Anda di halaman 1dari 53

PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )

PENINGKATAN MOTIVASI, KREATIVITAS, DAN PRESTASI BELAJAR PKK


(PRODUK KREATIF & KEWIRAUSAHAAN) MELALUI METODE BELAJAR
PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI PEMASARAN PRODUK

(PTK PADA MATA PELAJARAN PKK (PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN)


PROGRAM KEAHLIAN ATPH KELAS XII
DI SMK NEGERI 4 PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT)

Disusun oleh:
Nama : Yustin Patriana Djakaria, SE.
Nuptk : 2834755656130172

SMK NEGERI 4 PADALARANG

Jl. Raya Padalarang No. 451 Kab Bandung Barat, Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kab. Bandung Barat, Provinsi. Jawa Barat

Tahun 2021
ABSTRAK

Penelitan Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan


Motivasi, Kreativitas, dan Prestasi Belajar PKK (Produk Kreatif dan
Kewirausahaan) Melalui Metode Belajar Poblem Based Learning (PBL). Subjek
penelitian tindakan kelas ini, siswa kelas XII, program keahlian ATPH yang
berjumlah 36 siswa/i, dan obyek penelitianya adalah mata pelajaran Produk
Kreatif dan Kewirausahaan dengan materi pemasaran Produk. Teknik
Pengumpulan data yang digunakan dengan teknik dokumentasi, observasi, test
dan angket. Teknik analisi data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.
Kesimpulan dari peneltiian ini adalah penerapan model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan motivasi dalam pembelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan
pra penelitian motivasi siswa yang berkategori baik menacapai 11,5%, kemudian
pada siklus I meningkat menjadi 50% dan meningkat kembali pada siklus II yaitu
80,1% dan dapat meningkatkan kreatifitas belajar siswa dengan data pra penelitian
yang berkatagori baik 7,7%, menjadi 46,1% pada siklus I, dan meningkat kembali
84,6% pada siklus II, serta dapat meningkatakan Prestasi Belajar siswa dari pra
penelitian 30,8%, menjadi 61,5% pad siklus I, dan meningkat kembali 84,6% pada
siklus II.
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 4 Padalarang Kab. Bandung Barat,
dengan jenis penelitian yaitu "Penelitian Tindakan Kelas". Subjek dalam
penelitian ini adalah peserta didik kelas XII yang berjumlah 36 siswa/i, sedangkan
objek dalam penelitian ini adalah model Poblem Based Learning (PBL). Alat yang
akan digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi dan tes.
Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan peserta didik dalam
pembelajaran dan tes diberikan untuk melihat tingkat keberhasilan peserta didik
dari suatu materi ajar yang disampaikan.
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah "Hasil belajar peserta
didik pada materi Produk kreatif akan meningkat, jika aplikasi
PBLdiimplementasikan dengan benar pada peserta didik kelas XII program
keahlian Bisnis Daring Pemasaran di SMK Negeri 4 Padalarang Tahun 2021.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kondisi awal terdapat 22
orang dari 36 peserta didik atau sekitar (60%) yang tidak tuntas dan sebanyak 14
orang dari 36 peserta didik atau sekitar (40%) yang tuntas. Kemudian pada siklus
I terdapat 26 orang dari 36 peserta didik atau sekitar (72%) yang tuntas dan
sebanyak 10 orang dari 36 peserta didik atau sekitar (28%) yang tidak tuntas. Pada
siklus II terdapat 33 orang dari 36 peserta didik atau sekitar (92%) sudah tuntas
dansebanyak 3 orang dari 36 peserta didik atau sekitar (8%) yang belum tuntas.
Berdasarkan hasil penelitian mulai dari kondisi awal, siklus I dan siklus II
sudah terjadi peningkatan yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan PBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik materi
pemasaran Produk di kelas XII kelas XII program keahlian ATPH di SMK Negeri 4
Padalarang Tahun 2021.

2
LEMBAR PENGESAHAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN MOTIVASI, KREATIVITAS, DAN PRESTASI BELAJAR PKK (PRODUK


KREATIF & KEWIRAUSAHAAN) MELALUI METODE BELAJAR PROBLEM BASED
LEARNING PADA MATERI PEMASARAN PRODUK

(PTK PADA MATA PELAJARAN PKK (PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN)


PROGRAM KEAHLIAN ATPH KELAS XII
DI SMK NEGERI 4 PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT)

Padalarang, September 2021

Disusun oleh: Disetujui dan disah kan oleh:


Kepala SMK Negeri 4 Padalarang

Yustin Patriana Djakaria, SE Engkus Kusnadi, S.Pd., M.MPd


NIP. 197712262021212003 NIP. 196602021988111001

3
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmatnya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
Proposal Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul "PENINGKATAN MOTIVASI,
KREATIVITAS, DAN PRESTASI BELAJAR PKK (PRODUK KREATIF &
KEWIRAUSAHAAN) MELALUI METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING
PADA MATERI PEMASARAN PRODUK” (PTK PADA MATA PELAJARAN PKK (PRODUK KREATIF
DAN KEWIRAUSAHAAN) PROGRAM KEAHLIAN ATPH KELAS XII DI SMK NEGERI 4 PADALARANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dengan materi
pemasaran Produk dalam pelajaran Produk kreatif dan kewirausahaan.
Walaupun penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini kurang maksimal dan
jauh dari kesempurnaan tetapi akhirnya penulisan bisa terselesaikan. Akhirnya peneliti ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan Proposal Penelitian
Tindakan Kelas.
Wassalamu`alaikum Wr.Wb.

Padalarang, September 2021

Penulis,

Yustin Patriana Djakaria, SE


Nuptk. 2834755656130172

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... 1


ABSTRAK................................................................................................... 2
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... 3
KATA PENGANTAR ................................................................................. 4
DAFTAR ISI ............................................................................................... 5
DAFTAR TABEL ....................................................................................... 7
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... 8
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... 9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 10
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 12
C. Analisis Masalah ............................................................................. 12
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 13
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 13
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas ............................................................... 14
B. PBL ................................................................................................ 18
C. Hasil Belajar ................................................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian............................................................................. 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 25
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 26
D. Deskripsi Per Siklus ........................................................................ 27
E. Indikator Keberhasilan .................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pra Penelitian .................................................................................. 30
1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ............................................ 30
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II .......................................... 38

5
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 49
B. Saran ............................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 51
LAMPIRAN

6
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian


Tabel 4.1 Hasil Pre Test dan Post Test Siklus I
Tabel 4.2 Rekapitulasi Ketercapaian Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I
Tabel 4.3 Peserta Didik yang Sudah dan Belum Mencapai KKM Siklus I
Tabel 4.4 Hasil Observasi Individu
Tabel 4.5 Hasil Pre Test dan Post Test Siklus II
Tabel 4.6 Rekapitulasi Ketercapaian Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II
Tabel 4.7 Peserta Didik yang Sudah dan Belum Mencapai KKM Siklus II
Tabel 4.8 Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I dan Siklus
Tabel 4.9 Hasil pembelajaran Siklus I dan Siklus II

7
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas


Gambar 4.1 Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I
Dan Siklus II
Gambar 4.2 Perbandingan Ketuntasan Belajar Peserta Didik Siklus I Dan
Siklus II

8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow (1948) yang diterjemahkan oleh
Kasijan (1984:360) motivasi dalam belajar harus dibantu dengan bimbingan
untuk memahami arti dalam kegiatan belajar agar siswa tersebut mempunyai
keinginan untuk mempelajari yang seharusnya dipelajari. Jika keinginan setiap
siswa dalam belajar harus didukung oleh bimbingan yang sesuai maka motivasi
siswa dalam belajar pun akan semakin meningkat sehingga tujuan dari motivasi
pun juga akan tercapai, selain itu kreaktivitas juga menunjang motivasi belajar,
karna kreativitas adalah kemampuan untuk mengembang kan ide-ide baru dan
cara –cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang.jadi
kreatitivitas merupakan kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan
berbeda. Kreativiatas muncul dikarenakan sisiwa sudah memiliki kemampuan
berpikir kritis hal ini sesuai dengan taksonomi bloom. Proses pembelajaran yang
dapat memberikan ruang serta waktu untuk siswa berkreativ merupakan peran
guru yang utama, pengelaolahan kelas dan penggunaan model serta medai yang
tepa menjadi faktor utama untuk menentukan itu semua.
Peran guru sendiri dalam proses pembelajaran untuk membuat fun learning,
antara lain sebagai informator atau komunikator, organisator, konduktor,
motivator, pengarah dan pembimbing, pencetus ide, penyebar luas, fasilisator,
evaluator, dan pendidik. Dalam proses belajar mengajar sebagai suatu
keseluruhan proses peran guru tidak dapat dikesampingkan. Karena belajar itu
adalah interaksi antara pendidik dalam hal ini guru dengan peserta didik atau
siswa yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Di sekolah, guru merupakan
salah satu faktor penentu pokok dalam peningkatan mutu pendidikan. Oleh
karena itu, proses tersebut harus dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat
menghasilkan prestasi belajar yang sesuai dengan yang diinginkan. Guru
hendaknya tidak menggunakan metode pelajaran yang monoton seperti ceramah
atau mencatat.

9
Dalam proses pembelajaran guru harus dapat menggunakan metode- metode
atau cara mengajar yang baik sehingga siswa dapat merasa tertarik atau tidak
bosan pada saat proses belajar. Di era globalisasi yang berbasis IT guru dituntut
untuk dapat membaca keinginan siswa sehingga Guru dapat memeanfaatkan
media teknologi sebagai alat pembelajaran dengan model Poblem Based
Learning (PBL)..
Pembelajaran model Poblem Based Learning (PBL) di pengaruh oleh
beberapa faktor penunjang seperti lingkungan sekolah yang berperan penting
dalam proses belajar siswa. Sarana prasarana yang terdapat di sekolah sangat
diperlukan dalam proses pembelajaran. Sarana prasarana yang tidak lengkap
akan membuat proses pembelajaran akan terhambat. Begitu juga dengan peran
guru dalam proses pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam
menyampaikan materi kepada siswa. Selain itu guru yang mengajar pun tidak
harus monoton atau harus mempunyai ide dalam menjelaskan materi agar
seluruh siswa paham dengan materi yang diberikan. Cara guru yang menjelaskan
materi dengan ceramah, dan tidak ada media pendukung, hal ini menuntut siswa
untuk mencatat. Hal itu menjadi kan siswa tidak aktif di dalam kelas dan
pembelajaran pun tidak efektif dan merasa bosan.
Menurut data yang diperoleh, pada saat observasi ke sekolah ditemukan di
kelas XII dengan ruangan kelas yang berada di tingkat dua membuat siswa
pecah konsentrasi pada saat siang hari, serta karakteristik anak kota yang
memliki fasilitas seperti HP yang semakin hari menjadi salah satu benda yang
tidak bisa dilepas baik digunakan untuk media sosial ataupun untuk bermain
game. HP menjadi alat komunikasi yang sering disalah gunakan oleh siswa. Hal
ini, dapat dilihat pada saat istirahat atau pun pulang sekolah, siswa dengan asyik
bermain geme. Hal tersebut membuat nilai siswa yang berada di bawah KKM
sangat banyak. Selain faktor kondisi kelas dan juga karakteristik siswa terdapat
faktor lain yaitu guru yang masih cendrung menerapkan pembelajaran dengan
metode ceramah.
Nilai-nilai yang masih banyak di bawah nilai ketuntasan dari tahun ke tahun
menimbulkan pertanyaan bagi guru, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Prestasi tersebut bisa diawali dengan motivasi belajar siswa yang
bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Berdasarkan persoalan- persoalan tersebut

10
maka timbul permasalahan yang perlu dikaji yang berhubungan dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi motivasi kreativitas dan prestasi belajar dalam mata
pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK). Faktor- faktor tersebut
pada penelitian ini hanya dibatasi oleh lingkungan sekolah dan peran guru dalam
proses pembelajaran saja. Melalui metode yang sama, maka peneliti
mengusulkan ”peningkatan motivasi, kreativitas,dan prestasi belajar Produk
Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) melalui model belajar Poblem Based
Learning (PBL)”.
Pembelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) yang menjadi
Obyek dalam penelitian dengan menggunakan model Poblem Based Learning
(PBL) dapat dikatakan tuntas dalam siklus apabila dalam motivasi belajar siswa
yang memiliki katagori minimal baik mencapai ≥76%, untuk kretivitas siswa
memiliki katagori minimal baik >75, sedangkan untuk prestasi belajar, siswa
yang mencapai nilai ketuntasan minimal sebanyak >75%.
Adapun judul penulis adalah "PENINGKATAN MOTIVASI,
KREATIVITAS, DAN PRESTASI BELAJAR PKK (PRODUK KREATIF &
KEWIRAUSAHAAN) MELALUI MODEL BELAJAR PROBLEM BASED
LEARNING PADA MATERI PEMASARAN PRODUK”. (PTK PADA MATA
PELAJARAN PKK (PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN) PROGRAM
KEAHLIAN ATPH KELAS XII DI SMK NEGERI 4 PADALARANG KAB. BANDUNG
BARAT).

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pernyataan pada latar belakang di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
a. Adanya digitalisasi pendidikan pembelajaran bisa dilaksanakan secara
optimal dan lebih menarik dan inovatif
b. Dengan platform berbasis teknologi dapat meningkatkan motivasi,
kreativitas dan prestasi belajar
c. Kurang optimalnya hasil belajar peserta didik dapat disebabkan karena
metode pembelajaran yang kurang sesuai.

C. Analisis Masalah
Analisis masalah adalah kajian sementara untuk mengetahui penyebab
timbulnya masalah, serta alternatif pemecahan masalah tersebut. Berdasarkan
11
hasil identifikasi masalah, sesuai dengan pengertian analisis masalah dapat
yang dapat di simpulkan adalah kurang optimalnya hasil belajar peserta didik
dalam pembelajaran karena penggunaan aplikasi pembelajaran yang kurang
menunjukkan interaksi antara guru dengan peserta didik, sehingga dibutuhkan
suatu aplikasi untuk meningkatkan interaksi pembelajaran khususnya dalam
meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.

D. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan identifikasi dan analisis masalah yang telah
diurakaian di atas maka dapat disimpulkan rumusan masalah adalah
bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik materi pemasaran
Produk mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) melalui
metode Poblem Based Learning (PBL) kelas XII program keahlian ATPH di
SMK Negeri 4 Padalarang, kab. Bandung Barat Tahun 2021.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi,
kreativitas dann hasil belajar peserta didik materi pemasaran Produk mata
pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) melalui metode Poblem
Based Learning (PBL) kelas XII program keahlian ATPH di SMK Negeri 4
Padalarang, kab. Bandung Barat Tahun 2021.

12
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1) Untuk memberikan kontribusi terhadap kajian yang berkaitan dengan
pembelajaran menggunakan model Poblem Based Learning (PBL).
2) Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan.
b. Manfaat Praktis
1) Peserta didik
- Dapat menerapkan model PBL pada pembelajaran jarak jauh
yang dapat memudahkan belajar secara mandiri.
- Dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2) Guru
- Sebagai masukan pengetahuan seputar bagaimana penggunaan
model Poblem Based Learning (PBL) pada pembelajaran.
- Sebagai acuan untuk lebih meningkatkan motivasi,
kreativitaspembelajaran.

13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas


1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah bentuk penelitian yang
terjadi di dalam kelas berupa tindakan tertentu yang dilakukan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar
yang lebih baik dari sebelumnya. Penelitian Tindakan Kelas adalah
proses investigasi terkendali untuk menemukan dan memecahkan
masalah pembelajaran di kelas. Proses pemecahan masalah tersebut
dilakukan secara bersiklus, dengan tujuan meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas tertentu.
Penelitian tindakan kelas dapat dipakai sebagai implementasi
berbagai program yang ada di sekolah, dengan mengkaji berbagai
indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada
peserta didik atau keberhasilan proses dan hasil implementasi berbagai
program sekolah.
Menurut Arikunto, dkk (2006), penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama.
Menurut Supardi (2006), penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses
belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi peserta didik.
Menurut Aqib (2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar peserta didik
meningkat.

14
2. Ciri-Ciri Utama Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
a. Masalahnya berasal dari latar/kelas tempat penelitian dilakukan.
b. Proses pemecahan masalah tersebut dilakukan secara bersiklus.
c. Tujuannya untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas, atau
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
d. PTK dilaksanakan oleh guru sendiri.
e. Adanya refleksi diri.

3. Tujuan PTK
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas
(PTK), yaitu:
a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang
dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.
b. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru.
c. Mengidentifikasi, menemukan solusi dan mengatasi masalah
pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu.
d. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan
masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat
bagi peserta didik dan kelas yang diajarnya.
e. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi
pembelajaran (misalnya : pendekatan, metode, strategi dan media)
yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan
hasil pembelajaran.
f. Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara dan strategi baru dalam
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain
kemampuan inovatif guru.
g. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis
penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris
kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.

15
4. Karakteristik Penelitian Tindakan kelas
Penelitian Tindakan kelas memiliki karakteristik penting, yaitu:
a. Masalah yang diangkat adalah masalah yang dihadapi oleh guru di
kelas.
b. Adanya tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar
dan mengajar di kelas.
c. Adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota
kelompok sasaran.
d. Penelitian PTK tidak untuk digeneralisasikan sebab hanya dilakukan
di kelas tertentu dan waktu tertentu.

5. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Hopkins (1993), penelitian tindakan kelas diawali
dengan perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action),
mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation
and evaluation). Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan
kelas terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning),
pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting),
dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan
tercapai (kriteria keberhasilan). Gambar dan penjelasan langkah-langkah
penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

16
Gambar 2.1
Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
1. Perencanaan (Planning), yaitu persiapan yang dilakukan untuk
pelaksanaan Penellitian Tindakan Kelas, seperti: menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pembuatan media pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitu deskripsi tindakan yang akan
dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan serta
prosedur tindakan yang akan diterapkan.
3. Observasi (Observe), Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan
semua rencana yang telah dibuat dengan baik, tidak ada penyimpangan-
penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Kegiatan observasi dapat
dilakukan dengan cara memberikan lembar observasi atau dengan cara lain
yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.
4. Refleksi (Reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang
terjadi atau hasil yang diperoleh atas yang terhimpun sebagai bentuk
dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan
diketahui perubahan yang terjadi. Bagaimana dan sejauh mana tindakan
yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah

17
secara signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan dalam bentuk
replanning dapat dilakukan.

6. Poblem Based Learning (PBL)


Pengertian Poblem Based Learning (PBL).
Problem Based Learning (PBL) = Pembelajaran Berbasis Masalah. Kehidupan adalah
identik dengan masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan
untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan
aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus
dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokrasi, suasana nyaman dan
menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.Indikator model pembelajaran ini adalah
metakognitif, elaborasi (analisis), interprestasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi,
konjektur, sintesis, generalisasi dan inkuiri.

Dalam pemanfaatannya model Problem Based Learning (PBL) bisa dibantu dengan
Learning Management System (LMS), yaitu :
 Proses setting pembuatan kelas yang cepat dan nyaman
Proses pembelajaran sangat cepat dan nyaman bisa memulai membagikan tugas- tugas dan
bahan ajar. sehingga akan ideal digunakan bagi setiap pengajar dengan tingkat
pengalaman mengajar yang beragam.

 Hemat dan efisiensi waktu


Peserta kelas atau peserta didik tidak lagi harus mendownload tugas yang diberikan guru.
Guru membuat dan mendistribusikan dokumen

untuk peserta didik mereka secara online serta juga dapat menentukan peringkat,
memberikan umpan balik untuk semua tugas dan melakukan penilaian menggunakan model
Problem Based Learning (PBL). Dengan demikian, ada potensi untuk penghematan waktu
dari kedua belah pihak baik peserta didik maupun gurunya. Semuanya dilakukan secara
paperless (bebas kertas), sehingga tidak ada waktu yang terbuang untuk mendistribusikan
dokumen fisik dan peserta didik dapat menyelesaikan tugas mereka dengan tepat secara
online, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk memenuhi deadline waktu yang diberikan
dan belajar secara online dapat disesuaikan dengan jadwal sehari-hari mereka.
 Mampu meningkatkan kerjasama dan komunikasi
Salah satu manfaat paling penting dari menggunakan model Problem Based Learning
(PBL) adalah kolaborasi yang efisien. Guru dapat mengirimkan pemberitahuan ke peserta
atau peserta didik mereka untuk memulai diskusi atau memberitahu mereka tentang
kegiatan pembelajaran tertentu. Disisi18lain, peserta didik memiliki kesempatan untuk
memberikan umpan balik kepada rekan- rekan mereka dengan mengunggah postingan
langsung ke dalam diskusi di model Problem Based Learning (PBL). Dengan demikian,
jika mereka membutuhkan bantuan karena kesulitan memahami suatu tugas atau ingin
mempelajari lebih lanjut tentang topik tertentu yang memungkinkan peserta didik untuk
mendapatkan keuntungan dari pengalaman dan keterampilan rekan belajar mereka.
 Berbagi sumber daya yang efisien, praktis dan cepat
Fasilitator atau guru dan peserta didik memiliki kemampuan untuk berbagi informasi dan
sumber daya dengan peserta. Setiap peserta didik, guru dapat mendistribusikan link ke
sumber daya online dan materi tambahan yang dapat menguntungkan peserta didik . Cara
ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh update tepat waktu
yang berhubungan dengan pelajaran saat ini, sehingga mereka dapat lebih memahami materi
dan akses peralatan multimedia yang dapat meningkatkan pengalaman eLearning mereka.

7. Model Problem Based Learning (PBL).


Karakteristik Model Pembelajaran PBL
Menurut Trianto (2009:93), karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) adalah: (1) adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, (2) berfokus pada
keterkaitan antar disiplin, (3) penyelidikan autentik, (4) menghasilkan produk atau karya dan
mempresentasikannya, dan (5) kerja sama.

Menurut Rusman (2010:232), karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning


(PBL) adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.
2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang
tidak terstruktur.
3. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective).
4. Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang
kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.
5. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
6. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi
sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam problem based learning.
7. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.
8. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan
penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.
9. Sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.

19
10. Problem based learning melibatkan evaluasi dan review pengalaman
siswa dan proses belajar.
Tujuan Model Pembelajaran PBL

Tujuan yang ingin dicapai oleh PBL adalah kemampuan siswa untuk berpikir
kreatif, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan
masalah malalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan
sikap ilmiah.
Penilaian (Grading)

Model Problem based learning (PBL) mendukung banyak cara penilaian yang
berbeda. Guru memiliki opsi untuk memantau kemajuan setiap peserta didik pada
tugas di mana mereka dapat membuat analisis dan mengembangkannya. Tugas
yang diubah dapat dinilai oleh guru dan dikembalikan untuk memungkinkan peserta
didik merevisi tugas dan dikembalikan. Setelah dinilai, tugas dapat diperiksa oleh
guru.
Komunikasi yang lancar

Guru ke kelas yang dapat memungkinkan komunikasi dua arah antara guru dan
peserta didik. Peserta didik juga dapat berklaborasi di kelas antar sesamanya.
Berbagai jenis media pembelajaran dari Produk Google seperti video YouTube dan
file Google Drive dapat dilampirkan ke tugas untuk berbagi konten.
Laporan Orisinalitas

Laporan orisinalitas yang memungkinkan guru dan peserta didik untuk melihat
bagian dan bagian dari tugas yang diajukan yang berisi kata-kata yang persis atau
mirip dengan yang dari sumber lain. Untuk peserta didik, ini menyoroti bahan
sumber dan tanda kutip yang hilang untuk membantu peserta didik dalam
meningkatkan pekerjaan mereka. Guru juga dapat melihat laporan orisinalitas,
memungkinkan mereka untuk memverifikasi integritas akademik dari karya peserta
didik yang disampaikan. Di model Problem Based Learning (PBL), guru dapat
mengaktifkan laporan orisinalitas untuk 3 tugas.
Arsip pembelajaran

Kelas memungkinkan instruktur untuk mengarsipkan kursus pada akhir semester


atau tahun. Ketika sebuah Arsip untuk membantu para guru mengatur kelas mereka

20
saat ini. Saat sebuah kursus diarsipkan, guru dan peserta didik dapat melihatnya,
tetapi tidak akan dapat mengubahnya hingga dipulihkan.
B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar secara umum adalah sesuatu yang dicapai


atau diperoleh peserta didik berkat adanya usaha atau fikiran yang mana
hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan

kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga


nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap,
pengetahuan, kecakapan dasar dan perubahan tingkah laku secara
kuantitatif.
Hasil belajar juga dapat didefinisikan sebagai prestasi belajar
yang dicapai oleh peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar
dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku
seseorang dalam sebuah sistem pendidikan tertentu.
Definisi hasil belajar lainnya adalah adalah suatu hasil yang
diperoleh peserta didik setelah peserta didik tersebut melakukan kegiatan
belajar dan pembelajaran serta bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh
seseorang dengan melibatkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor,
yang dinyatakan dalam simbol, huruf maupun kalimat.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut
Slameto (2003: 54) dapat dirinci sebagai berikut:
1) Faktor internal, meliputi:
 Faktor jasmaniah: terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh.
 Faktor fisiologis: terdiri dari intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan, dan kedisiplinan.
 Faktor kelelahan: terdiri dari kelelahan jasmani dan rohani.
2) Faktor eksternal, meliputi:
 Faktor keluarga: terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, dan talar belakang

21
kebudayaannya.
 Faktor sekolah: terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan peserta didik, disiplin peserta didik, keadaan
gedung dan tugas rumah.

 Faktor kegiatan masyarakat: terdiri dari kegiatan peserta didik


dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk
kehidupan masyarakat.
Sedangkan menurut Muhibbinsyah (2002: 139) selain faktor
internal dan eksternal, juga terdapat faktor pendekatan belajar, yaitu
“pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara strategi yang
digunakan peserta didik dalam menunjang efektivitas dan efisiensi
proses pembelajaran materi tertentu”.

22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Padalarang, kab.
Bandung Barat. Pelaksanaan penelitian ini mulai bulan Juli sampai dengan
bulan September 2021 dengan dua siklus (8 jam pelajaran), dimana setiap
siklus terdiri 2 pertemuan dan setiap pertemuan 2 jam pelajaran. Subjek
penelitian ini adalah siswa KELAS XII Jurusan ATPH di SMK Negeri 4
Padalarang yang berjumlah 36 siswa . Metode penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah metode diskriptif kuantitatif. Prosedur penelitian
meliputi Rencana (planing), Tndakan (Action), Pengamatan (Observatin), dan
Refleksi (Reflection). Proses pengumpulan data dilakukan dengan
dokumentasi, angket, observasi, dan tes.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 4 PAdalarang, Kabupaten
Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat di semester 1 Tahun Ajaran 2022/2021
bulan Juli-September dengan menyesuaikan jadwal mata pelajaran Produk
Kreatif dan Kewirausahaan. penulis memilih sekolah ini karena merupakan
tempat saya mengajar sehingga sudah mengetahui karakteristik peserta didik.
Berikut ini merupakan jadwal penilitian yang dilakukan.

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian


No Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan
1 Senin, Izin Peneliti meminta izin melaksanakan
penelitian dan melaksanakan
24 Juli 2021 Penelitian
observasi pra tindakan di SMK
dan Negeri 4 Padlarang, Kab. Bandung
Barat
Observasi

23
2 Rabu, Pre test Pre test dilaksanakan sebelum
26 Juli 2021 kegiatan pembelajaran. Aplikasi
yang digunakan yaitu google form
dengan jumlah soal 10 bentuk
pilihan ganda.
3 Rabu, Pertemuan Kegiatan pembelajaran,
26 Juli 2021 pertama penyampaian materi menggunakan
siklus I model PBL.
4 Rabu, Post test Post test dilaksanakan sebelum
26 Juli 2021 kegiatan pembelajaran. Aplikasi
yang digunakan yaitu google form
dengan jumlah soal 10 bentuk
pilihan ganda.
5 Senin, Pre test Pre test dilaksanakan sebelum
7 Agustus 2021 kegiatan pembelajaran. Aplikasi
yang digunakan yaitu google form
dengan jumlah soal 10 bentuk
pilihan ganda.
6 Senin, Pertemuan Kegiatan pembelajaran,
7 Agustus 2021 pertama penyampaian materi menggunakan
siklus II model PBL.
7 Senin, Post test Post test dilaksanakan sebelum
7 Agustus 2021 kegiatan pembelajaran. Aplikasi
yang digunakan yaitu google form
dengan jumlah soal 10 bentuk
pilihan ganda.
8 Senin- Rabu Pengolahan Mengolah data hasil belajar peserta
14-16 September
Data Hasil didik dan hasil observasi yang
2021
Penelitian didapat saat penelitian.

24
C. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes dan observasi.
a. Tes
Tes adalah alat untuk memperoleh data-data atau
keterangan- keterangan mengenai sejauh mana kemampuan peserta
didik dan juga untuk melihat tingkat keberhasilan peserta didik
dari suatu materi ajar yang disampaikan. Pemberian tes dalam
penelitian ini terbagi atas tes awal (pre test) dan tes akhir (post test)
yang berupa objek tes (pilihan ganda) cepat. Akan tetapi untuk analisis
data yang dipergunakan hanya post test.
b. Observsi
Observasi digunakan untuk mengambil data mengenai kegiatan
peserta didik dalam mengakes aplikasi google classroom. Apakah
peserta didik aktif dalam menggunkan aplikasi tersebut.

D. Deskripsi Per Siklus


a. Siklus I
Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran Produk Kreatif dan
Kewirausahaan pada pokok bahasan Desain/Prototype dan Kemasan
Produk Barang/Jasa, maka peneliti mengembangkan rencana Penelitian
Tindakan Kelas berupa prosedur kerja yang dilaksanakan di dalam
kelas. Dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus yaitu masing-masing
terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
1) Perencanaan (planning)
- Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan isi
kompetensi yang akan dicapai.
- Mempersiapkan materi yang akan disampaikan.
- Membuat lembar pertanyaan pada soal tes siklus 1.
2) Tindakan (action)
Tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan RPP yang telah
disusun dengan model PBL . Langkah- langkah yang akan dilakukan
antara lain;

25
- Guru mengunggah materi pemasaran Produk yang lebih lengkap
sesuai dengan standar kompetensi pada materi tersebut ke dalam
penugasan pada model PBL

- Peserta didik diminta membuat kelompok


- Peserta didik diminta untuk berdiskusi sesuai dengan LKPD yang
sudah di share di model PBL
- Peserta didik memberikan tanggapan dengan mengerjakan semua
penugasan tersebut. Selanjutnya, peserta didik mengirimkan
(submit) tanggapan tersebut sebagai hasil respon pekerjaan dalam
penugasan.
- Guru menanggapi respon tersebut dan menilai hasil respon
peserta didik.
3) Pengamatan (observation)
Pada tahap ini dilakukan observasi pembelajaran kepada
peserta didik dengan pencatatan terhadap gejala yang terjadi di
indikator penelitian. Mengamati apa yang menjadi kendala, sehingga
diketahui adanya masalah yang terjadi pada proses pembelajaran.
Pengamatan yang dilakukan peneliti di sini untuk menetahui kegiatan
peserta didik dalam pembelajaran menggunakan aplikasi google
classroom dan melihat data kemajuan hasil belajar peserta didik.
4) Refleksi (reflection)
Setelah melaksanakan serangkaian kegiatan pembelajaran pada
siklus 1 dan pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan maka
akan dilakukan refleksi.
Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran
yang sudah dilaksanakan. Melihat seberapa jauh indikator
keberhasilan suatu tindakan dan dampak suatu tindakan yang terjadi,
selanjutnya merekomendasikan untuk siklus tindakan selanjutnya.

b. Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi terhadap hasil perbaikan pembelajaran
pada siklus 1, maka peneliti mengembangkan rencana Perbaikan
Pembelajaran Siklus 2 berupa Perencanaan, Tindakan, Observasi dan
Refleksi.
26
1) Perencanaan
- Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siklus 1 dan
merumuskan rencana perbaikan
- Merancang pembelajaran dengan memberikan materi pra
syarat atau latihan soal
2) Tindakan
Guru melakukan tindakan serupa seperti pada kegiatan siklus 1.
3) Observasi
Mengamati proses perbaikan pembelajaran yang dilakukan dan
mencatat semua temuan terkait kesesuaian dengan RPP.
4) Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran Siklus II,
selanjutnya dibandingkan dengan hasil terdahulu pada siklus 1.
Jika hasil yang diperoleh meningkat dari hasil siklus 1 maka
penelitian ini dianggap berhasil.

E. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil apabila kriteria keberhasilan
telah tercapai. Kriteria keberhasilan terhadap tindakan ditetapkan berdasarkan
ketuntasan belajar yang diterapkan oleh sekolah dan berdasarkan pertimbangan
peneliti. Adapun kriteria keberhasilan tersebut adalah pembelajaran dinilai berhasil
apabila terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik ranah kognitif setelah dilakukan
tindakan baik pada siklus I ataupun siklus II. Dengan ketentuan minimal 75% peserta
didik dalam satu kelas mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan sekolah
yaitu 70.

27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pra Penelitian
Motivasi belajar siswa yang merupakan salah satu fokus dari penelitian
dilatar belakangi oleh tidak terlibatnya siswa saat pembelajaran sehingga
pembelajaran yang terbentuk cendrung teacer center learning, sehingga
proses pembelajaran cendrung tidak terkesan dua arah hanya satu arah hal ini
lah yang membuat siswa tidak siap menerima pembelajaran. Pada saat guru
menerangkan dan melakukan aktifitas belajar siswa hanya diam juga terdapat
beberapa siswa yang tidur didalam kelas. Maka pada prapenelitian ini
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Kriteria Motivasi Belajar Siswa kelas XII SMK Negeri 4
Padalarang Tahun 2020/2021 Pada Prasikluas

Prasiklus
Kategori
Siswa Persentase
Sangat Baik 0 0,0%
Baik 3 11,5%
Cukup 16 61,5%
Kurang 6 23,1%
Sangat Kurang 1 3,9%
Sumber: Hasil Tabulasi Instrumen Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan dokumentasi motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial


dapat dianalisis bahwa siswa yang berada dikategori baik masih sangat rendah
yaitu 11,5% hal ini menunjukan bahwa motivasi belajar siswa masih sangat
rendah, dengan katalain siswa yang memiliki motivasi baik hanya 3 siswa dari
26 siswa dan yang kurang sebesar 88,5 % atau sebanyak 23 siswa. terdapat
beberapa esensi yang timbul pada saat observasi dan pemberian angket

28
kepada siswa mengenai motivasi belajar, diantaranya yaitu pembelajaran guru
yang tidak moderen dan kekurangan bahan ajar, seperti buku paket kurikulum
2013 yang tidak diperbolehkan dibawa pulang sehingga siswa hanya
menerima informasi yang diberikan oleh guru tanpa mencari sumber belajar
yang lain. Fokus lain dalam penelitian ini adalah kretivitas siswa diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Kriteria Observasi Kreativitas Belajar siswa Kelas XII
SMK Negeri 4 Padalarang Tahun 2020/2021 Pra Siklus

Prasiklus
No Kriteria
Jumlah Siswa Persentase
1 Sangat Baik 0 0,0%
2 Baik 2 7,7%
3 Cukup 12 46,2%
4 Kurang 10 38,5%
5 Sangat Kurang 2 7,7%
Sumber : Hasil tabulasi data instrumen penelitian Kreativitas

Tabulasi data yang diperoleh dari hasil observasi kolaborator pada


prapenelitian diperoleh data bahwa siswa yang masuk dalam kategori sangat
kurang terdapat 2 siswa (7,7%), kategori kurang sebanyak 10 siswa (38,5%),
kategori cukup sebanyak 12 siswa (46,2%), siswa yang termasuk katogori
baik hnaya 2 siswa (7,7%) dan sedangkan siswa yang masuk dalam kategori
sangat baik tidak ada atau 0%. Kondisi tersebut belum memadai dalam
mencapai standarisasi kreativitas belajar siswa sebesar 75%. Peneliti juga
meneliti tentang prestasi belajar dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Evaluasi Belajar Siswa (Presatasi Belajar) Siswa Kelas Kelas
XII SMK Negeri 4 Padalarang Tahun 2020/2021 Pra Siklus

Uraian Hasil
Rata-Rata Hasil Evaluasi 62,7
Jumlah Siswa Tuntas 8
Persentase Ketuntasan Siswa 30,8%
Kriteria Hasil Belajar Siswa Rendah
Sumber: Hasil Ulangan Harian Siswa

29
Berdasarkan dokumentasi evaluasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial yang mewakili dari Prestasi Belajar dapat dianalisis bahwa rata-rata
hasil belajar siswa masih pada angka 62,7 sedangkan kriteria ketuntasan
minimal Ilmu Pengetahuan Sosial sebesar 75. Ketuntasan yang diperoleh
siswa kelas VII 2 hanya 8 siswa atau baru mencapai target pencapaian 30,8%
(Data evaluasi lengkap terdapat pada lampiran). Kondisi ini dinilai kurang
maksimal dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Berbagai faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa rendah ini menjadi hal yang perlu untuk
diberikan solusi sehingga prestasi belajar siswa yang notabenya menjadi tolak
ukur dalam ketuntasan belajar dapat tercapai dengan maksimal.
Kendala-kendala yang terjadi merupakan kendala yang dapat dibenahi
seperti kurangnya guru menggunakan sebuah media yang berbasis teknologi,
guru masih menggunakan media yang monoton seperti gambar dan
powerpoint, diera globalisasi seperti saat ini diperlukan inofasi yang menarik
siswa. Pengguanan Media dengan memanfaatkan teknologi diharapakan dapat
menambah motivasi dan juga prestasi siswa, selain itu dapat menumbuhkan
kreatifiatas belajar siswa. Hal ini, dikarenakan setiap siswa memiliki tingkat
dan bakat kreativitas masing-masing dan itu perlu dikembangkan dengan
memanfaatkan teknologi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan baik terhadap guru maupun
siswa menjadi salah satu pendukung peneliti untuk mencari sebuah metode
yang tepat guna untuk melakukan pembelajaran yang terpusat pada siswa.
Pengamatan yang dilakukan memberikan sebuah gambaran bahwa belum
terjalin pembelajaran dua arah baru terlaksana pembalajaran satu arah saja.
Metode yang akan digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan
pembelajaran dengan model PBL.
2. Siklus 1
Pelaksanaan penelitian tindakan pada siklus I dilaksanakan pada
tanggal 22 Agustus dan 24 Agustus 2021. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang diambil adalah Kompetensi Inti 3. yaitu

30
“memahami pemasaran Produkberdasarkan rasa ingin tahunya tentang
pemasaran Produk Pada siklus 1 hasil dari motivasi belajar siswa dapat dilihat
dari data yang ada:
Tabel 4. Kriteria Motivasi Belajar Siswa Kelas XII SMK Negeri 4
Padalarang Tahun 2020/2021 Pada Siklus I

Siklus 1
Kategori
Siswa Persentase
Sangat Baik 0 0,0%
Baik 13 50,0%
Cukup 11 42,3%
Kurang 2 7,7%
Sangat Kurang 0 0,0%
Sumber: Hasil Tabulasi Instrumen Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan hasil penggolongan Motivasi siswa berdasarkan instrumen


penelitian maka terjadi perubahan Motivasi dalam diri siswa dengan
menggunakan model PBL dalam pembelajaran. Hal ini, dapat dilihat dari hasil
angket yang sudah diisi oleh siswa bahwa hanya terdapat 2 siswa (7,7%) yang
kurang, 11 siswa (42,3%) dalam kategori cukup, 13 siswa (50%) tergolong
baik, sedangkan untuk siswa yang tergolong sangat baik serta sangat kurang 0
siswa atau tidak ada. Kategori Motivasi yang digolong- golongkan tersebut
dapat dipahami bahwa bila dikaitkan dengan jumlah isswa yang baik maka
terdapat 13 siswa dengan persentasi 50%. Persentase kategori baik tersebut
digunakan sebagai bahan pembanding ukuran stadarisasi

31
penentuan Motivasi belajar siswa. sedangkan untuk kretivitas yang dilakukan
dengan cara observasi diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Kriteria Observasi Kreativitas Belajar Siswa Kelas XII SMK
Negeri 4 Padalarang Tahun 2020/2021 Siklus I

Siklus I
No Kriteria
Jumlah Siswa Persentase
1 Sangat Baik 1 3,8%
2 Baik 11 42,3%
3 Cukup 10 38,5%
4 Kurang 4 15,4%
5 Sangat Kurang 0 0,0%
Sumber : Hasil tabulasi data instrumen penelitian Kreativitas

Berdasarkan hasil penggolongan Kreativitas siswa berdasarkan hasil


instrumen penelitian maka terjadi perubahan Kreativitas belajar siswa dengan
menggunakan model PBL. Hal ini, dapat dilihat dari hasil observasi
kolaborator bahwa hanya terdapat 0 siswa yang sangat kurang, 4 siswa
(15,4%) yang kurang, 10 siswa (38,5%) yang tergolong cukup, 11 siswa
(42,3%) yang termasuk dalam kategori baik dan 1 siswa (3,8%) yang sangat
baik. Kategori kreativitas yang telah digolong-golongkan tersebut dapat
dipahami bahwa bila dilkaitkan dengan jumlah siswa yang baik, maka
terdapat 11 siswa yang baik dan 1 siswa yang sangat baik, jadi terdapat 12
siswa yang dalam kategori baik atau sebesar 46,1%. Peneliti juga mengukut
prestasi belajar, pada siklus I didapat data sebagai berikut berkaiatan dengan
presatasi belajar:
Tabel 6. Hasil Evaluasi Belajar Siswa (Presatasi Belajar) Siswa KELAS
XII SMK Negeri 4 Padalarang Tahun 2022/2021Siklus I

Uraian Hasil
Rata-Rata Hasil Evaluasi 73,8
Jumlah Siswa Tuntas 16
Persentase Ketuntasan Siswa 61,5%
Kriteria Hasil Belajar Siswa Tinggi
Sumber: Hasil Ulangan Harian Siswa

32
Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I didapatkan hasil evaluasi
rata-rata siswa 73,8. Kriteria ketuntasan minimal pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah 75. Jumlah siswa yang telah tuntas (atau nilainya
lebih dari 75) sebanyak 16 siswa atau 61,5% dari keselurahan kelas.
Kendala pada siklus I dapat dianalisis dan dicari sebuah solusi antara
peneliti dan juga kolabolator. Ditemukan beberapa indikasi yang
mengakibatkan siklus I tidak mencapai target yang diinginkan. Terjadinya
kelemahan pada siklus satu adalah konsentrasi guru masih terfokus pada
pembelajaran satu arah sehingga fungsi dari model PBL masih belum terlau
signifikan, guru yang notabennya masih konseptual dalam mengajur belum
bisa membawa kearah berpikir yang lebih tinggi, selain itu dari segi siswa
terdapat siswa yang tidak membawa HP pada saat pembelajaran sehingga
terkendala pada proses pembelajaran serta masih terdapat siswa yang belum
berani dan paham terhadap permainan yang akan dilakasanakan pada
pembelajaran. Perbaikan pembelajaran pada siklus II direncanakan untuk
melanjutkan model yang sama. Fokus dari upaya peningkatan prestasi belajar
lebih ditekankan pada kedalaman pemahaman tentang materi pembelajaran,
sedangkan Motivasi dan Kreativitas pembelajaran difokuskan lebih
meningkatkan instrumen-instrumen yang belum mencapai standar Motivasi
dan Kreativitas.
3. Siklus 2
Perbaikan pembelajaran pada siklus II lebih menekankan pada
pencapaian pemahaman materi pembelajaran yang disesuaikan dengan
kondisi siswa dan tingkat motivasi serta kreativitas siswa dalam
pembelajaran. Penelitian tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan pada
tanggal 19 Agustus Kompetensi inti 3, yaitu “memahami pengetahuan faktual
konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, taknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata”. Kompetensi Dasar 3.2 yaitu „mengidentifikasi interaksi sosial dalam

33
ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya,
dalam nilai dan norma serta kelambagaan sosial budaya”. Indikator
pembelajaran adalah (1) menjelaskan hakekat Interaksi Sosial; (2)
mengidentifikasi sayarat-sayarat interaksi sosial; (3) mendiskripsikan bentuk
interaksi sosial yang asosiatif; (4) mendiskripsikan bentuk interaksi sosial
yang disosiatif; serta (5) menganalisa pengaruh interaksi sosial terhadap
bentukan lembaga sosial.Setelah melaksanakan siklus II terdapat peningkatan
yang baik terutama pada motivasi belajar seperti data yang ada :
Tabel 7. Hasil Kriteria Motivasi Belajar Siswa Kelas XII SMK Negeri 4
Padalarang Tahun 2020/2021 Pada Siklus II

Siklus 1
Kategori
Siswa Persentase
Sangat Baik 6 23,1%
Baik 15 57,7%
Cukup 5 19,2%
Kurang 0 0,0%
Sangat Kurang 0 0,0%
Sumber: Hasil Tabulasi Instrumen Motivasi Belajar Siswa
Hasil penggolongan motivasi siswa berdasarkan instrumen penelitian
yang dibuat oleh peneliti, maka terjadi perubahan motivasi dalam diri siswa
dengan menggunakan model PBL dalam pembelajaran dari siklus I ke siklus
II. Hal ini, dapat dilihat dari hasil angket yang sudah diisi oleh siswa bahwa
tidak terdapat siswa (0%) yang sangat kurang dan kurang, 5 siswa (19,2%)
dalam katogori cukup, 15 siswa (50%) tergolong baik, sedangkan untuk siswa
yang tergolong sangat baik mengalami peningkatan yang pada siklus I tidak
ada menjadi 6 (23,1%)siswa.
Katogi Motivasi yang digolong-golongkan tersebut dapat dipahami
bahwa bila dikaitkan dengan jumlah siswa yang baik maka terdapat 21 siswa
dengan persentasi 88%. Persentase kategori baik tersebut digunakan sebagai
bahan pembanding ukuran stadarisasi penentuan Motivasi belajar siswa.
Sedangkan untuk kretivitas pada siklus II diperoleh data seperti berikut:

34
Tabel 8. Hasil Kriteria Observasi Kreativitas Belajar Siswa Kelas XII SMK Negeri
4 Padalarang Tahun 2020/2021 Siklus II

Siklus I
No Kriteria
Jumlah Siswa Persentase
1 Sangat Baik 5 19,2%
2 Baik 17 65,4%
3 Cukup 4 15,4%
4 Kurang 0 0,0%
5 Sangat Kurang 0 0,0%
Sumber : Hasil tabulasi data instrumrn penelitian Kreativitas

Berdasarkan hasil penggolongan Kreativitas siswa berdasarkan hasil


instrumen penelitian maka terjadi perubahan Kreativitas belajar siswa dengan
menggunakan metode PBL. Hal ini, dapat dilihat dari hasil observasi
kolaborator bahwa hanya terdapat 0 siswa yang sangat kurang dan kurang, 4
siswa (15,4%) yang tergolong cukup, 17 siswa (65,4%) yang termasuk dalam
kategori baik dan 5 siswa (19,2%) yang sangat baik. Kategorikreativitas yang
telah digolong-golongkan tersebut dapat dipahami bahwa bila dikaitkan
dengan jumlah siswa yang baik, maka terdapat 17 siswa yang baik dan 5
siswa yang sangat baik, jadi terdapat 22 siswa yang dalam kategori baik atau
sebesar (84,6%). Peneliti juga mengukut prestasi belajar, pada siklus II
didapat data sebagai berikut berkaitan dengan presatasi belajar:
Tabel 9. Hasil Evaluasi Belajar Siswa (Prestasi Belajar) Siswa
Kelas XII SMK Negeri 4 Padalarang Tahun 2020/2021 Siklus II

Uraian Hasil
Rata-Rata Hasil Evaluasi 83,8
Jumlah Siswa Tuntas 22
Persentase Ketuntasan Siswa 84,6%
Kriteria Hasil Belajar Siswa Sangat Tinggi
Sumber: Hasil Ulangan Harian Siswa
Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus II didapatkan hasil evaluasi
rata-rata siswa 83,8. Kriteria ketuntasan minimal pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah 75. Jumlah siswa yang telah tuntas (atau nilainya

35
lebih dari 75) sebanyak 22 siswa atau 84,6% dari keselurahan kelas.
Berdasarkan hasil motivasi, prestasi dan kretifitas, maka kolaborator dan
peneliti memutuskan untuk tidak melaksanakan siklus III karena standarisasi
75% dari penetapan prestasi dan aktifitas siswa telah terpenuhi. Kemampuan
siswa dalam memahami tentang kebebasan mengemukakan pendapat dinilai
sudah memadai.
Pembahasan
Secara umum hasil penelitian tindakan kelas yang mengukur motivasi
belajar siswa pada pra penelitian, siklus I, dan siklus II dapat dijabarkan
sebagai berikut :
Tabel 10. Hasil Kriteria Motivasi Siswa Kelas XII SMK Negeri 4
Padalarang Tahun 2020/2021 Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2


Kategori
Siswa Persentase Siswa Persentase Siswa Persentase
Sangat Baik 0 0,0% 0 0,0% 6 23,1%
Baik 3 11,5% 13 50,0% 15 57,7%
Cukup 16 61,5% 11 42,3% 5 19,2%
Kurang 6 23,1% 2 7,7% 0 0,0%
Sangat Kurang 1 3,9% 0 0,0% 0 0,0%

Sumber: Hasil tabulasi data instrumen penelitian Motivasi Belajar siswa

Secara garis besar kategori baik dan sangat baik dalam tabel diatas
cenderunng meningkat. Pada pra penelitian kategori baik dicapai 3 siswa
(11,5%), meningkat menjadi 13 siswa (50%) dan akhirnya meningkat kembali
15 siswa (57,7%). Pada kategori sangat baik ternyata juga menemui
peningkatan yaitu dari 0 siswa, menjadi 6 siswa (23,1%) walaupun
peningkatan kriteria sangat baik baru terlihat pada siklus II. Secara sederhana
berarti telah terjadi peningkatan Motivasi belajar siswa yaitu gabungan dari
kategori baik dan sangat baik. Pada pra penelitian terdapat 3 siswa (11,5%)
yang telah baik dalam pembelajaran, kemudian meningkat menjadi 13 siswa
(50%), serta meningkat kembali 21 siswa (80,8%). Peningkatan tersebut
karena didukung oleh peralatan yang memadai dan guru yang kondusif

36
dengan penelitian pihak lain. Secara umum hasil dari penelitian tindakan kelas
yang mengukur Kretifitas siswa pada pra penelitian, siklus I dan siklus II
dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil Kriteria Kretifitas Siswa Kelas XII SMK
Negeri 4 Padalarang Tahun 2020/2021
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2


No Kriteria Jumlah Jumlah Jumlah
Persentase Persentase Persentase
Siswa Siswa Siswa
1 Sangat Baik 0 0,0% 1 3,8% 5 19,2%
2 Baik 2 7,7% 11 42,3% 17 65,4%
3 Cukup 12 46,2% 10 38,5% 4 15,4%
4 Kurang 10 38,5% 4 15,4% 0 0,0%
5 Sangat Kurang 2 7,7% 0 0,0% 0 0,0%
Sumber: Hasil tabulasi data instrumen penelitian Kreativitas siswa

Secara garis besar kategori baik dan sangat baik dalam tabel diatas
cenderunng meningkat. Pada pra penelitian kategori sangat baik dicapai 0
siswa, meningkat menjadi 1 siswa (3,8%) dan akhirnya meningkat kemabali 5
siswa (19,2%). Pada kategori baik ternyata juga menemui peningkatan yaitu
dari 2 siswa (7,7%), menjadi 11 siswa (42,3%) dan akhirnya meningkat
kembali menjadi 17 sisa (65,4%). Secara sederhana berarti telah terjadi
peningkatan Kreativitas siswa yaitu gabungan dari kategori baik dan sangat
baik. Pada pra penelitian terdapat 2 siswa (7,7%) yang telah baik dalam
pembelajaran, kemudian meningkat menjadi 12 siswa (46,1%), serta
meningkat kembali 22 siswa (84,6%). Peningkatan tersebut karena didukung
oleh peralatan yang memadai dan guru yang kondusif dengan penelitian pihak
lain. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model
PBL maka terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Guna lebih memperjelas
peningkatan prestasi belajar siswa, maka akan disajikan hasil prestasi belajar
siswa dari pra penelitian, penelitian siklus I, dan penelitian siklus II sebagai
berikut:

37
Tabel 12. Hasil Prestasi Belajar Siswa Kelas XII SMK
Negeri 4 Padalarang Tahun 2020/2021 Pra Siklus, Siklus I
dan Siklus II

Hasil evaluasi
Uraian
Pra penelitian Siklus I Siklus II
Rata-Rata Nilai Siswa 62,7 73,8 83,8
Jumlah Siswa yang Tuntas 8 16 22
Persentase Ketuntasan Siswa 30,8% 61,5% 84,6%
Kriteria Hasil Belajar Siswa Rendah Tinggi Sangat Tinggi
Sumber: Dokumentasi Evaluasi Pembelajaran Kelas XII SMK Negeri 4
Padalarang dalam Pembelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan.

Penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil evaluasi pembelajaran


siswa kelas XII SMK Negeri 4 Padalarang. Peningkatan hasil evaluasi belajar
dapat dilihat dari evaluasi pra penelitian, penelitian siklus I dan siklus II. Pada
pra penelitian nilai rata-rata siswa 62.7, setelah diadakan pembelajaran siklus I
maka terjadi peningkatan menjadi 73,8 dan pada penelitian siklus II meningkat
menjadi 83,8. Siswa yang telah melampaui kriteria ketuntasan minimal juga
meningkat 8 siswa (30,8%) pada pra penelitian, meningkat menjadi 16 siswa
(61,5%) pada siklus I, dan meningkat kembali menjadi 22 siswa (84,6%) pada
siklus II.

38
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian tindakan kelas yang meneliti tentang Motivasi,
prestasi dan kreativitas siswa mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan
anatara lain:
1. Penerapan model pembelajaran model PBL dapat meningkatkan Motivasi
dalam pembelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan pada kelas XII
ATPH SMK Negeri 4 Padalarang, kab. Bandung Barat tahun ajaran
2020/2021. Pada pra penelitian motivasi siswa yang berkategori baik
menacapai 11,5%, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 50% dan
meningkat kembali pada siklus II yaitu 80,1%.
2. Kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran Produk Kreatif dan
Kewirausahaan pada kelas XII ATPH SMK Negeri 4 Padalarang, kab.
Bandung Barat tahun ajaran 2020/2021 mengalami peningkatan. Skor
peningkatan tersebut diperoleh pada hasil observasi dari pra penelitian yang
berkatagori baik 7,7%, menjadi 46,1% pad siklus I, dan meningkat kembali
84,6% pada siklus II.
3. Prestasi Belajar siswa pada mata pelajaran Produk Kreatif dan
Kewirausahaan pada kelas XII ATPH SMK Negeri 4 Padalarang, kab.
Bandung Barat tahun ajaran 2020/2021 mengalami peningkatan. Skor
peningkatan tersebut diperoleh pada hasil evaluasi yang merupakan soal dari
HOTS (Higher OrderThinking Skill) dari pra penelitian 30,8%, menjadi
61,5% pad siklus I, dan meningkat kembali 84,6% pada siklus II.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan kesimpulan di atas terdapat beberapa saran yaitu :
1. Pembelajaran dengan menggunakan model Model PBL merupakan
pembelajaran yang inofatif sehingga siswa mampu untuk
mengembangkan diri tanpa terpaku pada guru yang selama ini
menjadi patokan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dengan
Model PBL juga mempermudah semua elemen yang menyangkut
pembelajran karena tidak terbatas ruang dan waktu untuk belajar.
2. Model PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang
39
memerlukan langkah-langkah pelaksanaan dan fasilitas yang harus
siswa miliki, oleh karena itu sebelum menggunakan model ini perlu
sekiranya untuk memperhatikan berbagai kondisi baik fisik dari kelas
bahkan psikis dari siswa.

40
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto. 2014. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana


Prenada.
Alex Sobur. 2010. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Al-Khalili. 2005. Mnegembangkan Kretifitas Anak. Jakarta: Al-Khautsar.
Anto Dajan, 1986, Pengantar Metode Statistik II, Penerbit LP3ES, Jakarta. Allen
Michael. 2013. Michael Allens Guide to E-learning. Canada: John
Wiley and Sond.

Asep Jihad dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogykarta: Multi
Presindo.
Azmawi Zainul dan Noihi Nasution. 1997. Penelitian Hasil Belajar. Jakrta:
Dikti
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Rineka
Cipta.
Cepi Riyana, Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi,
(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada ,2012).
Chandrawati, Sri Rahayu. 2010. Pemanfaatan E-learning dalam pembelajran.
Jurnal untan. No 2 Vol 8.
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta:
Publisher.
Dedi Supriyadi. 1994. Kretifitas, Kebudayaan, dan Perkembangan IPTEK.
Bandung: Alfabeta
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimiyati dan Mudjiono. 2015. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rinika
Cipta.
Hamzah Buno. 2006. Orientasi Baru dalm Pisikologi Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hendro Darmawan. 2010. Kamus Ilmiah Populer Lengkap dengan EYD dan
Pembentukan Istilah serta Akronim Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Bintang Cemerlang.
Imam Ghozali. (2009). Analisis Multivariant Aplikasi dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Mawar Ramdhani. 2012. Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran E-
learning berbasis WEB pada mata pelajaran teknologi Informatika dan
Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA N 1 Kalasan.
Universitas Negri Yogyakarta.
Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
41
Rosdakarya.
Munandar, Utami. (2002). Kreativitas & Keberbakatan Strategi Mewujudkan
Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)-bahasa lengkap-
asikbelajar.com
https://www asikbelajar.com/Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Ngalim Purwanto. (2006). Psikologi Pendidikan.Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya.

Nursalam dan Ferry Efendi.2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika
Oemar Hamalik. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Pranoto, Alvini, dkk. 2009. Sains dan teknologi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Ridwan. 2004. Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Bandung: Alfabeta.
Rohadi Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Departeman Pendidikan
Nasional
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mnegajar. Jakrta: PT Gaja
Grafindo Persada
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan (Cetakan Ke 5). Jakarta: Rineka Cipta.
Soewarso dan T. Widiarto, 2007. Pendidikan IPS Konsep Dasar IPS.Salatiga: Widya
Sari.
Sudarwan Danim. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: P ustaka Setia
Suharsimi Arikunto, DKK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sugihartono, dkk (2007) Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : UNY Press
Sukardi (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Sinar Grafika
Offset
Sumadi Suryabrata. (2002).Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sutrisno Hadi. (2002).Metodologi Riset. Yogyakarta: Andi Ofset
Tulus Tu‟u. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa.
Jakarta: Grasindo.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2012. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
42
Remaja Rosdakarya.
Zainal Aqib. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: YramaWidya.

43
Lampiran 1

Dokumentasi Pelaksanaan PTK


Lampiran 2

Hasil Penilaian SumatiF Siklus 1-2

Siklus 1

HASIL INTERPRETASI PROSENTASE

CUKUP KOMPETEN 35 % (7 siswa)

KOMPETEN 25% (5 siswa)

SANGAT KOMPETEN 40% (8 siswa)

Siklus 2

HASIL INTERPRETASI PROSENTASE

CUKUP KOMPETEN 11,8 % (4 siswa)

KOMPETEN 29,4 % (10 siswa)

SANGAT KOMPETEN 58,8 % (20 siswa)


Lampiran 3

Dokumentasi Assesment Presensi


Lampiran 4
Instrument Survei Peserta Didik
Lampiran 5

Penilaian Observasi Peserta Didik


Lampiran 6

Penilaian Tugas Kelompok


Lampiran 7
Teknik Penilaian Project
Lampiran 8

Refleksi Siswa Terhadap Materi Pembelajaran


Lampiran 9
Refleksi Siswa Terhadap Proses Pembelajaran
Lampiran 10

Refleksi Guru Terhadap Dalam Proses Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai