Anda di halaman 1dari 13

Machine Translated by Google

Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 15 (2): 326-338 (2023)
DOI: 10.24042/albayan.v15i2.19229

Naskah Arab dalam Historiografi Islam pada masa Mamluk


Dinasti

Safari*
Program Studi Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Indonesia

________
Informasi Artikel: Abstrak: Historiografi Islam seringkali mencerminkan upaya konstruksi
Diterima : 7 Agustus 2022 sejarah yang terdistorsi oleh unsur politik kekuasaan dan kepentingan
Diperbaiki : 28 Oktober 2022 subjektif sejarawan, sehingga menghambat penyajian fakta sejarah
Diterima : 4 Desember 2022
yang sebenarnya. Salah satu persoalan yang mendesak adalah
bagaimana penggunaan bahasa Arab dalam teks sejarah
_______
Kata kunci:
mempengaruhi pemahaman historiografi Islam. Penelitian ini bertujuan
Arab; Beasiswa Ensiklopedis; untuk merinci dan menganalisis karakteristik historiografi Islam pada
Mamluk; Cerita periode abad pertengahan, khususnya dalam konteks Dinasti Mamluk,
dengan fokus pada peran bahasa Arab. Metodologi penelitiannya
meliputi tinjauan pustaka, mengkaji berbagai penelitian historiografi
__________ Islam sebelumnya. Hasil analisis data mengungkap ciri-ciri keilmuan
*Alamat Korespondensi: ensiklopedis, peran penting bahasa Arab sebagai alat komunikasi
safari@radenintan.ac.id
utama dalam mengkonstruksi narasi sejarah, serta adanya kreativitas
dan orisinalitas dalam tulisan-tulisan sejarah. Dengan demikian,
penelitian ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pengembangan kerangka teori untuk memahami sejarah Islam abad
pertengahan pada masa Mamluk. Kajian ini penting untuk mendalami
historiografi Islam masa lalu, khususnya dalam konteks penggunaan
bahasa Arab, guna memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang bagaimana sejarah Islam dicatat dan disampaikan pada masa
Dinasti Mamluk. Dengan pemahaman ini, kita dapat memahami
nuansa politik, budaya, dan sosial yang membentuk narasi sejarah
Islam pada periode ini, sekaligus menyoroti peran penting bahasa
Arab dalam proses tersebut.

Cara mengutip:
Safari. ”Naskah Arab dalam Historiografi Islam pada masa Dinasti Mamluk.” Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa
Arab 15, no. 2 (2023): 326-338. http://dx.doi.org/10.24042/albayan.v15i2.19229

Pendahuluan / ÿÿÿÿÿÿÿ / Pendahuluan

Sepanjang sejarah, termasuk dalam historiografi Islam, penulisan sejarah sering kali dilakukan

cenderung mencerminkan konstruksi sejarah yang bias, 12 Penulisan sejarah, yang idealnya

1
Dwi Susanto dan Riana Wati, "Wacana Romantisme dalam Sejarah Sastra Indonesia Periode
Kolonial Belanda (1900-1942)," Kembara: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 5, no. 1
(2019): 40–52.
2
Dunita Nabila A Rahimin, "Mitos dan Legenda: Di Sebalik Percanggahan Fakta dalam Sejarah
Asia Tenggara," Jurnal Kemanusiaan, (2019).

© 2023 Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab


Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Machine Translated by Google

Naskah Arab dalam Historiografi Islam pada Masa Dinasti Mamluk | Safari

3
berfungsi sebagai penjaga fakta sejarah, seringkali dipengaruhi oleh nuansa politik
45
kekuasaan dan kepentingan subyektif sejarawan, mengakibatkan distorsi kebenaran

fakta sejarah. Selain itu, dalam konteks sejarah berbahasa Arab, isu-isu terkait

terhadap bentuk asli manuskrip juga menjadi perhatian kritis. Namun, di

Sebagai tanggapan atas kekurangan-kekurangan ini, para sejarawan modern semakin mengakui hal ini

distorsi yang terjadi dalam penulisan sejarah karena berbagai faktor subjektif.

Perkembangan historiografi Islam abad pertengahan merupakan cerminan dari hal tersebut

perubahan. Pada periode ini muncul dua perspektif utama dalam penulisan sejarah. Itu

perspektif pertama adalah penulisan sejarah konservatif, yang cenderung mengandalkan daur ulang,

merangkum, dan mengulang sejarah sebelumnya. Di sisi lain, perspektif kedua

adalah penulisan sejarah kritis yang mengadopsi pendekatan multidimensi, mengkonstruksi hal-hal baru

arah sejarah, dan bertujuan untuk menghindari bias dan distorsi. Selain metodenya

Dalam penulisan sejarah, periode abad pertengahan juga dipengaruhi oleh politik yang dominan

konteks zaman, seperti kekuasaan Dinasti Mamluk di wilayah Mesir. Itu

Dinasti Mamluk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sejarah Islam pada masa itu,67 dan

membuat pemahaman tentang ciri-ciri historiografi Islam pada masa itu

Masa Dinasti Mamluk sangat penting.

Beberapa penelitian terdahulu mengenai subjek historiografi Islam antara lain penelitian

Muhammad Husni tentang Jatuhnya Dinasti Mamluk di Mesir.8 Kajian Sultan Hamdansyah tentang

berdirinya Dinasti Mamluk dan peranannya.9

Eksplorasi Dadang Mozi mengenai strategi militer yang dilakukan Dinasti Mamluk dalam menghadapi

bangsa Mongol.10 Penelitian Stiawan berfokus pada sejarah kerajaan yang terabaikan.

3
Joko Sayono, "Biografi dan Studi Tokoh Sejarah," Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya
16, tidak. 2 (2022): 415–426.
4
Ganda Febri Kurniawan, Warto Warto, dan Leo Agung Sutimin, "Dominasi Orang-Orang Besar dalam
Sejarah Indonesia: Kritik Politik Historiografi dan Politik Ingatan," Jurnal Sejarah Citra Lekha 4, no. 1 (2019): 36–52.

5
Arditya Prayogi dan Dewi Anggraeni, “Perkembangan Tema dalam Historiografi Islam: Suatu Telaah,”
Studi Multidisipliner: Jurnal Kajian Keislaman 9, no. 1 (2022): 33–56.
6
Randi Stiawan, "Peran Ilmuwan Muslim dalam Kemajuan Ilmu-Ilmu Keislaman pada Masa
Dinasti Mamluk di Mesir,” Sejarah & Warisan Lokal 3, no. 2 (2023): 66-72.
7
Dede Efrianti Lubis, Ahmad Muhajir, dan Zaini Dahlan, "Peradaban dan Pemikiran Islam pada
Masa Dinasti Mughal di India,” Pendidikan Islam 1, no. 2 (2021): 41–46.
8
Muhammad Husni, “Keruntuhan Dinasti Mamluk Di Mesir,” (Disertasi Doktor, UIN
Alauddin Makassar, 2013).
9
Sulthan Hamdansyah, "Peran Dinasti Mamluk (Mamalik) dalam Menghadapi Mongol di Perang
Ain Jalut pada Tahun 1260 M' (Disertasi Doktor, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2022).
10
Dadang Mozi, Strategi Perang Dinasti Mamluk dalam Menghadapi Bangsa Mongol (Disertasi Doktor,
Universitas Islam Negeri Raden Fatah, 2018).

327 | Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 15 (2): 326-338 (2023)
Machine Translated by Google

Naskah Arab dalam Historiografi Islam pada Masa Dinasti Mamluk | Safari

Dinasti Mamluk di Mesir, yang menyoroti peran penting Dinasti Mamluk dalam perkembangan ilmu

pengetahuan Islam pada periode tersebut.11

Kajian Melia mendalami pengaruh hadis (hadits Nabi) terhadap

Historiografi Islam, menyoroti pentingnya hadis sebagai sumber referensi dan

dampaknya terhadap awal perkembangan Islam.12 Selanjutnya Lukmanul Hakim membahas

tentang pengaruh Islam dalam historiografi Indonesia sebelum era kolonial.13

Selain itu, penelitian lain juga fokus pada lembaga Al-Hisabah pada masa itu

Dinasti Mamluk.14 Penelitian-penelitian terdahulu berupaya mengungkap ciri-cirinya

historiografi Islam pada masa ini, mengeksplorasi berbagai aspek, mulai dari kemunduran

Dinasti Mamluk hingga perannya dalam menghadapi tantangan seperti bangsa Mongol. Namun, ini

penelitian masih terbatas cakupannya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran lebih lanjut

pemahaman komprehensif tentang ciri-ciri historiografi Islam abad pertengahan

pada masa Mamluk.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang karakteristik

Historiografi Islam pada masa Dinasti Mamluk ke tingkat yang lebih komprehensif. Oleh

menggabungkan berbagai aspek penulisan sejarah selama periode ini, penelitian ini akan

menganalisis ciri-ciri historiografi Islam abad pertengahan pada masa Mamluk

Dinasti. Dalam menjawab pertanyaan ini, penelitian ini menggunakan pendekatan tinjauan pustaka,

mengkaji literatur sebelumnya tentang historiografi Islam. Analisis data akan dilakukan

menggunakan kerangka sejarah intelektual untuk memetakan ciri-ciri Islam

historiografi pada masa Dinasti Mamluk. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

wawasan yang lebih dalam dan pemahaman yang lebih komprehensif tentang perkembangan Islam

sejarah pada masa itu, khususnya dalam konteks penggunaan bahasa Arab.

Metode /ÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿ / Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi tinjauan pustaka. Itu

Metode tinjauan literatur digunakan karena penelitian ini terutama berfokus pada analisis yang ada

11 Stiawan.
12
Melia Afdayeni, “Hadist dan Histografi Islam,” Majalah Ilmiah Tabuah: Talimat, Budaya, Agama
dan Humaniora 24, no. 1 (2020): 15–24.
13
Lukmanul Hakim dan Abu Haif, “Historiografi Indonesia: Melacak Pengaruh Islam Sebelumnya
Masa Kolonial,” Majalah Ilmiah Tabuah: Talimat, Budaya, Agama dan Humaniora (2019): 98–113.
14
Aidil Novia, "Lembaga Al-Hisbah dalam Perjalanan Sejarah (Penelusuran Lembaga Al-Hisbah
Masa Dinasti Mamluk)," Maqdis: Jurnal Kajian Ekonomi Islam 6, no. 1 (2021): 93–109.

Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 15 (2): 326-338 (2023)| 328
Machine Translated by Google

Naskah Arab dalam Historiografi Islam pada Masa Dinasti Mamluk | Safari

sumber tertulis seperti teks sejarah dan literatur sejarah yang relevan. Penelitian

tidak melibatkan pengumpulan data primer tetapi berpusat pada pemahaman dan

menafsirkan penelitian sebelumnya. Dengan pendekatan ini, peneliti dapat mengkonstruksi lebih lanjut

pemahaman yang mendalam tentang ciri-ciri historiografi Islam pada masa itu

Dinasti Mamluk, khususnya mengenai penggunaan bahasa Arab dalam sejarah

narasi pada periode itu.

Dalam proses pengumpulan bahan sastra diawali dengan pengumpulan

literatur terkait yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu historiografi Islam pada masa itu

Dinasti Mamluk. Peneliti mencari dan mengakses sumber sejarah,

artikel, buku, dan makalah ilmiah relevan yang telah diterbitkan. Sumber-sumber ini

menjadi dasar analisis penelitian. Selanjutnya dilakukan analisis mendalam terhadap sastra

materi telah dilakukan. Mengikuti pengumpulan bahan sastra, peneliti

menyelidiki analisis komprehensif dari sumber-sumber ini. Analisis ini mencakup

pemahaman konsep-konsep kunci dalam historiografi Islam pada masa Dinasti Mamluk, the

penggunaan bahasa Arab dalam narasi sejarah, serta pendekatan dan metode yang digunakan

oleh para sejarawan pada periode itu.

Untuk memetakan ciri-ciri historiografi Islam pada masa Dinasti Mamluk,

peneliti menggunakan kerangka sejarah intelektual. Kerangka kerja ini membantu

menganalisis dan mengatur temuan dari bahan sastra dan mengidentifikasi pola

yang muncul dalam penulisan sejarah pada periode itu. Apalagi fokus krusial ini

Metodologi penelitiannya adalah analisis penggunaan bahasa Arab dalam sejarah

narasi. Peneliti menganalisis bagaimana bahasa ini digunakan sebagai sarana

komunikasi dalam mengkonstruksi narasi sejarah Islam pada masa Dinasti Mamluk.

Ini termasuk pemahaman tentang struktur linguistik, frase kunci, dan gaya penulisan

digunakan oleh para sejarawan pada masa itu.

Terakhir, interpretasi dan kesimpulan. Setelah dilakukan analisa mendalam mengenai hal tersebut

bahan sastra dan data yang ditemukan, peneliti memberikan interpretasi terhadapnya

ciri-ciri historiografi Islam pada masa Dinasti Mamluk. Kesimpulannya

diambil dari temuan ini digunakan untuk memahami dan menjelaskan pengaruh

Bahasa Arab tentang historiografi Islam dan perkembangan sejarah Islam pada masanya

masa Dinasti Mamluk.

329 | Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 15 (2): 326-338 (2023)
Machine Translated by Google

Naskah Arab dalam Historiografi Islam pada Masa Dinasti Mamluk | Safari

Hasil dan Pembahasan / ÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿ / Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini mengungkap beberapa karakteristik historiografi Islam pada masa itu

Dinasti Mamluk, menekankan peran bahasa Arab dalam proses dan

mendiskusikannya dalam konteks temuan penelitian sebelumnya. Satu temuan penting itu

memberikan kontribusi baru pada penelitian ini adalah karakteristik ilmiah ensiklopedis. Selama

Pada masa Dinasti Mamluk, ciri utama historiografi adalah kompilasi karya-karya ensiklopedik di

bidang ilmu pengetahuan.15 Hal ini menunjukkan betapa

fokus pada pengumpulan dan penyajian pengetahuan dalam bentuk yang lebih komprehensif. Terimakasih untuk

ketekunan dan kekuatan kaum Mamluk, mereka mampu melestarikan warisan intelektualnya.16

A. Malik Madany mengamati gerakan keilmuan pada masa Mamluk

Dinasti didorong oleh perlindungan warisan budaya dan pengetahuan Islam

berbagai ancaman eksternal. Ciri-ciri khas karya tulis pada masa ini

lebih fokus mengumpulkan, menambah catatan penjelasan (syarh), menyediakan

interpretasi (menafsirkan), dan merangkum, sedangkan inovasi atau orisinalitas kurang

ditekankan. Namun, masih ada sejarawan yang menonjol dengan kreativitas dan

inovasi, seperti Ibnu Taimiyyah, Ibnu Khaldun, dan Ibnu Hajar al-'Asqalani. Milik mereka

Kehadirannya tidak menutupi karakteristik keilmuan yang bersifat protektif

zaman. Sejarawan seperti mereka menunjukkan kemampuan kreatif dalam menangani data sejarah.

Meskipun banyak karya yang cenderung mengumpulkan dan memadatkan informasi, penelitian ini

menyoroti bahwa beberapa sejarawan selama periode Mamluk terus unggul dalam kreativitas dan

orisinalitas dalam tulisan sejarah mereka.1718

Temuan selanjutnya menyoroti peran penting bahasa Arab sebagai bahasa

sarana komunikasi utama dalam mengkonstruksi narasi sejarah pada masa Mamluk

Dynasty.19 Bahasa ini digunakan untuk menggambarkan peristiwa sejarah dan memahami aspek-aspek penting

dalam historiografi Islam pada periode itu. Dalam konteks disiplin sejarah,

15
A. Malik Madaniy, “Israiliyyat dan Maudu’at dalam Tafsir AL-Qur’an (Studi Tafsir Al-
Jalalain), Disertasi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2010),52.
16
Siti Maryam, “Dinasti Mamluk di Mesir Penyelamat Peradaban Islam 1250-1517 M,” (2022).
17
Fery Yanto, "Konsep Pendidikan Sosiologi Menurut Perspektif Ibnu Khaldun," Rayah Al-Islam
4, tidak. 2 (2020): 184–199.
18
S.Th I Ahmad Mubarok, “Sinergitas Ulama dan Umara dalam Perspektif Hadis,” Magister 6,
478.

Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 15 (2): 326-338 (2023)| 330
Machine Translated by Google

Naskah Arab dalam Historiografi Islam pada Masa Dinasti Mamluk | Safari

Era Mamluk diwakili oleh para sejarawan yang hidup pada masa Dinasti Mamluk dan

mencapai puncak sejarah Islam. Salah satu contohnya adalah Muwaffiquddin al-'Abbas

Ahmad ibn al-Usaibi'ah, seorang sejarawan kedokteran yang menghasilkan karya monumental “Uyun

al-Anba’ fi Tabaqat al-Atibba” (Sumber Berita Seputar Golongan

Physicians), yang memberikan biografi rinci lebih dari 400 medis Arab dan Yunani

para ahli.

Dalam konteks penulisan historiografi dan biografi, Ibnu Khallikan muncul sebagai

tokoh penting pada masa Mamluk. Karyanya, “Wafayat al-A’yan wa Anba

Abna al-Zaman" (Berita kematian Orang-Orang Terkemuka dan Sejarah Putra-Putra Zaman), adalah

dianggap sebagai kamus biografi nasional pertama dalam bahasa Arab. Pekerjaan ini adalah

ditandai dengan ejaan nama yang akurat, data yang tepat, silsilah yang lengkap,

fakta penting, serta hiasan puisi dan anekdot, menjadikannya salah satu

"biografi umum terbaik yang pernah ditulis". Robinson juga menyebut buku ini sebagai kamus biografi

pertama yang memuat berbagai subjek dari berbagai latar belakang.20

Selain itu, fase Mamluk, yang menggantikan Dinasti Fatimiyah,21 juga terjadi

membawa kontribusi yang signifikan dalam bidang biografi. Sejarawan seperti Ibnu

Khallikan dan Al-Suyuti menciptakan model literatur biografi yang mempengaruhi

penulisan sejarah pada masa Ayyubiyah dan Mamluk. Mereka menghadirkan model-model ini

berupa narasi keagungan (manaqib), keutamaan (mahasin), dan keutamaan

(fada'il) yang menjadi ciri tokoh sejarah. Pada masa Mamluk, biografi

sastra mengalami perkembangan yang signifikan, dan banyak tokoh sejarah, termasuk

khalifah dan ahli hukum, mendapat perhatian khusus dalam penulisan biografi. Tradisi ini juga

mempengaruhi narasi al-Suyuti tentang khalifah, dengan fokus pada elemen-elemen ini.

Pada zaman Mamluk yang terkenal dengan kontribusinya terhadap arsitektur,22 terdapat a

perubahan dalam cara sejarah disusun. Sejarawan seperti Abu al-Fida', Ibnu Khaldun, al-

Maqrizi, Ibnu Tagri-Birdi, dan al-Suyuti berkontribusi terhadap perkembangan universal

sejarah yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Ibnu Khaldun dikenal sebagai bapak Islam

19
Yusri Mohamad Ramli, “Sorotan Sejarah Transformasi Pendidikan Mesir: Tinjauan Sejarah
Transformasi Pendidikan di Mesir,” Attarbawiy: Jurnal Pendidikan Online Malaysia 6, no. 2 (2022): 37–52.

20
Robinson, Historiografi Islam, 68.
21
Muhammad Al-Fatih, Maulida Tri Puspita, Tia Pratiwi dan Mardinal Tarigan, “Peradaban Islam di
Kerajaan Samudera Pasai,” Jurnal Pengajaran dan Sains Pendidikan (JOTASE) 1, no. 1 (2023): 1–7.
22
Spahic Omer, “Kontribusi Mamluk terhadap Arsitektur Masjid Nabawi (Sumbangan Dinasti Mamluk
kepada Senibina Masjid Nabawi),” Jurnal Islam di Asia (E-ISSN 2289-
8077) 15, tidak. 2 (2018): 329–362.

331 | Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 15 (2): 326-338 (2023)
Machine Translated by Google

Naskah Arab dalam Historiografi Islam pada Masa Dinasti Mamluk | Safari

ekonomi,23 secara khusus memperkenalkan inovasi dengan menghadirkan pendekatan kritis dan

membedakan antara aspek luar (zahiriha) dan dalam (batiniha) sejarah.

Berkaitan dengan hal tersebut, Ibnu Khaldun dengan karyanya “al-Muqaddimah” membuka jalan bagi pemikiran kritis

pendekatan dalam sejarah Islam dengan memperkenalkan dua aspek sejarah: aspek eksternal

melibatkan laporan tentang perang, negara bagian, dan masyarakat masa lalu, serta aspek internal yang dimaksud

pengamatan, analisis, dan prinsip-prinsip dasar serta sebab-sebabnya.

Perlahan-lahan beberapa sejarawan mulai membangun opini-opini guna menjadikan sejarah sebagai sebuah

disiplin ilmu yang juga diakui dalam konstelasi intelektual Islam. Ini

misalnya dilakukan dengan saling memuji sesama sejarawan seperti al-Safadi

kepada rekannya, al-Zahabi yang dianggap sebagai sejarawan yang telah terbebas dari perbudakan

aturan “kaku” para ahli hadis (jumud al-Muhaddisin). Terakhir, secara epistemologis, pada

kali ini sejarah diakui sebagai disiplin independen yang pantas untuk itu

berdampingan dengan disiplin ilmu lain. Syamsuddin as-Sakhawi menulis sebuah karya khusus yang berjudul al-

I’lan bi at-Taubikh ‘ala man zamma’ala at-Tarikh.24 Di dalamnya, ia menyelaraskan sejarah dengan sejarah lainnya.

cabang ilmu pengetahuan. Di dalamnya ia juga menjelaskan ilmu sejarah mulai dari

definisi, objek, tujuan, kegunaan, dan aspek lainnya.

Berkaitan dengan hal tersebut as-Sakhawi mengatakan bahwa menekuni ilmu sejarah (fann at-

tarikh) merupakan salah satu bentuk kewajiban mulia bagi seorang ulama. Bagi orang yang mempunyai pemikiran jernih,

mempelajari sejarah termasuk dalam lima kategori hukum (al-ahkam al-khamsah). Sebagai

istilah teknisnya, sejarah adalah pengetahuan tentang indikasi waktu yang mengarah pada suatu yang akurat

konstruksi beberapa keadaan (al-ahwal) seperti lahirnya perawi dan imam,

tahun kematiannya, kesehatan fisik dan mental, perjalanan yang dilakukan, haji, status

tajrih atau ta'dil, dan realitas lain yang dihasilkan oleh pencarian (al-fahs) tentangnya

keadaan.

Kesaksian ini berasal dari literatur historiografi Islam pada Abad Pertengahan

menunjukkan seperti apa perkembangan historiografi pada fase tersebut. Meski dinasti ini lahir dari budak-

budak dari berbagai suku dan bangsa,2526 secara umum bisa saja demikian

mengatakan bahwa fase Mamluk mewakili perkembangan historiografi yang sangat pesat.

23
AIDIL Aidil Novia, "Ulama-Ekonomi Dinasti Mamluk: Penelisikan Pemikiran Ibnu Khaldun,"
(2022).
24
Syamsuddi>n as-Sakha>wi>, al-I'la>n bi at-Taubi>kh li man z\amma 'ala at-Ta>ri>kh
(Beiru>t: Mu'assasah al-Risa>lah, 1986.
25
Sulthan Hamdansyah, "Peran Dinasti Mamluk (Mamalik) dalam Menghadapi Mongol di Perang
Ain Jalut pada Tahun 1260 M,” Disertasi (UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2022).

Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 15 (2): 326-338 (2023)| 332
Machine Translated by Google

Naskah Arab dalam Historiografi Islam pada Masa Dinasti Mamluk | Safari

Para sejarawan pada masa Dinasti Mamluk adalah kelompok yang disebut Syakir Mustafa

sejarawan "Mazhab Mesir" (Madrasat Misr) yang terbentang sejak awal

Dinasti Mamluk di Mesir pada abad ke-13 M/7 H hingga memasuki abad ke-17

abad M/11 H. Pada masa ini tidak kurang dari 300 sejarawan lahir dan sekitar tahun 810
karya sejarah lahir dari tangan mereka. 27

Mustafa28 menyebutkan tiga tipologi sejarawan Mazhab Mesir khususnya

sejarawan Dinasti Mamluk, ditinjau dari profesinya yaitu penulis sejarah

melakukan. Pertama, pegawai administrasi (muwazzifu ad-dawawin). Kelompok ini

fokus pada penulisan biografi aparat penegak hukum dan sultan serta pencatatannya

sejarah beberapa lembaga yang ada pada masa itu, khususnya pendidikan

institusi. Sejarawan yang paling representatif dalam hal ini adalah Ibnu Fadillah al-'Umari, penulis

Masalik al-Absar fi Mamalik al-Amsar,29 yang juga menjadi salah satu karya as-Suyuti.

referensi dalam penulisan Tarikh al-Khulafa'. Kedua, sejarawan dari kalangan agama

ulama ('ulama ad-din). Kelompok ini pada dasarnya meneruskan tradisi historiografi

muhaddisin yang menulis sejarah para perawi dan penghafal hadis dari

generasi sebelumnya hingga saat mereka menulis karya mereka. Namun, terkadang memang begitu

juga menulis tentang objek selain tersebut seperti biografi politisi (sasah),

pedagang (tujjar), kelompok pertapa (ahl at-taqi wa an-nusk) dan lain-lain.

Ketiga, ahli sejarah dari keturunan prajurit Mamluk (aulad al-jund). Ini

Kelompok ini merupakan keturunan prajurit Mamluk generasi pertama yang non-Arab

dan hampir seluruhnya berasal dari Turki. Mereka biasanya menulis sejarah yang berkaitan dengan peristiwa politik,

informasi yang berkaitan dengan peperangan, dan penguasa politik. Sejarawan yang mewakilinya

adalah Ibnu Tagri-Birdi, penulis an-Nujum az-Zahirah fi Muluk Misr wa al-Qahirah.30 As-Suyuti

sendiri mewakili kelompok kedua. Namun seperti yang dijelaskan pada analisis sumber

Pada bagiannya, rujukan as-Suyuti dalam Tarikh al-Khulafa' tidak hanya terbatas pada kalangan tradisionalis saja.

karya-karya sejarah seperti Ibnu 'Asakir, az-Zahabi dan Ibnu Kasir, namun karya-karya sejarah semacam itu

seperti Masalik al-Absar, karya al-'Umari dan beberapa karya sejenisnya sebagai bahan dasar ketika

menyajikan narasi sejarahnya dalam Tarikh al-Khulafa'.

26
Akramun Nisa, "Peradaban Islam dan Ideologi Politik pada Masa Dinasti Mamluk di Mesir,"
Ash-Shahabah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam 9, no. 1 (2023): 37–49.
27
Mus}t}afa, at-Ta>ri>kh, juz. 3, 97-98.
28 Di tempat yang sama, 98.

29
Ibnu Fad}lillah al-'Umari>, Masa>lik al-Abs}a>r wa Mama>lik al-Abs}a>r (Beiru>t: Da>r al-
Kutub al-'Ilmiyyah, 2010).

333 | Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 15 (2): 326-338 (2023)
Machine Translated by Google

Naskah Arab dalam Historiografi Islam pada Masa Dinasti Mamluk | Safari

Pada akhirnya, fase Mamluk merupakan tonggak penting dalam perkembangan

Historiografi Islam, dengan sejarawan menciptakan banyak karya dan tulisan sejarah

metode berkembang. Meskipun beberapa sejarawan masih mempertahankan tradisi lama, banyak juga yang mempertahankannya

juga mulai menetapkan sejarah sebagai disiplin ilmu yang independen dan diakui dalam Islam

intelektualitas. Hal ini tercermin dalam karya-karya seperti yang ditulis oleh Syamsuddin as-

Sakhawi yang memandang sejarah sebagai salah satu disiplin ilmu yang mempunyai tempat penting

pemikiran Islam. Penelitian ini mengungkap peran penting Dinasti Mamluk di

perkembangan historiografi Islam dan bagaimana ciri-ciri historiografinya

Waktu tersebut mempengaruhi perkembangan sejarah Islam pada periode tersebut.

Penelitian ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperdalam pemahaman

Historiografi Islam pada masa Dinasti Mamluk. Dengan mengungkap keunikannya

karakteristik periode ini, hal ini membantu mengisi kesenjangan pengetahuan yang ada tentang abad pertengahan

sejarah Islam. Selain itu, penelitian ini juga menyoroti peran bahasa Arab dalam Islam

historiografi pada masa Mamluk yang memberikan wawasan lebih dalam mengenai

hubungan antara bahasa dan penyajian sejarah. Hal ini juga relevan dalam

konteks melestarikan dan memahami warisan budaya Islam. Terakhir, penelitian ini

mengakui peran sejarawan kreatif periode Mamluk seperti Ibnu Taimiyyah,

Ibnu Khaldun, dan Ibnu Hajar al-'Asqalani. Ini membantu untuk menghargai intelektual mereka

kontribusinya dalam mengembangkan metode penulisan sejarah. Demikian temuan penelitian ini

tidak hanya mendalam, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan

kerangka teori historiografi Islam pada periode Mamluk abad pertengahan.

Kesimpulan / ÿÿÿÿÿÿÿ / Kesimpulan

Historiografi Islam Abad Pertengahan, diwakili oleh sejarawan yang hidup pada masa itu

Dinasti Mamluk, mewakili salah satu puncak historiografi Islam. Ini

ditunjukkan oleh beberapa indikator. Pada masa ini, ilmu sejarah bergerak pada a

bentuk tematik, penulisan biografi berupa klasifikasi berdasarkan ilmu pengetahuan

terus dilakukan. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori

kerangka ciri-ciri historiografi Islam abad pertengahan di Mamluk

konteks. Secara umum dapat dikatakan bahwa fase Mamluk merupakan fase yang sangat cepat

30
Jamaluddin Ibnu Tagri Birdi, an-Nujum az-Zahirah fi Muluk Misrwa al-Qahirah (Beirut: Dar al-
Kutub al-'Ilmiyyah, 1992).

Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 15 (2): 326-338 (2023)| 334
Machine Translated by Google

Naskah Arab dalam Historiografi Islam pada Masa Dinasti Mamluk | Safari

perkembangan historiografi dengan fokus pada penggunaan bahasa Arab. Temuan utama dari

Penelitian ini memuat ciri-ciri keilmuan pada masa Mamluk yang ditandai dengan

kumpulan karya ensiklopedis, peran bahasa Arab sebagai sarana utama

komunikasi dalam historiografi dan keberadaan sejarawan kreatif pada masa tersebut. Di dalam

Selain itu, penelitian ini juga mempunyai keterbatasan yaitu lebih bersifat deskriptif dan kurang menganalisis

dampak konkrit ciri-ciri historiografi terhadap pemahaman Islam

sejarah selama periode ini. Selain itu, penelitian ini cenderung fokus pada hal positif

karakteristik tanpa mengeksplorasinya dalam konteks isu-isu kritis atau intelektual

perdebatan yang mungkin muncul saat itu. Oleh karena itu, peneliti menyarankan masa depan

penelitian untuk memperdalam analisis dampak karakteristik historiografi Mamluk

tentang pemahaman sejarah Islam pada periode itu. Hal ini dapat melibatkan studi kasus

karya sejarah tertentu. Kemudian kajian lebih mendalam terhadap permasalahan kritis yang mungkin timbul

dalam historiografi Islam Mamluk akan memberikan wawasan yang lebih komprehensif. Ini

dapat mencakup pemahaman tentang perselisihan intelektual, pengaruh politik terhadap sejarah

penulisan, atau bagaimana pendekatan sejarah yang berbeda mempengaruhi narasi sejarah. Akhirnya, lebih jauh lagi

Penelitian dapat melibatkan pemahaman bagaimana ciri-ciri historiografi Islam

selama Dinasti Mamluk berkontribusi pada perkembangan Islam selanjutnya

dunia intelektual yang menggambarkan bagaimana fase Mamluk membuka jalan bagi pembangunan

pemikiran Islam dan penulisan sejarah pada periode-periode berikutnya. Penelitian ini memberikan

wawasan berharga tentang karakteristik historiografi Islam pada masa Mamluk

Dinasti dengan menekankan peran bahasa Arab.

ÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿ ÿÿ / Ucapan Terima Kasih

Terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi dalam penulisan ini

jurnal ini. Terima kasih kepada perpustakaan dan sumber daya institusi yang menyediakan akses

literatur dan referensi penting yang mendukung penelitian ini. Hal ini memungkinkan dilakukannya penelitian ini

menjadi lebih kaya dan relevan.

ÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿ / Pernyataan Kontribusi Penulis

Penulis (SS) merupakan peneliti utama dalam penelitian ini dan bertanggung jawab atas

perumusan konsep penelitian, pengumpulan dan analisis data, serta penulisan skripsi ini

335 | Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 15 (2): 326-338 (2023)
Machine Translated by Google

Naskah Arab dalam Historiografi Islam pada Masa Dinasti Mamluk | Safari

jurnal. Penulis mengidentifikasi ciri-ciri historiografi Islam pada masa itu

Dinasti Mamluk, dengan fokus khusus pada peran bahasa Arab dalam penyajiannya

sejarah. Hal ini diikuti dengan tinjauan literatur yang komprehensif dari sumber-sumber yang relevan. Itu

perumusan temuan penelitian dan integrasi dengan literatur yang ada juga dilakukan

keluar oleh penulis.

Referensi / ÿÿÿÿÿÿÿ / Daftar Pustaka

Afdayeni, Melia. “Hadist dan Histografi Islam.” Majalah Ilmiah Tabuah: Talimat,

Budaya, Agama dan Humaniora 24, (2020), 15–24.

Ahmad Mubarok, S.Th I. "Sinergitas Ulama dan Umara dalam Perspektif Hadis."

Magister 6, 478.

Aidil Novia, AIDIL “Ulama-Ekonomi Dinasti Mamluk: Penelisikan Pemikiran Ibnu

Khaldun." (2022).

Al-Fatih, Muhammad, Maulida Tri Puspita, Tia Pratiwi, dan Mardinal Tarigan,

"Peradaban Islam di Kerajaan Samudera Pasai." Jurnal Pengajaran dan Sains

Pendidikan (JOTASE) 1, (2023), 1–7.

Hakim, Lukmanul, dan Abu Haif. Historiografi Indonesia: Melacak Pengaruh Islam

Sebelum Masa Kolonial." Majalah Ilmiah Tabuah: Talimat, Budaya, Agama dan

Humaniora, (2019): 98–113.

Hamdansyah, Sulthan. "Peran Dinasti Mamluk (Mamalik) dalam Menghadapi Mongol di

Perang Ain Jalut Pada Tahun 1260 M." UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2022.

Husni, Muhammad. "Keruntuhan Dinasti Mamluk di Mesir." UIN Alauddin Makassar,

2013.

Ibnu Fadlillah al-'Umari, Masalik al-Absar wa Mamalik al-Absar. Beirut: Dar al-Kutub

al-'Ilmiyyah. 2010.

Jamaluddin Ibnu Tagri Birdi, an-Nujum az-Zahirah fi Muluk Misr wa al-Qahirah (Beirut:

Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1992.

Kurniawan, Ganda Febri, Warto Warto, dan Leo Agung Sutimin. “Dominasi Orang-

Orang Besar dalam Sejarah Indonesia: Kritik Politik Historiografi dan Politik

Ingatan." Jurnal Sejarah Citra Lekha 4, (2019): 36–52.

Lubis, Dede Efrianti, Ahmad Muhajir, dan Zaini Dahlan. “Peradaban dan Pemikiran

Islam pada Masa Dinasti Mughal di India." Pendidikan Islam 1, (2021): 41–46.

Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 15 (2): 326-338 (2023)| 336
Machine Translated by Google

Naskah Arab dalam Historiografi Islam pada Masa Dinasti Mamluk | Safari

Madaniy, A.Malik. “Israiliyyat dan Maudu’at dalam Tafsir AL-Qur’an (Studi Tafsir Al-
Jalalain)." UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010.
Maryam, Siti. “Dinasti Mamluk di Mesir Penyelamat Peradaban Islam 1250-1517 M.”
2022.

Mozi, Dadang. “Strategi Perang Dinasti Mamluk dalam Menghadapi Bangsa Mongol.”
Universitas Islam Negeri Raden Fatah, 2018.
Mustafa, at-Tarikh, juz. 3, 97-98.
Nisa, Akramun. “Peradaban Islam dan Ideologi Politik pada Masa Dinasti Mamluk Di
Mesir." Ash-Shahabah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam 9, (2023): 37–49.
Novia, Aidil. "Lembaga Al-Hisbah dalam Perjalanan Sejarah (Penelusuran Lembaga Al-
Hisbah Masa Dinasti Mamluk).." Maqdis: Jurnal Kajian Ekonomi Islam 6, (2021):
93–109.

Omer, Spahik. “Sumbangan Mamluk pada Arsitektur Nabi Muhammad SAW


Masjid (Sumbangan Dinasti Mamluk Kepada Senibina Masjid Nabawi)." Jurnal
Islam di Asia 15, (2018): 329–62.
Prayogi, Arditya, dan Dewi Anggraeni. “Perkembangan Tema dalam Historiografi Islam:
Suatu Telaah." Studi Multidisipliner: Jurnal Kajian Keislaman 9, (2022): 33–56.
Rahimin, Dunita Nabila A. "Mitos dan Legenda: di Sebalik Percanggahan Fakta dalam
Sejarah Asia Tenggara." Jurnal Kemanusiaan, (2019).
Ramli, Yusri Mohammad. Sorotan Sejarah Transformasi Pendidikan Mesir: Tinjauan
Sejarah Transformasi Pendidikan di Mesir." Attarbawiy: Malaysia
Jurnal Pendidikan Online 6, (2022): 37–52.
Robinson, Robinson. Histografi Islam, 68.
Sayono, Joko. "Biografi dan Studi Tokoh Sejarah." Jurnal Sejarah, Budaya, dan
Pengajarannya 16, (2022): 415–426.
Stiawan, Randi. "Peran Ilmuwan Muslim dalam Kemajuan Ilmu-Ilmu Keislaman pada
Masa Dinasti Mamluk Di Mesir." Sejarah & Warisan Lokal 3, (2023): 66–72.
Susanto, Dwi, dan Riana Wati. Wacana Romantisme dalam Sejarah Sastra Indonesia
Periode Kolonial Belanda (1900-1942)." Kembara: Jurnal Keilmuan Bahasa,
Sastra, dan Pengajarannya 5, (2019): 40–52.
Syamsuddin as-Sakhawi, al-I'lan bi at-Taubikh li man zamma 'ala at-Tarikh (Beirut:
Mu'assasah al-Risalah, 1986.
Yanto, Fery. “Konsep Pendidikan Sosiologi Menurut Perspektif Ibnu Khaldun.” Rayah Al-
337 | Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 15 (2): 326-338 (2023)
Machine Translated by Google

Naskah Arab dalam Historiografi Islam pada Masa Dinasti Mamluk | Safari

Islam 4, (2020): 184–199.

Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 15 (2): 326-338 (2023)| 338

Anda mungkin juga menyukai