Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

MENGENAI VEKTOR DAN TTU

Disusun oleh:
Syafitri Ramadhani
2205902010002

Mata kuliah Kesehatan Lingkungan


Prodi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar
2023
1. Pengamatan Vektor

1.1. Tujuan
Mengamati dan memahami berbagai jenis vektor yang hidup dan berkembang
biak di lingkungan.
1.2. Alat dan bahan
a. Google maps
b. Alat tulis
c. Kamera
1.3. Pengantar Teori

Vektor penyakit adalah serangga atau organisme hidup lain pembawa agen
infeksius dari suatu individu terinfeksi ke individu rentan (Komisi Nasional
Pengendalian Zoonosis, 2012) Sementara itu, dalam Vector-Borne Disease:
Primary Examples disebutkan vektor penyakit secara umum adalah artropoda
menularkan patogen (Timmreck, 2005). Vektor penyakit dapat juga berarti
artropoda pembawa agent penyakit (Barreto et al., 2006).
.
Definisi lebih luas tentang vektor penyakit menurut Institute of Medicine (US)
Forum on Microbial Threats (2008) adalah pembawa dan penular agen/patogen
penyakit.
Definisi yang lebih spesifik menurut Rozendaal (1997) dan Awoke et al.
(2006), vektor adalah artropoda atau invertebrata lain yang berpotensi menularkan
patogen dengan melakukan inokulasi ke dalam tubuh melalui kulit atau membran
mukosa, melalui gigitan, atau meletakkan material infektif pada kulit, makanan,
atau obyek lain.
Rangkuman definisi vektor dari beberapa pengertian tersebut, vektor
penyakit merupakan artropoda atau avertebrata (seperti keong) bertindak sebagai
penular penyebab penyakit (agen) dari hospes pejamu sakit ke rentan pejamu lain.
Vektor menyebarkan agen dari manusia atau hewan terinfeksi ke manusia atau
hewan rentan melalui kotoran, gigitan, dan cairan tubuh, atau secara tidak
langsung melalui kontaminasi makanan.
Vektor digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu vektor mekanik dan vektor
biologik. Vektor mekanik yaitu hewan avertebrata yang menularkan penyakit
tanpa agen tersebut mengalami perubahan siklus, perkembangan atau
perbanyakan.
Sementara itu, vektor biologi dinyatakan sebagai agen penyakit/patogen
mengalami perkembangbiakan atau perubahan siklus.
Konsep inang reservoir (reservoir host) menurut Soeharsono (2005) adalah hewan
vertebrata sebagai sumber, pembawa agen/organisme patogenik, sehingga dapat
berkembang biak secara alami atau berkesinambungan.
Hewan reservoir kadang menunjukkan gejala klinik atau gejala penyakit
bersifat ringan atau penyebab kematian. Inang reservoir penyakit meliputi
manusia dan hewan vertebrata yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang biak
patogen.
Untuk definisi vektor dan reservoir penyakit sendiri, sebenarnya telah
dirumuskan dan dirujuk dari International Health Regulations (IHR) (World
Health Organization, 2005) sebagai serangga atau hewan lain yang biasanya
membawa organisme patogenik/kuman penyakit dan merupakan faktor risiko bagi
kesehatan masyarakat, sedangkan reservoir adalah hewan dan tumbuhan sebagai
tempat hidup patogen penyakit.

1.4. Instruksi kerja


a. Pilih lokasi pengamatan: Pilih lokasi yang tepat untuk melakukan
pengamatan terhadap keberadaan vektor. Pastikan untuk memilih tempat yang
representatif dan mencakup semua aspek yang ingin diamati.
b. Siapkan peralatan: Siapkan peralatan yang dibutuhkan seperti
kamera, dan alat lain yang relevan dengan tujuan pengamatan.
c. Amati dan catat: Lakukan pengamatan dengan seksama pada vektor
yang ditemui. Catat semua pengamatan yang dilakukan dalam buku
catatan atau formulir yang telah disiapkan. Perhatikan hal-hal seperti
kebersihan, kondisi infrastruktur, fasilitas, kenyamanan, keamanan,
dan lain-lain.
d. Foto dokumentasi: Dokumentasikan pengamatan dengan mengambil
foto atau video di lokasi yang diamati. Ini akan membantu dalam
analisis dan memberikan gambaran yang lebih baik tentang vektor
yang diamati.
Lembar kerja
a. Hasil pengamatan jenis vektor yang ditemui

Berdasakan pengamatan yang lakukan di Desa Panggong terhadap vektor


di desa tersesbut saya mengamati nyamuk yang merupakan salah satu dari
beberapa vektor. Di desa tersebut terdapat banyak nyamuk dengan jenis Aedes
Aegypty. Dengan ciri-ciri badanya belang hitam putih dan jentiknya terdapat pada
genangan air pada sampah-sampah berupa botol-botol kaleng bekas yang
menumpuk. Saya juga sempat bercerita dengan perangkat Desa tersebut beliau
mengatakan bahwa sekitar 2 bulan kebelakang terdapat salah satu warga beliau
terkena penyakit DBD tepatnya di Gang Tomat Desa Panggong. Setelah
menelusuri gang tersebut saya mengamati bahwa di daerah itu banyak sampah
yang menumpuk semak-semak yang terdapat banyak genagan air. Dari
pengamatan tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa masih rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap kebersihan linkungan terutama terhadap sampah
yang menjadi sumber tempat berkembangbiaknya vektor.
Setiap rumah masyarakat masih ada tumpukan sampah dan genangan air
dalam pot bunga. Seharusnya setiap masyarakat sudah memperhatikan bagaimana
menjaga kebersihan lingkungan mereka dan jera karena sudah ada salah satu
warga yang terkena DBD.
b. Hasil pengamatan ciri-ciri dari jenis vektor yang ditemui

a. Aedes Aegypty b. Jentik-jentik

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ciri-ciri nyamuk yang ditemui di


Desa Panggong tersebut adalah diantaranya :
a. Nyamuk bewarna hitam dengan bintik-bintik putih
Nyamuk Aedes Aegypty ini identik dengan tubuh bewarna hitam dan
bintik putih pada bagian perutnya terdapat garid gelap terang (hitam putih)

b. Memiliki ukuran tubuh kecil


Nyamuk ini dia memiliki ukuran tubuh yang kecil dan gigitanya yang
sangat terasa.

c. Suka di tempat lembab dan gelap


Nyamuk ini sangat suka di tempat yang lembab dan gelap , di sangat aktif
di malam hari dan suka bersembunyi di baju yang tergantung.

d. Jentiknya berada di genagan air bersih


Nyamuk ini dia bertelur di genangan air bersih yang tidak tersentuh oleh
tanah seperti dalam kaleng-kaleng bekas dan cekungan daun
2. Pengamatan Tempat-Tempat Umum Dan Tempat Wisata
2.1. Tujuan
Mengamati kebersihan tempat-tempat umum dan tempat wisata
2.2. Alat dan bahan
a. Alat tulis
b. Kamera
2.3. Pengantar teori
Tempat umum atau sarana pelayanan umum adalah tempat yang memiliki fasilitas dan
berpotensi terhadap terjadinya penularan penyakit. Tempat-tempat umum merupakan suatu
tempat dimana banyak orang berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil
maupun terusmenerus, baik secara membayar maupun tidak, atau suatu tempat dimana banyak
orang berkumpul dan melakukan aktivitas sehari-hari. (Imam, 2017). sanitasi tempat-tempat
umum (STTU) adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak
terawatnya tempattempat umum tersebut yang mengakibatkan timbul menularnya berbagai
jenis penyakit.
Undang-undang No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan menyatakan Destinasi
Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif
yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas,
serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Terdapat
lima faktor yang dapat menarik wisatawan untuk datang ke kawasan tempat wisata, yaitu
Natural and historic attractions, food, people, recreation facilities, marketed image of the
destination. Semua faktor tersebut tentunya merupakan produk pariwisata yang memiliki
keunikan dan ciri khas. Produk pariwisata yang unik tersebut apabila dimanfaatkan dengan baik
tentunya dapat memotivasi wisatawan untuk datang berkunjung ke destinasi wisata.
(Rahmadiyanti, 2018)
2.4. Instruksi kerja
a. Pilih lokasi pengamatan: Pilih lokasi yang tepat untuk melakukan pengamatan sesuai
dengan tujuan pengamatan. Pastikan untuk memilih tempat yang representatif dan mencakup
semua aspek yang ingin diamati.
b. Siapkan peralatan: Siapkan peralatan yang dibutuhkan seperti kamera, dan alat lain yang
relevan dengan tujuan pengamatan.
c. Amati dan catat: Lakukan pengamatan dengan seksama pada lokasi yang telah dipilih.
Catat semua pengamatan yang dilakukan dalam buku catatan atau formulir yang telah
disiapkan. Perhatikan hal-hal seperti kebersihan, kondisi infrastruktur, fasilitas, kenyamanan,
keamanan, dan lain-lain.
Foto dokumentasi: Dokumentasikan pengamatan dengan mengambil foto atau video di lokasi
yang diamati. Ini akan membantu dalam analisis dan memberikan gambaran yang lebih baik
tentang keadaan di lokasi yang diamati.

Lembar Kerja
1. Hasil pengamatan tempat-tempat umum dan tempat wisata yang dikunjungi

a. Tempat penyimpanan ikan yang bersih b. Kawasan pasar ikan

c. Pembuangan sisa ikan sembarangan d.Selokan limbah pasar yang tersumbat


e.Kawasan pasar yang bersih

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di TPI Ujong Baroh Kab. Aceh Barat kondisi
dan keadaan di tempat ini sangatlah memprihatinkanyang dimana terdapat banyak sampah dan
sisa-sisa ikan busuk yang ditumpuk beitu saja tanpa ada pembersihan kawasan pasar tersebut.
Sehingga kawasan pasar itu tercemar seperti bau yang tidak sedap dan sangat menyengat saluran
air limbah yang tersumbat,akses jalan dalam pasar yang becek dan sangat kotor .
Tetapi di sana juga terdapat tempat yang telah bersih dan bagus untuk penyimpanan ikan
dan kualitas airnya yang juga sudah bersih. Dan dapat di simpulkan bahwa kawasan PPI Ujong
Baroh ini harus ada pengarahan dari pengelola dan harus di lakukan tata ruang yang lebih baik
lagi dan pengelolaan sampah juga sisa-sisa ikan dan juga harus ada kesadaran para pekerja di
sana untuk memperhatikan kondisi dan keadaan pasar juga merakukan perawatan fasilitas yang
sudah ada sehingga tidak akan menjadi sumber penyakit untuk mereka dan juga masyarakat di
sekitar PPI tersebut .
Lampiran Dokumentasi

TPI Ujong Baroh

Desa Panggong

Anda mungkin juga menyukai