Anda di halaman 1dari 5

1.

Mengetahui defisini dari sindrom koroner akut (Amel)

Right Coronary Artery (RCA)


Posterior descending Artery (PDA)
Left Main (LM) coronary Artery
Left Anterior Descending (LAD) coronary Artery
Left Circumflex (LCx) coronary artery
Sindrom koroner akut adalah terminologi yang digunakan pada keadaan
gangguan aliran darah koroner parsial hingga total ke miokard secara akut. Sindrom
koroner akut diakhibatkan oleh gangguan aliran darah pembuluh darah koroner secara
akut. Umumnya disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner akibat kerak
aterosklerosis yang lalu mengalami perobekan dan hal ini memicu terjadinya
gumpalan-gumpalan darah (thrombosis) (Erik, 2005). Ditandai dengan kumpulan
gejala klinis iskemia miokard yang terjadi akibat kurangnya aliran darah ke
miokardium berupa nyeri dada, perubahan segmen ST pada Electrocardiogram
(EKG), dan perubahan biomarker jantung (Kumar & Cannon, 2009).
Sumber :
 Tapan, Erik(2005). Kesehatan Keluarga Penyakit Degeneratif. Jakarta: PT. Rlex Media
Komputindo
 Kumar A, Christopher P, Cannon (2009). Acute coronary syndromes: diagnosis and
management. Mayo Clinic Proc Journal. 84(10): 917–938.

Etiologi

 Trombosis akut
 Emboli
Sumber : Rampengan Homenta Starry.2014. Buku Praktis Kardiologi. Fakultas
Kedokteran Indonesia
2. Mengetahui patofisiologi dari sindrom koroner akut (Aathifah)

Sumber : DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK DITJEN BINA KEFARMASIAN DAN
ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI.2006. PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PASIEN
PENYAKIT JANTUNG KORONER : FOKUS SINDROM KORONER AKUT. Departemen Kesehatan RI

Sumber : American Heart Association/AHA


3. Factor risiko ska

Faktor risiko tidak dapat diubah

1. Usia
2. Kelamin
3. Keturunan
Factor risiko dapat dimodivikasi
1) Merokok
2) Hipertensi : Pasien yang menderita hipertensi memiliki kejadian 7,5 kali lebihbesar
terjadi dari pada yang tidak hipertensi. Setiap kenaikan 10 mmHg tekanan darah
sistoledan 5 mmHg tekanandarahdiastole makan akanmeningkatkanrisiko SKA(Mawardy
et al.,2015)
3) Diabetes melitus
4) Disiplidemia
5) Kurangnya aktifitas fisik : kurang melakukan aktifitas fisik sehingga makanan yang
kurang sehat yang dikonsumsi tidak terbakar dengan baik yang menyebabkan
penumpukan di dinding arteri dan terjadinya ateros-klerosis. Aterosklerosis
merupakan penyebab terjadinya sindrom coroner akut.
6) Obesitas
7) Stress
8) Sedentary life

Sumber :

 Long, D. et al. (2011).Harrison's PrinciplesOf Internal Medicine, 18th ed. New York,
McGraw-Hill.
 Susilo, C. (2015).Identifikasi Faktor Usia, Jenis Kelamin dengan Luas Infark Miokard
Pada Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Ruang ICCU RSD DR. Soebandi Jember,The
Indonesian Journal Of Health Science;Vol.6(1):1-7.
 Rosmiatin, M. (2012).Analisis Faktor-Faktor Risiko Terhadap Kejadian Penyakit Jantung
Koroner pada Wanita Lanjut Usia di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Depok, FIK
UI
 Mawardy, A., Pangemanan, J.A. & Djafar, D.U.(2015).Gambaran derajat Hipertensi
Pada Pasien Sindrom Koroner Akut (SKA) di RSUP PROF.R.D. Kandou Manado
periode Januari-Desember 2014,Universitas Sam Ratulangi
 Mukibbah dkk. 2019. Karakteristik Pasien Sindrom Koroner Akut Pada Pasien Rawat Inap
Ruang Tulip RSUD Ulin Banjarmasin. Indonesian Jurnal Of health Science

4. Mengetahui diagnosis dan diagnosis banding dari sindrom koroner akut (Putri Nur)
Diagnosis banding
a. Pasien dengan kardiomiopati hipertropik atau penyakit katup jantung (steanosis dan
regurgitasi katup aorta) dapat mengeluh nyeri dada disertai perubahan EKG dan
peningkatan marka jantung.
b. Mikarditis dan pericarditis dapat menimbulkan keluhan nyeri dada, perubahan EKG,
peningkatan biomarka jantung dan gangguan gerak dinding jantung
c. Stroke dapat disertai perubahan EKG, pengingkatan marka jantung dan gangguan
gerak dinding jantung.
d. Diagnosis non cardiac :
 Pulmonal : mediastinitis, pleuritis, pneumonia/ infection, intrathorax
malignancy, pneumothorax
 GIT : esophagitis, esophageal spasme, hiatus hernia, gastritis, peptic ulcer,
cholecystitis, pancreatitis
 Chest Wall : costochondritis,rib fracture, sternoclavicular arthritis, herpes zozter
 Psyhiatric conditions : anxiety disorder, depression,somatoform disorder

Sumber : Perhimpunan dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman tata Laksana
sindrom coroner akut Edisi 4. Web: https://inaheart.org/wp-content/uploads/2021/07/Buku-
ACS-2018.pdf

4. Mengetahui prognosis dari sindrom koroner akut (Amel)


Untuk mengetahui prognosisnya kita harus melakukan stratifikasi risiko untuk melihat risiko
yang dimiliki penderita dengan TIMI (Thrombolysis in myocardial infarction) dan Grace
(Global registry of acute coronary events)
Sumber : Sumber : Perhimpunan dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018.
Pedoman tata Laksana sindrom coroner akut
Edisi 4. Web: https://inaheart.org/wp-
content/uploads/2021/07/Buku-ACS-2018.pdf

Anda mungkin juga menyukai