I. MASALAH KESEHATAN
Indikasi masalah gizi yaitu underweight pada balita di keluarga Ibu Desi
Yuliyah
V. TEMPAT KEGIATAN
Rumah keluarga Ibu Desi Yuliyah yang terletak di Kampung Perigi No.70,
RT002/RW006, Kel. Bedahan, Kec. Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat
IX. METODE
1. Laptop
2. Pemaparan materi menggunakan PowerPoint dan Booklet
XI. PELAKSANA
XIII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
1. Sasaran bersedia mengikuti kegiatan intervensi.
2. Tereselnggaranya intervensi berupa penyuluhan penerapan pola makan yang
baik balita di rumah keluarga Ibu Desi Yuliyah.
2. Evaluasi Proses
1. Sasaran mengikuti kegiatan intervensi dari awal hingga selesai.
2. Sasaran antusias saat mengikuti kegiatan intervensi.
3. Sasaran berdiskusi saat ada suatu hal yang kurang dipahami.
3. Evaluasi Hasil
1. Sasaran dapat memahami definisi gizi balita
2. Sasaran dapat memahami status gizi balita
3. Sasaran dapat memahami pola dan tips pemberian makan pada balita
4. Sasaran dapat memahami faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesalahan
penerapan pola makan pada balita
5. Sasaran dapat memahami dampak kesalahan penerapan pola makan pada
balita
3. Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB)
Indeks BB/PB atau BB/TB ini menggambarkan apakah berat badan anak
sesuai terhadap pertumbuhan panjang/tinggi badannya. Indeks ini dapat
digunakan untuk mengidentifikasi anak gizi kurang (wasted), gizi buruk
(severely wasted) serta anak yang memiliki risiko gizi lebih (possible risk of
overweight). Kondisi gizi buruk biasanya disebabkan oleh penyakit dan
kekurangan asupan gizi yang baru saja terjadi (akut) maupun yang telah lama
terjadi (kronis).
Gambar 6. Tabel Standar Berat Badan menurut Panjang Badan atau
Tinggi Badan (BB/PB) atau (BB/TB) Anak Perempuan Umur 0-24 Bulan
Pada usia 12 bulan, anak sudah dapat diberikan menu makanan seperti menu
keluarga, hal ini berhubungan dengan pertumbuhan gigi bayi pada usia ini. Meskipun
demikian perhatikan pula bumbu yang digunakan dalam menu makanan, hindari
menggunakan bumbu dengan bau yang tajam dan juga tekstur yang terlalu keras.
Ajaklah untuk makan bersama dengan keluarga di meja makan sehingga terbiasa
dengan pola makan keluarga, siapkan pula piring dan sendok dengan bahan khusus
bayi (Pritasari et al., 2017).
Tabel 1. Pedoman pemberian makan pada bayi/anak usia 6-23 bulan
(Sugiyono et al., 2015)
Umur Tekstur Frekuensi Jumlah rata-rata/
kali makan
Mulai dengan 2-3
2-3x /hari, ASI tetap
Mulai dengan bubur sdm/kali
sering diberikan.
halus, lembut, cukup ditingkatkan
Tergantung nafsu
6-8 bulan kental, dilanjutkan bertahap sampai ½
makannya, dapat
bertahap menjadi mangkok (= 125
diberikan 1-2x
lebih kasar ml) Lama makan
selingan
maksimal 30 menit
Pemberian MP ASI pada bayi dan anak usia 6-23 bulan baik yang mendapatkan ASI
maupun yang tidak mendapatkan ASI adalah sebagai berikut (Supardi & dkk, 2023):
1. Bayi berusia 6-8 bulan
a) Bayi diberikan dua sampai tiga makanan kali utama per hari. Untuk memberikan
lebih banyak energi pada bayi, MP ASI diberikan dalam bentuk bubur kental.
b) Pemberian MP ASI dimulai dengan 2-3 sdm setiap kali makan dan secara
bertahap meningkat menjadi ½ mangkuk ukuran 250 ml (125 ml).
c) Kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin dalam MP ASI harus
mencukupi kebutuhan bayi
d) Dalam sehari, bayi diberikan 1-2 kali makanan selingan yang padat gizi dengan
tekstur disesuaikan dengan keterampilan oromotor/mengunyah dan menelan.
Contoh makanan selingan: puding susu, puding kacang hijau, atau makanan
dengan tekstur lunak dan mudah dicerna lainnya.
e) Bayi diberikan makanan dalam bentuk lumat agar bayi dapat mengunyah dan
menelannya, kemudian secara bertahap tingkatkan tekstur seiring dengan
bertambahnya usia bayi.
f) Bayi yang berusia 8 bulan sudah bisa diajari untuk makan sendiri. Beri anak
makanan yang bisa dipegangnya setelah ia bisa duduk untuk merangsang
kemampuan makannya.
g) Berikan ASI hingga anak berusia 2 tahun.
h) Untuk mencegah diare dan penyakit lain pada bayi, makanan harus disiapkan dan
disimpan di tempat yang bersih.
2. Bayi berusia 9-11 bulan
a) Bayi mengonsumsi 3 hingga 4 makanan utama setiap hari.
b) Setiap kali makan, bayi diberikan MP ASI sebanyak ½ mangkuk (125 ml) yang
secara bertahap ditingkatkan hingga ¾ mangkuk ukuran 250 ml (200 ml).
c) Kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin dalam MP ASI harus
mencukupi kebutuhan bayi.
d) Dalam sehari, bayi diberikan 1-2 kali makanan selingan yang padat gizi dengan
tekstur disesuaikan dengan keterampilan oromotor/mengunyah dan menelan.
Contoh makanan selingan: aneka puding, buah-buahan, kue talam, perkedel, dan
aneka kue yang lunak dan mudah dicerna bayi.
e) ASI tetap diberikan hingga usia 2 tahun.
f) Untuk mencegah diare dan penyakit lain pada bayi, makanan harus disiapkan dan
disimpan di tempat yang bersih.
3. Bayi dan anak berusia 12-23 bulan
a) Makanan utama diberikan 3 hingga 4 kali sehari.
b) Setiap kali makan, bayi diberikan MP ASI sebanyak ¾ mangkuk (200 ml) yang
secara bertahap ditingkatkan hingga 1 mangkuk ukuran 250 ml
c) Dalam sehari, bayi diberikan 1-2 kali makanan selingan yang padat gizi dengan
tekstur yang sudah mulai mendekati makanan.
d) ASI diberikan sebagai minuman, dengan frekuensi pemberian 3-4 kali sehari.
e) Makanan manis sebaiknya dihindari diberikan sebelum makan karena bisa
membuat bayi tidak merasa lapar dan tidak nafsu makan.
g) Untuk mencegah diare dan penyakit lain pada bayi, makanan harus disiapkan dan
disimpan di tempat yang bersih.
4. Bayi dan anak berusia 6-23 bulan yang tidak mendapatkan ASI
Pada bayi dan anak yang tidak mendapatkan ASI, kebutuhan dan ketentuan
pemberian makan hampir sama dengan bayi dan anak yang mendapatkan ASI.
Namun, terdapat ketentuan tambahan berikut:
a) Bayi dan anak diberikan satu hingga dua kali makanan tambahan per hari, di luar
makanan utama
b) Kuantitas dan variasi setiap makanan MP ASI diberikan sesuai ketentuan pada
setiap kelompok umur.
c) Untuk menambah energi, bayi atau anak diberikan 1-2 kali makanan selingan
d) Berikan tambahan 1-2 gelas susu segar atau susu formula (sekitar 250 ml) serta 2-
3 kali cairan tambahan seperti air putih, kuah sayur, dll yang diberikan terutama
ketika cuaca sedang panas atau ketika bayi/anak banyak mengeluarkan keringat.
4-6 tahun (48-72 bulan) 1-3 piring nasi pengganti 3 kali sehari
2-3 potong lauk hewani
1-2 potong lauk nabati
1-1½ mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan
1-2 gelas susu