Anda di halaman 1dari 2

Cari

Laporan Praktikum Emulsi


1

Diunggah oleh Mai yuliani safitri pada Dec 11, 2019

 0 penilaian · 3K tayangan · 25 halaman


Judul yang ditingkatkan AI

Informasi Dokumen 
emulsi adalah suatu sediaan yang terdiri dari dua caira…

Unduh
Data diunggah 
Dec 11, 2019

Judul Asli
Laporan praktikum Emulsi 1 (1)

Hak Cipta
© © All Rights Reserved LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SETENGAH PADAT


Format Tersedia
“EMULSI I”
DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Tanggal Praktikum : Jumat, 22November 2019

Tanggal Penyerahan : Jumat, 29 November 2019


Bagikan dokumen Ini
Kelompok :4

 
Penyusun : 1. Alzena Anjani (066118273)

2. Linar Seftiany (066118277)

3. Mai Yuliani S. (066118293)


Facebook Twitter
4. Harfina Nur Tri J. (066118299)

Dosen : 1. Septia Andini, M.Farm., Apt.

 2. Erni Rustiani, M.Farm., Apt.

3. Rini Ambarwati, M.Si., Apt.

Email 4. Cyntia Wahyuningrum, M.Farm., Apt.

5. Wilda Nurhikmah, S.Si., M.Farm., Apt.

6. Asri Wulandari, S.Farm.


Apakah menurut Anda dokumen
Asisten Dosen
ini bermanfaat?
: 1. Melyartati 6. Erisa Dwiyana P.

2. Fitri Widya 7. Mirna Wati

3. Suci Puspa 8. Monicha Sri Mahesa

4. Shinta Mustika 9. Nuha Dzikri

5. Rahma Dila N.

Apakah konten ini tidak pantas? Laporkan Dokumen Ini

LABORATORIUM FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2019

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 3


1.1 Tujuan Percobaan ......................................................................... 3
1.2 Dasar Teori ................................................................................... 3
BAB II DATA PREFORMULASI .............................................................. 7
BAB 111 METODE KERJA ..................................................................... 10
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................ 10
3.1.1 Alat ..................................................................................... 10
3.1.2 Bahan .................................................................................. 10
3.2 Cara kerja ...................................................................................... 11
3.2.1 Cara pembuatan suspensi.................................................... 11
3.2.2 Cara evaluasi sediaaan ........................................................ 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 14
4.1 Data Pengamatan .......................................................................... 14
4.2 Perhitungan ................................................................................... 18
4.3 Grafik ............................................................................................ 19
4.4. Pembahasan ................................................................................. 20
BAB V PENUTUP...................................................................................... 23
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 24
LAMPIRAN................................................................................................ 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. TujuanPercobaan

Membuat sediaan emulsi dengan menggunakan emulgator alam dan


mengamati stabilitas sediaan emulsi

1.2. Dasar Teori

Emulsi adalah suatu dispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang
lain, yang molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi
saling antagonik. Pada bagian emulsi biasanya terdapat tiga bagian utama yaitu
bagian yang terdispersi yang terdiri dari butiir-butir yang biasanya terdiri dari
lemak, bagian kedua disebut media pendispersi yang terdiri dari air dan bagian
ketiga adalah emulsifier yang berfungsi menjaga agar butir minyak tetap
tersuspensi di dalam air (Anief,1986).

Emulsi adalah suspensi yang stabil dari suatu bahan cair di dalam bahan cair
lain, dimana bahan-bahan cair itu tidak tercampur. Kemantapan emulsi diperoleh
dengan penyebaran butir sangat halus bahan cair, yang disebut fase dioperasi,
menembus bahan lain, yang disebut fase tetap. Emulsi stabil apabila cairan
tersebut dapat menahan tanpa mengalami perubahan, untuk waktu yang cukup
lama,tanpa butir fase dispersi berkmpul satu sama lain atau mengendap. (Earle,
1969).

Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan lainnya dalam bentuk tetesan kecil. (FI IV. Halaman 6 )

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok. (FI III. Halaman 9 ).

Dari beberapa defini yang tertera dapat disimpulkan bahwa emulsi adalah
sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan pembawa yang
membentuk butiran-butiran kecil dan distabilkan dengan zat pengemulsi/surfaktan
yang cocok. Daya kerja emulsifier disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat
terikat baikpada minyak dan air. Bila emulsifier tersebut lebih terikat pada air
maka terjadi dispersi minyak dalam air sebagai contoh susu. Sebaliknya bila
emulsifier lebih larut dalam minyak terjadilah emulsi air dalam minyak sebagai
contoh mentega dan margarin (Bernasconi, 1995).

Air dan minyak merupakan cairan yang tidak saling berbaur karena memiliki
berat jenis yang berbeda. Untuk menjaga agar butiran minyak tetap tersuspensi di
dalam air, pada mentega dan margarin diperlukan suatu zat pengemulsi
(emulsifier). Bahan yang dapat berperan sebagai pengemulsi antara lain kuning
telur, kasein, albumin, atau lesitin.
Tipe-tipe emulsi :

Tipe emulsi o/w atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran minyak yang
tersebar atau terdispersi ke dalam air. Minyak sebagai fase internal, air
sebagai fase eksternal.

Tipe emulsi w/o atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran air yang tersebar
atau terdispersi ke dalam minyak. Air sebagai fase internal, minyak sebagai
fase eksternal. (Syamsuni, A. 2006)

Emulsi yang tidak memenuhi persyaratan :


1. Creaming
Terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, yaitu bagian mengandung fase
dispersi lebih banyak dari pada lapisan yang lain. Creaming bersifat
reversibel artinya jika dikocok perlahan akan terdispersi kembali.
2. Koalesensi dan cacking (breaking)
Pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butiran
minyak berkoalesensi/menyatu menjadi fase tunggal yang memisah.
Emulsi ini bersifat irreversible.

Hal ini terjadi karena :


a. Peristiwa kimia : penambahan alkohol, perubahan pH
b. Peristiwa fisika : pemanasan, pendinginan, penyaringan
c. Peristiwa biologi : fermentasi bakteri, jamur, ragi
3. Inversi fase
Peristiwa berubahnya tipe emulsi o/w menjadi w/o secara tiba-tiba atau
sebaliknya sifatnya irreversible. Sediaan emulsi merupakan sediaan cair
yang terdiri dari dua cairan yang tidak bercampur satu dengan yang lain.
Pada umumnya cairan tersebut adalah campuran dari minyak dan air.
Tergantung dari tipe emulsi yang dibuat, fasa terdispersi dapat berupa
minyak atau air. (Anief, 2000).

Pada prisnsipnya pembuatan sediaan emulsi terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Tahap Destruksi
Dalam tahap ini dilakukan pemecahan fasa minyak menjadi globul-globul
kecil, sehinggafasa terdispersi tersebut dapat lebih mudah terdispersi
dalam fasa pendispersi.
2. Tahap Stabilisasi
Dalam tahap ini dilakukan stabilisasi globul-globul yang
terdispersi dalam mediumpendispersi dengan menggunakan emulgator
dan bahan pengental.

Formulasi umum sediaan emulsi terdiri dari :


1. Bahan Aktif
a. Bahan padat yang dapat larut dalam air atau dalam minyak.
b. Bahan cair yang berbentuk minyak atau yang dapat tersatukan dengan
air.
2. Bahan Pembantu
 Emulgator
Terdapat berabagai macam emulgator tergantung dari mekanisme
emulgator tersebut dalam proses stabilisasi emulsi. Dalam percobaan ini

digunakan emulgator alam. Polimer alam atau makromulekul dalam air


akan membentuk gel dan membentuk lapisan film karena terjadi
adsorpsi pada permukaan globul. Derivate selulosa yang bersifat koloid
hidrofil dapat meningkatkan viskositas medium pendispersi, sehingga
dapat mencegah terjadinya koalensi.

Tingkatkan Pengalaman Anda 


Nilai akan membantu kami untuk
menyarankan dokumen terkait yang
lebih baik kepada semua pembaca kami!

 Bermanfaat

 Tidak
bermanfaat

BAB II

DATA PREFORMULASI

Formula FI F2
Minyak kelapa 50 ml 50 ml
Pga 4% 5%
Sirupus simpleks 10 ml 10 ml
Vanilinum 4 mg 40 mg
Acthanolum 90% 6 ml 6 ml
Aquadest 100 ml 100 ml

1. Oleum cocos (FI III hal 456)


 Pemerian

Warna : Tidak berwarna atau kuning pucat

Bau : Bau khas, tidak tengik

Rasa : Tidak berasa

Penampilan : Cairan jernih

 Kelarutan (mg / ml )
Etanol : larut dalam dua bagian etanol (95%) pada suhu 60°
Kloroform : Sangat mudah larut dalam klroroform p ; dan dalam eter p
 Suhu lebur : 23° sampai 26°
 Indeks bias : 1,448 sampai 1,450 ; penetapan dilakukan pada suhu 40°
 Bilangan asam: tidak lebih dari 0,2;penetapan dilakukan menggunakan20 g
 Bilangan iodium : 7,0 sampai 11,0
 Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
 Khasiat : zat tambahan

2. PGA (Pulus Gami Arabian)


 Pemerian
Warna : Putih atau putih kekuningan
Bau : Tidak berbau
Bentuk : serbuk
 Kelarutan : Larut dalam 20 bagian gliserin; 20 bagian propilen glikol;
2,7 bagian air dan praktis tidak larut dalam bagian etanol.
 Ph larutan : 4,5 –
5
 Penyimpanan : Disimpan di tempat yang kering dan suhu yang dingin
 Khasiat : Zat tambahan

3. Sirupus simplex (FI III Hal. 567)


 Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna
 Penetapan kadar : Memenuhi syarat penetapan kadar sakarosa yang tertera
pada sirupi
 Penyimpanan : Wadah tertutup baik.

4. Vanilinum (FI III Hal.632)


 Rumus molekul : C3H8O3
 Berat molekul : 152,15
 Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum; putih hingga agak kuning;
rasa dan bau khas
 Kelarutan :
Air : Sukar larut dalam air; larut dalam air panas
Etanol : Mudah larut dalam etanol (95%) p
Eter : Dalam eter dan larutan alkali hidroksida
Gliserol p : larut dalam gliserol p
 Jarak lebur : Antara 81° dan 83°

 Susut pengeringan : tidak lebih dari 1,0 % pengeringan dilakukan diatas


silikagel p selama 4 jam
 Khasiat : Zat tambahan
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

5. Alkohol (FARMAKOPE INDONESIA IV halaman 63, Martindale


30th edition halaman 783, Handbook of Pharmaceutical excipient edisi
VI halaman 7)
 Rumus molekul : C2H6O.
 BM : 46,07.
 Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau
khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah.
Mudah menguap meskipun pada suhu rendah dan
mendidih pada suhu 78ºC dan mudah terbakar.
 Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan
semua pelarut organic.
 BJ : 0,812 –
0,816 g/ml.
 Stabilitas : Mudah menguap walaupun pada suhu rendah.
 OTT : Bahan pengoksidasi Bila dicampur dengan alkali,
warna akan menjadi gelap.
 Konsentrasi : 60-90 %.
 Kegunaan : Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit.
 Penyimpanan : Wadah tertutup rapat jauh dari api

6. Aquadest ( FI III hal 576 )


 Nama resmi : Aqua destilata
 Nama lain : Air suling
 Berat molekul : 18,02
 Pemerian : Cairan jernih,tidak berbau, tidak mempunyai rasa.

BAB III

METODE KERJA

3.1.Alat dan Bahan

3.1.1. Alat
1. Batang pengaduk
7. Kertas perkamen
2. Botol 100 ml
8. Lumpang dan alu
3. Beker glass
9. Pemanas
4. Cawan uap
10. Sendok tanduk
5. Corong
11. Timbangan analitik
6. Gelas ukur

3.1.2. Bahan

1. Aquadest
2. Acthanolum 90%
3. Minyak kelapa (Oleum cocos)
4. Pga
5. Sirupus simplex

10

3.2.Cara Kerja

3.2.1. Cara Pembuatan emulsi metode wet

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Dikalibrasi botol 100ml
3. Dididihkan air yang akan dipakai sebagai fasa pendispersi,
4. Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan yaitu Oleum
cocos, PGA, sirupus simplex, panilinum, acthonalum 90%.
5. Dilarutkan sirupus simplex yang telah ditimbang dengan
menggunakan air panas yang telah didihkan
6. Dimasukan emulgator (PGA) dan minyak kelapa ke dalam
lumpang, digerus ad homogen
7. Kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit air, digerus ad fase
air dan fase minyak benar-benar bercampur merata
8. Setelah itu ditambahkan bahan-bahan lainya yaitu sirupus
simplex, vanilinum dan acthnolum 90%
9. Digerus ad homogen
10. Kemudian dimasukan ke dalam botol 100 ml

3.2.1. Cara Pembuatan emulsi metode Dry


1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dikalibrasi botol 100ml
3. Dididihkan air yang akan dipakai sebagai fasa pendispersi,
4. Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan yaitu Oleum
cocos, PGA, sirupus simplex, panilinum, acthonalum 90%.
5. Dilarutkan sirupus simplex yang telah ditimbang dengan
menggunakan air panas yang telah didihkan
6. Dimasukan emulgator (PGA) dan air kelapa ke dalam lumpang,
digerus ad homogen
7. Kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit minyak, digerus ad
tercampur fase minyak dan fase air

11

8. Setelah itu ditambahkan bahan-bahan lainya yaitu sirupus


simplex, vanilinum dan acthnolum 90%
9. Digerus ad homogen
10. Kemudian dimasukan kedalam botol 100 ml

3.2.2. Cara Evaluasi Sediaan


a. Uji Organoleptik
1. Dilihat bentuk sediaan
2. Dilihat warna
3. Diamati bau
4. Diamati rasa
a. Uji Suhu Kamar
1. Diamati bentuk sediaan, bau, rasa, warna
2. Diukur tinggi endapan
3. Dilihat waktu dispersi dan redispersi
4. Diuji pH

b. Uji Suhu Dingin (4°C)


1. Dimasukkan sediaan dalam 3 buah vial 10 ml
2. Dimasukkan dalam kulkas dengan suhu 4°C selama 5 hari
3. Setiap harinya diamati bentuk sediaan, warna, bau, dan rasa
4. Setiap harinya diukur tinggi endapan

c. Uji Suhu Panas (40°C)


10. Dimasukkan sediaan dalam 3 buah vial 10 ml
11. Dimasukkan dalam oven dengan suhu 40°C selama 5 hari
12. Setiap harinya diamati bentuk sediaan, warna, bau, dan rasa
13. Setiap harinya diukur tinggi endapan

12

d. F reeze Thaw

1. Dimasukkan sediaan dalam 6 buah vial 10 ml


2. Hari pertama dimasukkan ke dalam oven
3. Dipindahkan setiap harinya selama 5 hari
4. Setiap harinya diamati bentuk sediaan, warna, bau, dan rasa
5. Setiap harinya diukur tinggi endapan

13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Pengamatan

a. Suhu Kamar

 FORMULA 1 (DRY)

Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu


Evaluasi Formula Formula Formula Formula Formula

Warna +++ +++ +++ +++ +++

Bau +++ +++ +++ ++ ++

Rasa +++ +++ +++ +++ +++

Tinggi Busa 0,9 0,9 1,2 0,9 0,9

pH 5 5 6 6 6

Tinggi Air 2,3 2,2 2,0 2,4 2,3

Tinggi Endapan - - - - -

Waktu Redispersi 5 4 5 6 6

 FORMULA 1 (WET)

Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu


Evaluasi Formula Formula Formula Formula Formula

Warna +++ +++ +++ +++ +++

Bau +++ +++ +++ ++ ++

Rasa +++ +++ +++ +++ +++

Tinggi Busa 1,1 1,0 1,0 0,9 0,9

14

pH 5 5 5 6 6

Tinggi Air 2,2 2,0 2,0 2,2 2,3

Tinggi Endapan - - - - -

Waktu Redispersi 5 5 4 4 6

 FORMULA 2 (DRY)
Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu
Evaluasi Formula Formula Formula Formula Formula

Warna +++ +++ +++ +++ +++

Bau +++ +++ +++ ++ ++

Rasa +++ +++ +++ +++ +++

Tinggi Busa 0,9 0,8 0,9 1,0 1,1

pH 5 5 5 6 6

Tinggi Air 2,3 2,2 2,0 2,4 2,3

Tinggi Endapan - - - - -

Waktu Redispersi 4 5 5 5 5

 FORMULA 2 (WET)
Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu
Evaluasi Formula Formula Formula Formula Formula

Warna +++ +++ +++ +++ +++

Bau +++ +++ +++ ++ ++

Rasa +++ +++ +++ +++ +++

Tinggi Busa 0,9 1,1 1,1 1,0 1,0

pH 5 5 6 6 6

Tinggi Air 2,2 2,0 2,0 2,2 2,2

15

Tinggi Endapan - - - - -

Waktu Redispersi 5 5 5 6 6

b. Suhu Dingin
 FORMULA 1 (DRY AND WET)
Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu
Evaluasi Formula Formula Formula Formula Formula

Warna +++ +++ +++ +++ +++

Bau +++ +++ +++ ++ ++

Rasa +++ +++ +++ +++ +++

 FORMULA 2 (DRY AND WET)

Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu


Evaluasi Formula Formula Formula Formula Formula

Warna +++ +++ +++ +++ +++

Bau +++ +++ +++ ++ ++

Rasa +++ +++ +++ +++ +++

c. Suhu Panas
 FORMULA 1 (DRY AND WET)
Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu
Evaluasi Formula Formula Formula Formula Formula

Warna +++ +++ +++ +++ +++

Bau +++ +++ +++ +++ +++

Rasa +++ +++ +++ +++ +++

16

Tingkatkan Pengalaman Anda 


Nilai akan membantu kami untuk
menyarankan dokumen terkait yang
lebih baik kepada semua pembaca kami!

 Bermanfaat

 Tidak
bermanfaat

 FORMULASI 2 (DRY AND WET)

Evaluasi Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu

Formula Formula Formula Formula Formula

Warna +++ +++ +++ +++ +++

Bau +++ +++ +++ +++ +++

Rasa +++ +++ +++ +++ +++

d. F reeze Thaw

 FORMULA 1 (DRY AND WET)


Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu
Evaluasi Formula Formula Formula Formula Formula

Warna +++ +++ +++ +++ +++

Bau +++ +++ +++ ++ ++

Rasa +++ +++ +++ +++ +++

 FORMULA 2 (DRY AND WET)


Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu
Evaluasi Formula Formula Formula Formula Formula

Warna +++ +++ +++ +++ +++

Bau +++ +++ +++ ++ ++

Rasa +++ +++ +++ +++ +++

17

e. Viskositas
Hari Rpm Cp % Torsi
20 20 0,1%
t0 50 16 0,2%
100 16 0,2%

4.2.Perhitungan
a. Formulasi

Formula FI F2
Minyak kelapa 50 ml 50 ml
Pga 4% 5%
Sirupus simpleks 10 ml 10 ml
Vanilinum 4 mg 40 mg
Acthanolum 90% 6 ml 6 ml
Aquadest 100 ml 100 ml

 Formula 1
4
PGA 4% = x 100 ml = 4g
100

 Formula 2
5
PGA 5% = x 100 ml = 5g
100

4.3.Grafik
a. Suhu Kamar
FORMULA 1

18

pH
7

DRY WET

FORMULA 2

pH
6.5

5.5

4.5

DRY WET

 Viskositas

Viskositas
8

0
t0

Series 1

19

4.4. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu membuat sediaan emulsi. Emulsi sendiri
merupakan sediaan yang terdiri dari dua fase yang tidak tercampur dan secara
termodinamika tidak stabil. Pada percobaan kali ini dilakukannya proses
pembuatan emulsi.

Dalam praktikum kali ini, dibuat formula sediaan emulsi yang memiliki
bahan aktif minyak kelapa dengan bahan yang lainnya yaitu PGA, etanol,
vanilinum, dan sirup simpleks serta penambahan aquadest hingga volume yang
diinginkan. Sediaan emulsi dibuat dalam bentuk dry dan wet emulsi dimana terdiri
dari dua formula dan keduanya dibuat pula dry dan wet sirupnya. Pada proses
pembuatan yang lebih dibuat pada kelompok kami yaitu dr emulsi karena bahan
yang pertama kali di aduk sampai homogen adalah air dan PGA kemudia minyak
kelapa yang diberikan sedikit demi sedikit. Sehingga mudah untuk
menghomogenkan antara PGA dengan air, tidak lupa dimasukkan bahan lainnya.

Formula terbaik pada percobaan sediaan supensi ini yaitu formula 3. Pada
formula ini tidak terjadinya masalah pada suspensi seperti caking. Dilakukan pada
empat suhu yaitu suhu panas, dingin, kamar dan freeze thaw. Pada saat proses
freezen thaw tidak adanya ketidakstabilan yang terjadi. Fromula ini tetap stabil
dan mudah didispersi kembali.

Dalam pembuatan emulsi ini, digunakannya emulgator yaitu PGA. Fungsi


dari emulgator ini sendiri merupakan agar minyak dan air dapat bersatu secara
homogen atau sebagai pengikat fase minyak. Pada praktikum kali ini sediaan yang
paling baik adalah formula satu dengan bentuk sediaan dry emulsi. Karena tidak
terlalu mengental dan encer serta tidak membentuk ketidakstabilan.

Dalam pembuatan sediaan emulsi ini untuk menghilangkan rasa yang aneh
maka ditambahkannya sirup simpleks. Untuk pengemasan, sediaan ini dikemas
dalam botol bening 100 ml. Sediaan harus sesuai dengan yang tertera pada etiket

20

dan harus memenuhi syarat volume terpindahkan. Sehingga volume sediaan tiap
botolnya dilebihkan 2%. Sediaan harus dijamin agar tidak hilang selama proses
pembuatan. Untuk mendapatkan formula yang tepat tidak perlu adanya
penambahan adjust pH karena pH sediaan sudah memenuhi spesifikasi. Pada
pembuatan sediaan emulsi ini juga ketika di suhunkamar terlihat tidak adanya
endapan yang mengendap hanya ada sedikit busa dan air, dimna ketika didispersi
dapat menghomogen dengan mudah. Pada percobaan ini juga dilakukan
pengamatan selama e4 hari yaitu pada suhu kamar, suhu dingin, suhu panas, dan
Freeze thaw. Namun pada suhun kamar setelah pengamatan 5 hari terlihat tidak
terbntuknya endapan, hal ini juga menyebkan sediaan emulsi pada sediaan yang
dianggap baik mudah disipersi kembali.

Pada sediaan emulsi ini tidak ditambahkan essence dan rasa. Pada
penggunaan emulsi ini harus dilakukan pengecokan terlebih dahulu sebelum
digunakan, karena zat-zat yang tidak terlarut akan mengendap. Oleh sebab itu
harus di kocok agar terdispersi kembali dengan sempuran. Sehingga kandungan
yang ada pada obat ini dapat menggunakan dosis yang sesuai dan tepat.

21
22

BAB V

KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:

1. Formula yang terbaik merupakan formula 1 dengan sediaan dry emulsi


karena kandungannya zatnya yang stabil
2. Pada suhu kamar tidak terbentuknya endapan
3. Selama penyimpanan baik dalam suhu dingin maupun panas tidak
terjadinya ketidakstabilan pada sediaam emulsi ini selama 5 hari
pengamatan.

23

DAFTAR PUSTAKA

Ansel , 1990 . Ilmu kefarmasian . Jakarta : UI Press


Dirjen POM Depkes RI,1979. Farmakope Indonesia. Edisi III.
Jakarta: Depkes RI.
Fornas edisi 2. .Ilmu meracik obat . Jakarta: EGC
Siregar, C.J.P.2010.Teknologi Farmasi Tablet, Dasar-Dasar Praktis.
EGC: Jakarta
Rowe, et all.2006. Handbook od Pharmaceutical Exipiens. The
Pharmaceutical Press: London
Voigt.1994.Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi V .Gadjah Mada
Press.Yogyakarta

24

LAMPIRAN

SEDIAAN BELUM DIBERI RASA DAN WARNA

PROSES MENGHOMOGENKAN SEDIAAN

SEDIAAN YANG TELAH HOMOGEN

PROSES MENGHITUNG VISKOSITAS

25

Bagikan dokumen Ini


    

Anda mungkin juga menyukai


Dokumen 9 halaman

JURNAL Emulsi
nita
Belum ada peringkat


Dokumen 22 halaman

Laporan Emulsi Kel. 2-Dikonversi


Safira Halimatussadiah
Belum ada peringkat


Dokumen 7 halaman

Laporan Farmasetika Dasar


(Emulsi)
Sahda Sabilah luhtansa
Belum ada peringkat

Majalah Podcast Partitur


Dokumen 15 halaman

Laporan Non Steril Emulsi


Sri Handayani
100% (1)


Dokumen 15 halaman

Conroh Laporan Emulsi


Ria Anjani
Belum ada peringkat


Dokumen 20 halaman

Kelompok 4 Farmasi Industri 7A


Emulsi Kurkuma
Mayang Utari D3-2019
Belum ada peringkat


Dokumen 28 halaman

Kel. 3 Oleum Olivarum


Zumrotin Nafilah
Belum ada peringkat


Dokumen 15 halaman

Masker
Ridzal Ade Putra
Belum ada peringkat


Dokumen 12 halaman

Makalah Standarisasi Farmasi


Kel. D
Fikri Ridhani Az-Zharif
Belum ada peringkat


Dokumen 18 halaman

Makalah Salep 2 Farset


Eka Novita Sari
Belum ada peringkat


Dokumen 28 halaman

Makalah Formulasi Emulsi Oleum


Oliverum
Husnaya
Belum ada peringkat


Dokumen 19 halaman

Emulsi Minyak Ikan Orenn


yuliana damayanti farmasi
Belum ada peringkat

Tampilkan lebih banyak

Tentang Dukungan

Tentang Scribd Bantuan / Pertanyaan Umum

Everand: Ebook & Buku Audio Aksesibilitas

Media Bantuan pembelian

Bergabunglah dengan tim AdChoices


kami!

Hubungi Kami Sosial


Undang teman Instagram
Scribd untuk perusahaan Twitter

Facebook
Hukum
Pinterest
Syarat

Privasi

Hak Cipta

Preferensi Cookie

Jangan menjual atau


membagikan informasi pribadi
saya

Dapatkan aplikasi gratis kami

Unduh
Dokumen

Bahasa: Bahasa Indonesia


Lihatlah judul-judul gratis ini

Hak cipta © 2023 Scribd Inc.


Scribd 
Jutaan dokumen tersedia untuk Anda 
Dapatkan aplikasi gratis kami

Anda mungkin juga menyukai