Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN B1

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Palmarudi, SU

KELOMPOK 2 :

IRDAYANTI (I011211056)
SYIFA FAYZANA NAYLA (I011211044)
AMRU SUBHANSYAH (I011211022)
RESKI SARI (I011211030)
ST. NURALISA (I011211046)

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
Apa kelemahan proses perencanaan nasional menurut anda?

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui

urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dimana, menurut

kelompok kami kelemahan dari proses perencanaan nasional dari beberapa artikel yang saya

baca yaitu:

 Kurangnya keterlibatan masyarakat

Keterlibatan masyarakat merupakan aspek penting dalam perencanaan pembangunan daerah.

Sayangnya, seringkali masyarakat kurang terlibat dalam proses perencanaan yang berdampak

pada keberhasilan pembangunan daerah. Dimana hal ini dapat berdampak pada rencana yang

tidak mencerminkan kebutuhan masyarakat, rendahnya tingkat penerimaan dan partisipasi,

serta ketidaksesuaian antara rencana dan realitas yang dialami oleh masyarakat setempat.

Contoh kasus yang dapat dijadikan referensi adalah pembangunan infrastruktur di suatu desa

yang tidak melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat. Akibatnya, infrastruktur tersebut tidak

sesuai dengan kebutuhan dan prioritas masyarakat, sehingga tidak memberikan manfaat yang

maksimal.

 Ketidakefektifan koordinasi antara pemerintah dan sektor swasta

Koordinasi yang baik antara pemerintah dan sektor swasta merupakan hal penting dalam

perencanaan pembangunan daerah. Namun, seringkali terjadi ketidakefektifan dalam

koordinasi antara kedua belah pihak. Hal ini dapat menghambat pencapaian tujuan

pembangunan daerah dan memperlambat implementasi proyek-proyek pembangunan.

Sebagai contoh, dalam proyek pengembangan industri di suatu kawasan, kurangnya koordinasi

antara pemerintah daerah dan sektor swasta dapat menyebabkan keterlambatan dalam

perizinan, konflik kepentingan, dan ketidakjelasan tanggung jawab antara pihak-pihak terkait.

 Kurangnya alokasi sumber daya yang memadai

Alokasi sumber daya yang memadai merupakan faktor krusial dalam perencanaan
pembangunan daerah. Namun, seringkali terjadi kurangnya alokasi sumber daya yang

memadai, baik dari segi anggaran maupun tenaga kerja. Hal ini menghambat pelaksanaan

proyek-proyek pembangunan dan membatasi potensi pembangunan daerah.

Sebagai contoh, dalam proyek pembangunan jalan raya, kurangnya alokasi anggaran yang

memadai dapat menyebabkan proyek terhambat atau tidak selesai tepat waktu, sehingga

dampaknya dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan aksesibilitas yang lebih baik.

 Ketidaktepatan dalam perencanaan

Perencanaan yang tidak tepat merupakan masalah serius dalam pembangunan daerah.

Ketidaktepatan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya data dan informasi

yang akurat, minimnya keterampilan dan pengetahuan para perencana, serta pengaruh

kepentingan politik dan ekonomi yang mempengaruhi proses perencanaan.

Sebagai contoh, perencanaan yang tidak mempertimbangkan kondisi sosial-ekonomi

masyarakat setempat dapat menghasilkan rencana pembangunan yang tidak efektif dan tidak

sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat.

Adapun dari Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menyebut ada 4 kelemahan

mendasar yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (UU SPPN).

 Pertama, perencanaan pembangunan model SPPN hanya bertumpu di tangan eksekutif

(executive centris). Model pembangunan jenis ini menghilangkan prinsip dan semangat

gotong royong dan mengedepankan individualisme.

 Kedua, kendati pun ternyata ada substansi RPJM yang berbeda atau dikurangi atau

mungkin lebih luas dari yang ditetapkan dalam RPJP, tidak ada satu pun ketentuan di

dalam UUD NRI Tahun 1945 atau undang-undang lainnya yang melarang hal tersebut.

 Ketiga terdapat fakta, bahwa visi, misi dan program kerja Presiden terpilih ternyata

dalam beberapa hal berbeda dengan visi, misi dan program kerja Kepala Daerah
terpilih. Maka, dapat terjadi perbedaan implementasi RPJM Nasional dengan RPJM

Daerah.

 Ke empat, Presiden atau Kepala Daerah penggantinya tidak ada kewajiban untuk

melanjutkan program pembangunan yang telah atau sedang dijalankan tetapi belum

sempat selesai oleh Presiden atau Kepala Daerah sebelumnya.

"Sebagai solusi dari persoalan di atas, maka diperlukan upaya menghadirkan kembali

Haluan Negara dalam sistem ketatanegaraan kita. Keberadaan haluan negara ini akan makin

melengkapi sempurnanya bangunan ketatanegaraan Indonesia berdasarkan sistem presidensial

yaitu Indonesia memiliki Pancasila sebagai haluan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945

sebagai dasar konstitusi negara dan haluan negara sebagai kebijakan dasar pembangunan

negara,"

Anda mungkin juga menyukai