Anda di halaman 1dari 10

KARAKTERISTIK HISTORIOGRAFI ISLAM INDONESIA MASA MODERN

DALAM KARYA TAUFIK ABDULLAH; ISLAM DAN MASYARAKAT

Moch. Wasil
22201022004
muhammadwashil2@gmail.com
Program Magister Sejarah Peradaban Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Abstrak
Tulisan ini membahas tentang historiografi Islam Indonesia modern, tulisan ini
berfokus membahas mengenai historiografi Islam Indonesia modern tentang Islam
dan Masyarakat: Pantulan Sejarah Indonesia yang ditulis oleh Taufik Abdullah
mengenai gaya penulisanya dan orientasi pembahasannya di dalam karyanya.
Historiografi Islam Indonesia terbagi menjadi tiga periode yang diawali dari periode
klasik, kolonial, dan modern. Secara general antara historiografi umum dan
historiografi Islam memiliki banyak persamaan baik dalam metodologi,
subjektivitas, objektivitas dalam penggunaan di lingkup sejarah, akan tetapi terdapat
corak yang berbeda yakni historiografi Islam lebih menitik beratkan penceritaan
nuansa umat Islam sehingga memberikan aspek cita rasa dalam memaknai sejarah.
Adapun keunikan dari penelitian ini yakni lebih memberikan gambaran ulasan salah
satu karya historiografi Islam Indonesia modern seperti karya Taufiq Abdullah yang
berjudul Islam dan Masyarakat. Karya ini menjelaskan corak manifestasi Islam
Indonesia. Dalam perjalanan penulisannya buku ini memiliki kepentingan yang
berbeda seperti makalah seminar, sebagai artikel majalah, keperluan ceramah-
ceramah, sehingga menghasilkan corak pendekatan yang berbeda.
Kata Kunci: Taufik Abdullah, Historiografi, Islam dan Masyarakat
This paper discusses the historiography of modern Indonesian Islam, this paper
focuses on discussing the historiography of modern Indonesian Islam on Islam and
Society: Reflections on Indonesian History written by Taufik Abdullah regarding his
writing style and the orientation of the discussion in his work. Indonesian Islamic
historiography is divided into three periods starting from the classical, colonial, and
modern periods. In general, general historiography and Islamic historiography
have many similarities both in methodology, subjectivity, objectivity in use in the
historical sphere, but there are different styles, namely Islamic historiography
focuses more on telling the nuances of Muslims so as to provide a sense of taste in
interpreting history. The uniqueness of this study is that it provides a more
comprehensive overview of one of the works of modern Indonesian Islamic
historiography such as Taufiq Abdullah's work entitled Islam and Society. This work
describes the pattern of manifestation of Indonesian Islam. In the course of writing
this book has different interests such as seminar papers, as a magazine article, the
need for lectures, resulting in a different style of approach.
Keywords: Taufik Abdullah, Historiography, Islam and Society

1
Pendahuluan

Di masa awal penulisan sejarah Islam berupa; babad, hikayat, dan silsilah. Sifat
penulisan sejarah tersebut nampak simbolik dan berfungsi sebagai akulturasi pandangan
hidup. Sedangkan bandingan atas bentuk historiografi itu adalah apa yang disebut dengan
historiografi modern yang ditandai akan kepastian historisitas dalam penulisannya. Sejarah
modern di tanah air dirintis oleh penulis-penulis Barat yang umumnya merupakan pegawai
kolonial.

Secara garis besar terdapat beberapa dominasi corak yang mendominasi


historiografi Indonesia, yakni dimulai dengan hadirnya historiografi klasik historiografi
kolonial, dan historiografi modern,. Historiografi tradisional mendominasi perkembangan
penulisan sejarah sebagai wujud kesadaran historis atas bangsanya, adapun contohnya
sebagaimana, babad, tambo, hikayat, dan silsilah.

Bangsa Barat mulai menguasai wilayah Indonesia pada awal abad ke 16 M,


sehingga menjadikan akulturasi antarbudaya yang memberikan dampak kepada penulisan
sejarah. Pada tahun 1957 menjadi awal kemunculan historiografi Islam Indonesia modern.
Kemunculan ini diawali dengan sudah tidak relevannya historiografi kolonial dengan cerita
tentang masa lampau bangsa Indonesia. Maka diadakanlah seminar sejarah nasional
pertama di Yogyakarta pada tahun 1957 setelah berhasil menerobos kerangka kolonial dari
sejarah Indonesia dan merubah pandangan Eropasentris dengan Indonesiansentris.1 Adapun
contoh karya di masa historiografi Islam Indonesia modern ialah Islam dan Masyarakat;
Pantulan Sejarah Indonesia karya Taufik Abdullah yang menjadi pokok pembahasan pada
penelitian ini.

Selain itu perlu ditegaskan bahwa historiografi Islam Indonesia modern merupakan
bagian yang mempunyai kemiripan dengan historiografi Indonesia. Oleh karena itu,
permasalahan-permasalahan yang dihadapi historiografi Islam Indonesia modern tidak
akan jauh jauh berbeda dari permasalahan yang dialami juga oleh historiografi Indonesia,
persoalan tersebut menyangkut metodologi, subjektivitas, kelemahan penulisannya, dan

1 Sartono Kartodirjo, Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia, (Yogyakarta: OMBAK,


2014), 39.

2
objektivitas sejarah. Penggunaan sejarah, dan seputar pedebatan Eropa-sentris dan
Indonesia-sentris.

Akan tetapi historiografi Islam Indonesia modern mempunyai karakteristiknya


sendiri dalam cita rasa penulisannya yakni; lebih menekankan kondisi umat Islam, seperti
kondisi umat Islam dalam masa-masa terakhir di orde lama masa Soekarno hingga masa
kini. Dalam kurun itu dibahas dinamika, marginalisasi, kekecewaan, dan kontribusi Islam
terhadap Indonesia.2

Berbeda halnya dengan ranah historiografi modern Indonesia yang lebih condong
ke genre Barat. Historiografi modern Indonesia yang mempunyai karakteristik dan ciri khas
tersendiri karena mempunyai tiga gabungan, yakni gabungan dari pengaruh Hindu-Budha
yang berupa babad, gabungan dari pengaruh awal Islam yang berupa hikayat, dan gabungan
dari kronik serta periode Islam paripurna terbentuk dalam sejarah Melayu. 3

Dalam penulisannya setiap model penulisan historiografi pasti memiliki titik lemah,
adapun kelemahan yang ada pada penulisan historiografi Indonesia modern seringkali juga
menampilkan mitos yang kembali dihadirkan dan berfungsi sebagai bumbu-bumbu
penyedap penulisan sejarah seperti halnya muncul anggapan mengenai mitos-mitos
nasional pemujaan yang dilandaskan semangat politik mencari jati diri dan semua itu juga
dihadirkan dalam penulisan sejarah nasional Indonesia.4

Selain itu tujuan penulis dalam penelitian ini ialah untuk menelaah karya Taufiq
Abdullah sebagai salah satu karya historiografi Islam Indonesia modern yang menyangkut
corak penulisan dan karakteristik yang digunakan Taufiq Abdullah sehingga menghasilkan
suatu ketepatan dalam hasil penelitian dan memberikan nilai tambah pada aspek
pembaharuan dalam penelitian ini.

Berdasarkan uraian yang sudah diurai di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
mempelajari atau mengkaji historiografi menarik untuk di perdalam lebih lanjut. Melalui
penelitian ini akan dikaji beberapa persoalan-persoalan mengenai 1) bagaimana biografi
Taufik Abdullah? 2) bagaimana perkembangan historiografi Islam Indonesia modern? 3)

2 Lukmanul Hakim, “Historiografi Modern Indonsia: Dari Sejarah Lama Menuju Sejarah Baru.”

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam, Volume 8 Nomor 16, (2018), 74-75.
3 Fajriudin, HISTORIOGRAFI ISLAM; Konsepsi dan Asas Epistemologi Ilmu Sejarah dalam Islam,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), 241.


4 Wahyu Iryana, “Historiografi Islam di Indonesia.” Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam,

Volume 14 Nomor 1, (2017), 159.

3
mengapa karya Islam dan Masyaarakat masuk kategori Historiografi Islam Indonesia
modern?

Tinjauan Pustaka

Sangat sedikit sekali mengenai beberapa penelitian yang membahas tentang


historiografi Islam indonesia modern khususnya pembahasan mengenai karya Taufik
Abdullah berupa Islam dan Masyarakat Pantulan Sejarah Indonesia. Terdapat salah satu
artikel jurnal yang membahas mengenai historiografi Islam Indonesia modern. Jurnal yang
ditulis oleh Lukman Hakim (2018) membahas mengenai historiografi modern Indonesia
yang di dalamnya menjelaskan bagaimana cara dan pola perkembangan karakteristik
historiografi modern di Indonesia.

Hal inilah yang menjadi pembeda penelitian ini dengan penelitian Lukman Hakim
(2018). Penelitian ini menjurus kepada karakteristik historiografi Islam Indonesia modern
serta menelaah ciri-ciri serta metode penulisan karya Taufik Abdullah yang berupa Islam
dan Masyarakat masuk atau tidaknya kepada penulisan modern Islam di Indonesia serta
menjelaskan mengenai perkembangan historiografi Islam Indonesia modern.

Biografi Taufik Abdullah

Mengaku lebih senang menjadi peneliti karena tidak terikat dengan birokrasi, nama
Taufik Abdullah mulai dikenal di bidangnya sebagai ahli sejarah. Taufik Abdullah berujar,
bahwasanya seorang peneliti dituntut untuk selalu berpegang teguh pada etika ilmiah.
Karena itu menurutnya, diperlukan sebuah kejujuran sehingga terciptanya integritas
intelektual.

Prof, Taufiq Abdullah, M.A. Ph.D lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat tepatnya
pada tanggal 3 Januari 1936. Beliau juga tercatat sebagai guru besar luar biasa Fakultas
Ilmu Budaya di Universitas Gadjah Mada, dan guru besar luar biasa Fakultas Ilmu Budaya
di Universitas Indonesia, beliau aktif di berbagai organisasi seperti Masyarakat Sejarawan
Indonesia (MSI), anggota Steering Committee Indonesia Across Order, anggota NIOD
Amsterdam, anggota komite eksekutif, International Selection Committe, Asian Public
Intellectuals, Nippon Foundation; Member Advisory Editorial board, anggota sekaligus

4
pendiri Himpunan Indonesia untuk pengembangan ilmu-ilmu sosial, anggota KITLV, beliau
juga menjadi peneliti utama di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).5

Taufiq Abdullah menuntaskan pendidikan sarjananya di Fakultas Sastra dan


Kebudayaan Universitas Gadjah Mada di tahun 1961 sebagai Kepala Bagian Umum
Majalah Ilmu Pengetahuan Indonesia (Biro MIPI), kemudian ia melanjutkan pendidikan
magister dan doktoral di Cornell University, Amerika Serikat. Ia pernah menjabat Direktur
Leknas LIPI, 1974-1978. Pengalaman akademisnya antara lain sebagai Fullbright Visiting
Professor di Department of History atau Indonesian Summer Program, University of
Wisconsin pada tahun 1975.6 Post Doctoral Fellow Department of Political Science selama
dua periode 1975-1977 dan 1977-1979 di University of Chicago; Fellow in ressindence,
Netherlands Institute for Advanced Studies pada tahun 1979-1980, dan Visiting Professor
Asian Studies Cornell University pada tahun 1980, sebagai ketua umum himpunan
Indonesia untuk pengembangan ilmu-ilmu sosial. selain itu Taufiq Abdullah juga pernah
menjadi pengajar tamu di Universitas Indonesia dan seklah purna sarjana IAIN Jakarta dan
berbagai ilmu-ilmu sosial.

Selain itu beliau juga banyak menerima banyak penghargaan atas jasa dan
dedikasinya antara lain Bintang Mahaputra Utama Presiden Republik Indonesia tahun
1999, Erelid/ anggota Kehormatan KITLV (Leiden) tahun 2001, Habibie Award (dalam
bidang ekonomi, sosial, politik, dan hukum), The Habibie Center Jakarta, tahun 2001, dan
penghargaan Sarwono Prawirohardjo, LIPI tahun 2004.

Perkembangan Historiografi Islam Indonesia Modern

Dunia historiografi Islam modern mulanya mulai berkembang di Mesir pada akhir
abad ke 18 M. Mesir sudah menunjukkan eksistensinya dan memperlihatkan tanda-tanda
kemajuan dan kebangkitannya dalam hal historiografi setelah sekian lama mengalami fase
kemunduran. Kebangkitan ini dimulai dengan munculnya beberapa orang penulis Mesir
dalam berbagai disiplin ilmu. Dalam bidang sejarah, Abdurrahman al-Jabarti dapat
dikatakan sebagai penggerak sekaligus pelopor kebangkitan penulisan historiografi di

5 Taufik Abdullah, Ilmu Sosial dan Tantangan Zaman, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 317
6 Taufik Abdullah, Islam dan Masyarakat; Pantulan Sejarah Indonesia, (Jakarta: PT. Pustaka LP3ES
Indonesia, 1996), 281.

5
Mesir, dan hal ini juga berimbas kepada negara-negara Islam lainnya untuk lebih
mendalami keilmuan historiografi Islam modern. 7

Dalam perkembangan historiografi di Indonesia, semua di awali dari historiografi


tradisional, kemudian berjalan seiring waktu muncul penjajahan sehingga menciptakan
model baru yakni historiografi kolonial, pasca kolonial modern, sehingga dalam hal ini
bangsa Indonesia sudah lama memeiliki kesadaran atas karya sejarah. Hal ini bisa
dibuktikan dengan banyaknya karya-karya yang tersebar di berbagai daerah-daerah di
Indonesia.

Menurut Mukti Ali paling tidak terdapat dua corak pendekatan dalam penulisan
sejarah Islam di Indonesia, Pertama, pendekatan sejarah Islam Indonesia sebagai bagian
dari sejarah umat Islam. Kedua, Pendekatan sejarah Islam Indonesia sebagai bagian dari
sejarah nasional Indonesia, pendekatan sejarah Islam Indonesia sebagai bagian dari sejarah
umat Islam yang diperkenalkan oleh Hamka dalam bukunya Sejarah Umat Islam IV. 8

Beberapa tulisan sejarah Islam di Indonesia sudah menjelaskan tentang adanya


karya-karya sejarah Islam yang ditulis oleh penulis-penulis terdahulu. Akan tetapi tulisan
sejarah Islam awal di Indonesia lebih mengarahkan pada teori dan metode sejarah
konvensional yang lebih menonjolkan proses dan tokoh politik serta mengungkapkannya
sebagai tulisan deskriptif naratif, yakni bagaimana peristiwa itu terjadi, kemudian juga
memasukkan peristiwa-peristiwa berdasarkan pembabaran besar dalam proses linier.
Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengen
mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis genealogi lalu membangun dan
mempertahankan singularitas peristiwa, memilih peristiwa yang dianggap spektakuler
(seperti perang), serta menggambarkan peristiwa yang bersifat lokal. Maka dari itu,
historiografi modern ingin mengubah bentuk historiografi konvensional ke bentuk
multidimensional.

Dalam perkembangannya Uka Tjandrasasmita telah memperkenalkan pendekatan


sejarah Islam Indonesia sebagai bagian dari sejarah nasional Indonesia, seorang arkeolog
yang keahliannya khusus mengenai peninggalan-peninggalan Islam di Indonesia, dia telah
menggunakan sumber sekunder baik berupa buku, artikel dan lainnya, maupun naskah-

7 Fajriudin, HISTORIOGRAFI ISLAM; Konsepsi dan Asas Epistemologi Ilmu Sejarah dalam Islam,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), 123.


8 Muhammad Yakub, “Historiografi Islam Indonesia:Perspektif Sejarawan informal”, IQOT: Jurnal

Ilmu-Ilmu Keislaman Volume 37 Nomor 1, (2013), 161.

6
naskah, hikayat daerah dan berita-berita asing yang pernah diterbitkan dalam penulisan
sejarah Islam Indonesia, hasil tersebut tertuang dalam karya Sejarah Nasional III, Zaman
perubahan dan pertumbuhan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia yang dieditori oleh Uka
Tjandrasasmita.9

Selain Uka Tjandrasasmita, Taufiq Abdullah pun juga menggunakan pendekatan


yang sama dalam penulisan sejarah Islam Indonesia. Taufik Abdullah menulis sejarah Islam
dalam lingkup sejarah nasional. Hal ini bisa dibuktikan dengan karya-karya di dalam
bukunya yang berjudul Islam dan Masyarakat Pantulan Sejarah Indonesia dan Sejarah
Umat Islam Indonesia.10

Perkembangan historiografi Indonesia juga diakui Azra telah memberikan dampak


pada perkembangan historiografi Islam Indonesia terbukti, dalam kurun waktu terakhir,
sejarah Islam Indonesia tidak lagi dilihat dari perspektif lokal, sebagaimana yang cenderung
dilakukan para sejarawan, tetapi dalam kaitan dengan perkembangan historis Islam di
kawasan-kawasan lain.11

Karakteristik Historiografi Islam Indonesia Modern dalam Karya Islam dan


Masyarakat

Karakter yang dimiliki dari gaya penulisan historiografi modern yakni lebih bersifat
Indonesian sentrisme, artinya bahwa Sejarah Nasional Indonesia harus ditulis dari sudut
kepentingan rakyat Indonesia, tugas historiografi nasional adalah membongkar dan
merevisi historiografi kolonial dengan gaya yang umumnya diselewengkan para sejarawan
kolonial yang sangat merugikan proses pembangunan, khususnya pembangunan sikap
mental bangsa. Oleh sebab itu secara garis besar dapat dikatakan bahwa historiografi Islam
modern ialah sejumlah karya sejarah yang ditulis oleh kalangan sejarawan pada masa
nasionalisme Indonesia dan pascakemerdekaan. 12

Konsep Indonesian Sentrisme dalam historiografi Modern pertama kali digagaskan


dalam forum seminar sejarah di Yogyakarta tahun 1957 oleh Mohammad Yamin bagi
penulisan sejarah Indonesia. Tujuan diciptakan gagasan tersebut yakni untuk menggantikan

9 Muin Umar, Historiografi Islam, (Jakarta: PT Rajawali Press, 1998), 185.


10 Fajriudin, HISTORIOGRAFI ISLAM; Konsepsi dan Asas Epistemologi Ilmu Sejarah dalam Islam,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), 155.
11 Ibid., 156.
12 Setia Gumilar, Historiografi Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, (Bandung: Pustaka Setia,

2017), 291-291.

7
historiografi kolonial (Belanda-sentrisme) dengan jalan dekolonialisasi sejarah. Lalu
Muhammad Yamin pun memberikan solusi dengan pendekatan sintesis. Hal ini meliputi
analisis dari segenap aspek dimensi teologis, ekonomis, hukum, tata negara, rasial,
geografis, dan rohani sehingga historiografi Indonesia dapat menggambarkan secara jelas
dan utuh.13

Di dalam penulisan historiografi Islam Indonesia modern karya Taufik Abdullah


berupa Islam dan Masyarakat; Pantulan Sejarah Islam, terdapat beberapa ciri-ciri dan
karakteristik yaitu salah satunya mempunyai sisi objektifitas atau faktualitas dalam menulis
hubungan-hubungan serta kontradiksi yang terjadi antara agama Islam dan masyarakat di
Indonesia. Dalam hal dinamikaTaufik Abdullah memarkannya di bukunya mengenai watak
atau tingkah laku kesantunan Islam yang dapat memengaruhi masyarakat.

Hal ini mengacu pada perkataan Taufik Abdullah di dalam bukunya Islam dan
Masyarakat; Pantulan Sejarah Indonesia, bahwa agama mengadakan sakralisasi realitas dsn
memberi dasar identitas diri. Di samping itu agama memantapkan sistem makna, yang
mana manusia itu harus menginterpretasikan pengalamannya dan mengorganisir
perilakunya.14

Selain itu, dalam karyanya, Taufik Abdullah juga memaparkan sisi multidemsnional
dari situasi yang dialami oleh masyarakat di mana banyak sekali pertentangan-pertentangan
yang terjadi antara masyarakat Indonesia dengan Islam baik dari hal terkecil maupun yang
terbesar seperti dalam hal politik, sosial, ekonomi, dan etika moral. Islam dan Masyarakat
juga dalam menginterpretasikan sebuah fakta tidak condong ke salah satu pihak dan lebih
menggunakan pendekatan multiperspektif, dengan cara memandang dari beragam sudut
pandang sehingga menghasilkan banyak pertimbangan maupun pendapat yang berbeda-
beda. Ciri-ciri historiografi modern di atas sangat penting untuk mempertebal identitas
berbangsa serta untuk memupuk kesadaran nasional agar bangsa Indonesia tersadar dengan
sejarah yang sudah dimilikinya sendiri.15

Kelebihan yang ada dimiliki dalam penulisan historiografi Islam Indonesia modern
karya Taufik Abdullah yang berjudul Islam dan Masyarakat; Pantulan Sejarah Indonesia

13 Sugeng Priyadi, Historiografi Indonesia, (Yogyakarta: Ombak, 2015), 111.


14 Taufik Abdullah, Islam dan Masyarakat; Pantulan Sejarah Indonesia, (Jakarta: PT. Pustaka LP3ES
Indonesia, 1996), 230.
15 Fajriudin, HISTORIOGRAFI ISLAM; Konsepsi dan Asas Epistemologi Ilmu Sejarah dalam Islam,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), 173.

8
ialah dapat diukur kebenarannya, pemaparan peristiwa sejarah disampaikan secara
berimbang, mengungkapkan dinamika kehidupan masyarakat dari berbagai aspek
kehidupan, memiliki ruang lingkup kajian yang luas, dan menggunakan analisis yang kritis
dan mendalam.

Di samping kelebihan yang dimiliki historiografi Islam Indonesia moder, ada


kekurangan yang dimilikinya yakni penulisan sejarah cenderung kaku dan kurang fleksibel,
terlalu terpaku pada metodologi sejarah, penulisan sejarah bertujuan untuk kepentingan
akademisi, sehingga terkadang mengesampingkan pemaparan nilai-nilai yang terkandung
dalam peristiwa sejarah.

Kesimpulan

Prof. Dr. H. Taufik Abdullah seorang ahli sejarah yang lahir di Bukittinggi,
Sumatera Barat pada tanggal 3 Januari 1936. Ia mempunyai gelar Tuanku Pujangga Diraja.
Ia pernah menjabat sebagai ketua LIPI periode 2000-2002, dan Wakil Presiden Asosiasi
Sosiologi International Dewan Riset Sosiologi Agama. Ia juga pernah mendapatkan gelar
akademik dalam acara Hadiah Budaya Asia Fukuoka Jepang pada tahun 1991.

Dunia historiografi Islam modern mengawali perkembangannya dari Mesir di akhir


abad ke 18 yang dipelopori oleh Abdurrahman al-Jabarti, sehingga merambet kepada
penulisan-penulisan historiografi Islam di negara-negara Muslim lainnya. Dalam
perkembangan historiografi di Indonesia, semua di awali dari historiografi tradisional,
kemudian berjalan seiring waktu muncul penjajahan sehingga menciptakan model baru
salah satunya yakni historiografi Islam Indonesia modern, sehingga dalam hal ini bangsa
Indonesia sudah lama memeiliki kesadaran atas karya sejarah. Hal ini bisa dibuktikan
dengan banyaknya karya-karya yang tersebar di berbagai daerah-daerah di Indonesia.

Karakter historiografi modern yakni lebih bersifat Indonesian sentrisme, artinya


bahwa Sejarah Nasional Indonesia (SNI) harus ditulis dari sudut kepentingan rakyat
Indonesia, tugas historiografi nasional adalah membongkar dan merevisi historiografi
kolonial dengan gaya yang umumnya diselewengkan para sejarawan kolonial yang sangat
merugikan proses pembangunan, khususnya pembangunan sikap mental bangsa. Oleh
sebab itu secara garis besar dapat dikatakan bahwa historiografi Islam modern ialah
sejumlah karya sejarah yang ditulis oleh kalangan sejarawan pada masa nasionalisme
Indonesia dan pascakemerdekaan. Dalam hal ini Taufik Abdullah dalam karyanya Islam
dan Masyarakat; Pantulan Sejarah Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik. Ilmu Sosial dan Tantangan Zaman. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006.
—. Islam dan Masyarakat; Pantulan Sejarah Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES
Indonesia, 1996.
Fajriudin. HISTORIOGRAFI ISLAM; Konsepsi dan Asas Epistemologi Ilmu Sejarah
dalam Islam. Jakarta: Prenadamedia Group, 2018.
Gumilar, Setia. Historiografi Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern. Bandung: Pustaka
Setia, 2017.
Hakim, Lukmanul. “Historiografi Modern Indonsia: Dari Sejarah Lama Menuju Sejarah
Baru.” Khazanah, 2018: Volume 8 Nomor 16.
Iryana, Wahyu. “Historiografi Islam di Indonesia.” Al-Tsaqafa, 2017: Volume 14 Nomor
1.
Kartodirjo, Sartono. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia. Yogyakarta:
OMBAK, 2014.
Priyadi, Sugeng. Historiografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak, 2015.
Umar, Muin. Historiografi Islam. Jakarta: PT. Rajawali Press, 1998.
Yakub, Muhammad. “Historiografi Islam Indonesia:Perspektif Sejarawan informal.”
Ilmu-Ilmu Keislaman, 2013: Volume 37 Nomor 1.

10

Anda mungkin juga menyukai