• Atom merupakan bola pejal yang tidak bermuatan, tidak dapat dibagi lagi, dan identik untuk setiap unsur. • Didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa dan hukum susunan tetap. • Model atom ini tidak dapat menjelaskan bagaimana atom dapat menghantarkan arus listrik. 2) Model atom Thomson • Atom merupakan bola padat yang bermuatan positif dengan elektron bermuatan negatif tersebar di permukaannya. Model atom ini disebut juga sebagai model roti kismis. • Didasarkan pada percobaan sinar katoda yang menunjukkan adanya partikel bermuatan negatif dalam atom. • Model atom ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan-muatan dalam atom. 3) Model atom Rutherford • Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan sangat kecil, serta elektron yang bermuatan negatif dan berputar mengelilingi inti atom. Model atom ini disebut juga sebagai model planet. • Didasarkan pada percobaan sinar alfa pada lempeng emas yang menunjukkan adanya pantulan sinar alfa akibat adanya inti atom. • Model atom ini tidak dapat menjelaskan stabilitas elektron dalam orbitnya. 4) Model atom Bohr • Menurut model atom ini, elektron bergerak mengelilingi inti atom dalam orbit- orbit tertentu yang memiliki energi tertentu. Model atom ini disebut juga sebagai model kulit. • Didasarkan pada teori kuantum yang menjelaskan bahwa elektron dapat menyerap atau memancarkan energi ketika berpindah orbit. • Model atom ini tidak dapat menjelaskan spektrum unsur-unsur dengan banyak elektron. 5) Model atom mekanika kuantum: • Menurut model atom ini, elektron tidak dapat ditentukan posisi dan kecepatannya secara pasti, tetapi hanya dapat ditentukan probabilitasnya dalam suatu daerah ruang yang disebut orbital. Model atom ini disebut juga sebagai model modern atau model awan elektron. • Didasarkan pada persamaan matematika yang menggabungkan prinsip-prinsip mekanika kuantum. B IKATAN KIMIA a) Antar Atom dalam 1 Molekul (4 Ikatan) 1) Ikatan Ion Ikatan yang terjadi akibat gaya tarik menarik antara ion positif dan ion negatif. Ikatan ion terjadi antara unsur logam dengan unsur nonlogam. Contoh ikatan ion adalah NaCl, MgO, CaF2 dll. 2) Ikatan Kovalen Ikatan yang terjadi akibat penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam. Contoh ikatan kovalen adalah H2O, CH4, NH3, CO2, dll. 3) Ikatan Kovalen Koordinasi (natif) Ikatan kovalen koordinasi adalah salah satu jenis ikatan kovalen yang terjadi ketika salah satu atom menyumbangkan pasangan elektron yang dimilikinya kepada atom lain yang membutuhkan elektron untuk mencapai konfigurasi oktet. Ikatan kovalen koordinasi juga disebut sebagai ikatan datif, ikatan dipolar, atau ikatan koordinat. Ikatan kovalen koordinasi sering ditemukan pada senyawa koordinasi, yaitu senyawa yang terdiri dari atom pusat (biasanya logam) yang dikelilingi oleh ligan (biasanya nonlogam) yang berikatan dengannya. 4) Ikatan Logam Ikatan yang terjadi akibat adanya gaya tarik menarik antara inti atom logam dengan elektron-elektron bebas yang bergerak di sekitarnya. Ikatan logam terjadi antara unsur logam dengan unsur logam. Contoh ikatan logam adalah Fe, Cu, Zn, Al, dll. b) Antar Molekul (2 Ikatan) 1) Ikatan Hidrogen Ikatan sekunder yang terjadi akibat adanya gaya tarik menarik antara atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif (seperti O, N, atau F) dengan atom elektronegatif lainnya pada molekul lain. Ikatan hidrogen menyebabkan sifat-sifat khas seperti titik didih tinggi dan kelarutan dalam air. Contoh ikatan hidrogen adalah H2O, NH3, HF, DNA, dll. 2) Ikatan Vanderwalls Ikatan sekunder yang terjadi akibat adanya gaya menarik antara muatan-muatan parsial pada molekul-molekul nonpolar atau polar. Ikatan van der Waals dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu dipol-dipol, dipol-induski, dan dispersi London. Contoh ikatan van der Waals adalah CH4, CO2, I2, O2, dll. C BIJI BESI MAGNETIT (Fe3O4) Magnetit adalah mineral oksida besi dengan rumus kimia Fe3O4 dan banyak ditemukan dalam batuan beku, metamorf, dan batuan sedimen1. Magnetit memiliki struktur kristal spinel terbalik, yaitu struktur yang terdiri dari dua jenis situs, yaitu situs tetrahedral dan situs oktahedral. Pada magnetit, terdapat dua jenis kation besi, yaitu Fe2+ dan Fe3+. Kation Fe2+ berada pada situs tetrahedral, sedangkan kation Fe2+ berada pada situs oktahedral. Kation-kation ini berikatan dengan anion O2- yang membentuk polihedron. Ikatan antara kation dan anion ini adalah ikatan ion, yaitu ikatan yang terjadi akibat gaya tarik menarik antara muatan-muatan yang berlawanan. Ikatan ion ini memiliki energi ikat yang relatif besar, sehingga membuat magnetit menjadi senyawa yang stabil. Selain ikatan ion, pada magnetit juga terdapat ikatan logam, yaitu ikatan yang terjadi akibat adanya gaya tarik menarik antara inti atom logam dengan elektron-elektron bebas yang bergerak di sekitarnya. Ikatan logam ini menyebabkan sifat-sifat khas logam seperti mengkilap, dapat menghantarkan listrik dan panas, serta mudah ditempa dan ditarik. Ikatan logam ini juga menyebabkan sifat-sifat magnetik pada magnetit, karena elektron- elektron bebas dapat berorientasi sesuai dengan medan magnet eksternal.