Anda di halaman 1dari 5

1.

Jelaskan faktor penentu Kesehatan dalam Masyarakat dengan menggunakan


model ekologi dan health field
Jawab:
a. Faktor penentu Kesehatan dalam Masyarakat dengan menggunakan model
ekologi sebagai berikut (Surjadi, 2017) :
1. Kebijakan dan kondisi makro dan struktural :
Kondisi dan kebijakan global, nasional dan local yang berkaitan dengan
ekonomi, sosial dan lingkungan mencakup juga ekonomi, urbanisasi,
kultural, perhatian pada wanita dan kelompok marginal, diskriminasi,
lingkungan, transportasi, perumahan,air , sanitasi dan lain-lain.
2. Situasi kehidupan dan kerja :
Layanan kesehatan dan publik, lingkungan gedung dan fasilitas yang
tersedia, status pekerjaan dan posisi sosioekonomi dan akses pada
keputusan.
3. Komunitas, keluarga daninterpersonal :
Jejaring sosial, dan dukungan sosial, jaminan sosial, kebersamaan yang
tercakup dalam sosial kapital, pengetahuan kesehatan dan perilaku
kesehatan termasuk norma dan kebiasaan masyarakat serta kegiatan
masyarakat dan kelompok.
4. Individu :
Perilaku, lingkungan, dan akses pada layanan kesehatan pencegahan dan
pengobatan.
b. Faktor penentu Kesehatan dalam Masyarakat dengan menggunakan model
health field sebagai berikut :
Model the health field concept adalah suatu model yang dikembangkan oleh
HL Lamfframboise, yang menjelaskan bahwa ada empat faktor yang berperan
dalam kondisi status kesehatan diantaranya adalah faktor lingkungan, gaya hidup,
biologis dan sistem pelayanan Kesehatan (Cholifah et al., 2020).
2. Jelaskan teori timbulnya penyakit menggunakan teori abad ke 19 dan 20
Jawab :
a. Teori Abad Ke 19 :
Teori yang menyatakan bahwa beberapa penyakit tertentu disebabkan oleh
invasi mikroorganisme ke dalam tubuh. Abad ke19 merupakan era kejayaan
teori kuman dimana aneka penyakit yang mendominasi rakyat berabad-abad
lamanya diterangkan dan diperagakan oleh para ilmuan sebagai akibat dari
mikroba. Berkat Teori Kuman etiologi berbagai penyakit infeksi bisa
diidentifikasi. Bahkan kini telah diketahui sedikitnya 15% kanker di seluruh
dunia disebabkan oleh infeksi, misalnya Human Papilloma Virus (HPV)
adalah agen etiologi kanker serviks uteri (Dr. h. masriadi, s.km., s.pd.i.,
2016).
b. Teori Abad Ke 20 :
Sejak akhir abad ke 20 Pengaruh Teori Kuman yang terlalu kuat
mengakibatkan para peneliti terobsesi dengan keyakinan bahwa
mikroorganisme merupakan etiologi semua penyakit, padahal diketahui
kemudian tidak demikian. Banyak penyakit sama sekali tidak disebabkan
oleh kuman atau disebabkan oleh kuman tetapi bukan satu-satunya kausa.
Sehingga pada Tahun 1950-an seiring dengan meningkatnya insidensi
penyakit non-infeksi, muncul teori kausasi yang mengemukakan bahwa
sebuah penyakit atau akibat dapat memiliki lebih dari sebuah kausa, disebut
etiologi multifaktorial atau kausasi multipel. Teori kausasi multipel tidak
hanya memandang kuman tetapi juga faktor herediter, kesehatan
masyarakat, status nutrisi/ status imunologi, status sosio-ekonomi, dan gaya
hidup sebagai kausa penyakit (Dr. h. masriadi, s.km., s.pd.i., 2016).

3. Apa pengaruh globalisasi terhadap Kesehatan masyarakat


Jawab :
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan masyarakat. Berbagai informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia
kini telah dapat langsung kita ketahui berkat kemajuan teknologi (globalisasi).
Pengaruh globalisasi, sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi karena banyaknya
kemajuan teknologi yang masuk kedalam Negara dan bangsa kita. Contohnya
adalah Handphone, Pakar terkait menunjukkan 6 kebiasaan buruk pemakaian
handphone yang merugikan kesehatan itu meliputi (Wahyudi & Sukmasari,
2018) :
1. Menggantungkan handphone dileher atau pinggang. Bagi mereka yang
Arrhytmia (tidak ada irama jantung), fungsi jantung tidak sempurna
sebaiknya tidak menggantungkan handphone di dada. Jikahandphone
digantung di bagian pinggang atau sisi perut mungkin akan mempegaruhi
fungsi kesuburan. Cara yang lebih aman dan sehat adalah simpan dalam tas
yang dibawa serta.
2. Menempelkan handphone di telinga ketika menelepon. Ketika menelepon
dan belum tersambung, radiasi akan bertambah kuat, maka sebaiknya
jauhkan handphone dari bagian kepala, selang 5 detik kemudian baru
dihubungai kembali.
3. Sinyal handphone semakin lemah ketika menempel di telinga. Berdasarkan
prinsip kerja handphone, dalam keadaan sinyal yang agak lemah, handphone
akan meningkatkan daya luncur gelombang elektromagnetnya secara
otomatis, sehingga intensitas radiasi bertambah kuat. Dengan menempelkan
ke telinga, maka radiasi yang dialami bagian kepala akan berlipat ganda.
4. Percakapan handphone terlalu lama. Para ahli menyarankan, tidak baik
berhubungan telepon terlalu lama, jika memamg demikian bisa
mempertimbangkan memakai telepon tetap atau memeakai alat pendengar,
jika terpaksa harus berhubungan denganhandphone dalam jangka waktu
lama juga harus mendengar secara bergantian di kiri dan kanan telinga 1-2
menit.
5. Sembunyi di sudut tembok dan bisik-bisik menerima telepon rahasia.
Dengan bersembunyi di sudut bangunan dalam kondisi umum, penutupan
sinyal di sudut bangunan tidak begitu baik, sehingga dengan demikian dapat
meyababkan daya radiasi handphone dalm sudut tertentu bertambah besar.
6. Mondar-mandir (selalu bergerak). Sejumlah orang tanpa sadar suka berjalan
perlahan ketika menelepon, selalu bergerak kesana kemari, namun tidak
sadar bahwa menggerakkan posisi dapt menyababkan ketidakstabilan sinyal
yang diterima, dengan demikian menyebabkan terjadinya luncuran daya
tinggi dalam waktu singkat yag tidak diperlukan.

4. Apakah globalisasi mempengaruhi situasi Kesehatan di Indonesia, jelaskan


Jawab :
Era globalisasi dapat memicu mobilitas penyakit baik ke dalam maupun ke
luar Indonesia, bahkan dapat menimbulkan penyakit baru. Hal tersebut dapat
diakibatkan karena adanya peningkatan frekuensi dan jumlah perjalanan antar
negara dan peningkatan risiko masalah kesehatan. Penyebab kemunculan penyakit
ini berkaitan dengan gaya hidup, mobilitas, teknologi, dan populasi kepadatan
habitat. Selain itu juga berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) yang saling terkait dengan keragaman geografis, perdagangan hewan,
keseimbangan predator/pemangsa hewan lain, habitat dan kesehatan hewan,
migrasi burung, pasar unggas/hewan, serta vegetasi, cuaca dan musim, iklim,
yang mempengaruhi populasi hewan dan vector, banjir, erupsi gunung berapi,
deforestasi, juga kebakaran hutan.
DAFTAR PUSTAKA

Cholifah, C., Nisak, U., & PK, A. (2020). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
In FiKes Univetsitas Muhammadiyah Sidoarjo.
https://press.umsida.ac.id/index.php/umsidapress/article/download/978-602-
5914-93-5/1036/
Dr. h. masriadi, s.km., s.pd.i., S. kg. (2016). Epidemiologi Penyakit Menular. In
Pengaruh Kualitas Pelayanan… Jurnal EMBA (Vol. 109, Issue 1).
https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/1782/Irwan-Buku-
Epidemiologi-Penyakit-Menular.pdf
Rokom. (2018, oktober 16). Sehat Negeriku. Retrieved from Globalisasi Picu
Keluar Masuk Penyakit:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20181013/2728313/
globalisasi-picu-keluar-masuk-penyakit/
Surjadi, C. (2017). Penerapan pendekatan sosial dan ekologi pada upaya promosi
kesehatan implementation of socioecology approach to health promotion
effort. Jumal Ekologi Kesehatan, Vol. 11 No(3), 178–187.
https://media.neliti.com/media/publications-test/83232-penerapan-
pendekatan-sosial-dan-ekologi-1a390387.pdf
Wahyudi, H. S., & Sukmasari, M. P. (2018). Teknologi Dan Kehidupan
Masyarakat. Jurnal Analisa Sosiologi, 3(1).
https://doi.org/10.20961/jas.v3i1.17444
https://jurnal.uns.ac.id/jas/article/viewFile/17444/13932

Anda mungkin juga menyukai