Anda di halaman 1dari 5

III.

PENGKAJIAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Pengkajian pembangunan berkelanjutan dilakukan melalui identifikasi, pengumpulan,
dan analisis data terhadap kondisi umum daerah, capaian TPB yang relevan, dan
pembagian peran antara Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, ormas, filantropi, pelaku
usaha, serta akademisi dan pihak terkait lainnya dalam mencapai TPB. Hasil dari
pengkajian pembangunan berkelanjutan berupa gambaran pencapaian TPB di daerah.

Gambar 6
Perumusan isu utama dalam KLHS RPJMD

Pengkajian pembangunan berkelanjutan merupakan hasil dari pengkajian 4 (empat) isu


utama sebagaimana Gambar 5 di atas. Isu Utama 1 (satu) menggambarkan kemampuan
sumber daya alam untuk menampung aktivitas pembangunan. Isu Utama 2 (dua)
menggabarkan tingkat konsumsi SDA oleh manusia. Isu Utama 3 (tiga) merupakan hasil
analisis pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) . Isu Utama 4 (empat)
merupakan hasil analisis kemampuan daerah dalam menyelesaikan isu 1 s/d 3.
Penyusunan laporan KLHS RPJMD dapat didukung dengan data-data terkait isu straegis
lainnya di daerah.

3.1 KONDISI UMUM DAERAH


Data kondisi umum daerah yang dikaji dalam KLHS RPJMD paling sedikit memuat
kondisi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, kondisi geografis,

III| 8
kondisi demografis, dan kondisi keuangan daerah. Tim pembuat KLHS RPJMD
dipersilahkan menambah data kondisi umum lainnya seperti indeks kualitas lingkungan
hidup, kerentanan terhadap perubahan iklim, kerentanan terhadap bencana alam,
potensi keanekaragaman hayati, dan lain-lain.

3.1.1 Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk


mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar
keduanya. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup
untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup (DDDTLH) dianalisis
menggunakan pendekatan ilmiah seperti pendekatan stok, supply-demand, jasa
ekosistem, dan lain-lain. Selain dari hasil analisis, daya dukung air juga dapat didekati
menggunakan hasil pengukuran seperti volume air PDAM, debit mata air, dan lain-lain.
Dalam analisis DDDTLH juga diperlukan adanya data kebutuhan/konsumsi sumber
daya alam sehingga dapat diketahui apakah ketersediaan sumber daya alam mampu
mencukupi kebutuhan/konsumsi. Hasil dari analisis DDDTLH berupa gambaran
kondisi ketercukupan sumber daya alam dalam mendukung pembangunan dan
memenuhi kebutuhan penduduk.

Sumber: Laporan KLHS RPJMD Provinsi Jawa Tengah

Sumber: Laporan KLHS RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan

III| 9
Gambar 7
Contoh hasil analisis daya dukung air dan pangan tingkat provinsi

3.1.2 Kondisi geografis

Data kondisi geografis daerah terdiri atas letak geografis, wilayah administrasi, biofisik,
iklim, hidrologi, penutupan lahan, dan lain-lain. Data-data tersebut diperoleh dari
sumber-sumber terpercaya baik lembaga pemerintah, perguruan tinggi, maupun
lembaga non pemerintah.

3.1.3 Kondisi demografis

Kondisi demografis menggambarkan jumlah penduduk, sebaran penduduk, serta


proyeksi jumlah penduduk sampai dengan tahun 2030. Data demografis dapat diperoleh
dari Badan Pusat Statistik dan perangkat daerah yang membidangi kependudukan dan
catatan sipil.

3.1.4 Kondisi keuangan dan potensi daerah

Kondisi keuangan daerah menggambarkan kemampuan keuangan daerah dalam membiayai


pembangunan di daerah. Kemampuan keuangan daerah diperoleh dari kondisi keuangan
makro daerah (PDRB, pertumbuhan ekonomi, rasio kemandirian daerah, dll) serta APBD.
Selain itu, daerah dapat menyajikan data terkait yang dominan dalam pertumbuhan
ekonomi daerah, dengan menganalisis data masing-masing sektor

Economic Driver Sector


No Provinsi
1 2 3
Perdagangan Besar Dan Administrasi
Pertanian, Kehutanan,
1 Aceh Eceran; Reparasi Mobil Pemerintahan, Pertahanan
Dan Perikanan
Dan Sepeda Motor Dan Jaminan Sosial Wajib

III| 10
Economic Driver Sector
No Provinsi
1 2 3
Perdagangan Besar Dan
Pertanian, Kehutanan,
2 Sumut Industri Pengolahan Eceran; Reparasi Mobil
Dan Perikanan
Dan Sepeda Motor
Pertanian, Kehutanan, Dan Pertambangan Dan
3 Riau Industri Pengolahan
Perikanan Penggalian
Perdagangan Besar Dan
Pertanian, Kehutanan, Transportasi Dan
4 Sumbar Eceran; Reparasi Mobil
Dan Perikanan Pergudangan
Dan Sepeda Motor
Pertanian, Kehutanan, Pertambangan Dan
5 Jambi Industri Pengolahan
Dan Perikanan Penggalian
Pertambangan Dan
6 Kepri Industri Pengolahan Konstruksi
Penggalian
Perdagangan Besar Dan Administrasi
Pertanian, Kehutanan,
7 Bengkulu Eceran; Reparasi Mobil Pemerintahan, Pertahanan
Dan Perikanan
Dan Sepeda Motor Dan Jaminan Sosial Wajib
Pertambangan Dan Pertanian, Kehutanan,
8 Sumsel Industri Pengolahan
Penggalian Perikanan
Perdagangan Besar Dan
Pertanian, Kehutanan, Dan
9 Babel Industri Pengolahan Eceran; Reparasi Mobil
Perikanan
Dan Sepeda Motor
Pertanian, Kehutanan, Perdagangan Besar Dan
10 Lampung Industri Pengolahan
Dan Perikanan Eceran;
Perdagangan Besar Dan
11 Banten Industri Pengolahan Eceran, Dan Reparasi Konstruksi
Mobil Dan Sepeda Motor
Perdagangan Besar Dan
12 Jakarta Eceran; Resparasi Mobil Konstruksi Industri Pengolahan
Dan Sepeda Motor
Perdagangan Besar Dan
13 Jabar Industri Pengolahan Eceran; Reparasi Mobil Konstruksi
Dan Sepeda Motor

3.2 PENCAPAIAN INDIKATOR TPB


Analisis pencapaian indikator TPB dilakukan melalui empat tahapan yaitu: 1) penapisan
indikator TPB yang relevan; 2) pengumpulan data capaian indikator TPB; 3)
rekapitulasi data capaian TPB; 4) perumusan permasalahan dan isu strategis TPB.

1) Penapisan indikator TPB yang relevan

Dari keseluruhan jumlah indikator TPB, daerah perlu menapis indikator-indikator TPB
yang relevan dengan kondisi daerah. Pertimbangan dalam menapis indikator TPB dapat
berupa kondisi geografis, kewenangan pemerintah daerah, kebijakan daerah, kebijakan
nasional, dan pertimbangan lainnya. Daftar indikator TPB dapat dilihat pada lampiran
Permendagri Nomor 7 Tahun 2018. Dari 319 indikator TPB nasional, terdapat 21
indikator yang diperuntukkan wilayah tertentu sesuai dengan kebijakan RPJMN 2015-

III| 11

Anda mungkin juga menyukai