ACARA V
PENANAMAN
Oleh :
Rizky Aulia Rahman
NIM. A1D020085
Kelas C
PJ Asisten:
Belia Listria Utami
Firdhania Aryanti
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
II. METODE PRAKTIKUM ................................................................................ 3
A. Bahan dan Alat .......................................................................................... 3
B. Prosedur kerja ........................................................................................... 3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 4
A. Hasil .......................................................................................................... 4
B. Pembahasan............................................................................................... 5
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 9
A. Kesimpulan ............................................................................................... 9
B. Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
LAMPIRAN .......................................................................................................... 12
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
mempengaruhi penempatan benih di dalam tanah yaitu berpengaruh pada
kedalaman tanaman, jumlah benih per lubang, jarak antar lubang dalam baris dan
jarak antar baris.
Penanaman merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
budidaya tanaman padi. Dalam proses penanaman ini umumnya petani sering
melakukan dengan menggunakan cara tradisional yaitu menanam dengan
menggunakan tangan untuk pembenam bibit (Harnel, 2014). Petani seringkali salah
dalam melakukan teknik penanaman. Kesalahan pada tahap ini bukan saja dapat
menurunkan produksi, melainkan juga dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh
atau mati sebelum menghasilkan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai teknik
penanaman sangat penting untuk dipelajari.
B. Tujuan
2
II. METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan pada acara ini meliputi tali rafia, sekop/pancong,
cangkul. Bahan yang digunakan meliputi bibit tanaman padi dan lahan/media
tanam.
B. Prosedur kerja
3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 5. 1. Penanaman
No Nama Kegiatan Langkah Kerja Dokumentasi
1. Persiapan alat Alat dan bahan berupa
dan bahan cangkul, pancong, tugal, tali
penanda jarak batas tanam,
pupuk kandang, dan benih
padi disiapkan.
4
5. Pemberian Bulir padi yang telah di
pupuk dalam lubang kemudian
ditutup oleh pupuk kandang
dengan campuran sekam
secukupnya.
B. Pembahasan
5
persemaian atau tempat tumbuh benih. Pembalikan tanah praktikum ini
dilakukan dengan cangkul. Cangkul adalah satu jenis alat pertanian tradisional
yang digunakan dalam proses pengolahan tanah pada lahan pertanian. Cangkul
digunakan untuk menggali, mencungkil, ataupun untuk meratakan tanah.
Cangkul masih digunakan sehingga masa ini untuk menjalankan kerja-kerja
menggali yang ringan di kebun ataupun di sawah. Alat ini merupakan elemen
penting dalam bidang pertanian terutama pertanian ladang kering (Ali et al.,
2018).
2. Pengukuran jarak tanam
Jarak tanam adalah besarnya ruang antar tanaman dan barisan tanaman.
Jarak tanam akan memudahkan pemeliharaan serta pengendalian hama dan
penyakit tanaman. Sedangkan lubang tanam merupakan lokasi dimana bibit
akan ditempatkan atau ditanam di lapangan. Penentuan jarak tanam dilakukan
dengan meteran. Sistem tanam legowo merupakan cara tanam padi sawah
dengan pola beberapa barisan tanaman yang diselingi satu barisan kosong.
Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan yang kosong dipindahkan
sebagai tanaman sisipan di dalam barisan (Karokaro et al., 2015).
6
kesuburan tanahnya. Menurut Karokaro et al. (2015), sistem tanam legowo 4:1
tipe 1 merupakan pola tanam legowo dengan keseluruhan baris mendapat
tanaman sisipan. Pola ini cocok diterapkan pada kondisi lahan yang kurang
subur. Dengan pola ini, populasi tanaman mencapai 256.000 rumpun/ha
dengan peningkatan populasi sebesar 60% dibanding pola tegel (25x25) cm.
Sistem tanam jajar legowo memiliki beberapa keuntungan. Menurut Bobihoe
(2013), keuntungan cara tanam jajar legowo, diantaranya:
a. Memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada bagian
pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai
tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin
tinggi sehingga akan mendapatkan bobot buah yang lebih berat.
b. Mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus. Pada lahan
yang relatif terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya.
c. Menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka,
kelembaban akan semakin berkurang, sehingga serangan penyakit
juga akan berkurang. Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan
pengendalian hama/penyakit. Posisi orang yang melaksanakan
pemupukan dan pengendalian hama/penyakit bisa leluasa pada
barisan kosong di antara 2 barisan legowo.
3. Penanaman
Penanaman merupakan proses pemindahan benih ke dalam tanah dengan
tujuan agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Bibit padi yang
ditanam haruslah bibit padi yang sehat agar produk yang dihasilkan berkualitas.
Menurut Apriyanto et al. (2021), penanaman benih padi yang tidak sehat, akan
menyebabkan padi yang dihasilkan dapat terserang bibit penyakit sehingga
produk menjadi tidak sehat.
7
Penanaman padi dilakukan dengan cara yang masih sederhana yaitu
dengan membuat lubang tanam dengan menggunakan tugal. Kedalaman lubang
tanam 2-3 cm disesuaikan dengan alat tunggal yang digunakan, dengan jarak
tanam yang yang sudah ditentukan dan pada tiap lubang ditanami 2-3 biji padi.
Petani umunya menggunakan bibit padi umur 20 hari setelah semai (HSS) dan
jumlah bibit 4-6 batang per titik tanam. Petani beranggapan bahwa pada umur
tersebut bibit akan lebih tahan terhadap serangan hama keong dan belalang.
Jumlah bibit yang digunakan sekitar 4-6 batang per titik tanam karena petani
khawatir tanaman padinya akan habis terserang hama, khususnya hama keong
(Marlina, 2017).
4. Pemupukan
Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur-unsur hara
pada kompleks tanah, baik langsung maupun tidak langsung sehingga mampu
menyumbangkan bahan makanan bagi tumbuhan/ tanaman (Yusuf et al.,
2021). Hal ini didukung oleh pendapat Mansyur (2021) yang mengatakan
bahwa pemupukan pada prinsipnya merupakan pemberian bahan penyedia hara
guna menambah atau menggantikan hara yang telah digunakan atau hilang.
Pemupukan akan memberikan manfaat bagi pertanaman jika memberikan nilai
tambah hasil pada tanaman. Pemupukan yang efisien akan menghemat
penggunaan pupuk, karena dengan jumlah pupuk yang lebih sedikit akan
diperoleh hasil yang sama atau lebih tinggi.
Pemupukan yang dilakukan pada lahan yaitu campuran pupuk kendang
dan arang sekam. Menurut Naz et al. (2018), campuran pupuk kandang dan
sekam dapat digunakan sebagai pupuk organik yang sangat berguna bagi
tanaman. Pupuk kandang mengandung nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor,
dan kalium, sedangkan sekam dapat meningkatkan porositas tanah dan
mempertahankan kelembaban tanah. Dengan digunakannya campuran ini,
tanaman akan menerima nutrisi yang lebih seimbang dan tanah akan lebih
subur.
8
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini yaitu kegiatan penanaman
seharusnya dilakukan dengan alat yang lebih memadai. Selain itu, para praktikan
diharapkan saling membagi tugas agar pada saat pelaksanaan penanaman dapat
lebih cepat dan efisien.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., Nurmayanti, I., & Lastianti, S. D. 2018. Fungsi Mesin Traktor dan Alat
Tradisional Pengolah Tanah.
Apriyanto, M., Mardesci, H., Afiza, Y., Ninsix, R. 2021. Pelatihan Teknis
Penanaman Padi Bagi Penyuluh Pertanian. J-ABDI: Jurnal Pengabdian
kepada Masyarakat, 1(2), 73-80.
Harnel, H. 2014. Kajian Teknis dan Ekonomis Alat Tanam Bibit Padi Manual
(Transplanter) Modifikasi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Jurnal Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian, 15(1), 124643.
Karokaro, S., Rogi, J. E., Runtunuwu, S. D., & Tumewu, P. 2015. Pengaturan jarak
tanam padi (Oryza sativa L.) pada sistem tanam jajar legowo. In Cocos
(Vol. 6, No. 16).
Kusuma, R. A. 2018. Uji Beberapa Varietas Dengan Jumlah Bibit Yang Berbeda
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Padi Sawah (Oryza Sativa L)
Dengan Memanfaatkan Gawangan Kelapa Sawit TM 4. Doctoral
dissertation.
Marlina, M., Setyono, S., & Mulyaningsih, Y. 2017. Pengaruh umur bibit dan
jumlah bibit terhadap pertumbuhan dan hasil panen padi sawah (Oryza
sativa) varietas Ciherang. Jurnal Pertanian, 8(1), 26-35.
Naz, T., Khan, F. U., Jan, M. T., Khan, M. B., & Ali, K. 2018. Effects of
Combinations of Cattle Manure and Rice Straw on Soil Properties and
Crop Yield in a Rice-Wheat Cropping System. Agricultural Science
Journal, 6(2), 19-24.
Sudewi, S., Ala, A., Baharuddin, & Farid, M. 2020. Keragaman Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) pada Tanaman Padi Varietas Unggul Baru
(VUB) dan Varietas Lokal pada Percobaan Semi Lapangan. Jurnal
Agrikultura, 31(1): 15-24.
Yusuf, E. Y., Marlina, M., & Apriyanto, M. 2021. Optimalisasi pemupukan di lahan
gambut. Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, 7(2), 132-136.
10
Wahyuni, S. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada
Sektor Pertanian di Sulawesi Selatan Periode 2001-2010. Doctoral
dissertation. Universitas Hasanuddin.
11
LAMPIRAN
12
Lampiran 5. 2. Dokumentasi kegiatan acara V
Pemupukan
13