Al Qur’an dan Hadist Nabi serta ijtihad ulama telah membahas Air
dalam berbagai perspektif. Namun dalam Fikih Islam klasik,
pembahasan tentang air pada umumnya lebih dikaitkan dengan
perspektif sebagai alat bersuci (najis dan hadast).
Upaya perlindungan air (konservasi dan restorasi) sudah sering dilakukan
dalam berbagai pertemuam ilmiah, namun hal itu belum cukup. Diperlukan
“political will” dan komitmen bersama dari berbagai kepentingan dan sektor
terkait. Sebagaimana alinea pertama dalam TOR dr Kemenkes cq P2P yang
menyatakan bahwa setiap orang/warga berhak memiliki akses air minum
bersih yang layak dan aman.
“Negara” harus senantiasa hadir dalam mengupayakan akses air bersih dan air
minum. Sehingga diharapkan support dari berbagai elemen masyarakat untuk
mendukung kepentingan bersama.. Kemkes atasnama Pemerintah dalam hal
ini tidak bisa sendirian, sangat diharapkan dukungan dari Departemen terkait,
misal Lingkungan Hidup, Perindustrian dan Pemerintah Daerah serta
organisasi masyarakat.
Masyarakat harus mendapatkan edukasi yang baik,
sehingga mereka juga memiliki kepedulian tentang hemat
air, pemanfaatan dan tidak mudah mencemari sumber air.