yang dirasakan merupakan hal
yang normal karena bila ibu merasa mulas, itu berarti kontraksi uterus dalam
keadaan baik dan mempercepat proses involusi uterus atau kembalinya rahim
keukuran seperti sebelum hamil
Evaluasi: Ibu mengerti tentang rasa mulas yang dirasakannya dan ibu
merasa tenang
2. Memeriksa jalan lahir apakah ada laserasi pada jalan lahir
Rasionalisasi: Menghindari perdarahan akibat laserasi jalan lahir
Evaluasi: Pada ibu tidak terdapat robekan jalan lahir
3. Observasi kontraksi uterus dan perdarahan
Rasionalisasi: Mencegah terjadinya perdarahan hebat atau tidak
Evaluasi: Kontraksi uterus baik, perdarahan ibu ±150 cc
4. Memberitahu ibu bahwa tidak ada robekan jalan lahir dan tidak perlu
dilakukan penjahitan.
Rasionalisasi: Agar ibu mengerti setiap tindakan yang dilakukan
Evaluasi: Ibu mengerti dan merasa tenang bahwa tidak ada robekan jalan
lahir
10. Mengajarkan ibu dan keluarga melakukan masase uterus dengan cara
menggerakkan telapak tangan searah jarum jam selama 15 detik.
Rasionalisasi: Untuk merangsang kontraksi uterus sehingga mencegah
terjadinya perdarahan
Evaluasi: Ibu dan keluarga bersedia melakukan masase uterus dengan
gerakan memutar searah jarum jam sesuai dengan yang telah diajarkan
11. Berikan nutrisi dan kebutuhan istirahat
a. Memberikan makan dan minum pada ibu
b. Menganjurkan ibu untuk istirahat
Rasionalisasi: Dengan memberikan asupan nutrisi dan kebutuhan istirahat
diharapkan kondisi ibu dapat segera pulih)
Evaluasi: Ibu telah mendapat makan dan minum serta istirahat
12. Dekontaminasi alat yang digunakan selam proses persalinan dengan larutan
klorin 0.5% dan membilasnya dengan air DTT dan air bersih.
Aprillia, Yesie. 2010. Hipnosterti: Rileks, Nyaman, dan Saat Hamil & Melahirkan.
Jakarta : Gagas Media
Astuti, A.P dan Masruroh. 2013. Perbedaan Lama Kala I Fase Aktif pada Ibu Bersalin
yang Dilakukan dan Yang Tidak Dilakukan Pijat.
Danuatmaja, Bonny. (2004). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Puspa
Hidayat, Asri., dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta : Nuha Medika
Indriyani & moudy djami. 2016. Updet Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : TIM
JNPK-KR.(2012). Buku AcuanAsuhan Persalinan Normal
Sumarah. 2010. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin).
Yogyakarta: Fitramaya.