Anda di halaman 1dari 48

DASAR

KESEHATAN LINGKUNGAN

EPIDEMIOLOGI
KESEHATAN
LINGKUNGAN
Dipersiapkan oleh:
ARGA BUNTARA, SKM, MPH

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
DASAR
KESEHATAN LINGKUNGAN

P.ERTEMUAN : II (REPUTASI)
HARI, TANGGAL : KAMIS, 14 MARET 2019
WAKTU : 9.40—11.20 WIB
KELAS : 2B (KESMAS)
RUANG : FIKES 210

 Dalam foto ini: Gedung Opera Sydney, Australia


Daftar Konten
1. Definisi;
2. Tujuan Epidemiologi;
3. Peranan Epidemiologi;
4. Ukuran dalam Epidemiologi;
5. Desain Studi;
6. Paradigma Epidemiologi Lingkungan;
7. Penyakit Berbasis Lingkungan;
8. Penyakit Berbasis Lingkungan di Indonesia;
9. Kondisi Global;
10. Kondisi ASEAN;
11. Risiko Lingkungan Global.
3
Definisi (1)
(Webb & Bain, 2011)

- Kata "epidemiologi" berasal dari kata Yunani:


• “Epi”  di atas;
• "Demos"  orang-orang;
• "Logia"  belajar.

- Oleh karena itu, epidemiologi adalah studi tentang apa


yang ada pada orang-orang.

4
Definisi (2)
- "Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan penentu
keadaan atau peristiwa terkait kesehatan (termasuk
penyakit), dan penerapan studi ini untuk pengendalian
penyakit dan masalah kesehatan lainnya." (WHO,nd)

- Dalam konsep ini, determinan mengacu pada semua faktor


yang mempengaruhi status kesehatan individu, termasuk
faktor biologis, fisik, sosial, budaya, ekonomi, genetik,
dan perilakufaktor. (Bonita dkk., 2006)

5
Definisi (3)
(Coggon et al., 2009)

- “Epidemiologi adalah studi tentang seberapa sering


penyakit terjadi pada kelompok orang yang berbeda dan
mengapa. Informasi epidemiologi digunakan untuk
merencanakan dan mengevaluasi strategi untuk mencegah
penyakit dan sebagai panduan untuk manajemen pasien
yang penyakitnya telah berkembang. "

6
Definisi (4)
(Notoatmodjo, 2011)

- Tiga elemen yang digunakan sebagai ruang lingkup


epidemiologi:
1) Meliputi semua jenis penyakit yaitu penyakit menular &
tidak menular, kejadian pekerjaan, gangguan kesehatan
jiwa, dll;
2) Berfokus pada populasi. Ini memisahkan epidemiologi
dari kedokteran klinis, yang berorientasi pada individu;
3) Membutuhkan pendekatan ekologis atau latar belakang
lingkungan (latar belakang fisik, biologis, dan sosial).

7
Definisi (5)
(Brunekreef, 2008)

- Epidemiologi lingkungan belajar dampak dari pajanan


lingkungan pada kesehatan dan penyakit suatu populasi.

- Hal ini mencakup semua faktor eksternal dari tubuh


manusia yang dapat memengaruhi kesehatan individu.

- Sejalan dengan perkembangan ilmu epidemiologi,


epidemiologi lingkungan saat ini hanya angka pada faktor-
faktor fisik, kimia, dan biologis di lingkungan sehari-hari.

8
Tujuan Epidemiologi

- Menggambarkan frekuensi, distribusi, kemungkinan


penyakit, dan status kesehatan;
- Menjelaskan masalah kesehatan atau penyakit melalui
penyebab atau identifikasi determinan;
- Memprediksi jumlah dan distribusi masalah kesehatan
atau penyakit pada populasi tertentu;
- Pengendalian gangguan kesehatan dan penyakit melalui
berbagai tingkatan tindakan pencegahan.

9
Peranan Epidemiologi
(Ahrens & Pigeot, 2014)

- Menggambarkan spektrum penyakit;


- Menjelaskan riwayat alami penyakit;
- Identifikasi faktor risiko dan tindakan pencegahan;
- Memperjelas penularan penyakit;
- Menguji efektivitas dan efisiensi strategi intervensi;
- Mengevaluasi intervensi dan kesehatan masyarakat
program;
- Mengidentifikasi persyaratan kesehatan masyarakat.

10
Ukuran dalam Epidemiologi (1)
(Departemen Epidemiologi FKM UI, 2009)

- Ukuran frekuensi penyakit menggambarkan besaran


kejadian penyakit atau kematian karena penyakit dalam
suatu populasi.

- Secara umum, ada doa ukuran:


1) Prevalensi;
2) Insidensi.

11
Ukuran dalam Epidemiologi (2)
(Departemen Epidemiologi FKM UI, 2009)

•1) Prevalensi

- Prevalensi poin: jumlah orang pada suatu populasi yang


telah mendapat penyakit tertentu pada waktu tertentu.
Ukuran ini merefleksikan JUMLAH kasus yang ada (lama
dan baru).

12
Ukuran dalam Epidemiologi (3)
(Departemen Epidemiologi FKM UI, 2009)


- Titik prevalensi: Banyaknya orang yang telah mendapat
penyakit tertentu dari suatu populasi pada suatu periode
tertentu.

13
Ukuran dalam Epidemiologi (4)
1
2

5
6
7

8
9
10

1 Jan 2017 Rata-rata N = 1000 31 Desember


N = 180 2017
14
Ukuran dalam Epidemiologi (5)
- Kejadian Hepatitis C di Puskesmas SEBUAH periode 1
Jan — 31 Des 2017.
- Tepat pada 1 Jan 2017, JUMLAH pasien (N) adalah 180
orang.
- Rerata JUMLAH pasien selama dengan adalah 1000 orang.

- 1 Jan 2017, 5 orang pasien (Kasus 1, 4, 6, 8, dan 9)


menunjukkan Hepatitis C. Maka, prevalensi poin di hari itu
adalah 5/180 = 0,03 atau 30 kasus per-1000 pasien.
- Selama dengan, terdapat 10 kasus Hepatitis C. Maka,
prevalensi periode Hep.C di puskesmas SEBUAH adalah
10/1000 = 0,01 atau 10 per 1000 pasien.
15
Ukuran dalam Epidemiologi (6)
(Departemen Epidemiologi FKM UI, 2009)

2) Insidensi
- Menggambarkan jumlah kasus baru yang terjadi pada
populasi berisiko terhadap penyakit tersebut selama
periode waktu tertentu.

- Diukur dengan doa cara:


a. Insiden Kumulatif (CI);
b. Kepadatan Insiden (INDO).

16
Ukuran dalam Epidemiologi (7)
(Departemen Epidemiologi FKM UI, 2009)

•a. Insiden Kumulatif

- Proporsi dari sekelompok individu yang berisiko dan


berkembang menjadi sakit pada periode waktu tertentu.

- Pembilang: Hanya kasus baru, kasus lama (yang telah


terjadi) tidak termasuk.

17
Ukuran dalam Epidemiologi (8)
1
2*
3*

4
5*
6
7*

8
9
10 *
* = Kasus Baru

1 Jan 2017 N = 100 1 Desember


18
2017
Ukuran dalam Epidemiologi (9)
•- Periode 1 Jan — 31 Des 2017, terdapat 5 kasus baru
campak (no. 2, 3, 5, 7, dan 10).
- Telah ada 5 kasus sebelumnya (no. 1, 4, 6, 8, dan 9).
- N = 100 orang
- Maka, hanya 95 orang dari 100 Nyang dikatakan berisiko
terhadap campak selama periode tersebut.

- = 0,053

SEBUAHtau 5,3% selama 1 Jan — 31 Des 2017.

19
Ukuran dalam Epidemiologi (10)
(Departemen Epidemiologi FKM UI, 2009)

•b. Kepadatan Insiden (INDO)

- Penghitungan insidensi dimana kasus baru muncul diamati


dari populasi berisiko dengan periode pengamatan yang
berbeda (populasi tidak tetap).

20
Ukuran dalam Epidemiologi (11)
Subjek

SEBUA X 3 tahun
H
B X 4 tahun

C HAI 3 tahun
X = Kasus Baru
D 4 tahun O = Meninggal
HAI
E HAI 2 tahun

Lamanya penelitian
8 tahun

21
Ukuran dalam Epidemiologi (12)

•- Total orang-waktu dalam periode pengamatan


= 3 + 4 + 3 + 4 + 2 = 16 orang-waktu.

- = 125 kasus/ 1000 orang /tahun

22
Ukuran dalam Epidemiologi (13)
(Driscoll, 2016)

- Ukuran Asosiasi menunjukkan bagaimanapun juga kuat


hubungan antara faktor belajar (paparan) dan faktor hasil
(penyakit).

- Terdiri dari:
1) Risiko Relatif;
2) Perbedaan Risiko;
3) Rasio Peluang;
4) Fraksi yang Dapat Diatribusikan;
5) Fraksi yang Dapat Dikaitkan Populasi.

23
Ukuran dalam Epidemiologi (14)
(Driscoll, 2016)

•1) Resiko Relatif (RR)

2) Perbedaan Risiko (RD)

Berapa banyak hasil ekstra yang ada karena pajanan.

24
Ukuran dalam Epidemiologi (15)
(Driscoll, 2016)

•3) Rasio Peluang (ATAU) untuk Studi Kasus-Kontrol


Hasil / Penyakit
Paparan
Ya Tidak Total
Ya Sebuah b a+b
Tidak c d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d

Kemungkinan terpajan lalu memiliki hasil = a / c


Kemungkinan terpajan, tetapi tidak batal hasil = b / d

25
Ukuran dalam Epidemiologi (16)
(Driscoll, 2016)

•4) Fraksi yang Dapat Diatribusikan (AF)

- Mewakili bagian dari hasil pada kelompok yang terpajan


(kelompok terpapar) yang memang terjadi karena pajanan
itu.

26
Ukuran dalam Epidemiologi (17)
(Driscoll, 2016)

•5) Fraksi yang Dapat Dikaitkan Populasi (PAF)

- Mengestimasi pengaruh dari pajanan pada total populasi.


PAFtermasuk penghitungan ukuran efek dari pajanan dan
ukuran frekuensi (prevalensi pajanan).

- F = Prevalensi pajanan dalam suatu populasi, anak laki-


laki sebagai sebuah bagian.

27
Desain Studi (1)
(Driscoll, 2015)

- Desain studi epidemiologi dibagi doa:


1) Desain studi deskriptif;
2) Desain studi analitik.

- Desain studi deskriptif digunakan untuk menjawab


pertanyaan terkait dengan frekuensi suatu kasus.

- Akan bicara tentang prevalensi dan insidens.

28
Desain Studi (2)
(Driscoll, 2015)

- Yang termasuk desain studi epidemiologi deskriptif:


a. Studi laporan kasus;
b. Studi seri kasus;
c. Studi korelasi;
d. Studi cross-sectional.

29
Desain Studi (3)
(Driscoll, 2015)

- Desain studi analitik digunakan untuk mencari jawaban


terkait dengan penyebab suatu kasus/penyakit
(kasualitas/karena-akibat), percaya suatu intervensi, atau
apakah suatu tes lebih baik beberapa menit tes yang lain.

- Menganalisis hubungan antara:


a. Eksposur dan hasil;
b. Pengobatan dan hasil;
c. Tes dan penyakit.

30
Desain Studi (4)
(Driscoll, 2015)

- Yang termasuk ke dalam desain studi epidemiologi


analitik antara lain:
a. Randomized Controlled Trial (RCT);
b. Studi Kelompok;
c. Studi Kasus-Kontrol;
d. Studi Analitik Lintas Bagian;
e. Sebelum-Sesudah Belajar;
f. Studi Ekologi.

31
Paradigma Epid Lingkungan (1)
(Achmadi1987 & 1991 dalam Achmadi, 2009)

32
Paradigma Epid Lingkungan (2)
(Achmadi, 2009)

33
Penyakit Berbasis Lingkungan
- Penyakit merupakan suatu kondisi patologis yang
ditandai dengan kelainan fungsi dan/atau morfologi organ
dan/atau jaringan tubuh (Achmadi2005 dalam Purnama,
2017).

- Penyakit berbasis lingkungan angka pada suatu kondisi


patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi organ
tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan
segala sesuatu yang ada di luar tubuh sebagai individu.
Mereka diketahui memiliki potensi penyakit (Purnama,
2017)
34
Penyakit Berbasis Lingkungan di
Indonesia (1)
(Kemenkes RI, 2011)

35
Penyakit Berbasis Lingkungan di
Indonesia (2)
(Kemenkes RI, 2017)

36
Kondisi Global
(WHO, 2018)

- Iskemik penyakit jantung angka


peringkat pertama secara global
sebagai pembunuh utama
dengan angka kematian kasar
(CDR) mencapai 126 per-
100.000 orang, tahun 2016.

- Diikuti stroke dengan CDR


mencapai 77 per-100.000 orang
di periode yang sama.

37
Kondisi ASEAN
(WHO, 2018)

- Iskemik penyakit jantung juga


posisi teratas di ASEAN dengan
CDR 115 per-100.000 jiwa, tahun
2016.

- CDR Stroke = 64 per-100.000


jiwa.

- Tiga peringkat teratas global


sama dengan tiga teratas di
ASEAN.
38
Risiko Lingkungan
Global (1)
(WHO, 2009)

- Kondisi sanitasi, udara, dan


higiene diri yang buruk berujung
pada 88% kasus kematian akibat
diare secara global pada tahun
2004.

- 99% kematian itu terjadi di


negara-negara berkembang.

- 84% kematian pada kelompok


anak.

39
Risiko Lingkungan
Global (2)
(WHO, 2009)

- Asap dalam ruangan berasal dari


kegiatan memasak menggunakan
kayu, abu, batu bara, atau limbah
pertanian, tetapi dengan ventilasi
terbatas.

- Bertanggung jawab atas 21%


kematian akibat infeksi saluran
pernapasan bawah, 35%
kematian paru obstruktif kronik
(COPD), dan 3% kematian karena
kanker pulmo.
40
Risiko Lingkungan
Global (3)
(WHO, 2009)

- Timbal ditemukan di udara, debu,


tanah, dan udara.

- Pajanan timbal diketahui dapat


mengurangi Kadar kecerdasan
(IQ) anak sejak dalam kandungan,
memengaruhi perkembangan dan
perilaku anak, dan meningkatkan
tekanan darah pada orang dewasa.

41
Risiko Lingkungan
Global (4)
(WHO, 2009)

- Polusi udara luar kota berasal


dari industri, kendaraan
otomotif, pembangkit listrik, dan
lainnya.

- Partikel halus (PM)


menyebabkan 8% kematian
karena kanker paru, 5%
kematian kardiopulmoner, dan
3% kematian karena infeksi
pernapasan.

42
Risiko Lingkungan
Global (5)
(WHO, 2009)

- Perkiraan kenaikan suhu rerata global


berkisar di 1,1—6,4 HaiC dalam selang
tahun 1900—2100.

- Sebabkan kematian karena suhu ekstrem,


bencana alam, penyakit tular vektor,
penyakit yang ditularkan melalui
makanan, penyakit yang ditularkan
melalui air, konflik karena SDA terbatas,
polutan fotokimia.

- Tahun 2004 sebabkan kematian karena


diare (3%), malaria (3%), dan DBD
(3,8%). 43
Referensi (1)
Achmadi, UF, 2009. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional, III (4), hlm. 147-153.
Achmadi, UF, 2009. Materi Kuliah Pengenalan Kesehatan Masyarakat: Ilmu
Kesehatan Lingkungan dalam Bidang Kesehatan Masyarakat [dalam
bahasa Indonesia]. Depok: FKM UI.
Ahrens, W. & Pigeot, I. eds., 2014. Buku Pegangan Epidemiologi. Edisi ke-2.
New York: SpringerSains + Bisnis Media.
Bonita, R., Beaglehole, R. & Kjellström, T., 2006. Epidemiologi Dasar. Edisi
ke-2. Jenewa: WHO.
Brunekreef, B., 2008. Epidemiologi Lingkungan dan Penilaian Resiko. Surat
Toksikologi, 180 (2008), hlm.118-122.
Coggon, D., Rose, G. & Barker, DJ, 2003. Epidemiologi untuk yang belum
tahu. Edisi ke-5. Navarra, Spanyol: BMJ Publishing Group.

44
Referensi (2)
Departemen Epidemiologi FKM UI, 2009. Materi Kuliah Epidemiologi Dasar:
Ukuran-Ukuran Frekuensi dalam Epidemiologi [dalam bahasa
Indonesia]. Depok: FKM UI.
Driscoll, T., 2015. Metode Epidemiologi dan Kegunaan Materi Kursus: Jenis
Studi. Sydney: Sekolah Kesehatan Masyarakat, Universitas Sydney.
Driscoll, T., 2016. Epidemiologi Metode dan Kegunaan Materi Kursus: Ukuran
Asosiasi. Sydney: Sekolah Kesehatan Masyarakat, Universitas Sydney.
Kemenkes RI, 2011. Penyakit Tidak Menular (PTM) Penyebab Kematian
Terbanyak di Indonesia [dalam bahasa Indonesia]. [Online] Tersedia di:
http://www.depkes.go.id/article/view/1637/penyakit-tidak-menular-ptm-pe
nyebab-kematian-terbanyak-di-indonesia.html
[Diakses 6 September 2018].
Kemenkes RI, 2017. Penyakit Jantung Penyebab Kematian Tertinggi,
Kemenkes Ingatkan CERDIK [dalam bahasa Indonesia]. [Online] Tersedia
di:
http://www.depkes.go.id/article/view/17073100005/penyakit-jantung-peny
ebab-kematian-tertinggi-kemenkes-ingatkan-cerdik-.html
[Diakses 6 September 2018]. 45
Referensi (3)
Notoatmodjo, S., 2011. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni [dalam bahasa
Indonesia]. Edisi Revisi 2011. Jakarta:Rineka Cipta.
Purwana, R., 2006. Bahan Ajar Mata Kuliah Kesehatan Lingkungan Bencana
dan Tanggap Darurat: Tanggap Darurat dan Bencana Kesehatan
Lingkungan (Darurat Kesehatan Lingkungan dan Manajemen Bencana).
Depok:Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UI.
Webb, P. & Bain, C., 2011. Epidemiologi Esensial: Pengantar untuk Pelajar
dan Profesional Kesehatan. Edisi ke-2. Cambridge: Cambridge University
Press.
WHO, 2009. Risiko Kesehatan Global: Kematian dan Beban Penyakit yang
Dapat Diatribusikan pada Risiko Utama Tertentu. Jenewa: WHO.
WHO, 2018. Data Observatorium Kesehatan Global (GHO): 10 Penyebab
Kematian Teratas. [Online] Tersedia di:
http://www.who.int/gho/mortality_burden_disease/causes_death/top_10/en
/
[Diakses September 2018].
46
Referensi (4)
WHO, 2018. 10 Penyebab Kematian Teratas: Wilayah Asia Tenggara, 2016,
Kedua Jenis Kelamin, Semua Usia. [Online] Tersedia di:
http://www.who.int/gho/mortality_burden_disease/causes_death/top_10/en
/
[Diakses 6 September 2018].
WHO, nd Topik Kesehatan: Epidemiologi. [Online] Tersedia di:
https://www.who.int/topics/epidemiology/en/ [Diakses 16 Februari 2019].

47
TERIMA
GRACIAS あ り が と う
KASIH
TERIMA KASIH
DANKE ‫ תודה‬MERCI

Anda mungkin juga menyukai