Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN JIWA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


ISOLASI SOSIAL

Disusun oleh :
Muhammad Kurniawan
S21003/S21A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama

Isolasi Sosial

B. Konsep Penyakit

1. Definisi

`Isolasi sosial umumnya didefinisikan memiliki kuantitas dan


kualitas kontak yang rendah dengan orang lain. Ini objektif dan dapat
diukur menggunakan pengamatan jejaring sosial individu.
Kesendirian adalah perasaan terisolasi terlepas dari ukuran jejaring
sosial objektif. Kesepian sering dipandang sebagai mitra subjektif
untuk isolasi sosial. Kerentanan sosial dapat membantu menjelaskan
bagaimana keadaan sosial berhubungan dengan kesehatan dan
merujuk pada sejauh mana situasi sosial seseorang membuat
seseorang rentan terhadap penghinaan sosial atau kesehatan yang
lebih lanjut. Andrew et al mengoperasionalkan konsep ini dengan
membangun Indeks Kerentanan Sosial, yang mencakup variabel
laporan diri seperti status sosial ekonomi, hubungan, dukungan sosial,
melek huruf, dan situasi kehidupan, faktor-faktor yang sebelumnya
diidentifikasi dalam Studi Kesehatan dan Penuaan Kanada. (Amy
Freedman, 2020)
Kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan hubungan
interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak
fleksibel yang menimbulkan prilaku maladaptif dan mengganggu
fungsi seseorang dalam hubungan sosial. Suatu keadaan kesepian
yang dialami seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang
negatif dan mengancam (Townsend, 2019).
2. Etiologi Gangguan Jiwa
a. Faktor predisposisi
Menurut (Titik Suerni, 2019)
1) Faktor tumbuh kembang
Kebanyakan pasien lebih banyak merasa tidak
dihargai/dicintai keluarganya hal ini bisa jadi dikarenakan
pasien biasanya di bawa di rumah sakit saat perilaku pasien
dirasakan menggangu atau berbahaya. Kebanyakan pasien
dibawa oleh keluarga bukan karena keinginan pasien mencari
pertolongan. Kondisi seperti ini menyebabkan klien merasa
di tolak oleh keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Pasien di
bawa ke rumah sakit karena keluarga / masyarakat ingin
terhindar dari klien.
2) Faktor komunikasi dalam keluarga
Hubungan antara penderita isolasi sosial dan keluarganya
dapat terganggu karena adanya perilaku negatif dan pola
komunikasi yang kacau. Pengaruh ini akan semakin parah
apabila gaya komunikasi dan sikap keluarga penderita
cenderung negatif. Hal ini akan berpengaruh secara negatif
terhadap proses penyembuhan penderita isolasi sosial.
3) Faktor biologis
Genetic merupakan salah satu faktor pendukung gangguan
jiwa. Insiden tertinggi skizofrenia ditemukan pada keluarga
yang anggota keluarganya ada yang menderita skizofrenia.
b. Faktor presipitasi
Menurut Stuart dan Sundeen (2019) stressor terjadinya isolasi
sosial dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan eksternal.
1) Stressor sosial budaya
Dapat memicu kesulitan dalam berhubungan dengan orang
lain
2) Stressor biokimia
- Teori dopamine
Kelebihan dopamine pada mesokartikal serta fragrus saraf
dapat berupa indikasi terjadinya skizofrenia
- Faktor endokrin
Jumlah TSH yang rendah ditemukan pada klien
skizofrenia, demikian pula proklatin mengalami
penurunan karena dihambat
3. Manifestasi Klinis Gangguan Jiwa
Menurut (Dwi Oktaviani, 2023)

a. Data subyektif

1) Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang


lain

2) Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain

3) Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang


lain

4) Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu

5) Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan

6) Pasien merasa tidak berguna

7) Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup

b. Data obyektif

1) Tidak memiliki teman dekat

2) Menarik diri

3) Tidak komunikatif

4) Tindakan berulang dan tidak bermakna

5) Asyik dengan pikirannya sendiri

6) Tak ada kontak mata


7) Tampak sedih
4. Patofisiologi
Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya perilaku
menarik diri atau isolasi sosial yang disebabkan oleh perasaan tidak
berharga yang bisa dialami pasien dengan latar belakang yang penuh
dengan permasalahan, ketegangan, kekecewaan, dan kecemasan.
(Yasmin 2022)
Perasaan tidak berharga menyebabkan pasien makin sulit dalam
mengembangkan berhubungan dengan orang lain. Akibatnya pasien
menjadi regresi atau mundur, mengalami penurunan dalam aktivitas
dan kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kebersihan diri.
Pasien semakin tenggelam dalam perjalinan terhadap penampilan dan
tingkah laku masa lalu serta tingkah laku yang tidak sesuai dengan
kenyataan, sehingga berakibat lanjut halusinasi (Yasmin, 2022).
5. Pemeriksaan Penunjang
Menurut ( Dwi Oktaviani, 2023)
a. Minnesolla Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
Adalah suatu bentuk pengujian yang dilakukan oleh psikiater dan
psikolog dalam menentukan kepribadian seseorang yang
terdiridari 556 pernyataan benaratau salah.
b. Elektroensefalografik (EEG)
Suatu pemeriksaan dalam psikiatri untuk membantu
membedakanan taraetiologi fungsional dan organic dalam
kelainan mental.
c. Test laboratorium kromosom darah untuk mengetahui apakah
gangguan jiwa disebabkan oleh genetik.
d. Rontgen kepala untuk mengetahui apakah gangguan jiwa
disebabkan kelainan struktur anatomi tubuh.
6. Pengobatan

a. Medis
1) ECT (Electro Confulsive Therapy) Jenis pengobatan dengan
menggunakan arus listrik pada otak menggunakan 2 elektrode.
2) Psikoterapi

Membutuhkan waktu yang relative lama dan merupakan


bagian penting dalam proses teraupetik, upaya dalam
psikoterapi ini meliputi ; memberikan rasa nyaman dan tenang,
menciptakan lingkungan yang teraupetik, bersifat empati,
menerima klien apa adanya, memotivasi klien untuk dapat
mengungkapakan perasaanya sacara verbal, bersikap ramah,
sopan dan jujur.
3) Terapi Okupasi

Ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipan seseorang dalam


melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan
maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan
harga diri seseorang.

b. Keperawatan

1) Menurut (Dermawan 2013 dalam Yasmin 2023).

Penatalaksaan isolasi sosial sebagai berikut :

a) Terapi individu pada pasien isolasi sosial dapat diberikan


dengan strategi pelaksanaan atau SP.

b) Terapi kelompok Terapi aktivitas kelompok atau TAK


merupakan suatu psikoterapi yang bertujuan untuk memberi
stimulus bagi klien dengan gangguan isolasi sosial. Dalam
terapi ini terbagi dalam 7 sesi yaitu, sesi 1 : pasien mampu
memperkenalakn diri, sesi 2 : pasien mampu melakukan cara
berkenalan dengan anggota kelompok, sesi 3 : pasien mampu
bercakap-cakap dengan anggota kelompok tentang topik yang
yang umum, sesi 4 : pasien mampu bercakap-cakap dengan
anggota kelompok tentang topik tertentu, sesi 5 : pasien mampu
bercakap-cakap dengan anggota kelompok tentang masalah
pribadi, sesi 6 : pasien mampu bekerja sama dengan anggota 16
kelompok, dan sesi 7 : pasien mampu mengevaluasi
kemampuan .

C. Asuhan Keperawatan

1. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul

a. Isolasi Sosial

b. Harga Diri Rendah

2. Diagnosa Keperawatan (SDKI)

a. Isolasi Sosial (D. 0121)

Definisi: Ketidakmampuan untuk membina hubungan yang erat,


hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain.
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Subjektif :

- Merasa ingin sendirian - Merasa berbeda dengan orang


lain
- Merasa tidak aman di tempat
- Merasa tidak mempunyai
umum
tujuan yang jelas
Objektif
Objektif :
- Menarik diri
- Afek datar
- Tidak berminat/menolak
- Afek sedih
berinteraksi dengan
- Tidak ada kontak mata
orang lain atau lingkungan
riwayat ditolak

b. Harga Diri Rendah (D.0086)


Definisi : Evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak berdaya
yang berlangsung dalam waktu lama dan terus menerus

Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Subjektif :

- Merasa tidak mampu - Merasa sulit konsentrasi


melakukan apapun
- Mengungkapkan
- Merasa malu/bersalah
keputusasaan
- Merasa tidak memiliki
kelebihan atau kemampuan
Positif
Objektif Objektif :

- Enggan mencoba hal baru - Kontak mata kurang

- Berbicara pelan dan lirih

- Pasif

- Sulit membuat keputusan


3. Rencana Asuhan Keperawatan

No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Diagnosa
Keperawatan
1. Setelah dilakukan Terapi Aktivitas
Isolasi Sosial
tindakan keperawatan selama (I.05186)
... x 24 jam, maka Observasi :
Keterlibatan Sosial
- Identifikasi
(L.13115) meningkat ,
defisit tingkat
dengan kriteria hasil :
aktivitas
- Minat interaksi meningkat
- Monitor respon
- Verbalisasi tujuan yang
emosional, fisik,
jelas meningkat
sosial, dan
- Minat terhadap aktivitas
spiritual terhadap
meningkat
aktivitas
- Verbalisasi ketidakamanan
ditempat umum menurun Terapeutik :
- Perilaku menarik diri
- Fasilitasi fokus
menurun
pada
- Verbalisasi perasaan
kemampuan,
berbeda dengan orang lain
bukan defisit
menurun
yang dialam
- Afek murung/sedih
- Fasilitasi makna
menurun
aktivitas yang
- Kontak mata membaik
dipilih
- Fasilitas memilih
aktivitas dan
tetapkan tujuan
aktivitas yang
konsiten sesuai
kemampuan
fisik, psikologis,
dan sosial
- Jadwalkan
aktivitas dalam
rutinitas sehari-
hari

- Berikan
penguatan
positif atas
partisipasi
dalam aktivitas
Edukasi :
- ajarkan cara
melakukan
aktivitas yang
telah dipilih
- Anjurkan
keluarga untuk
Memberi
penguatan positif
atau partisipasi
dalam aktivitas
Kolaborasi :
- Rujuk pada
pusat atau program
aktivitas kelompok,
jika perlu
Setelah dilakukan Manajemen
Harga Diri Rendah
tindakan keperawatan Perilaku (I.12463)
selama ... x 24 jam, maka Observasi :
Harga Diri (L.09069) - Identifikasi harapan
meningkat , dengan untuk
kriteria hasil : mengendalikan
- Penilaian diri positif perilaku
meningkat Terapeutik :
- Perasaan memiliki - Diskusikan
kelebihan atau tanggung jawab
kemampuan positif terhadap perilaku
meningkat - Jadwalkan kegiatan
- Minat mencoba hal baru terstruktur
meningkat - Tingkatkan aktivitas
- Konsentrasi meningkat fisik sesuai
- Kontak mata meningkat kemampuan
- Aktif meningkat - Bicara dengan nada
- Percaya diri rendah dan tenang
berbicara - Cegah perilaku pasif
meningkat dan agresif
- Kemampuan - Beri penguatan
positif terhadap
membuat keputusan keberhasilan
meningkat mengendalikan
perilaku
- Hindari
sikap mengancam
dan berdebat
Edukasi :
- Informasikan
keluarga bahwa
keluarga sebagi
dasar
pembentukan
kognitif
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatn Indonesia : Definisi dan


Indikator Diagnosis, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan


Tindakan Keprawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi daan


Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Freedman, A., & Nicolle, J. (2020). Social isolation and loneliness: the
new geriatric giants: Approach for primary care. Canadian family
physician Medecin de famille canadien, 66(3), 176–182.

Yasmin Amaliah Husairi. (2023). KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN


KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH ISOLASI
SOSIAL “MENARIK DIRI” DI RSJD ATMA HUSADA
MAHAKAM SAMARINDA. https://repository.poltekkes-
kaltim.ac.id

Dwi Oktaviani. (2023). Hubungan Dukungan Instrumental Keluarga


Dengan Kepatuhan Kontrol Pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ). JURNAL ILMIAH KARYA KESEHATAN
https://stikesks-kendari.e-journal.id/jikk Volume 01 Nomor 01 |
November 2023

Anda mungkin juga menyukai