Oleh :
KATA PENGANTAR
Terima kasih terhatur kepada orang tua Kami yang tak pernah lelah
membimbing Kami dengan segenap cinta kasihnya, kepada dosen mata kuliah
Analisis Kebijakan Pendidikan Islam yang dengan gigih memotivasi kita semua
untuk terus maju dan berkarya, serta kepada semua pihak yang tentunya begitu
banyak membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberi jalan kepada kita untuk selalu
memperbaiki diri dan memperoleh manfaat dari setiap detik yang berlalu. Amin.
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Balakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat ................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian siklus dan Kebijakan ............................................. 3
B. Model-model Kebijakan .......................................................... 5
C. Manfaat siklus kebijakan ......................................................... 12
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho, Kebijakan Pendidikan. (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2016),
Cet Ke-IV, h. 7
2
H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho, Kebijakan Pendidikan. (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2016),
Cet Ke-IV, h. 8
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
http://kbbi.web.id/siklus diakses pada hari selasa tanggal 18 Oktober 2016 jam 18.31
WIB.
4
5) Suatu kebijakan adalah ungkapan verbal atau tertulis atau tersirat dari
prinsip-prinsip atau aturan-aturan yang ditetapkan oleh pimpinan
manajerial sebagai garis besar dan batas-batas pemikiran dan tindakan
dari sesuatu organisasi, (Haner, 1976).
6) Dalam konteks global demikian adalah suatu sistem manajemen yang
terpilih yang dinyatakan oleh suatu sistem nilai manajemen tertentu
yang yang sekaligus menyatakan dan menggambarkan pandangan diri
lingkungannya, kepribadian organisasi, intelegensia dari permasalahan,
serta konsep strategi dan struktur dari organisasi, (Tabatoni, & Jarniou,
1979).
7) Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) memberi batas kebijakan
sebagai “rangkaian konsep dan azas yang menjadi garis besar dari dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dan sebagainya);
pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis
pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran, garis
haluan.”4
Kebijakan dianggap sebagai suatu posisi atau pendirian yang
dikembangkan untuk menanggapi suatu masalah atau isu konflik dalam
rangka mencapai tujuan tertentu, bisanya dibedakan dari konsep-konsep
yang saling terkait. Kebijakan adalah terjemahan dari kata “wisdom” yaitu
: Suatu ketentuan dari pemimpin yang berbeda dengan aturan yang ada,
yang dikenakan pada seseorang atau kelompok orang tersebut tidak dapat
dan tidak mungkin memenuhi aturan yang umum tadi, dengan kata lain ia
dapat perkecualian.
Artinya kebijakan adalah suatu kearifan pemimpin kepada
bawahan atau masyarakatnya.
4
Bahan Kuliah Analisis Kebijakan Pendidikan Islam pada hari Sabtu, 15 Oktober 2016, h.
6
5
B. Model Kebijakan
Jehezkel Dror dan Islamy menyebutkan tujuh model kebijakan, yaitu:
1) „Pure Rational Model‟/Model Rasional Murni; model yang
mengembangkan kebijakan secara rasional.
2) Model Ekonomi; model yang mengembangkan kebijakan berdasar
pertimbangan-pertimbangan ekonomis.
3) „Sequential Decision Model‟/Model Keputusan Berurutan; model yang
mendasari pengambilan keputusan atas dasar beberapa kebijakan alternatif
yang diperoleh dari eksperimen.
4) Model Inkremental; model yang mendasarkan pengambilan kebijakan atas
dasar kebijakan sebelumnya dengan mengadakan perubahan secara sedikit
demi sedikit.
5) „Satisfying Model‟/ Model Memuaskan; model yang mendasarkan
keputusan atas dasar kebijakan alternatif yang paling memuaskan tanpa
menilai secara kritis alternatif lain.
6) „Extra Rational Model‟/Model Ekstra Rasional; model yang mendasarkan
pengambilan kebijakan atas dasar dan pertimbangan sangat rasional.
7) Model Optimal; model yang mendasarkan pengambilan keputusan atas
dasar gabungan berbagai metode secara terpadu untuk menghasilkan
kebijakan yang optimal dan dapat diterima oleh semua pihak.
Model-model kebijakan dalam pendidikan diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Model Deskriptif
Model deskriptif menurut Suryadi dan Tillar adalah suatu prosedur atau
cara yang digunakan untuk penelitian dalam ilmu pengetahuan baik murni
maupun terapan untuk menerangkan suatu gejala yang terjadi dalam
masyarakat. Sedangkan model deskriptif adalah pendekatan positif yang
diwujudkan dalam bentuk upaya ilmu pengetahuan menyajikan sesuatu
“state of the art” atau keadaan apa adanya dari suatu gejala yang sedang
diteliti dan perlu diketahui para pemakai.
7
3. Membuat pilihan
4. Perbedaan individu.
5. Perbedaan individu berpengaruh terhadap gaya pengambilan
keputusan.
6. Hambatan organisasi.
7. Organisasi itu sendiri bisa menjadi penghambat bagi para
pengambil keputusan. Pengambilan keputusan manajer
dipengaruhi oleh sistem penilaian prestasi, system imbalan,
rutinitas terprogram, pembatasan waktu, dan preseden historis,
yaitu keputusan - keputusan masa lalu.
8. Perbedaan budaya.
4. Mengembangkan alternatif
5. Mengevaluasi alternatif
6. Memilih alternatif terbaik.
Proses pengambilan keputusan ada lima langkah yaitu:
1. Mengumpulkan informasi untuk diteruskan kepada pengambil
keputusan mengenai apa yang dapat dilakukan
2. Memproses dan menginterpretasikan informasi tersebut untuk
memberi saran kepada pembuat keputusan apa yang harus
dilakukan
3. Membuat pilihan apa yang hendak dilakukan
4. Membari wewenang kepada orang lain mengenai apa yang hendak
dilakukan
5. Melaksanakan.
Dalam penerapannya, untuk menjadikan sebuah sekolah memiliki
budaya lingkungan maka diperlukan beberapa unsur penting yaitu:
a) Pengembangan Kebijakan Sekolah
b) Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
c) Kegiatan Berbasis Partisipatif
d) Pengelolaan Sarana Prasarana.
C. Manfaat siklus kebijakan
1. Menegaskan proses kebijakan melibatkan banyak institusi dan bukan
sekedar institusi yang berdiri independen tanpa korelasi dengan pihak
lain.
2. Merupakan suatu model yang dapat digunakan untuk membantu
mempermudah kompleksitas kebijakan
3. Mempermudah melakukan kajian-kajian kebijakan secara sistimatis dan
analitis.
4. Memberikan gambaran yang komprehensif dan berbagai implikasi yang
perlu dimengerti oleh para pihak yang berkepentingan dengan kebijakan
tersebut.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses penetapan kebijakan adalah proses yang siklis dan kontinu yang
terdiri dari 3 tahap utama yaitu : policy formulation (perumusan
kebijakan), policy implementation (penerapan kebijakan), dan policy
review (evaluasi kebijakan).
2. Tahap-tahap tersebut dalam siklus kebijakan saling berhubungan,
tergantung, kompleks dan tidak linear yang disebut sebagai analisis
kebijakan.
3. Pada setiap tahap siklus kebijakan perlu disertai dengan penerapan
pendekatan (approaches) yang sesuai, sehingga dapat menentukan
tingkat efektifitas dan keberhasilan suatu kebijakan.
B. Saran
Pemerintah sebaiknya memperhatikan dan memikirkan dampak dari
kebijakan yang akan dilaksanakan sebelum menetapkan kebijakan. Karena
dampak tersebut akan mempengaruhi dan menghasilkan sesuatu yang
berimbas kepada masyarakat ataupun peserta didik (pendidikan). Masyarakat,
pelaksana pendidikan, sekolah dan lembaga lainnya harus lebih selektif dalam
menyikapi kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Contoh:
menganalisis kebijakan, apakah kebijakan tersebut sesuai dengan kondisi
yang sesungguhnya di lapangan serta mencari alternative menyikapi
kebijakan tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA