Kasus Fast Fashion
Kasus Fast Fashion
Oleh:
Harun Ahmad Naufal (2142530043)
B. Tinjauan Teori
Dalam kajian teori teleologi egoisme banyak sekali kesamaan yang bisa kita Tarik.
Dimana para pengusaha lebih mementingkan keuntungan dari bisnisnya. Hal ini juga
masuk kedalam teori keutamaan dimana teori ini mendefinisikan watak seseorang
berperilaku tidak dijelaskan apakah itu baik ataupun bermoral karena ada tujuan utama
yang harus ia capai. Meski terdapat segudang hal tak bermoral dalam Fast Fashion,
terdapat sisi lain yang terkadang tak orang perhatikan. Tidak semua orang mampu untuk
membeli pakaian organik ramah lingkungan yang dijahit dengan dedikasi dan dengan
upah yang adil.
C. Solusi
Brand-brand seperti ZARA, H&M, dan Berhska telah memiliki program untuk mengatasi
limbah Fast Fashion. Untuk mereka yang memiliki pakaian yang tak digunakan bisa
mengajukan diri untuk mengikuti program ini yang mana pakaian tak terpakai itulah
yang akan disalurkan kepada Lembaga-lembaga yang telah bekerja sama dengan brand-
brand tersebut. Selain dari pihak brand kita sebagai konsumer juga harus pintar. Jika kita
masih memiliki pemikiran “pakai rusak buang” dampak dari Fast Fashion akan semakin
menjadi. Kita harus merubah pemikiran tersebut dan memakai barang-barang yang
lebih tahan lama. Dengan ramainya penggunaan barang tahan lama atau Slow Fahion,
demand akan Fast Fashion akan menurun sehingga produksi massal dari Perusahaan
akan menurun