BAB III
menyatakan kebenaran atas sesuatu peristiwa, sehingga dapat diterima akal terhadap
peradilan guna menemukan kebenaran materiil, sebagai tujuan adanya hukum acara
mendekati kebenaran sesungguhnya atas tindak pidana yang telah terjadi.1 Adanya
asas praduga tak bersalah dalam hukum acara pidana untuk mengetahui apakah
seseorang bersalah atau tidak bersalah dapat diketahui dengan proses pembuktian.
Sebelumnya seseorang diadili oleh Pengadilan, orang tersebut berhak dianggap tidak
bersalah, hal ini dikenal dengan asas praduga tak bersalah (presumption of
innocence).
1
Hibnu Nugroho, Op. Cit.hlm. 27.
34
“kebenaran”. 2
usaha penuntut umum dalam mengajukan alat-alat bukti yang sah menurut undang-
bahwa:
bersalah atau tidak diperlukan suatu alat bukti, dari alat bukti ini menunjukan bahwa
2
Leden Marpaung, Op. Cit. hlm 22-23.
3
Suharto RM, Op. Cit. hlm 78.
4
M. Yahya Harahap,Op.Ccit. hlm 273
35
sistem atau teori untuk membuktikan perbuatan yang didakwakan. Sistem atau teori
pembuktian ini bervariasi menurut waktu dan tempat. Sehingga di setiap negara
sistem, yaitu:
time).
tidak peduli dari mana keyakinan hakim tersebut yang penting yang dipakai
menyatakan bahwa:
Sistem pembuktian menurut keyakinan hakim semata atau dapat juga disebut
5
M. Yahya Harahap, Op.Cit., hlm 277
36
menjalankan tugasnya hakim tidak dibatasi oleh apapun, sehingga hakim memiliki
kebebasan yang terlalu besar dan hal ini dapat mengakibatkan ketidakadilan maupun
bahwa:
“Sistem ini memberi kebebasan kepada hakim terlalu besar, sehingga sulit
diawasi. Di samping itu, terdakwa atau penasihat hukumnya sulit untuk
melakukan pembelaan. Dalam hal ini hakim dapat memidana terdakwa
berdasarkan keyakinannya bahwa ia telah melakukan apa yang didakwakan.
Praktik peradilan juri di Prancis membuat pertimbangan berdasarkan metode
ini dan mengakibatkan banyaknya putusan-putusan bebas yang sangat aneh.”6
keyakinan hakim menggunakan alasan yang dapat diterima atau secara logis.
Menurut M. Yahya Harahap7 bahwa dalam sistem ini pun dapat dikatakan,
keyakinan hakim dibatasi. Jika di dalam convictio -in time peran keyakinan hakim
leluasa tanpa batas maka pada sistem conviction raisonce keyakinan hakim harus
Keyakinan hakim harus mempunyai dasar-dasar alasan yang logis dan benar-
6
Andi Hamzah,Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta : Sinar Grafika,2011. hlm 9.
7
M Yahya Harahap, Op.Cit. hlm 278-279
37
juga dijelaskan oleh Andi Hamzah8 yang menyatakan bahwa menurut teori ini,
Sistem pembuktian ini menurut keyakinan hakim secara logis yang tidak
pada undang-undang saja tidak berdasarkan atas keyakinan hakim, yang artinya
dalam sistem ini keyakinan hakim tidak memiliki peranan. Hal tersebut juga
perbuatan sesuai dengan alat-alat bukti yang disebut oleh undang-undang, maka
keyakinan hakim tidak diperlukan sama sekali. Sistem ini disebut juga teori
8
Andi Hamzah Op. Cit. hlm 10.
9
Ibid, hlm251
38
Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang merumuskan
sebagai berikut : “Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan
aturan pidana dalam undang yang telah ada sebelum perbuatan itu dilakukan”.
perbuatan yang pada hakikatnya ia melakukan kejahatan tetapi karena tidak diatur
Stelsel)
Sistem pembuktian ini mendasarkan pada dua unsur yaitu adanya unsur alat
bukti yang ada dalam undang-undang dan unsur keyakinan hakim. Sehingga dapat
time. Pasal 183 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-
hukum acara pidana Indonesia yaitu sebagai berikut : “Hakim tidak boleh
10
Suharto RM, Op.cit. hlm 132
11
M Yahya Harahap, Op.Cithlm.278
39
dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana
yaitu menggunakan alat bukti yang telah ditentukan undangundang dan dengan
suatu peristiwa, sehingga dapat diterima oleh akal terhadap kebenaran peristiwa
tersebut.
undang yang bersifat negatif, seperti yang dianut oleh Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana kita dewasa ini adalah, bahwa menurut sistem pembuktian
ini hakim dipaksa menjelaskan alasan atau atas dasar apa ia memperoleh
keyakinan bahwa suatu tindak pidana itu benar-benar telah terjadi dan bahwa
pembuktian yang dianut oleh KUHAP, penilaian atas kekuatan pembuktian dari
alat-alat bukti yang diajukan ke depan sidang pengadilan oleh penuntut umum,
Terhadap Anak
40
Peradilan Anak memberikan pengertian anak yang berhadapan dengan hukum adalah
Anak yang berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan
kemampuan nusa dan bangsa. Perlindungan anak merupakan suatu tindakan hukum
yang berakibat hukum, oleh karena itu perlu adanya jaminan hukum bagi kegiatan
perlindungan anak12
anak yang belum mampu untuk hidup mandiri tentunya sangat membutuhkan orang-
orang sebagai tempat berlindung bagi anak. Rendahnya kualitas perlindungan anak di
Indonesia banyak menuai sorotan dan kritik dari berbagai lapisan masyarakat.
Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Seto Mulyadi atau yang biasa disapa
Kak Seto. Penyebab utama dari banyaknya kekerasan yang dialami oleh seorang
anak adalah masih banyaknya sebuah paradigma lama yang selalu keliru dimana
masih berpegangan untuk mendidik seorang anak harus dengan cara-cara kekerasan.
12
Nasriana.. Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak Di Indonesia. Jakarta: Rajawali
Pers,2014, hlm 1.
41
Misalnya mendidik anak dengan cara dipukul, ditempeleng dan dijewer, sehingga itu
mulai dari adanya Laporan/Pengaduan dari pihak korban dan adanya keterangan
saksi yang melihat langsung hal tindak pidana penganiayaan terhadap anak yang
oleh pihak kepolisian dalam proses penanganannya baik dalam hal dari melakukan
berkas kepada jaksa penuntut umum. penuntut umum membuat surat dakwaan atas
pidana merupakan bagian yang sangat penting dan memegang peranan yang sangat
kebenaran atas suatu peristiwa. Seperti yang telah penulis bahas sebelumnya
saat ini kejahatan semakin berkembang dengan pesat. Barda Nawawi Arief
bahwa kejahatan merupakan masalah sosial yang tidak hanya dihadapi oleh
Indonesia atau masyarakat dan negara tertentu, tetapi merupakan suatu universal
phenomena, tidak hanya jumlahnya saja yang meningkat tetapi juga kwalitasnya
13
http://depkominfo.go.id, diakses tanggal 5 April 2018.
42
dipandang serius di banding masa-masa lalu. Kejahatan timbul bukan sekedar karena
niat, juga bukan pula tumbuh karena kesempatan, tetapi kejahatan hadir karena
memang semua orang lebih ‘aman dan tentram’ dengan berbuat jahat.14
Terkait dengan pembuktian, maka tidak dapat dilepas pisahkan dari alat-alat
bukti yang termuat dalam pasal 184 (1), yang terdiri dari keterangan saksi,
Alat bukti keterangan saksi sebagai alat bukti yang sah mempunyai
14
Eko Prasetyo, Op. Cit. hlm 85.
15
M. Yahya Harahap Opcit. 295
43
kebenaran yang melekat pada keterangan itu, dan dapat menerima atau
menyingkirkannya.
Nilai kekuatan pembuktian yang melekat pada alat bukti keterangan ahli:
didukung oleh alat bukti yang la in, tidak cukup dan tidak dapat
kesempurnaan itu tidak merubah sifatnya menjadi alat bukti yang mempunyai nilai
untuk menilai kekuatannya dan kebenarannya. Kebenaran penilaian itu dapat ditinjau
dari beberapa alasan. Boleh dari segi asas kebenaran sejati, atas keyakinan hakim
maupun dari sudut batas minimum pembuktia n. Dan memang pada prinsipnya,
ajaran pembuktian yang dianut hukum acara pidana pada dasarnya tidak mengenal
alat bukti yang sempurna dan mengikat, kecuali bagi negara yang menganut sistem
16
M. Yahya Harahap, Op.Cit, hlm 312.
44
Adapun mengenai kekuatan pembuktian alat bukti petunjuk serupa sifat dan
Sesuai dengan prinsip minimum pembuktian, alat bukti petunjuk saja tanpa
didukung oleh alat bukti yang lain, tidak cukup dan tidak dapat
Hakim tidak terikat pada nilai kekuatan yang terdapat pada alat bukti
alasan-alasannya.
Berikut akan penulis paparkan salah satu contoh kasus kekerasan atau
sebagai berikut :
A. Identitas Terdakwa
Umur : 48 Tahun
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Tani
B. Surat Dakwaan
46
membuat rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat terhadap anak kandungnyayakni
Pada hari Sabtu tanggal 15 November 2008 sekitar pukul 17.30 WIBterdakwa
kacang tanah seberat 19 Kg (kilogram) dan menjualnya tanpa seijin dari saksi
Imengatakan “orang tua tidak mau bekerja bisanya cuma jual kacang tanah”
November2008 yang dibuat dan ditanda tangani oleh dokter pada puskesmas I
diancam pidana dalam Pasal 44 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2004 tentang
a. Keterangan Saksi
Saksi (saksi korban) IMAM, Wirun, 15 tahun, laki-laki, Indonesia, Dk.
Gendegan Rt. 04/04 Ds. Wirun, Kec. Mojolaban Kab. Sukoharjo, didepan
sebanyak 3 (tiga)kali;
pusing –pusing;
setelahsaksi I berkata : “ Orang tua tidak mau kerja bisanya jual kacang
tanah”;
48
Bahwa benar, kacang yang dijual terdakwa tersebut adalah milik ibu saksi
I(isteri terdakwa);
Surabaya;
Gendegan Rt. 04/04 Ds. Wirun, Kec. Mojolaban Kab. Sukoharjo, dibawah
(saksikorban);
dekatsaksi I;
kedalam rumah;
Bahwa benar, pada waktu itu isteri terdakwa sedang pergi ke Surabaya;
Bahwa benar, kemudian saksi III melihat ke arah rumah terdakwa tetapi
karena terhalang krei, maka saksi III tidak bisa melihat secara jelas apa
Bahwa benar, kemudian saksi III memanggil sasi II yang pada waktu itu
berada di dalam rumah yang diminta apa yang terjadi di rumah terdakwa;
Bahwa benar, saksi III tidak tahu apa yang menjadi permasalahan antara
Bahwa benar, pada wakti itu isteri terdakwa sedang pergi ke Surabaya;
November 2008 yang dibuat dan ditanda tangani oleh dokter pada
c. Surat
dalam perkara ini terdapat alat bukti surat yaitu : adanya berita
tahun laki-laki, Indonesia, Dk. Gendegan Rt. 04/03 Ds. Wirun Kec Mojolaban,
kali;
Bahwa benar, kacang yang dijual terdakwa tersebut adalah milik ibu saksi
Bahwa benar, terdakwa sering menjual kacang tanah tanpa seijin isterinya;
52
d. Petunjuk
Dari keterangan para saksi maupun dari keterangan terdakwa serta alat
bukti surat yang saling bersesuaian antara satu sama lainya yang sangat
KUHAP serta didukung pula dengan adanya barang bukti yang diajukan
dimuka persidangan ini yang telah dibenarkan baik oleh para saksi maupun
saksi maupun terdakwa sendiri apabila dikaitkan dengan barang bukti yang telah
memenuhi semua unsur dari pasal – pasal yang didakwakan kepada terdakwa ;
dakwaan tunggal, yaitu melanggar Pasal 44 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2004 tentang
53
berikut :
orang selaku subyek hukum yang didakwa telah melakukan suatu tindak pidana, dan
orang tersebut sehat jasmani dan rohaninya serta dapat mempertanggung jawabkan
Menimbang, bahwa orang selaku subyek hukum dalam perkara ini adalah
cocok dan sesuai dengan identitas terdakwa yang terdapat dalam berkas perkara ini,
dan berdasarkan keterangan saksi – saksi dan pengakuan terdakwa sendiri benar
terdakwalah orangnya yang melakukan tindak pidana yang dimaksud dan bukan eror
in persona, dan terdakwa sehat jasmani dan rohani serta dapat mempertanggung
jawabkan perbuatannya ;
adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat ;
terdakwa sendiri serta dikaitkan dengan barang buktiterungkap fakta – fakta berupa :
(1)Bahwa Pada hari Sabtu tanggal 15 November 2008 sekitar pukul 17.30 WIB
menjadi memar dan merasa pusing – pusing tetapi hal tersebut tidak
menurut Pasal 2 ayat ( 1 ) UU No. 23 Tahun 2004 adalah suami, isteri, dan
perwalian yang menetap dalam rumah tangga dan atau orang yang bekerja membantu
terdakwa sendiri dan dikaitkan dengan barang bukti ditemukan fakta – fakta :
55
a) Bahwa antara terdakwa dan saksi I adalah sebagai ayah dan anak kandung
diKabupaten Sukoharjo
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur – unsur dari Pasal 44 ayat ( 1 )
dalam dakwaan Tunggal telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
Tangga “ ;
ditemui adanya alasan – alasan pembenar dan pemaaf atas diri terdakwa yang
sifatnya dapat menghapus pidananya terdakwa, maka atas perbuatan pidana yang
telah dinyatakan terbukti dan meyakinkan itu, terhadap terdakwa dapat dipersalahkan
mempertimbangkan hal – hal yang memberatkan dan hal – hal yangmeringankan atas
diri terdakwa ;
perbuatannya;
masa mendatang.
untuk mengurangi seluruhnya masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dari
Menimbang, bahwa oleh karena masa pidana yang dijatuhkan lebih lama dari
masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa, maka terdakwa haruslah
Menimbang, bahwa mengenai barang bukti berupa : 1 ( satu ) buah sandal jepit
Merk Ardiles warna putih biru, akan diputuskan dalam amarputusan dibawah ini ;
dibebani untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini ; Memperhatikan
Dalam Rumah Tangga dan Hukum Acara Pidana serta peraturan – pereturan lainnya
yang bersangkutan.
a) Bahwa pada hari Sabtu tanggal 15 November 2008 sekitar pukul 17.30 WIB
tubuhnya;
rumah;
pusing;
tangga;
58
6(enam) bulan;
Analisis Penulis
penganiayaan terhadap anak berdasarkan kasus yang telah penulis paparkan diatas,
3. Alat bukti surat dengan berpedoman kepada ketentuan pasal 187 huruf a, b, dan d
KUHAP dalam perkara ini terdapat alat bukti surat yaitu : adanya berita acara
Wiyono
baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri,
menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. Dari
keterangan para saksi maupun dari keterangan terdakwa serta alat bukti surat
yang saling bersesuaian antara satu sama lainya yang sangat mendukung dengan
berpedoman kepada ketentuan pasal 188 ayat 2 KUHAP serta didukung pula
dengan adanya barang bukti yang diajukan dimuka persidangan ini yang telah
dibenarkan baik oleh para saksi maupun oleh terdakwa sendiri yang merupakan
suatu petunjuk telah terjadinya tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa
berupa alat bukti saksi, alat bukti keterangan ahli, alat bukti surat, petunjuk dan
Tangga.
Jaksa penuntut umum menyatakan terdakwa Priyono Als Supri Bin Marto
pasal 44 ( 1 )Jaksa penuntut umum menuntut terdakwa Priyono Als Supri BinMarto
60
Wiyono dengan pasal 44 (1) dalam dakwaan tunggal dikarenakan dalam persidangan
Menyatakan terdakwa Priyono Als Supri Bin Marto Wiyono dengan pidana
penjara selama 1 (satu) tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan
sementara dengan perintah tetap ditahan.Menyatakan barang bukti satu buah sandal
tuntutan itu dirasakan adil oleh terdakwa maupun masyarakat karena Jaksa harus
berdasarkan kasus yang penulis paparkan adalah hambatan yang bersifat Non-
Yuridis.
61
Pada kasus yang telah penulis paparkan terlihat bahwasanya pelaku kekerasan
atau tindak pidana penganiayaan terhadap anak merupakan ayah kandung dari pada
korban sendiri. Disini ada rasa kekahwatiran dari dalam diri korban apabila kejadian
berdampak pada retaknya hubungan personal antara ayah dan anak. Hal ini terlihat
jelas di mana fakta dalam persidangan menunjukan bahwa korban sebelumnya sudah
Kendala berikut yaitu terungkap bahwa pada hari yang telah ditetapkan di
persidangan dengan agenda pemeriksaan saksi, jaksa penuntut umum tidak dapat
menghadirkan saksi II dan saksi III, hal ini menyebabkan sidang di tunda. Hal ini
aktif dalam kasus ini. Dimana korban, memainkan berbagai macam peranan yang
dipengaruhi oleh kondisi tertentu langsung atau tidak langsung, pengaruh tersebut
Masalah korban ini sebenarnya bukan masalah yang baru, karena hal-hal
kejahatan menurut proporsi yang sebenarnya secara dimensional, maka perhatian kita
tidak akan lepas dari peranan si korban dalam timbulnya suatu kejahatan. Korban
kenyataannya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin timbul suatu kejahatan kalau
tidak ada korban. Tanpa korban tidak mungkin terjadi suatu tindak pidana, jadi jelas
62
bahwa dalam suatu tindak pidana yang terjadi tidak selamanya pelaku merupakan
pihak yang selalu bersalah, tetapi korban juga memiliki peran serta dalam terjadinya
Peran yang dimaksud adalah sebagai sikap dan keadaan diri seseorang yang
akan menjadi calon korban ataupun sikap dan keadaan yang dapat memicu seseorang
untuk berbuat kejahatan. Pihak korban dapat berperan dalam keadaan sadar dan tidak
sadar, secara langsung maupun tidak langsung, secara aktif ataupun pasif, dengan
motivasi positif maupun negatif. Semuanya bergantung pada situasi kondisi pada saat
terjadinya kejahatan memainkan berbagai macam peranan yang dibatasi situasi dan
kondisi tertentu.
penulis idealnya dalam membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Penyidik harus
bersifat objektif dengan melihat hubungan antara pelaku dan korban dalam terjadinya
suatu tindak pidana yang sebenarnya terjadi, dengan demikian penyidik benar-benar
yang lengkap dari penyidik, Jaksa penuntut umum segera menentukan apakah berkas
perkara itu sudah memenuhi persyaratan untuk dapat atau tidak dilimpahkan ke
perkara yang diterima dari penyidik itu sudah memenuhi syarat yuridis sebelum
17
Djoko Prakoso, Eksistensi Jaksa di Tengah-tengah Masyarakat, Jakarta: Ghalia, 1985, hlm.
23
63
selektif, disini Jaksa melihat dan memeriksa berkas perkara yang diajukan oleh
penyidik sehingga dapat diketahui apakah seorang telah memenuhi syarat sehingga
Kemampuan dan pengetahuan menjadi salah satu faktor pendukung bagi Jaksa
penuntut umum itu sendiri dalam melakukan penuntutan maupun pembuktian untuk
dapat melihat peran korban. Selain itu adanya perbedaan pandangan mengenai peran
korban dimana pada kenyataannya, jika berbicara mengenai hukum pidana maka
akan ditemukan beberapa perbedaan antara teori dan praktek yang sebenarnya
terjadi. Dalam hal ini Jaksa menilai bahwa peran korban seperti dalam kajian
akan ragu-ragu dalam menilai korban itu sendiri, tetapi mungkin saja “peran korban”
Untuk melihat peran korban dalam terjadinya suatu tindak pidana, seorang
Jaksa penuntut umum harus cermat dan sangat berhati-hati, karena korban
merupakan orang yang mengalami penderitaan baik secara rohani maupun jasmani,
18
Ibid, hal. 23
64
diberikan Jaksa kepada terdakwa sudah layak dan cukup adil bagi terdakwa tanpa
melanggar ketentuan undang-undang dan rasa keadilan yang ada dalam masyarakat.