Laporan Praktikum Emulsi 1 PDF
Laporan Praktikum Emulsi 1 PDF
Informasi Dokumen
emulsi adalah suatu sediaan yang terdiri dari dua caira…
Unduh
Data diunggah
Dec 11, 2019
Judul Asli
Laporan praktikum Emulsi 1 (1)
Hak Cipta
© © All Rights Reserved LAPORAN PRAKTIKUM
Penyusun : 1. Alzena Anjani (066118273)
5. Rahma Dila N.
LABORATORIUM FARMASI
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2019
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. TujuanPercobaan
Emulsi adalah suatu dispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang
lain, yang molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi
saling antagonik. Pada bagian emulsi biasanya terdapat tiga bagian utama yaitu
bagian yang terdispersi yang terdiri dari butiir-butir yang biasanya terdiri dari
lemak, bagian kedua disebut media pendispersi yang terdiri dari air dan bagian
ketiga adalah emulsifier yang berfungsi menjaga agar butir minyak tetap
tersuspensi di dalam air (Anief,1986).
Emulsi adalah suspensi yang stabil dari suatu bahan cair di dalam bahan cair
lain, dimana bahan-bahan cair itu tidak tercampur. Kemantapan emulsi diperoleh
dengan penyebaran butir sangat halus bahan cair, yang disebut fase dioperasi,
menembus bahan lain, yang disebut fase tetap. Emulsi stabil apabila cairan
tersebut dapat menahan tanpa mengalami perubahan, untuk waktu yang cukup
lama,tanpa butir fase dispersi berkmpul satu sama lain atau mengendap. (Earle,
1969).
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan lainnya dalam bentuk tetesan kecil. (FI IV. Halaman 6 )
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok. (FI III. Halaman 9 ).
Dari beberapa defini yang tertera dapat disimpulkan bahwa emulsi adalah
sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan pembawa yang
membentuk butiran-butiran kecil dan distabilkan dengan zat pengemulsi/surfaktan
yang cocok. Daya kerja emulsifier disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat
terikat baikpada minyak dan air. Bila emulsifier tersebut lebih terikat pada air
maka terjadi dispersi minyak dalam air sebagai contoh susu. Sebaliknya bila
emulsifier lebih larut dalam minyak terjadilah emulsi air dalam minyak sebagai
contoh mentega dan margarin (Bernasconi, 1995).
Air dan minyak merupakan cairan yang tidak saling berbaur karena memiliki
berat jenis yang berbeda. Untuk menjaga agar butiran minyak tetap tersuspensi di
dalam air, pada mentega dan margarin diperlukan suatu zat pengemulsi
(emulsifier). Bahan yang dapat berperan sebagai pengemulsi antara lain kuning
telur, kasein, albumin, atau lesitin.
Tipe-tipe emulsi :
•
Tipe emulsi o/w atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran minyak yang
tersebar atau terdispersi ke dalam air. Minyak sebagai fase internal, air
sebagai fase eksternal.
•
Tipe emulsi w/o atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran air yang tersebar
atau terdispersi ke dalam minyak. Air sebagai fase internal, minyak sebagai
fase eksternal. (Syamsuni, A. 2006)
Pada prisnsipnya pembuatan sediaan emulsi terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Tahap Destruksi
Dalam tahap ini dilakukan pemecahan fasa minyak menjadi globul-globul
kecil, sehinggafasa terdispersi tersebut dapat lebih mudah terdispersi
dalam fasa pendispersi.
2. Tahap Stabilisasi
Dalam tahap ini dilakukan stabilisasi globul-globul yang
terdispersi dalam mediumpendispersi dengan menggunakan emulgator
dan bahan pengental.
Bermanfaat
Tidak
bermanfaat
BAB II
DATA PREFORMULASI
Formula FI F2
Minyak kelapa 50 ml 50 ml
Pga 4% 5%
Sirupus simpleks 10 ml 10 ml
Vanilinum 4 mg 40 mg
Acthanolum 90% 6 ml 6 ml
Aquadest 100 ml 100 ml
Kelarutan (mg / ml )
Etanol : larut dalam dua bagian etanol (95%) pada suhu 60°
Kloroform : Sangat mudah larut dalam klroroform p ; dan dalam eter p
Suhu lebur : 23° sampai 26°
Indeks bias : 1,448 sampai 1,450 ; penetapan dilakukan pada suhu 40°
Bilangan asam: tidak lebih dari 0,2;penetapan dilakukan menggunakan20 g
Bilangan iodium : 7,0 sampai 11,0
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Khasiat : zat tambahan
BAB III
METODE KERJA
3.1.1. Alat
1. Batang pengaduk
7. Kertas perkamen
2. Botol 100 ml
8. Lumpang dan alu
3. Beker glass
9. Pemanas
4. Cawan uap
10. Sendok tanduk
5. Corong
11. Timbangan analitik
6. Gelas ukur
3.1.2. Bahan
1. Aquadest
2. Acthanolum 90%
3. Minyak kelapa (Oleum cocos)
4. Pga
5. Sirupus simplex
10
3.2.Cara Kerja
11
12
d. F reeze Thaw
13
BAB IV
a. Suhu Kamar
FORMULA 1 (DRY)
pH 5 5 6 6 6
Tinggi Endapan - - - - -
Waktu Redispersi 5 4 5 6 6
FORMULA 1 (WET)
14
pH 5 5 5 6 6
Tinggi Endapan - - - - -
Waktu Redispersi 5 5 4 4 6
FORMULA 2 (DRY)
Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu
Evaluasi Formula Formula Formula Formula Formula
pH 5 5 5 6 6
Tinggi Endapan - - - - -
Waktu Redispersi 4 5 5 5 5
FORMULA 2 (WET)
Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu
Evaluasi Formula Formula Formula Formula Formula
pH 5 5 6 6 6
15
Tinggi Endapan - - - - -
Waktu Redispersi 5 5 5 6 6
b. Suhu Dingin
FORMULA 1 (DRY AND WET)
Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu
Evaluasi Formula Formula Formula Formula Formula
c. Suhu Panas
FORMULA 1 (DRY AND WET)
Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu
Evaluasi Formula Formula Formula Formula Formula
16
Bermanfaat
Tidak
bermanfaat
d. F reeze Thaw
17
e. Viskositas
Hari Rpm Cp % Torsi
20 20 0,1%
t0 50 16 0,2%
100 16 0,2%
4.2.Perhitungan
a. Formulasi
Formula FI F2
Minyak kelapa 50 ml 50 ml
Pga 4% 5%
Sirupus simpleks 10 ml 10 ml
Vanilinum 4 mg 40 mg
Acthanolum 90% 6 ml 6 ml
Aquadest 100 ml 100 ml
Formula 1
4
PGA 4% = x 100 ml = 4g
100
Formula 2
5
PGA 5% = x 100 ml = 5g
100
4.3.Grafik
a. Suhu Kamar
FORMULA 1
18
pH
7
DRY WET
FORMULA 2
pH
6.5
5.5
4.5
DRY WET
Viskositas
Viskositas
8
0
t0
Series 1
19
4.4. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu membuat sediaan emulsi. Emulsi sendiri
merupakan sediaan yang terdiri dari dua fase yang tidak tercampur dan secara
termodinamika tidak stabil. Pada percobaan kali ini dilakukannya proses
pembuatan emulsi.
Dalam praktikum kali ini, dibuat formula sediaan emulsi yang memiliki
bahan aktif minyak kelapa dengan bahan yang lainnya yaitu PGA, etanol,
vanilinum, dan sirup simpleks serta penambahan aquadest hingga volume yang
diinginkan. Sediaan emulsi dibuat dalam bentuk dry dan wet emulsi dimana terdiri
dari dua formula dan keduanya dibuat pula dry dan wet sirupnya. Pada proses
pembuatan yang lebih dibuat pada kelompok kami yaitu dr emulsi karena bahan
yang pertama kali di aduk sampai homogen adalah air dan PGA kemudia minyak
kelapa yang diberikan sedikit demi sedikit. Sehingga mudah untuk
menghomogenkan antara PGA dengan air, tidak lupa dimasukkan bahan lainnya.
Formula terbaik pada percobaan sediaan supensi ini yaitu formula 3. Pada
formula ini tidak terjadinya masalah pada suspensi seperti caking. Dilakukan pada
empat suhu yaitu suhu panas, dingin, kamar dan freeze thaw. Pada saat proses
freezen thaw tidak adanya ketidakstabilan yang terjadi. Fromula ini tetap stabil
dan mudah didispersi kembali.
Dalam pembuatan sediaan emulsi ini untuk menghilangkan rasa yang aneh
maka ditambahkannya sirup simpleks. Untuk pengemasan, sediaan ini dikemas
dalam botol bening 100 ml. Sediaan harus sesuai dengan yang tertera pada etiket
20
dan harus memenuhi syarat volume terpindahkan. Sehingga volume sediaan tiap
botolnya dilebihkan 2%. Sediaan harus dijamin agar tidak hilang selama proses
pembuatan. Untuk mendapatkan formula yang tepat tidak perlu adanya
penambahan adjust pH karena pH sediaan sudah memenuhi spesifikasi. Pada
pembuatan sediaan emulsi ini juga ketika di suhunkamar terlihat tidak adanya
endapan yang mengendap hanya ada sedikit busa dan air, dimna ketika didispersi
dapat menghomogen dengan mudah. Pada percobaan ini juga dilakukan
pengamatan selama e4 hari yaitu pada suhu kamar, suhu dingin, suhu panas, dan
Freeze thaw. Namun pada suhun kamar setelah pengamatan 5 hari terlihat tidak
terbntuknya endapan, hal ini juga menyebkan sediaan emulsi pada sediaan yang
dianggap baik mudah disipersi kembali.
Pada sediaan emulsi ini tidak ditambahkan essence dan rasa. Pada
penggunaan emulsi ini harus dilakukan pengecokan terlebih dahulu sebelum
digunakan, karena zat-zat yang tidak terlarut akan mengendap. Oleh sebab itu
harus di kocok agar terdispersi kembali dengan sempuran. Sehingga kandungan
yang ada pada obat ini dapat menggunakan dosis yang sesuai dan tepat.
21
22
BAB V
KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
25
Dokumen 9 halaman
JURNAL Emulsi
nita
Belum ada peringkat
Dokumen 22 halaman
Dokumen 7 halaman
Dokumen 15 halaman
Dokumen 15 halaman
Dokumen 20 halaman
Dokumen 28 halaman
Dokumen 15 halaman
Masker
Ridzal Ade Putra
Belum ada peringkat
Dokumen 12 halaman
Dokumen 18 halaman
Dokumen 28 halaman
Dokumen 19 halaman
Tentang Dukungan
Facebook
Hukum
Pinterest
Syarat
Privasi
Hak Cipta
Preferensi Cookie
Unduh
Dokumen