PRAKTIKUM FISIKA
KELAS X
Oleh:
Dimas Adi Lesmana
Disusun untuk kalangan sendiri
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat, hidayah,
serta karunia-Nyalah, sehingga kami bisa menyelesaikan (Lembar Kegiatan Siswa) LKS
Praktikum kelas XII
LKS ini disusun berdasarkan dengan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh
penulis serta kajian-kajian teori yang diambil dari berbagai sumber.
Tidak lupa juga kami sebagai penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan LKS praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan LKS ini, masih terdapat banyak
kesalahan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
penyusunan LKS yang lebih baik lagi.
Penulis
Tata Tertib Laboratorium Fisika
1. Peneliti wajib berpakaian rapi dan sopan, mengenakan jas laboratorium dan sepatu
dan tidak diperkenankan mengenakan celana pendek selama melakukan aktifitas di
laboratorium.
2. Peneliti wajib menjaga kebersihan laboratorium.
3. Peneliti tidak diperkenankan untuk merokok selama berada di Laboratorium.
4. Peneliti tidak diperkenankan membawa fasilitas laboratorium keluar laboratorium,
kecuali sudah memenuhi ketentuan peminjaman-keluar yang berlaku.
5. Peneliti bisa memulai kegiatan penelitian dengan menggunakan fasilitas laboratorium
setelah semua ketentuan dipenuhi.
6. Peneliti wajib merapikan peralatan/bahan fasilitas laboratorium setelah selesai
melakukan penelitian.
7. Peneliti dinyatakan Bebas Laboratorium setelah mengembalikan semua fasilitas
laboratorium yang dipinjam dan memenuhi segala tanggung jawab terhadap
laboratorium yang ditunjukkan dengan Surat Bebas laboratorium yang sudah
ditandatangani oleh Laboran dan Kepala laboratorium.
8. Penanggung jawab penelitian diwajibkan mengganti jika terjadi kerusakan atau
kehilangan alat/bahan karena kelalaian dalam bekerja dengan alat/bahan yang sama,
atau setidaknya sama fungsinya.
9. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku berakibat pada tidak
disediakannya layanan laboratorium.
Prosedur Keselamatan Kerja
1. Peneliti wajib memperhatikan tanda bahaya yang tertera pada setiap alat maupun
bahan dan mengikuti setiap petunjuk penggunaannya.
2. Peneliti yang mengalami kecelakaan ringan saat bekerja di Laboratorium boleh
memakai obat–obatan yang ada di kotak P3K.
3. Peneliti yang mengalami kecelakan berat dan atau pingsan saat bekerja di
Laboratorium segera dibawa ke klinik terdekat
4. Peneliti menggunakan pengaman yang semestinya saat bekerja di laboratorium,
misalnya: memakai kaos tangan ketika bekerja dengan alat bor/gergaji/bubut,
memakai kacamata ketika bekerja dengan gerinda, sinar laser, api pengelasan, dan
lain-lain.
5. Peneliti menghindari penggunaan lensa kontak atau contact lens selama bekerja di
laboratorium, karena asap/uap dapat menumpuk dibawah kontak lensa yang dapat
menimbulkan kerusakan mata.
6. Manfaatkan kran air sebagai pertolongan pertama ketika mata terkena bahan
berbahaya maupun ketika tubuh memerlukan air sebanyak-banyaknya.
7. Ketika terjadi bahaya kebakaran dengan skala kecil, cobalah segera memadamkan api
dengan air atau alat pemadam kebakaran yang tersedia. Jika terjadi bahaya kebakaran
besar dengan skala besar, segera tinggalkan gedung, kemudian hubungi petugas
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................................
Tata Tertib Laboratorium Fisika................................................................................................................................
Prosedur Keselamatan Kerja...........................................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................................
Alat-alat Laboratorium Fisika.........................................................................................................................................
DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN...............................................................................................
PERCOBAAN USAHA DAN ENERGI KINETIK.....................................................................................................
ENERGI ALTERNATIF..............................................................................................................................................
PERCOBAAN PEMANASAN GLOBAL...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................................
Alat-alat Laboratorium Fisika
1. Laboratorium Fisika
2. Laboratorium Biologi
3. Laboratorium Kimia
Untuk menghindari kecelakaan di dalam laboratorium maka perlu adanya aturan dan persiapan teknik kerja serta
pengenalan terhadap alat dan bahan-bahan laboratorium. Berikut ini adalah beberapa alat dan bahan yang sering
digunakan dalam laboratorium IPA.
Berikut ini adalah beberapa alat yang ada di laboratorium Fisika
1. Boiling Tube
Manfaat alat:
Cara menggunakannya:
2. Power Supply
Manfaat alat:
Cara menggunakannya:
3. Bunsen Burner
Manfaat alat:
Cara menggunakannya:
Buka tutup sumbunya
Nyalakan dengan korek api,
Matikan apinya dengan menutup api dengan tutupnya saat
masih menyala
Kebakaran
4. Evaporating Dish
Manfaat alat:
Cara menggunakannya:
5. Termometer
Manfaat alat:
Mengukur temperatur
Cara menggunakannya:
Pecah
Merkuri merupakan zat yang beracun
6. Galvanometer
Manfaat alat:
Cara menggunakannya:
Hindari penggunaan melebihi batas ukur
Jangan salah dalam menghubungkan kutub-kutubnya
Hindarkan benturan dan terjatuh
7. Lensa/Cermin
Manfaat alat:
Cara menggunakannya:
Mudah pecah
8. Magnet
Manfaat alat:
Cara menggunakannya:
Hilang kemagnetannya
Cara menggunakannya:
2. Liebig Condenser
Manfaat alat:
Cara menggunakannya:
Pecah
3. Distiling Flask
Manfaat alat:
Cara menggunakannya:
Pecah
Memindahkan mikroskop dengan memegang badan mikroskop dengan tangan kanan dan menyangga
dasarnya dengan tangan kiri.
Cara mencari fokus dimulai dengan menjauhkan lensa dari preparat bukan mendekatkan lensa ke preparat
2. Alat-alat bedah
Manfaat: Untuk melakukan praktik pembedahan hewan
Cara menggunakan dan memindahkan:
Masukkan semua peralatan dalam kantong, tutup kantongnya dan bawa semua peralatan di dalam kantong
Resiko: Dapat menimbulkan luka goresan atau tertusuk.
DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menggunakan alat-alat ukur dasar.
2. Mahasiswa mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan
berulang.
3. Mahasiswa mampu mengerti atau memahami penggunaan angka berarti.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
A. Standar dan Satuan
Fisika adalah ilmu percobaan. Percobaan memerlukan pengukuran, dan biasanya
menggunakan bilangan untuk menyatakan hasil pengukuran. Setiap bilangan yang
kita gunakan untuk mendeskripsikan suatu fenomena secara kuantitatif disebut
besaran fisika. Beberapa besaran fisika begitu mendasar sehingga kita dapat
mendefiniskannya hanya dengan mendeskripsikan cara mengukurnya. Definisi seperti
itu disebut definisi operasional. Dalam kasus yang lain, kita dapat mendefiniskan
suatu besaran fisika dengan mendeskripsikan bagaimana cara menghitungnya dari
besaran lain yang dapat kita ukur. (Young, Hugh D dkk., 2002)
Ketika kita mengukur suatu besaran, kita selalu membandingkannya terhadap
suatu acuan standar. Standar tersebut didefinisikan sebagai satuan (unit) besaran.
Untuk mendapatkan pengukuran yang handal, kita memerlukan satuan pengukuran
yang tidak berubah dan dapat diduplikasi oleh pengamat di berbagai lokasi. Sistem
satuan yang digunakan para ilmuwan dan insinyur di seluruh dunia disebut “sistem
metrik”, tetapi sejak 1960 disebut sebagai Sistem Internasional atau SI (Supiyanto,
2007).
Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan dari besaran pokok.
Satuan besaran turunan disebut satuan turunan dan diperoleh dengan mengabungkan
beberapa satuan besaran pokok. Berikut merupakan beberapa contoh besaran turunan
beserta satuannya. (Nurrachmandani, 2009)
Nama Besaran Lambang Besaran Satuan Turunan
Turunan Turunan
Luas A m2
Kecepatan v ms-1
Percepatan a ms-2
Gaya F kg ms-2
Tekanan P kg m-1s-2
Usaha W kg m2s-2
C. Arti Pengukuran dan Alat Ukur Dasar
Alat ukur adalah perangkat untuk menetukan nilai atau besaran dari suatu
kuantitas atau variabel fisis.pada umumnya alat ukur dasar terbagi atas dua yaitu alat
ukur ukur analog dan digital. Alat ukur analog memberikan hasil yang kontinyu. Alat
ukur digital memberikan hasil yang diskrit. Pengukuran adalah bagian dari
keterampilan proses sains yang merupakan pengumpulan informasi baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif. Dengan pengukuran, dapat diperoleh bersarnya
atau nilai suatu besaran atau bukti kualitatif. Setiap ukuran yang kita gunakan untuk
menggambarkan gejala fisika secara kuantitatif disebut besaran. Sedangkan ketika kita
mengukur suatu besaran, kita selalu membandingkanya dengan standar acuan tertentu
yang disebut satuan. (Supiyanto, 2007)
Beberapa alat ukur dasar yang sering digunakan di dalam praktikum adalah
jangka sorong, mikrometer sekrup, barometer, neraca teknis, penggaris, busur derajat,
dan beberapa alat ukur besaran listrik. Masing-masing alat ukur memiliki cara untuk
mengoperasikannya dan cara untuk membaca hasil yang terukur. (Nurrachmandani,
2009)
D. Parameter Alat Ukur
1. Akurasi adalah derajat kedekatan nilai variabel yang diukur terhadap nilai
sebenarnya. Jika suatu besaran diukur beberapa kali (pengukuran berulang) dan
menghasilkan harga-harga yang menyebar di sekitar harga yang sebenarnya atau
harga rata-ratanya mendekati harga yang sebenarnya. (Herman dan asisten, 2014)
2. Presisi adalah derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan yang lainnya
atau kedekatan kesamaan pengukuran berulang. Suatu pengukuran dseut presisi
jika harga pengukuran yang diperoleh dari data yang satu dan yang lainnya tidak
jauh beda. (Herman dan asisten, 2014)
3. Sensitivitas adalah ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur terhadap
variabel yang diukur. (Supiyanto, 2007)
E. Angka Berarti
Dalam menghitung jumlah angka berati, kita mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai
berikut: (Supiyanto, 2007)
1. Semua angka yang bukan nol adalah angka berarti. Hasil pengukuran 435,5 cm
mengandung 4 angka berarti.
2. Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol termasuk angka berarti.
Contoh: 12,99 cm mengandung 4 angka berarti.
3. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka berarti, kecuali
kalau ada penjelasan lain, misalnya berupa garis bawah angka terakhir yang
masih dianggap penting. Contoh: 34,60 mengandung 3 angka berarti.
4. Angka nol di sebelah kiri angka bukan nol, tetapi tidak didahului angka bukan
nol, tidak termasuk angka berarti. Contoh: 0,0045 kg mengandung 2 angka
berarti.
F. Ketidakpastian pengukuran
Pengukuran selalu disertai dengan ketidakpastian atau kesalahan yang berupa:
1. Ketidakpastian bersistem akan menyebabkan hasil yang diperoleh
menyimpang dari hasil sebenarnya yang bersumber dari alat. Sumber
ketidakpastian bersistem ini antara lain: (Herman dan asisten, 2014)
a. Kesalahan kalibrasi, cara memberi skala nilai pada waktu pembuatan alat
ukur yang tidak tepat sehingga setiap kali alat tersebut digunakan,
ketidakpastian selalu muncul dalam pengukuran. Untuk mengatasinya,
maka harus membandingkan alat tersebut dengan alat lain yang standar.
b. Kesalahan titik nol, yaitu kesalahan ketika titik nol skala tidak berhimpit
dengan titik nol jarum penunjuk alat ukur. Kesalahan ini dapat dikoreksi
dengan memutar tombol pengatur kedudukan jarum agar tepat pada
posisi nol. Jika tidak, kita harus mencatat kedudukan awal jarum
penunjuk dan memperlakukan kedudukan awal ini sebagai titik nol.
c. Kelelahan komponen alat, misalnya pegas yang telah lama dipakai
sehingga tidak elastis lagi. Kesalahan ini dapat diperbaiki dengan cara
mengkalibrasi ulang.
d. Gesekan, akibat gesekan yang terjadi pada bagian alat-alat yang
bergerak.
e. Kesalahan paralaks, kesalahan baca yang terjadi karena tidak tepat
mengarahkan pandangan mata terhadapa obyek yang diamati.
f. Keadaan saat bekerja, kondisi alat ketika dikalibrasi berbeda saat
bekerja.
2. Ketidakpastian rambang (acak)
Kesalahan ini bersumber dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan atau
diatasi berupa perubahan yang berlangsung sangat cepat sehingga pengontrolan
dan pengaturan di luar kemampuan. Sumber-sumber ketidakpastian ini antara
lain: (Herman dan asisten, 2014)
a. Gerak acak (gerak Brown molekul udara). Udara selalu bergerak acak
yang pada saat tertentu mengalami fluktuasi, artinya gerakan molekul
udara dalam arah tertentu menjadi sangat besar atau sangat kecil. Hal ini
menunjukkan jarum penunjukkan skala alat ukur yang sangat halus
menjadi terganggu akibat tumbukan antar molekul udara.
b. Fluktuasi tegangan listrik, berupa tegangan PLN, baterai, atau aki yang
selalu mengalami perubahan yang cepat terhadap waktu yang
mengganggu pembacaan besaran listrik.
c. Landasan yang bergetar, alat yang sangat peka seperti seismograf dapat
terganggu akibat adanya landasan yang bergerak sehingga
mempengaruhi hasil pengukuran.
d. Bising (noise) yaitu gangguan pada alat elektronik akibat fluktuasi
tegangan pada komponen alat yang bersangkutan.
e. Radiasi latar sinar kosmis, yang dari luar angkasa menyebabkan
gangguan pada alat pencacah karena akan terhitung pada waktu kita
mengukur dengan pencacah elektronik.
G. Analisis ketidakpastian pengukuran
1. Pengukuran tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja pada
satu obyek. Ketidakpastian diberi lambang Δx . Jumlah angka berarti pada
pengukurn ini ikut pada kesalahan/ketidakpastian mutlak. Rumus ketidakpastian
pengukuran tunggal adalah: (Herman dan asisten, 2014)
1
Δx= NST Alat
2
Dimana Δx adalah ketidakpastian pengukuran tunggal. Angka dua mempunyai
arti satu skala pada alat ukur masih dapat dibagi 2 bagian secara jelas oleh mata.
Hasil pengukuran dilaporkan sebagai berikut: (Herman dan asisten, 2014)
X =( x ± Δx ) [X ]
Dimana:
X = simbol besaran yang diukur
( x ± Δx ) = hasil pengukuran beserta ketidakpastiannya
[X] = satuan besaran x (dalam satuan SI)
2. Pengukuran berulang
Pengukuran berulang merupakan pengukuran yang dilakukan pada obyek
yang sama dan dengan alat yang sama dengan berulang kali nilai rata-rata
pengukuran dilaporkan sebagai {x } sedangkan deviasi (penyimpangan) terbesar
atau deviasi rata-rata dilaporkan sebagai Δx . Deviasi (δ) adalah selisih antara tiap
hasil pengukuran dari nilai rata-ratanya. Untuk pengukuran yang kurang dari 50,
maka deviasi maksimum yang digunakan. Sedangkan pengukuran lebih dari 50
data, maka deviasi rata-rata yang digunakan. (Herman dan asisten, 2014)
{x }= x , rata-rata pengukuran
Δx = δ maksimum
= δ rata-rata
Dengan:
x 1+ x 2 + x 3
x= dan,
3
Deviasi δ 1=|x 1−x|, δ 2=|x 2−x|, δ 3=|x 3−x|. Δx adalah yang terbesar
(maksimum) di antara δ 1 , δ 2 ,dan δ 3 . CITATION Her14 \l 1033 (Herman dan
asisten, 2014)
Cara menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada pengukuran
berulang adalah dengan mencari ketidakpastian relatif pengukuran berulang
tersebut. Ketidakpastian relatif dapat ditentukan dengan membagi ketidakpastian
pengukuran dengan nilai rata-rata pengukuran. Secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut. (Nurrachmandani, 2009)
Δx
KR= x 100 %
x
Setelah mengetahui ketidakpastian relatifnya, Anda dapat menggunakan
aturan yang telah disepakati para ilmuwan untuk mencari banyaknya angka yang
boleh disertakan dalam laporan hasil pengukuran berulang. Aturan banyaknya
angka yang dapat dilaporkan dalam pengukuran berulang adalah sebagai berikut.
(Nurrachmandani, 2009)
1. Ketidakpastian relatif 10% berhak atas dua angka
2. Ketidakpastian relatif 1% berhak atas tiga angka
3. Ketidakpastian relatif 0,1% berhak atas empat angka
Prosedur Kerja
Kegiatan 1: Pengukuran Panjang
1. Mengambil mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup dan menentukan masing-
masing nilai skala terkecilnya (NST).
2. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk panjang, lebar, dan tinggi balok
berbentuk kubus yang disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut.
Kemudian mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil pengamatan dengan disertai
ketidakpastiannya
3. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk diameter bola keil (diukur di tempat
yang berbeda) yang disediakan dengan menggunakan ketiga alata ukur tersebut.
Kemudian mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil pengamatan dengan disertai
ketidakpastiannya.
Lebar
Tinggi
Tabel hasil pengukuran massa dengan menggunakan Neraca Ohauss 311 gram adalah sebagai
berikut,
Penun. Penun. Penun. Penun.
Benda Massa benda
Lengan 1 Lengan 2 Lengan 3 Lengan 4
Balok
kubus
Bola
Tabel hasil pengukuran massa dengan menggunakan Neraca Ohauss 310 gram adalah sebagai
berikut.
Penun. Penun. Penun. Penun. Skala Massa benda
Benda
Lengan 1 Lengan 2 Skala putar Nonius (g)
Balok
kubus
Bola
ANALISIS DATA
Kegiatan 1: Pengukuran Panjang
A. Balok Kubus
1. Mistar
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
2. Jangka Sorong
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
3. Mikrometer sekrup
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
B. Bola Kecil (kelereng)
1. Mistar
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
2. Jangka Sorong
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
3. Mikrometer sekrup
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
C. Volume Balok Kubus dan Bola Kecil (Kelereng)
1. Balok Kubus
a. Mistar
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
b. Jangka sorong
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
c. Mikrometer sekrup
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
2. Bola kecil (kelereng)
a. Mistar
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
b. Jangka Sorong
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
c. Mikrometer Sekrup
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Kegiatan 2: Pengukuran Massa
A. Neraca Ohauss 2610
batasukur
NST lengan=
jumlah skala
500 gram
NST lengan1= =100 gram/ skala
5 skala
100 gram
NST lengan2= =10 gram/ skala
10 skala
1 gram
NST lengan3= =0 ,1 gram/skala
10 skala
Massa beban gantung= 1000 gram x 2 = 2000 g
1. Balok kubus
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
b. Jangka sorong
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
c. Mikrometer Sekrup
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Kegiatan 3: Pengukuran waktu dan suhu
1 1
∆ ∆ T = × NST termometer = × 1℃=0 , 5 ℃
n 2
batasukur 1s
NST stopwatch= = =0 ,1 s
jumlah skala 10 skala
A. Untuk waktu 60 sekon:
1. Hasil pengukuran
∆ T =T 1−T 0
∆ T =¿
∆ T =¿
2. Pelaporan fisika
∆ T =|∆ T ± ∆ ∆T |
∆ T =|2, 0 ± 0 , 5|℃
B. Untuk waktu 120 sekon:
1. Hasil pengukuran
∆ T =T 1−T 0
∆ T =39 , 5 ° C – 35 ℃
∆ T =4 , 5 ℃
2. Pelaporan fisika
∆ T =|∆ T ± ∆ ∆T |
∆ T =|4 , 5 ± 0 ,5|℃
C. Untuk waktu 180 sekon:
1. Hasil pengukuran
∆ T =T 3−T 0
∆ T =¿
∆ T =¿
2. Pelaporan fisika
∆ T =|∆ T ± ∆ ∆T |
∆ T =¿
D. Untuk waktu 240 sekon:
1. Hasil pengukuran
∆ T =T 3−T 0
∆ T =¿
∆ T =¿
2. Pelaporan fisika
∆ T =|∆ T ± ∆ ∆T |
∆ T =¿
E. Untuk waktu 300 sekon:
1. Hasil pengukuran
∆ T =T 3−T 0
∆ T =¿
∆ T =¿
2. Pelaporan fisika
∆ T =|∆ T ± ∆ ∆T |
∆ T =¿
PERCOBAAN USAHA DAN ENERGI KINETIK
RUMUSAN MASALAH
1. Besaran apa saja yang berkaitan dengan usaha dan energi kinetik?
2. Bagaimanakah hubungan antara usaha/kerja yang diberikan terhadap energi kinetik
yang dihasilkan?
3. Bagaimana menentukan usaha dan energi kinetik dari persamaan yang telah
ditentukan?
TUJUAN
1. Menemukan besaran-besaran yang terkait dengan usaha dan
energi kinetik
2. Menunjukkan hubungan usaha dengan energi kinetik
3. Menemukan persamaan usaha dan energi kinetik
2. PROSEDUR PERCOBAAN
Set alat percobaan
roda
statif
h s
papan luncur
1. Ukurlah panjang lintasan, dan catat sebagai s,
2. Timbanglah massa roda menggunakan neraca digital catat ditabel sebagai beban m
4. Lepaskan roda dari posisi puncak dan catatlah waktu yang diperlukan untuk mencapai
garis finish sebagai t.
5. Lakukan langkah 3-4 secara berulang dengan menambahkan beban pada roda
4. ANALISIS DATA
1. Besaran-besaran apa saja yang diukur pada percobaan ?
2. Buatlah grafik hubungan antara m dengan v2! Bagaimana bentuk grafik yang
dihasilkan?
v2(m2/s2)
3. Dari grafik diatas, bagaimana hubungan massa (m) dengan kuadrat kecepatan(v2)?
4. Ketika benda bergerak pada jarak tertentu akibat gaya yang bekerja pada benda maka
pasti melakukan usaha. Usaha yang dilakukan pada percobaan diatas adalah
W=F.s ......(1)
Sesuai hukum II Newton, maka berlaku
F=.....
Sehingga persamaan (1) dapat dituliskan:
W=....... ......(1)
Ingat persamaan gerak lurus berubah beraturan
vt2=v02+2as
a=........(2)
Jadi W=...
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara menggunakan anemometer dengan benar?
2. Apakah manfaat energi angin dalam kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimanakan cara menhitung tingkat energi potensial angin dalam
kehidupan sehari-hari?
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui cara penggunaan anemometer.
2. Mengetahui manfaat energi angin dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengetahui tingkat potensi energi angin pada suatu daerah.
C. Landasan Teori
Sumber energi dari alam dapat diklasifikasikan sebagian berikut yakni energi fosil, fisil,
dan energi terbarukan. Energi fosil adalah energi yang diambil dari sumber yang hanya
tersedia dalam jumlah terbatas di bumi dan tidak dapat diregenerasi. Sumber-sumber energi
ini akan berakhir cepat atau lambat dan berbahaya bagi lingkungan, dan energi terbarukan
adalah energi yang dihasilkan dari sumber alami seperti matahari, angin, dan air dan dapat
Energi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar benda dapat melakukan usaha.
Dalam kenyataannya setiap dilakukan usaha selalu ada perubahan. Sehingga usaha juga
didefiniskan sebagai kemampuan untuk menyebabkan perubahan (Arif Alfatah & Muji
Lestari, 2009)
Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ketempat lainnya. Angin berhembus
dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak panas matahari dibandingkan
tempat lain. Permukaan tanah yang panas mambuat suhu udara diatasnya naik. Akibatnya
udara yang naik mengembang dan menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan dibandingkan
udara sekitarnya, udara akan naik. Begitu udara panas tadi naik, tempatnya akan segera
digantikan oleh udara sekitar terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat. Proses ini
terjadi terus-menerus, akibatnya kita bisa merasakan adanya pergerakan udara atau yang
Energi angin adalah energi yang terkandung pada massa udara yang bergerak. Energi
angin berasal dari energi matahari. Pemanasan bumi oleh sinar matahari menyebabkan
perbedaan massa jenis (ρ) udara. Perbedaan massa jenis ini menyebabkan perbedaan tekanan
pada udara sehingga akan terjadi aliran fluida dan menghasilkan angin. Kondisi aliran angin
dipengaruhi oleh medan atau permukaan bumi yang dilalui oleh aliran angin dan perbedaan
pemanfaatan energi angin dapat dilakukan dimana saja, daerah-daerah yang memiliki potensi
energi angin ini lebih kompetitif dibandingkan dengan energi alternatif lainnya. Oleh karena
itu studi potensi pemanfaatan energi angin ini sangat tepat dilakukan guna mengidentifikasi
Udara yang memiliki massa (m) dan kecepatan (v) akan menghasilkan energi kinetik
sebesar:
E = m.v2....................................................(1)
Dimana :
E = Energi (J)
kecepatan V ( m/s ), maka jumlah massa udara yang mengalir tiap detik adalah:
m = A . V. ρ (kg/detik) ………(2)
Dimana :
A = penampang udara ( m2 )
P = E / satuan waktu
1. Alat tulis
2. Anemometer
3. Kalkulator
E. Prosedur Kerja
2. Tentukan arah angin, kemudian menghadap kearah yang berlawanan dengan arah angin.
3. Nyalakan anemometer dengan cara menekan tombol power layar tampilan menghadap
kearah pemegang anemometer dan angin akan datang dari arah belakang layar tampilan.
4. Perhatikan angka yang menunjukan kecepatan angin pada layar tampil
5. Apabila angka kecepatan angin telah konstan, tekan tombol hold, kemudian catat hasilnya.
6. Setelah didapat kecepatan angin, hitung daya dan energinya menggunakan rumus.
F. Hasil Praktikum
1
5
4 6
Keterangan :
1. Display :
2. Tombol power :
3. Tombol satuan :
4. Tombol satuan :
5. Baling-baling :
Cara Kerja Alat Anemometer adalah Anemometer digunakan dengan cara mengangkat
baling-baling keatas ke arah angin, kemudian menyalahkan tombol power ke on serta atur
tombol satuan apa yang akan digunakan. Baling-baling akan berputar jika terdapat angin,
yang kemudian kecepatan baling-baling (kecepatan angin) akan dikonversi oleh alatnya dan
9
10
11
12
Perhitungan :
P = K x A x V3
E = 0,5 x m x V2
G. Kesimpulan
H. Saran
PERCOBAAN PEMANASAN GLOBAL
1.Tujuan Percobaan
Mengetahui pengaruh vegetasi dalam mengurangi efek pemanasan global
2.Dasar Teori
Perubahan akhir akibat terjadinya pemanasan global sudah menjadi kosakata umum
dalam percakapan masyarakat sehari-hari terutama di kalangan ilmuwan. Namun, fenomena
ini masih belum dipahami secara tepat oleh masyarakat sehingga tidak jarang terjadi
kesalahpahaman atau kesulitan dalam membedakan antara perubahan iklim dengan variasi
iklim yang kadang-kadang terjadi dengan gejala yang agak ekstrem. Seperti yang sudah
sering kita alami adanya musim kemarau atau musim penghujan yang sangat panjang.
Menghangatnya isu pemanasan global ini, mengingat timbulnya dampak yang sangat besar
terhadap kehidupan di dunia yang diduga menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim dunia
dengan berbagai akibat yang ditimbulkannya. Pemanasan global suatu fenomena global yang
dipicu oleh kegiatan manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil dan
kegiatan alih guna lahan. Kegiatan ini menghasilkan gas-gas yang semakin lama semakin
banyak jumlahnya di atmosfer, terutama gas karbon dioksida (CO2). Gas CO2 ini yang
menjadi biang keladi dari terjadinya pemanasan global melalui proses yang disebut efek
rumah kaca.
Pemanasan global (global warming) atau sekarang lebih dikenal sebagai perubahan
iklim global (climate change) adalah memanasnya iklim bumi secara umum. Memanasnya
bumi telah diobservasi peneliti sejak tahun 1950-an dan terus bertambah panas sejak itu.
Selain bertambah panas dari tahun ke tahun, di beberapa wilayah di bumi mengalami
perubahan cuaca yang ekstrim. Oleh karena itulah fenomena ini disebut juga sebagai
perubahan iklim global (climate change). Penyebab pemanasan global secara langsung
berkaitan dengan efek rumah kaca. Jika gas-gas rumah kaca makin meningkat jumlahnya di
atmosfer, maka efek pemanasan global akan semakin signifikan. Sejak revolusi industri, gas-
gas rumah kaca seperti karbon dioksida, methana, dan gas berbahaya lainnya menjadi
semakin bertambah di atmosfer sehingga konsentrasinya makin meningkat akibat ulah
manusia
Berikut ini dijabarkan secara lebih detail mengenai penyebab-penyebab langsung maupun
tidak langsung yang mengakibatkan pemanasan global:
a. Bertambahnya gas-gas rumah kaca di atmosfer yang menyebabkan terjadinya efek rumah
kaca secara global; setiap penyebab bertambahnya efek rumah kaca juga berkontribusi
langsung terhadap pemanasan global seperti: 1) Energi; karena hampir sebagian besar
pembangkit listrik di dunia menggunakan minyak bumi dan batu bara, maka tentu saja aspek
ini berpengaruh sangat besar terhadap pemanasan global karena permintaan listrik sangatlah
tinggi dan makin meninggi setiap tahun yang pada saat ini, konstribusi terhadap pemanasan
global sekitar seperempatnya. 2) Transportasi; karena hampir seluruh sistem transportasi
menggunakan bahan bakar fosil, maka semakin banyak orang yang memakai kendaraan
pribadi akan berdampak pada peningkatan gas karbon dioksida di atmosfer yang saat ini
berkonstribusi sebesar 20% terhadap pemanasan global. 3) Industri peternakan sapi; industri
peternakan sapi menghasilkan gas methana yang sangat besar ke atmosfer. Gas-gas ini
dihasilkan dari kentut sapi dan kotoran sapi yang diproduksi oleh bakteri pengurai selulosa di
perut sapi. Hampir setengah dari penyebab pemanasan global disebabkan oleh hal ini karena
masifnya industri ini di seluruh dunia karena konsumsi susu dan daging sapi oleh manusia
yang begitu besar. 4) Industri pertanian; pupuk yang digunakan dalam pertanian melepaskan
gas nitrous oxide ke atmosfer yang merupakan gas rumah kaca. 5) Limbah industri dan
tambang industri seperti pabrik semen, pabrik pupuk, dan penambangan batu baru serta
minyak bumi memproduksi gas rumah kaca seperti karbon dioksida. 6) Limbah rumah
tangga; limbah rumah tangga menghasilkan gas methana dan karbon dioksida yang
dihasilkan dari bakteri-bakteri pengurai sampah.
b. Pencemaran laut; lautan dapat menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang besar, akan
tetapi akibat pencemaran laut oleh limbah industri dan sampah, laut menjadi tercemar
sehingga banyak ekosistem di dalamnya yang musnah, yang menyebabkan laut tidak dapat
menyerap karbon dioksida lagi.
c. Penebangan dan pembakaran hutan; penebangan dan pembakaran hutan sangat berdampak
buruk karena hutan dapat menyerap karbon dioksida di atmosfer.
d. Mencairnya es di kutub; permukaan es berwarna putih dapat memantulkan lebih dari 60%
sinar matahari, akan tetapi jika semakin banyak es yang mencair, maka sinar matahari tidak
dipantulkan seperti sebelumnya karena lautan hanya dapat memantulkan sinar matahari
sepersepuluhnya saja
3. Alat dan Bahan
1.Kardus 2 kotak
2. Kantong plastik bening 1 buah
3. Bola lampu 1 buah
4. Tanah Secukupnya
5. Termometer 2 buah
6. Statif 2 buah
7. Rumput Secukupnya
8. Karetgelang 2 buah
9. Stopwatch 1 buah
4.Langkah-langkah Percobaan:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada percobaan ini.
2) Menyiapkan dua buah kotak dari kardus, dan beri label A dan B
3) Masukkan tanah secukupnya ke dalam masing -masing kotak kardus.
4) Memasukkan rumput pada kotak kardus A. Sedangkan pada Kotak kardus B tidak
diberi rumput.
5) Menggantungkan thermometer pada statif di samping masing - masingkotak.
6) Meletakkan thermometer pada ketinggian yang sama di atas masing-masing kardus yang
berisi tanah.
7) Membungkus seluruh bagian kotak kardus A dan B dengan kantongplastic dan
mengikatnya dengan tali rafia.
8) Meletakkan bola lampu yang berkapasitas 100 watt di antara 2 kotak A dan B tersebut,
dan jangan nyalakan lampusela ma 5 menit.
9) Setelah 5 menit, nyalakan lampu. Mengukur suhupada masing-masingkotak
setiap 5 menit.
10) Masukkan data yang kamu peroleh pada table dibawah ini
6. Tugas
1) Dari percobaan yang anda lakukan, apakah fungsi bola lampu dankantong plastic yang
membungkus kotak kardus A dan B ?
2) Bagaimana perbedaan suhu pada kotak kardus A dan B yang diberirumput dan yang
tidak diberi rumput ?
3) Bagaimana pengaruh ada tidaknya vegetasi (rumput) pada kotak kardus A dan
B?
DAFTAR PUSTAKA
http://genius.smpn1-mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/fisika/Zat%20dan%20Wujudnya/
perubahan.html
http://abciitde.blogspot.com/2009_12_01_archive.html
Siswanto, dkk. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta : Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional