Anda di halaman 1dari 68

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

PRAKTIKUM FISIKA
KELAS X

Oleh:
Dimas Adi Lesmana
Disusun untuk kalangan sendiri

SMA YADIKA 6 PONDOK AREN


TAHUN AJARAN 2021/2022
TANGERANG SELATAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat, hidayah,
serta karunia-Nyalah, sehingga kami bisa menyelesaikan (Lembar Kegiatan Siswa) LKS
Praktikum kelas XII

LKS ini disusun berdasarkan dengan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh
penulis serta kajian-kajian teori yang diambil dari berbagai sumber.

Tidak lupa juga kami sebagai penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan LKS praktikum ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan LKS ini, masih terdapat banyak
kesalahan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
penyusunan LKS yang lebih baik lagi.

Tangerang Selatan, 2021

Penulis
Tata Tertib Laboratorium Fisika

1. Peneliti wajib berpakaian rapi dan sopan, mengenakan jas laboratorium dan sepatu
dan tidak diperkenankan mengenakan celana pendek selama melakukan aktifitas di
laboratorium.
2. Peneliti wajib menjaga kebersihan laboratorium.
3. Peneliti tidak diperkenankan untuk merokok selama berada di Laboratorium.
4. Peneliti tidak diperkenankan membawa fasilitas laboratorium keluar laboratorium,
kecuali sudah memenuhi ketentuan peminjaman-keluar yang berlaku.
5. Peneliti bisa memulai kegiatan penelitian dengan menggunakan fasilitas laboratorium
setelah semua ketentuan dipenuhi.
6. Peneliti wajib merapikan peralatan/bahan fasilitas laboratorium setelah selesai
melakukan penelitian.
7. Peneliti dinyatakan Bebas Laboratorium setelah mengembalikan semua fasilitas
laboratorium yang dipinjam dan memenuhi segala tanggung jawab terhadap
laboratorium yang ditunjukkan dengan Surat Bebas laboratorium yang sudah
ditandatangani oleh Laboran dan Kepala laboratorium.
8. Penanggung jawab penelitian diwajibkan mengganti jika terjadi kerusakan atau
kehilangan alat/bahan karena kelalaian dalam bekerja dengan alat/bahan yang sama,
atau setidaknya sama fungsinya.
9. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku berakibat pada tidak
disediakannya layanan laboratorium.
Prosedur Keselamatan Kerja

1. Peneliti wajib memperhatikan tanda bahaya yang tertera pada setiap alat maupun
bahan dan mengikuti setiap petunjuk penggunaannya.
2. Peneliti yang mengalami kecelakaan ringan saat bekerja di Laboratorium boleh
memakai obat–obatan yang ada di kotak P3K.
3. Peneliti yang mengalami kecelakan berat dan atau pingsan saat bekerja di
Laboratorium segera dibawa ke klinik terdekat
4. Peneliti menggunakan pengaman yang semestinya saat bekerja di laboratorium,
misalnya: memakai kaos tangan ketika bekerja dengan alat bor/gergaji/bubut,
memakai kacamata ketika bekerja dengan gerinda, sinar laser, api pengelasan, dan
lain-lain.
5. Peneliti menghindari penggunaan lensa kontak atau contact lens selama bekerja di
laboratorium, karena asap/uap dapat menumpuk dibawah kontak lensa yang dapat
menimbulkan kerusakan mata.
6. Manfaatkan kran air sebagai pertolongan pertama ketika mata terkena bahan
berbahaya maupun ketika tubuh memerlukan air sebanyak-banyaknya.
7. Ketika terjadi bahaya kebakaran dengan skala kecil, cobalah segera memadamkan api
dengan air atau alat pemadam kebakaran yang tersedia. Jika terjadi bahaya kebakaran
besar dengan skala besar, segera tinggalkan gedung, kemudian hubungi petugas
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................................
Tata Tertib Laboratorium Fisika................................................................................................................................
Prosedur Keselamatan Kerja...........................................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................................
Alat-alat Laboratorium Fisika.........................................................................................................................................
DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN...............................................................................................
PERCOBAAN USAHA DAN ENERGI KINETIK.....................................................................................................
ENERGI ALTERNATIF..............................................................................................................................................
PERCOBAAN PEMANASAN GLOBAL...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................................
Alat-alat Laboratorium Fisika

A. Mengenal Alat-alat Laboratorium


Laboratorium adalah suatu tempat dimana guru, siswa, peneliti melakukan percobaan. Laboratorium IPA
dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Laboratorium Fisika
2. Laboratorium Biologi
3. Laboratorium Kimia

Untuk menghindari kecelakaan di dalam laboratorium maka perlu adanya aturan dan persiapan teknik kerja serta
pengenalan terhadap alat dan bahan-bahan laboratorium. Berikut ini adalah beberapa alat dan bahan yang sering
digunakan dalam laboratorium IPA.
Berikut ini adalah beberapa alat yang ada di laboratorium Fisika
1. Boiling Tube
Manfaat alat:

 Untuk memanaskan/mendidihkan zat kimia dalam jumlah


sedikit

Cara menggunakannya:

 Jepit dengan penjepit kayu saat digunakan untuk memanaskan


cairan
Jangan arahkan ujung yang terbuka ke muka saat dipanaskan

Resiko yang mungkin:

 Tersiram air panas saat proses mendidih terjadi


 Kena pecahan

2. Power Supply
Manfaat alat:

 Sebagai sumber tegangan dan sumber arus listrik

Cara menggunakannya:

 Gunakan sandal kering/sepatu saat menghubungkan stop kontak

Resiko yang mungkin:

 Tersengat listrik saat menyambungkan ke sumber PLN

3. Bunsen Burner
Manfaat alat:

 Digunakan untuk memanaskan zat

Cara menggunakannya:
 Buka tutup sumbunya
 Nyalakan dengan korek api,
 Matikan apinya dengan menutup api dengan tutupnya saat
masih menyala

Resiko yang mungkin:

 Kebakaran

4. Evaporating Dish
Manfaat alat:

 Untuk memisahkan zat padat yang terlarut dalam solusi di atas


bunsen burner

Cara menggunakannya:

 Taruh di atas tripot


 Nyalakan pembakar spiritus di bawahnya
 Pegang dengan penjepit jika mengangkatnya.
 Hindarkan kontak langsung dengan

Resiko yang mungkin:

 Kulit terbakar jika bersentuhan saat masih panas

5. Termometer
Manfaat alat:

 Mengukur temperatur

Cara menggunakannya:

 Pegang ujung atas jika menggunakan


 Masukkan/tempelkan ujung bawah ke dalam zat yang akan
diukur
 Jangan digunakan untuk mengaduk karena bagian bawah yang
berisi cairan dindingnya tipis

Resiko yang mungkin:

 Pecah
 Merkuri merupakan zat yang beracun

6. Galvanometer
Manfaat alat:

 Mengukur tegangan listrik

Cara menggunakannya:
 Hindari penggunaan melebihi batas ukur
 Jangan salah dalam menghubungkan kutub-kutubnya
 Hindarkan benturan dan terjatuh

Resiko yang mungkin:

 Rusak karena penggunaan diluar batas ukur


 Pecah karena bahan terbuat dari plastik

7. Lensa/Cermin
Manfaat alat:

 Untuk pembiasan dan pemantulan cahaya

Cara menggunakannya:

 Jepit alat ini pada meja optik dengan penjepit


 Tempatkan dalam wadah khusus.

Resiko yang mungkin:

 Mudah pecah

8. Magnet
Manfaat alat:

 Untuk percobaan induksi listrik

Cara menggunakannya:

 Jangan dipanaskan dan dipukul-pukul


 Saat menyimpan, kutub-kutubnya harus saling terbalik satu
sama lain.

Resiko yang mungkin:

 Hilang kemagnetannya

Mengenal Alat-alat Laboratorium Kimia


Alat-alat lain yang selalu digunakan dalam proses pemisahan campuran
1. Test Tube
Manfaat alat:

 Untuk melakukan pemanasan atau melakukan reaksi kimia


dalam jumlah kecil

Cara menggunakannya:

 Jepit dengan penjepit kayu saat digunakan untuk memanaskan


cairan
 Jangan arahkan ujung yang terbuka ke muka saat dipanaskan

Resiko yang mungkin:

 Percikan air panas saat cairan dalam tabung mendidih

2. Liebig Condenser
Manfaat alat:

 Untuk mengembunkan uap dalam proses destilasi

Cara menggunakannya:

 Sambungkan dengan tabung destilasi


 Alirkan air dari lubang bawah dan keluarkan dari atas

Resiko yang mungkin:

 Pecah

3. Distiling Flask
Manfaat alat:

 Untuk memisahkan zat cair dari larutan padatan maupun larutan


cair dalam proses distilasi.

Cara menggunakannya:

 Tahan tabung destilasi dengan penjepit pada statif


 Letakkan tripot dibawahnya
 Letakkan pembakar spiritus dibawah tripot
 Tutup tabung dengan karet yang ada termometernya

Resiko yang mungkin:

 Pecah

Alat –alat yang berhubungan dengan praktikum di laboratorium biologi seperti


1. Mikroskop
Manfaat: Melihat benda-benda kecil
Cara menggunakan dan memindahkan:

 Memindahkan mikroskop dengan memegang badan mikroskop dengan tangan kanan dan menyangga
dasarnya dengan tangan kiri.
 Cara mencari fokus dimulai dengan menjauhkan lensa dari preparat bukan mendekatkan lensa ke preparat

2. Alat-alat bedah
Manfaat: Untuk melakukan praktik pembedahan hewan
Cara menggunakan dan memindahkan:

 Masukkan semua peralatan dalam kantong, tutup kantongnya dan bawa semua peralatan di dalam kantong
Resiko: Dapat menimbulkan luka goresan atau tertusuk.
DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menggunakan alat-alat ukur dasar.
2. Mahasiswa mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan
berulang.
3. Mahasiswa mampu mengerti atau memahami penggunaan angka berarti.

METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
A. Standar dan Satuan
Fisika adalah ilmu percobaan. Percobaan memerlukan pengukuran, dan biasanya
menggunakan bilangan untuk menyatakan hasil pengukuran. Setiap bilangan yang
kita gunakan untuk mendeskripsikan suatu fenomena secara kuantitatif disebut
besaran fisika. Beberapa besaran fisika begitu mendasar sehingga kita dapat
mendefiniskannya hanya dengan mendeskripsikan cara mengukurnya. Definisi seperti
itu disebut definisi operasional. Dalam kasus yang lain, kita dapat mendefiniskan
suatu besaran fisika dengan mendeskripsikan bagaimana cara menghitungnya dari
besaran lain yang dapat kita ukur. (Young, Hugh D dkk., 2002)
Ketika kita mengukur suatu besaran, kita selalu membandingkannya terhadap
suatu acuan standar. Standar tersebut didefinisikan sebagai satuan (unit) besaran.
Untuk mendapatkan pengukuran yang handal, kita memerlukan satuan pengukuran
yang tidak berubah dan dapat diduplikasi oleh pengamat di berbagai lokasi. Sistem
satuan yang digunakan para ilmuwan dan insinyur di seluruh dunia disebut “sistem
metrik”, tetapi sejak 1960 disebut sebagai Sistem Internasional atau SI (Supiyanto,
2007).

B. Besaran Pokok dan Besaran Turunan


Besaran pokok adalah besaran yang dapat berdiri sendiri tanpa diturunkan dari
besaran lain. Ada tujuh besaran pokok dalam fisika beserta satuan standar SI, yaitu:
(Supiyanto, 2007)

Besaran pokok Satuan SI Singkatan


Panjang Meter (m)
Massa Kilogram (kg)
Waktu Sekon (s)
Suhu Kelvin (K)
Kuat arus listrik Ampere (A)
Intensitas cahaya Candela (cd)
Jumlah zat Mol (mol)

Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan dari besaran pokok.
Satuan besaran turunan disebut satuan turunan dan diperoleh dengan mengabungkan
beberapa satuan besaran pokok. Berikut merupakan beberapa contoh besaran turunan
beserta satuannya. (Nurrachmandani, 2009)
Nama Besaran Lambang Besaran Satuan Turunan
Turunan Turunan
Luas A m2
Kecepatan v ms-1
Percepatan a ms-2
Gaya F kg ms-2
Tekanan P kg m-1s-2
Usaha W kg m2s-2
C. Arti Pengukuran dan Alat Ukur Dasar
Alat ukur adalah perangkat untuk menetukan nilai atau besaran dari suatu
kuantitas atau variabel fisis.pada umumnya alat ukur dasar terbagi atas dua yaitu alat
ukur ukur analog dan digital. Alat ukur analog memberikan hasil yang kontinyu. Alat
ukur digital memberikan hasil yang diskrit. Pengukuran adalah bagian dari
keterampilan proses sains yang merupakan pengumpulan informasi baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif. Dengan pengukuran, dapat diperoleh bersarnya
atau nilai suatu besaran atau bukti kualitatif. Setiap ukuran yang kita gunakan untuk
menggambarkan gejala fisika secara kuantitatif disebut besaran. Sedangkan ketika kita
mengukur suatu besaran, kita selalu membandingkanya dengan standar acuan tertentu
yang disebut satuan. (Supiyanto, 2007)
Beberapa alat ukur dasar yang sering digunakan di dalam praktikum adalah
jangka sorong, mikrometer sekrup, barometer, neraca teknis, penggaris, busur derajat,
dan beberapa alat ukur besaran listrik. Masing-masing alat ukur memiliki cara untuk
mengoperasikannya dan cara untuk membaca hasil yang terukur. (Nurrachmandani,
2009)
D. Parameter Alat Ukur
1. Akurasi adalah derajat kedekatan nilai variabel yang diukur terhadap nilai
sebenarnya. Jika suatu besaran diukur beberapa kali (pengukuran berulang) dan
menghasilkan harga-harga yang menyebar di sekitar harga yang sebenarnya atau
harga rata-ratanya mendekati harga yang sebenarnya. (Herman dan asisten, 2014)
2. Presisi adalah derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan yang lainnya
atau kedekatan kesamaan pengukuran berulang. Suatu pengukuran dseut presisi
jika harga pengukuran yang diperoleh dari data yang satu dan yang lainnya tidak
jauh beda. (Herman dan asisten, 2014)
3. Sensitivitas adalah ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur terhadap
variabel yang diukur. (Supiyanto, 2007)
E. Angka Berarti
Dalam menghitung jumlah angka berati, kita mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai
berikut: (Supiyanto, 2007)
1. Semua angka yang bukan nol adalah angka berarti. Hasil pengukuran 435,5 cm
mengandung 4 angka berarti.
2. Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol termasuk angka berarti.
Contoh: 12,99 cm mengandung 4 angka berarti.
3. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka berarti, kecuali
kalau ada penjelasan lain, misalnya berupa garis bawah angka terakhir yang
masih dianggap penting. Contoh: 34,60 mengandung 3 angka berarti.
4. Angka nol di sebelah kiri angka bukan nol, tetapi tidak didahului angka bukan
nol, tidak termasuk angka berarti. Contoh: 0,0045 kg mengandung 2 angka
berarti.
F. Ketidakpastian pengukuran
Pengukuran selalu disertai dengan ketidakpastian atau kesalahan yang berupa:
1. Ketidakpastian bersistem akan menyebabkan hasil yang diperoleh
menyimpang dari hasil sebenarnya yang bersumber dari alat. Sumber
ketidakpastian bersistem ini antara lain: (Herman dan asisten, 2014)
a. Kesalahan kalibrasi, cara memberi skala nilai pada waktu pembuatan alat
ukur yang tidak tepat sehingga setiap kali alat tersebut digunakan,
ketidakpastian selalu muncul dalam pengukuran. Untuk mengatasinya,
maka harus membandingkan alat tersebut dengan alat lain yang standar.
b. Kesalahan titik nol, yaitu kesalahan ketika titik nol skala tidak berhimpit
dengan titik nol jarum penunjuk alat ukur. Kesalahan ini dapat dikoreksi
dengan memutar tombol pengatur kedudukan jarum agar tepat pada
posisi nol. Jika tidak, kita harus mencatat kedudukan awal jarum
penunjuk dan memperlakukan kedudukan awal ini sebagai titik nol.
c. Kelelahan komponen alat, misalnya pegas yang telah lama dipakai
sehingga tidak elastis lagi. Kesalahan ini dapat diperbaiki dengan cara
mengkalibrasi ulang.
d. Gesekan, akibat gesekan yang terjadi pada bagian alat-alat yang
bergerak.
e. Kesalahan paralaks, kesalahan baca yang terjadi karena tidak tepat
mengarahkan pandangan mata terhadapa obyek yang diamati.
f. Keadaan saat bekerja, kondisi alat ketika dikalibrasi berbeda saat
bekerja.
2. Ketidakpastian rambang (acak)
Kesalahan ini bersumber dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan atau
diatasi berupa perubahan yang berlangsung sangat cepat sehingga pengontrolan
dan pengaturan di luar kemampuan. Sumber-sumber ketidakpastian ini antara
lain: (Herman dan asisten, 2014)
a. Gerak acak (gerak Brown molekul udara). Udara selalu bergerak acak
yang pada saat tertentu mengalami fluktuasi, artinya gerakan molekul
udara dalam arah tertentu menjadi sangat besar atau sangat kecil. Hal ini
menunjukkan jarum penunjukkan skala alat ukur yang sangat halus
menjadi terganggu akibat tumbukan antar molekul udara.
b. Fluktuasi tegangan listrik, berupa tegangan PLN, baterai, atau aki yang
selalu mengalami perubahan yang cepat terhadap waktu yang
mengganggu pembacaan besaran listrik.
c. Landasan yang bergetar, alat yang sangat peka seperti seismograf dapat
terganggu akibat adanya landasan yang bergerak sehingga
mempengaruhi hasil pengukuran.
d. Bising (noise) yaitu gangguan pada alat elektronik akibat fluktuasi
tegangan pada komponen alat yang bersangkutan.
e. Radiasi latar sinar kosmis, yang dari luar angkasa menyebabkan
gangguan pada alat pencacah karena akan terhitung pada waktu kita
mengukur dengan pencacah elektronik.
G. Analisis ketidakpastian pengukuran
1. Pengukuran tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja pada
satu obyek. Ketidakpastian diberi lambang Δx . Jumlah angka berarti pada
pengukurn ini ikut pada kesalahan/ketidakpastian mutlak. Rumus ketidakpastian
pengukuran tunggal adalah: (Herman dan asisten, 2014)
1
Δx= NST Alat
2
Dimana Δx adalah ketidakpastian pengukuran tunggal. Angka dua mempunyai
arti satu skala pada alat ukur masih dapat dibagi 2 bagian secara jelas oleh mata.
Hasil pengukuran dilaporkan sebagai berikut: (Herman dan asisten, 2014)
X =( x ± Δx ) [X ]
Dimana:
X = simbol besaran yang diukur
( x ± Δx ) = hasil pengukuran beserta ketidakpastiannya
[X] = satuan besaran x (dalam satuan SI)

2. Pengukuran berulang
Pengukuran berulang merupakan pengukuran yang dilakukan pada obyek
yang sama dan dengan alat yang sama dengan berulang kali nilai rata-rata
pengukuran dilaporkan sebagai {x } sedangkan deviasi (penyimpangan) terbesar
atau deviasi rata-rata dilaporkan sebagai Δx . Deviasi (δ) adalah selisih antara tiap
hasil pengukuran dari nilai rata-ratanya. Untuk pengukuran yang kurang dari 50,
maka deviasi maksimum yang digunakan. Sedangkan pengukuran lebih dari 50
data, maka deviasi rata-rata yang digunakan. (Herman dan asisten, 2014)
{x }= x , rata-rata pengukuran
Δx = δ maksimum
= δ rata-rata
Dengan:
x 1+ x 2 + x 3
x= dan,
3
Deviasi δ 1=|x 1−x|, δ 2=|x 2−x|, δ 3=|x 3−x|. Δx adalah yang terbesar
(maksimum) di antara δ 1 , δ 2 ,dan δ 3 . CITATION Her14 \l 1033 (Herman dan
asisten, 2014)
Cara menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada pengukuran
berulang adalah dengan mencari ketidakpastian relatif pengukuran berulang
tersebut. Ketidakpastian relatif dapat ditentukan dengan membagi ketidakpastian
pengukuran dengan nilai rata-rata pengukuran. Secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut. (Nurrachmandani, 2009)
Δx
KR= x 100 %
x
Setelah mengetahui ketidakpastian relatifnya, Anda dapat menggunakan
aturan yang telah disepakati para ilmuwan untuk mencari banyaknya angka yang
boleh disertakan dalam laporan hasil pengukuran berulang. Aturan banyaknya
angka yang dapat dilaporkan dalam pengukuran berulang adalah sebagai berikut.
(Nurrachmandani, 2009)
1. Ketidakpastian relatif 10% berhak atas dua angka
2. Ketidakpastian relatif 1% berhak atas tiga angka
3. Ketidakpastian relatif 0,1% berhak atas empat angka

Alat dan Bahan


A. Alat
1. Penggaris/Mistar
2. Jangka Sorong
3. Mikrometer sekrup
4. Stopwatch
5. Termometer
6. Balok besi
7. Bola kecil (kelereng)
8. Neraca Ohauss 310 gram
9. Neraca Ohauss 311 gram
10. Neraca Ohaus 2610 gram
11. Gelas Ukur
12. Kaki Tiga dan kasa
13. Pembakar bunsen
14. Lapisan asbes
B. Bahan
Air secukupnya
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1: Pengukuran panjang
A. Variabel manipulasi
Alat ukur panjang {mistar (mm), jangka sorong (mm), dan mikrometer sekrup (mm)}
B. Variabel respon
Nilai penunjukkan skala {Panjang, simbol P (mm); Lebar, simbol L (mm); Tinggi,
simbol T (mm); diameter bola, simbol D (mm)}.
C. Variabel kontrol
Balok kubus dan bola kecil (kelereng)

Kegiatan 2: Pengukuran massa


A. Variabel manipulasi
Alat ukur yang digunakan {neraca Ohauss 2610 gram (g), neraca Ohauss 311 gram
(g), dan neraca Ohauss 310 gram(g) }
B. Variabel respon
Nilai penunjukkan skala lengan 1 (g), lengan 2 (g), lengan 3 (g), lengan 4 (g), dan
skala putar (g)/massa
C. Varibel kontrol
Balok kubus dan bola kecil (kelereng).

Kegiatan 3: Pengukuran waktu dan suhu


A. Variabel manipulasi:
Waktu (s)
B. Variabel respon:
Temperatur (˚C)
C. Variabel kontrol
Termometer (˚C) dan Stopwatch (s)

Definisi Operasional Variabel


Kegiatan 1: Pengukuran panjang
A. Variabel manipulasi
1. Mistar adalah alat ukur panjang yang dimulai dari titik nol dengan mata yang
harus tegak lurus dengan hasil akhir pengukuran.
2. Jangka sorong adalah alat ukur yang digunakan dalam menentukan panjang,
lebar, dan tinggi balok kubus serta diameter bola kecil (kelereng) yang dimulai
dari titik nol skala utama hingga titik nol skala nonius, ditambah dengan jumlah
skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama .
3. Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang, ketebalan, maupun diameter benda
yang digunakan pada balok kubus dan bola kecil (kelereng) yang dimulai dari
titik nol skala utama hingga ujung yang bersinggungan dengan skala putar,
ditambah dengan jumlah skala nonius yang tepat berimpit dengan garis skala
skala utama.
B. Variabel respon
1. Panjang didapatkan dengan mengukur sisi terpanjang dari balok kubus
menggunakan alat ukur mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup yang
dimulai dari angka nol skala alat ukur hingga ujung panjang balok kubus.
2. Lebar didapatkan dengan mengukur sisi disamping dari panjang balok kubus
menggunakan alat ukur mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup yang dimulai
dari angka nol skala alat ukur hingga ujung lebar balok kubus.
3. Tinggi didapatkan dengan mengukur tebal atau sisi di belakang panjang dan lebar
balok kubus menggunakan alat ukur mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup
yang dimulai dari angka nol skala alat ukur hingga ujung tinggi balok kubus.
4. Diameter didapatkan dengan mengukur jumlah jari-jari lingkaran maupun kedua
ujung kanan dan kiri bola kecil (kelereng) menggunakan alat ukur mistar, jangka
sorong, mikrometer sekrup yang dimulai dari angka nol skala alat ukur, dari
ujung kiri bola hingga ujung kanan bola.
C. Variabel kontrol
1. Balok kubus adalah obyek yang diukur panjang, lebar, dan tingginya yang
berbentuk kubus menggunakan alat ukur mistar, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup.
2. Bola kecil (kelereng) adalah obyek yang diukurdiameternya menggunakan alat
ukur mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.

Kegiatan 2: Pengukuran massa


A. Variabel manipulasi
1. Neraca Ohauss 2610 gram adalah alat ukur massa balok kubus dan bola kecil
(kelereng) yang memiliki 3 lengan dengan batas ukur yang berbeda-beda yang
letak lengan 1 berada di tengah antara lengan 2 dan 3 dan memiliki massa beban
gantung sebesar 1000 gram dan ada juga yang 500 gram. Namun, beban gantung
tidak digunakan dalam praktikum karena massa balok kubus dan bola kecil
(kelereng) tidak sampai 500 gram maupun 1000 gram.
2. Neraca Ohauss 311 gram adalah alat ukur massa balok kubus dan bola kecil
(kelereng) yang memiliki 4 lengan dengan keempat lengannya berurutan sehingga
massanya dijumlahkan langsung dengan mudah dari lengan 1, 2, 3, dan 4.
3. Neraca Ohauss 310 gram alat ukur massa balok kubus dan bola kecil (kelereng)
yang diukur dengan menjumlahkan penunjukkan skala kedua lengannya ditambah
dengan penunjukkan skala putar ditambah dengan skala nonius yang letaknya
mendatar.
B. Variabel respon
Massa didapatkan dengan berdasarkan penunjukkan skala menggunakan alat ukur
neraca Ohauss 2610 gram, neraca ohauss 311 gram, neraca Ohauss 310 gram
terhadap terhadap balok kubus dan bola kecil (kelereng).
C. Variabel kontrol
1. Balok kubus adalah obyek yang diukur massanya yang berbentuk kubus
menggunakan alat ukur neraca Ohauss 2610 gram, neraca Ohauss 311 gram, dan
neraca Ohauss 310 gram.
2. Bola kecil (kelereng) adalah obyek yang diukur massanya berbentuk bola
menggunakan alat ukur neraca Ohauss 2610 gram, neraca Ohauss 311 gram, dan
neraca Ohauss 310 gram.

Kegiatan 3: Pengukuran waktu dan suhu


A. Variabel manipulasi
Waktu didapatkan dari penunjukkan skala stopwatch tiap selang 1 menit hingga total
waktu 6 menit terhadap pemanasan air yang diukur dari detik nol hingga 360 detik..
B. Variabel respon
Temperatur didapatkan dari suhu air mula-mula yaitu kenaikan 2 skala dari
termometer yaitu 35˚C yang dihitung dari kenaikan air raksa termometer tiap selang 1
menit hingga 6 menit pada pemanasan air.
C. Variabel kontrol
1. Termometer adalah alat ukur yang menunjukkan temperatur atau suhu kenaikan
dari pemanasan air dilihat dari kenaikan raksa dalam termometer yang tampak
berwarna merah yang dimulai dari titik 32˚C hingga 35˚C sebagai acuan suhu
mula-mula air hingga selang waktu 6 menit.
2. Stopwatch adalah alat ukur untuk menetukan selang waktu yang diberikan pada
pemanasan air hingga mengalami perubahan suhu hingga waktu 6 menit.

Prosedur Kerja
Kegiatan 1: Pengukuran Panjang
1. Mengambil mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup dan menentukan masing-
masing nilai skala terkecilnya (NST).
2. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk panjang, lebar, dan tinggi balok
berbentuk kubus yang disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut.
Kemudian mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil pengamatan dengan disertai
ketidakpastiannya
3. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk diameter bola keil (diukur di tempat
yang berbeda) yang disediakan dengan menggunakan ketiga alata ukur tersebut.
Kemudian mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil pengamatan dengan disertai
ketidakpastiannya.

Kegiatan 2: Pengukuran Massa


1. Mengambil neraca Ohauss 2610 gram, neraca Ohauss 311 gram, dan neraca Ohauss
310 gram dan menentukan masing-masing nilai skala terkecilnya (NST).
2. Mengukur massa balok kubus dan bola kecil (kelereng) yang digunakan dalam
pengukuran panjang sebanyak 3 kali secara berulang.
3. Mencatat pengukuran yang dilengkapi dengan ketidakpastian pengukuran.

Kegiatan 3: Pengukuran suhu dan waktu


1. Menyiapkan gelas ukur, bunsen, pembakar lengkap dengan kasa, kaki tiga dengan
lapisan asbesnya, sebuah termometer, dan sebuah stopwatch.
2. Menentukan nilai skala terkecil (NST) termometer dan stopwatch dan mencatatnya.
3. Mengisi gelas ukur dengan air hingga ½ bagian dan diletakkan di atas kaki tiga tanpa
ada pembakar.
4. Mengukur temperatur air sebagai temperatur mula-mula (T0).
5. Menyalakan bunsen pembakar dan menungg beberapa saat hingga nyalanya terlihat
normal.
6. Meletakkan bunsen pembakar tadi tepat di bawah gelas kimia bersamaan dengan
menjalankan alat pegukur waktu (stopwatch).
7. Mencatat perubahan temperatur yang teraca pada termometer tiap selang waktu 1
menit sampai diperoleh 10 menit.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA


Hasil Pengamatan
Kegiatan 1: Pengukuran Panjang
Tabel hasil pengukuran panjang adalah sebagai berikut.
No Hasil Pengukuran (mm)
Benda Besaran
Mikrometer
yang yang Mistar Jangka Sorong
diukur diukur Sekrup
1 Balok Panjang

Lebar

Tinggi

2 Bola kecil Diameter


(kelereng)

Kegiatan 2: Pengukuran Massa


Tabel hasil pengukuran massa dengan menggunakan Neraca Ohauss 2610 gram adalah
sebagai berikut.
Penun. Penun. Penun. Beban
Benda Massa benda
Lengan 1 Lengan 2 Lengan 3 gantung
Balok
kubus
Bola

Tabel hasil pengukuran massa dengan menggunakan Neraca Ohauss 311 gram adalah sebagai
berikut,
Penun. Penun. Penun. Penun.
Benda Massa benda
Lengan 1 Lengan 2 Lengan 3 Lengan 4

Balok
kubus

Bola

Tabel hasil pengukuran massa dengan menggunakan Neraca Ohauss 310 gram adalah sebagai
berikut.
Penun. Penun. Penun. Penun. Skala Massa benda
Benda
Lengan 1 Lengan 2 Skala putar Nonius (g)

Balok
kubus
Bola

Kegiatan 3: Pengukuran suhu dan waktu


Tabel hasil pengukuran waktu dengan menggunakan Termometer dan Stopwatch adalah
sebagai berikut.
Perubahan
No. Waktu (s) Temperatur (˚C)
Temperatur (˚C)
1
2
3
4
5
6

ANALISIS DATA
Kegiatan 1: Pengukuran Panjang
A. Balok Kubus
1. Mistar
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
2. Jangka Sorong
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
3. Mikrometer sekrup
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
B. Bola Kecil (kelereng)
1. Mistar
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
2. Jangka Sorong
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

3. Mikrometer sekrup
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
C. Volume Balok Kubus dan Bola Kecil (Kelereng)
1. Balok Kubus
a. Mistar
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
b. Jangka sorong
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
c. Mikrometer sekrup
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
2. Bola kecil (kelereng)
a. Mistar
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
b. Jangka Sorong
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
c. Mikrometer Sekrup
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Kegiatan 2: Pengukuran Massa
A. Neraca Ohauss 2610
batasukur
NST lengan=
jumlah skala
500 gram
NST lengan1= =100 gram/ skala
5 skala
100 gram
NST lengan2= =10 gram/ skala
10 skala
1 gram
NST lengan3= =0 ,1 gram/skala
10 skala
Massa beban gantung= 1000 gram x 2 = 2000 g
1. Balok kubus
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

2. Bola kecil (kelereng)


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

B. Neraca Ohauss 311 gram


batas ukur
NST =
jumlahskala
Hasil pengukuran menggunakan rumus
Rumus massa rata-rata
200 gram
NST lengan1= =100 gram/ skala
2 skala
100 gram
NST lengan2= =10 gram/ skala
10 skala
10 gram
NST lengan3= =1 gram/ skala
10 skala
0 , 1 gram
NST lengan 4= =0 , 01 gram/skala
10 skala
1. Balok kubus
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
2. Bola kecil ( kelereng)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

3. Neraca Ohaus 310 gram


a. Balok kubus
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

b. Bola kecil ( kelereng)


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
C. Massa Jenis Balok Kubus dan Bola Kecil Kelereng
1. Balok Kubus
a. Mistar
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
b. Jangka Sorong
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
2. Bola kecil (kelereng)
a. Mistar
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

b. Jangka sorong
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

c. Mikrometer Sekrup
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Kegiatan 3: Pengukuran waktu dan suhu
1 1
∆ ∆ T = × NST termometer = × 1℃=0 , 5 ℃
n 2
batasukur 1s
NST stopwatch= = =0 ,1 s
jumlah skala 10 skala
A. Untuk waktu 60 sekon:
1. Hasil pengukuran
∆ T =T 1−T 0
∆ T =¿
∆ T =¿
2. Pelaporan fisika
∆ T =|∆ T ± ∆ ∆T |
∆ T =|2, 0 ± 0 , 5|℃
B. Untuk waktu 120 sekon:
1. Hasil pengukuran
∆ T =T 1−T 0
∆ T =39 , 5 ° C – 35 ℃
∆ T =4 , 5 ℃
2. Pelaporan fisika
∆ T =|∆ T ± ∆ ∆T |
∆ T =|4 , 5 ± 0 ,5|℃
C. Untuk waktu 180 sekon:
1. Hasil pengukuran
∆ T =T 3−T 0
∆ T =¿
∆ T =¿
2. Pelaporan fisika
∆ T =|∆ T ± ∆ ∆T |
∆ T =¿
D. Untuk waktu 240 sekon:
1. Hasil pengukuran
∆ T =T 3−T 0
∆ T =¿
∆ T =¿
2. Pelaporan fisika
∆ T =|∆ T ± ∆ ∆T |
∆ T =¿
E. Untuk waktu 300 sekon:
1. Hasil pengukuran
∆ T =T 3−T 0
∆ T =¿
∆ T =¿
2. Pelaporan fisika
∆ T =|∆ T ± ∆ ∆T |
∆ T =¿
PERCOBAAN USAHA DAN ENERGI KINETIK

RUMUSAN MASALAH
1. Besaran apa saja yang berkaitan dengan usaha dan energi kinetik?
2. Bagaimanakah hubungan antara usaha/kerja yang diberikan terhadap energi kinetik
yang dihasilkan?
3. Bagaimana menentukan usaha dan energi kinetik dari persamaan yang telah
ditentukan?

TUJUAN
1. Menemukan besaran-besaran yang terkait dengan usaha dan
energi kinetik
2. Menunjukkan hubungan usaha dengan energi kinetik
3. Menemukan persamaan usaha dan energi kinetik

1. ALAT DAN BAHAN


1. Papan luncur dan statif
2. Roda
3. Beban berbagai variasi ukuran
4. Stopwatch
5. Neraca digital

2. PROSEDUR PERCOBAAN
Set alat percobaan
roda

statif

h s

papan luncur
1. Ukurlah panjang lintasan, dan catat sebagai s,

2. Timbanglah massa roda menggunakan neraca digital catat ditabel sebagai beban m

3. Letakkan roda pada posisi puncak

4. Lepaskan roda dari posisi puncak dan catatlah waktu yang diperlukan untuk mencapai
garis finish sebagai t.

5. Lakukan langkah 3-4 secara berulang dengan menambahkan beban pada roda

3. DATA HASIL PERCOBAAN


Berdasarkan data hasil pengamatan pada percobaan yang telah dilakukan catat hasil
pengukuran ke dalam tabel berikut :

Jarak (s) = ................ cm = .............. m


Percepatan gravitas (g) = 10 m/s2

No. m (kg) t (s) v=s/t (m/s) v2


1
2
3

4. ANALISIS DATA
1. Besaran-besaran apa saja yang diukur pada percobaan ?

2. Buatlah grafik hubungan antara m dengan v2! Bagaimana bentuk grafik yang
dihasilkan?

v2(m2/s2)
3. Dari grafik diatas, bagaimana hubungan massa (m) dengan kuadrat kecepatan(v2)?

massa (m) berbanding ...............dengan kuadrat kecepatan(v2)


Semakin ...........massa (m), semakin ...........kuadrat kecepatannya(v2)

4. Ketika benda bergerak pada jarak tertentu akibat gaya yang bekerja pada benda maka
pasti melakukan usaha. Usaha yang dilakukan pada percobaan diatas adalah
W=F.s ......(1)
Sesuai hukum II Newton, maka berlaku
F=.....
Sehingga persamaan (1) dapat dituliskan:
W=....... ......(1)
Ingat persamaan gerak lurus berubah beraturan
vt2=v02+2as

a=........(2)

substitusi persamaan (1) ke persamaan (1)


W=m......s
W=...

Jadi W=...

5. Tulislah kesimpulan yang diperoleh!


ENERGI ALTERNATIF

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara menggunakan anemometer dengan benar?
2. Apakah manfaat energi angin dalam kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimanakan cara menhitung tingkat energi potensial angin dalam
kehidupan sehari-hari?
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui cara penggunaan anemometer.
2. Mengetahui manfaat energi angin dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengetahui tingkat potensi energi angin pada suatu daerah.

C. Landasan Teori

Sumber energi dari alam dapat diklasifikasikan sebagian berikut yakni energi fosil, fisil,

dan energi terbarukan. Energi fosil adalah energi yang diambil dari sumber yang hanya

tersedia dalam jumlah terbatas di bumi dan tidak dapat diregenerasi. Sumber-sumber energi

ini akan berakhir cepat atau lambat dan berbahaya bagi lingkungan, dan energi terbarukan

adalah energi yang dihasilkan dari sumber alami seperti matahari, angin, dan air dan dapat

dihasilkan berulang kali karena dapat diperbaharui (Permana, A.D. 2011).

Energi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar benda dapat melakukan usaha.

Dalam kenyataannya setiap dilakukan usaha selalu ada perubahan. Sehingga usaha juga

didefiniskan sebagai kemampuan untuk menyebabkan perubahan (Arif Alfatah & Muji

Lestari, 2009)

Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ketempat lainnya. Angin berhembus

dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak panas matahari dibandingkan

tempat lain. Permukaan tanah yang panas mambuat suhu udara diatasnya naik. Akibatnya

udara yang naik mengembang dan menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan dibandingkan

udara sekitarnya, udara akan naik. Begitu udara panas tadi naik, tempatnya akan segera
digantikan oleh udara sekitar terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat. Proses ini

terjadi terus-menerus, akibatnya kita bisa merasakan adanya pergerakan udara atau yang

disebut angin (Nasir, 1990).

Energi angin adalah energi yang terkandung pada massa udara yang bergerak. Energi

angin berasal dari energi matahari. Pemanasan bumi oleh sinar matahari menyebabkan

perbedaan massa jenis (ρ) udara. Perbedaan massa jenis ini menyebabkan perbedaan tekanan

pada udara sehingga akan terjadi aliran fluida dan menghasilkan angin. Kondisi aliran angin

dipengaruhi oleh medan atau permukaan bumi yang dilalui oleh aliran angin dan perbedaan

temperatur permukaan bumi. (Daryanto, 2007)

Pemanfaatan energi angin selain dapat mengurangi ketergantungan terhadap energi

fosil, diharapkan juga dapat meningkatkan produktifitas masyarakat pertanian. Walaupun

pemanfaatan energi angin dapat dilakukan dimana saja, daerah-daerah yang memiliki potensi

energi angin ini lebih kompetitif dibandingkan dengan energi alternatif lainnya. Oleh karena

itu studi potensi pemanfaatan energi angin ini sangat tepat dilakukan guna mengidentifikasi

daerah-daerah berpotensi (Permana edo, 2007)

Udara yang memiliki massa (m) dan kecepatan (v) akan menghasilkan energi kinetik

sebesar:

E = m.v2....................................................(1)

Dimana :

E = Energi (J)

m = Massa udara (Kg)

v = Kecepatan angin (m/detik)


Jika suatu blok udara yang mempunyai penampang A ( m2 ) dan bergerak dengan

kecepatan V ( m/s ), maka jumlah massa udara yang mengalir tiap detik adalah:

m = A . V. ρ (kg/detik) ………(2)

Dimana :

m = massa udara yang mengalir ( kg/detik )

ρ = kerapatan udara ( kg/m3 )

A = penampang udara ( m2 )

V = kecepatan angin ( m/detik )

Selanjutnya didapatkan energi yang dihasilkan persatuan waktu adalah:

P = E / satuan waktu

= 0,5 A V3 ρ (Watt) .………..(3)

(Tim asisten, 2016)

D. Alat dan Bahan

1. Alat tulis

2. Anemometer

3. Kalkulator

E. Prosedur Kerja

1. Persiapan alat dan bahan.

2. Tentukan arah angin, kemudian menghadap kearah yang berlawanan dengan arah angin.

3. Nyalakan anemometer dengan cara menekan tombol power layar tampilan menghadap

kearah pemegang anemometer dan angin akan datang dari arah belakang layar tampilan.
4. Perhatikan angka yang menunjukan kecepatan angin pada layar tampil

5. Apabila angka kecepatan angin telah konstan, tekan tombol hold, kemudian catat hasilnya.

6. Setelah didapat kecepatan angin, hitung daya dan energinya menggunakan rumus.

No Kelompok Waktu (t) Kecepatan angin Daya (P) Energi (E)


(v)

F. Hasil Praktikum

1
5

4 6

Gambar 4.1 Anemometer

( sumber : Dokumentasi Pribadi)

Keterangan :
1. Display :

2. Tombol power :

3. Tombol satuan :

4. Tombol satuan :

5. Baling-baling :

6. Kabel : Untuk menghubungkan anemometer dengan baling-baling.

Cara Kerja Alat Anemometer adalah Anemometer digunakan dengan cara mengangkat

baling-baling keatas ke arah angin, kemudian menyalahkan tombol power ke on serta atur

tombol satuan apa yang akan digunakan. Baling-baling akan berputar jika terdapat angin,

yang kemudian kecepatan baling-baling (kecepatan angin) akan dikonversi oleh alatnya dan

akan ditampilkan pada display anemometer.

No Kelompok Waktu (menit) Kecepatan (m/s) Daya (watt) Energi (J)

9
10

11

12

Tabel 1. Tabel perhitungan

Perhitungan :

P = K x A x V3

E = 0,5 x m x V2

G. Kesimpulan

H. Saran
PERCOBAAN PEMANASAN GLOBAL
1.Tujuan Percobaan
Mengetahui pengaruh vegetasi dalam mengurangi efek pemanasan global
2.Dasar Teori
Perubahan akhir akibat terjadinya pemanasan global sudah menjadi kosakata umum
dalam percakapan masyarakat sehari-hari terutama di kalangan ilmuwan. Namun, fenomena
ini masih belum dipahami secara tepat oleh masyarakat sehingga tidak jarang terjadi
kesalahpahaman atau kesulitan dalam membedakan antara perubahan iklim dengan variasi
iklim yang kadang-kadang terjadi dengan gejala yang agak ekstrem. Seperti yang sudah
sering kita alami adanya musim kemarau atau musim penghujan yang sangat panjang.
Menghangatnya isu pemanasan global ini, mengingat timbulnya dampak yang sangat besar
terhadap kehidupan di dunia yang diduga menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim dunia
dengan berbagai akibat yang ditimbulkannya. Pemanasan global suatu fenomena global yang
dipicu oleh kegiatan manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil dan
kegiatan alih guna lahan. Kegiatan ini menghasilkan gas-gas yang semakin lama semakin
banyak jumlahnya di atmosfer, terutama gas karbon dioksida (CO2). Gas CO2 ini yang
menjadi biang keladi dari terjadinya pemanasan global melalui proses yang disebut efek
rumah kaca.
Pemanasan global (global warming) atau sekarang lebih dikenal sebagai perubahan
iklim global (climate change) adalah memanasnya iklim bumi secara umum. Memanasnya
bumi telah diobservasi peneliti sejak tahun 1950-an dan terus bertambah panas sejak itu.
Selain bertambah panas dari tahun ke tahun, di beberapa wilayah di bumi mengalami
perubahan cuaca yang ekstrim. Oleh karena itulah fenomena ini disebut juga sebagai
perubahan iklim global (climate change). Penyebab pemanasan global secara langsung
berkaitan dengan efek rumah kaca. Jika gas-gas rumah kaca makin meningkat jumlahnya di
atmosfer, maka efek pemanasan global akan semakin signifikan. Sejak revolusi industri, gas-
gas rumah kaca seperti karbon dioksida, methana, dan gas berbahaya lainnya menjadi
semakin bertambah di atmosfer sehingga konsentrasinya makin meningkat akibat ulah
manusia
Berikut ini dijabarkan secara lebih detail mengenai penyebab-penyebab langsung maupun
tidak langsung yang mengakibatkan pemanasan global:
a. Bertambahnya gas-gas rumah kaca di atmosfer yang menyebabkan terjadinya efek rumah
kaca secara global; setiap penyebab bertambahnya efek rumah kaca juga berkontribusi
langsung terhadap pemanasan global seperti: 1) Energi; karena hampir sebagian besar
pembangkit listrik di dunia menggunakan minyak bumi dan batu bara, maka tentu saja aspek
ini berpengaruh sangat besar terhadap pemanasan global karena permintaan listrik sangatlah
tinggi dan makin meninggi setiap tahun yang pada saat ini, konstribusi terhadap pemanasan
global sekitar seperempatnya. 2) Transportasi; karena hampir seluruh sistem transportasi
menggunakan bahan bakar fosil, maka semakin banyak orang yang memakai kendaraan
pribadi akan berdampak pada peningkatan gas karbon dioksida di atmosfer yang saat ini
berkonstribusi sebesar 20% terhadap pemanasan global. 3) Industri peternakan sapi; industri
peternakan sapi menghasilkan gas methana yang sangat besar ke atmosfer. Gas-gas ini
dihasilkan dari kentut sapi dan kotoran sapi yang diproduksi oleh bakteri pengurai selulosa di
perut sapi. Hampir setengah dari penyebab pemanasan global disebabkan oleh hal ini karena
masifnya industri ini di seluruh dunia karena konsumsi susu dan daging sapi oleh manusia
yang begitu besar. 4) Industri pertanian; pupuk yang digunakan dalam pertanian melepaskan
gas nitrous oxide ke atmosfer yang merupakan gas rumah kaca. 5) Limbah industri dan
tambang industri seperti pabrik semen, pabrik pupuk, dan penambangan batu baru serta
minyak bumi memproduksi gas rumah kaca seperti karbon dioksida. 6) Limbah rumah
tangga; limbah rumah tangga menghasilkan gas methana dan karbon dioksida yang
dihasilkan dari bakteri-bakteri pengurai sampah.
b. Pencemaran laut; lautan dapat menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang besar, akan
tetapi akibat pencemaran laut oleh limbah industri dan sampah, laut menjadi tercemar
sehingga banyak ekosistem di dalamnya yang musnah, yang menyebabkan laut tidak dapat
menyerap karbon dioksida lagi.
c. Penebangan dan pembakaran hutan; penebangan dan pembakaran hutan sangat berdampak
buruk karena hutan dapat menyerap karbon dioksida di atmosfer.
d. Mencairnya es di kutub; permukaan es berwarna putih dapat memantulkan lebih dari 60%
sinar matahari, akan tetapi jika semakin banyak es yang mencair, maka sinar matahari tidak
dipantulkan seperti sebelumnya karena lautan hanya dapat memantulkan sinar matahari
sepersepuluhnya saja
3. Alat dan Bahan
1.Kardus 2 kotak
2. Kantong plastik bening 1 buah
3. Bola lampu 1 buah
4. Tanah Secukupnya
5. Termometer 2 buah
6. Statif 2 buah
7. Rumput Secukupnya
8. Karetgelang 2 buah
9. Stopwatch 1 buah

4.Langkah-langkah Percobaan:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada percobaan ini.
2) Menyiapkan dua buah kotak dari kardus, dan beri label A dan B
3) Masukkan tanah secukupnya ke dalam masing -masing kotak kardus.
4) Memasukkan rumput pada kotak kardus A. Sedangkan pada Kotak kardus B tidak
diberi rumput.
5) Menggantungkan thermometer pada statif di samping masing - masingkotak.
6) Meletakkan thermometer pada ketinggian yang sama di atas masing-masing kardus yang
berisi tanah.
7) Membungkus seluruh bagian kotak kardus A dan B dengan kantongplastic dan
mengikatnya dengan tali rafia.
8) Meletakkan bola lampu yang berkapasitas 100 watt di antara 2 kotak A dan B tersebut,
dan jangan nyalakan lampusela ma 5 menit.
9) Setelah 5 menit, nyalakan lampu. Mengukur suhupada masing-masingkotak
setiap 5 menit.
10) Masukkan data yang kamu peroleh pada table dibawah ini
6. Tugas
1) Dari percobaan yang anda lakukan, apakah fungsi bola lampu dankantong plastic yang
membungkus kotak kardus A dan B ?
2) Bagaimana perbedaan suhu pada kotak kardus A dan B yang diberirumput dan yang
tidak diberi rumput ?
3) Bagaimana pengaruh ada tidaknya vegetasi (rumput) pada kotak kardus A dan
B?
DAFTAR PUSTAKA
http://genius.smpn1-mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/fisika/Zat%20dan%20Wujudnya/
perubahan.html

http://abciitde.blogspot.com/2009_12_01_archive.html

Novita, Eka .2010. Laporan Praktikum Fisika. Luwuk

Purwanti, Endang. 2009. Fisika untuk SMA/MA. Klaten : Intan Pariwara

Siswanto, dkk. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta : Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai