Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3 HUKUM PIDANA

SOAL:

1. Berikan kesimpulan Saudara tentang Perbarengan Tindak Pidana (Concursus /


Samenloop Van Strafbaarfeit), kemudian tentukanlah kasus diatas merupakan
Perbarengan seperti apa di dalam KUHP!

Jawaban:

Perbarengan tindak pidana merupakan terjadinya dua atau lebih tindak pidana oleh satu
orang dimana tindak pidana yang dilakukan pertama kali belum dijatuhi pidana, atau
antara tindak pidana yang awal dengan tindak pidana berikutnya belum dibatasi oleh
suatu keputusan hakim.
Concursus merupakan istilah dalam ilmu hukum pidana yakni gabungan tindak pidana
dalam waktu tertentu seseorang telah melakukan beberapa tindak pidana dimana tindak
tersebut belum ada putusannya dan didakwakan sekaligus. Concursus digunakan kepada
seseorang yang melakukan beberapa peristiwa tindak pidana.

Berdasarkan KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) di Indonesia, kasus di


atas dapatdiklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pencurian Sepeda Motor:
Pencurian sepeda motor yang dilakukan oleh Harley pada tanggal 31 Januari 2020
termasuk dalam tindak pidana pencurian yang diatur dalam Pasal 362 KUHP. Harley
menggunakan kunci palsu “T” untuk mencuri sepeda motor di minimarket yang
merupakan perbuatan melawan hukum.
b. Penggelapan Mobil:
Setelah mencuri sepeda motor, Harley menggunakan uang hasil pencurian untuk
bersenang-senang bersama Nayla. Namun, pada tanggal 14 Februari 2020, ia
meminjam mobil milik Jhonson untuk merayakan Hari Valentine bersama Nayla
bukannya mengembalikan mobil tersebut, Harley malah menjual mobil tersebut
kepada Franco. Dalam tindakan ini Harley dapat dikenakan melakukan tindak pidana
penggelapan sebagaimana diatur Pasal 372 KUHP;
c. Pencurian Handphone:
Pada tanggal 10 Maret 2020, Harley tertangkap saat melakukan pencurian handphone
di counterhandphone milik Vexana. Tindakan ini juga termasuk dalam tindak pidana
pencurian yang diaturdalam Pasal 362 KUHP.
d. Pembunuhan:Setelah keluar dari penjara, pada bulan Maret tahun 2014, Harley
bertemu dengan Jhonson disebuah pasar dan membunuhnya dengan menusukkan
tongkat besi ke dada Jhonson secara berulang- ulang. Tindakan ini merupakan tindak
pidana pembunuhan sebagaimana diatur dalam Pasal 338 KUHP.

Perbuatan Harley merupakan perbuatan perbarengan tindak pidana yang mana


Harley melakukan perbuatan tindak pidana yang terpisah dalam periode waktu yang
berbeda diantaranya: Pencurian sepeda motor, penggelapan mobil, pencurian
handphone, dan pembunuhan.
2. Uraikanlah perbuatan Harley, kemudian tentukanlah dasar hukum dan ancaman
pidana maksimalnya menurut KUHP!

Jawaban:
Dasar hukum dan ancaman pidana maksimal terkait dengan perbuatan Harley menurut
KUHP di Indonesia sebagai berikut:
a. Pencurian Sepeda Motor, dasar hukumnya diatur dalam Pasal 362 KUHP tentang
Pencurian dengan ancaman pidana maksimal 7 Tahun penjara.
b. Penggelapan Mobil, dasar hukumnya diatur dalam Pasal 372 KUHP tentang
Penggelapan dengan ancaman pidana maksimal 4 Tahun penjara.
c. Pencurian Handphone, dasar hukumnya diatur dalam Pasal 362 KUHP tentang
Pencurian dengan ancaman pidana maksimal 7 Tahun penjara.
d. Pembunuhan, dasar hukumnya diatur dalam Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan
dengan ancaman pidana maksimal pidana mati atau penjara seumur hidup.

3. a. Uraikan serta berikanlah kesimpulan Saudara tentang macam-macam Sistem Residivis!


Jawaban
Di Indonesia, terdapat beberapa macam sistem residivis yang digunakan dalam
peradilan pidana. Berikut adalah penjelasan serta kesimpulan mengenai macam-macam
sistem residivis diIndonesia yaitu:
a. Sistem Residivis Absolut:
Dalam sistem residivis absolut di Indonesia, hukuman yang diberikan kepada pelaku
kejahatanakan meningkat secara otomatis berdasarkan jumlah catatan kejahatan
sebelumnya yangdimilikinya. Sistem ini diterapkan dalam Pasal 82 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana(KUHP) yang menyatakan bahwa jika pelaku merupakan
residivis, maka hukuman yangdijatuhkan akan meningkat.
Kesimpulan: Sistem residivis absolut di Indonesia memberikan peningkatan
hukuman secaraotomatis kepada pelaku kejahatan yang memiliki catatan kejahatan
sebelumnya.
b. Sistem Residivis Diskret
Di Indonesia, sistem residivis diskret dapat ditemukan dalam beberapa peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai kejahatan tertentu. Misalnya, dalam
Undang-Undang Narkotika, terdapat ketentuan yang menyatakan bahwa hukuman
akan meningkat bagi pengedarnarkotika yang merupakan residivis.
Kesimpulan: Sistem residivis diskret di Indonesia diterapkan dalam peraturan
perundang-undangan khusus untuk kejahatan tertentu, di mana hukuman akan
meningkat bagi pelaku yangmerupakan residivis.
c. Sistem Residivis Kumulatif
Sistem residivis kumulatif di Indonesia tidak ditemukan secara eksplisit dalam
peraturan perundangundangan yang berlaku. Namun, dalam praktik peradilan pidana,
hakim dapatmempertimbangkan catatan kejahatan sebelumnya sebagai faktor yang
memberikan pertimbangan peningkatan hukuman.
Kesimpulan: Meskipun tidak ada sistem residivis kumulatif yang tersistematis dalam
peraturan perundangundangan di Indonesia, hakim memiliki kewenangan untuk mem
pertimbangkancatatan kejahatan sebelumnya dalam menentukan hukuman.

Di negara Indonesia, Sistem residivis yang dominan adalah sistem residivis absokut
yang mana sistem tersebut hukuman ditingkatkan secara otomatis berdasarkan
catatan kejahatan sebelumnya.
3. b. Apakah perbuatan Harley dapat dikategorikan sebagai Residivis menurut
KUHP Indonesia? Jelaskanlah!

Jawaban

perbuatan Harley dalam kasus ini melibatkan beberapa tindak pidana terpisah, seper
ti pencurian sepeda motor, penggelapan mobil, pencurian handphone, dan pembunu
han terhadapJhonson. Setiap tindak pidana ini akan diperlakukan sebagai tindak
pidana terpisah dan akandinilai secara terpisah pula.
Jadi, Harley tersebut termasuk dalam kategori residive menurut KUHP, hal ini
dikarenakan Harley telah melakukan tindak pencurian dan telah dijatuhi hukuman
penjara, kemudian setelah bebas Harley melakukan tindak pidana pembunuhan

SUMBER :

MODUL BMP HKUM 4203

Anda mungkin juga menyukai