Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

CASED BASED LEARNING PADA PASIEN ACUTE MYOCARD INFARK


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Kardiovaskuler,
Respirasi, Dan Hematologi.

DOSEN PENGAMPUH :

NURHAYATI, S,KEP., NERS.

DISUSUN OLEH:
Kelompok 1 & 2

1. Putri Regina Salines 20220303088


2. Dimas Eko Nugroho 22142010112
3. Danu Arya Purnama 22142010013
4. Izhar Tarmizi 2214201133
5. Deni Saputra 2214201121
6. Shindi 2214201119
7. Sartika Apriani 2214201101
8. Lamalif Findria Nisa 2022121003
9. Lingga Dwi Marsyanda 2214201108
10.Ayu Diliani 2214201105
11.Kharisma Sari Palingga 2214201090
12. Cinta Adinda 2214201111

S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah yang Maha Kuasa
karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
ini dengan tujuan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dewasa Sistem
Kardiovaskuler, Respirasi, dan Hematologi. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan tugas ini masih jauh dari kategori sempurna, oleh karena itu penulis dengan
hati dan tangan terbuka mengharapkan saran dan kritik yang membagun demi
kesempurnaan tugas yang akan datang.

Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan


ucapan terima kasih yang sedalam dalamnya kepada teman seperjuangan yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga Makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, 29 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ............................................................................................................i


KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii
BAB I .......................................................................................................................................
PENDAHULUAN ..................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG .....................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................
C. TUJUAN ...........................................................................................................................
BAB II .....................................................................................................................................
ISI ............................................................................................................................................
2.1 OVERVIEW KASUS .....................................................................................................3
2.2 PEMBAHASAN .............................................................................................................3
A. Problem ......................................................................................................................4
B. Hypothesis ..................................................................................................................5
C. Pathway ......................................................................................................................6
D. More Info .....................................................................................................................
E. Don’t Know ..................................................................................................................
F. Learning Issue .............................................................................................................
G. Problem Solving ..........................................................................................................
BAB III ....................................................................................................................................
PENUTUP ...............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................
3.2 Saran ...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Infark miokard akut (IMA) adalah suatu keadaan nekrosis otot jantung
akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen yang terjadi
secara mendadak. Penyebab paling sering adalah adanya sumbatan koroner,
sehingga terjadi gangguan aliran darah yang diawali dengan hipoksia miokard
(Setianto et al., 2003).

IMA merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di negara maju.
Laju mortalitas awal (30 hari) pada IMA adalah 30% dengan lebih dari separuh
kematian terjadi sebelum pasien mencapai rumah sakit. Walaupun laju mortalitas
menurun sebesar 30% dalam 2 dekade terakhir, sekitar 1 diantara 25 pasien yang
tetap hidup pada perawatan awal, meninggal dalam tahun pertama setelah IMA
(Alwi, 2006).

Pada tahun 2005 di Amerika, penyakit kardiovaskuler bertanggung jawab


untuk 864,500 kematian, atau 35,3% dari seluruh kematian pada tahun itu.
Sebesar 151.000 kematian akibat infark miokard (Eoudi et al., 2010). Adapun
data epidemiologis pada tingkat nasional diantaranya laporan studi mortalitas
tahun 2001 oleh Survei Kesehatan Nasional menunjukkan bahwa penyebab
utama kematian di Indonesia adalah penyakit sistem sirkulasi (jantung dan
pembuluh darah) sekitar 26,39% (Jamal, 2004).

Infark miokard diawali proses berkurangnya pasokan oksigen (iskemia)


jantung yang disebabkan oleh berbagai hal antara lain aterosklerotik, trombi
arterial, spasme, emboli koroner, anomali kongenital, yang merupakan gangguan
pada pembuluh darah koroner. Penyebab gangguan pada jantung seperti
hipertrofi ventrikel, dan penyakit sistemik seperti anemia akan menyebabkan
penurunan kapasitas pembawa oksigen (O2). Keseluruhan penyebab di atas bisa
mengakibatkan iskemik jantung, bila tidak tertolong akan mengakibatkan
kematian jantung yang disebut infark miokard.

Menurut kriteria WHO (World Health Association), diagnosis IMA dapat


ditegakkan apabila didapatkan dua dari tiga kelainan sebagai berikut yaitu
adanya (1) keluhan nyeri dada yang karakteristik, (2) abnormalitas gambaran
elektrokardiografi yang spesifik, (3) adanya peningkatan kadar serum enzim –
enzim kardiak (Rachmi, 2003).

Sejumlah manifestasi tidak spesifik mungkin terdapat pada pasien dengan


IMA. Peningkatan kadar gula darah merupakan salah satu ciri non spesifik
menyertai IMA yang banyak dijumpai, tapi kemaknaannya belum diketahui
secara lengkap. Peningkatan kadar gula darah pada saat pasien masuk unit
perawatan koroner disebut stres akibat IMA atau sebagai perubahan
neuroendokrin dengan ditandai peningkatan hormon - hormon stres pada tahap
awal IMA (Rachmi, 2003)

Hiperglikemia ini sering terjadi mengikuti IMA, tidak hanya pada pasien
diabetik, tetapi juga pada penderita nondiabetik dengan frekuensi yang lebih
sedikit. Stres hiperglikemia yang terjadi selama IMA berkaitan dengan
meningkatnya risiko kematian pada pasien yang dirawat di rumah sakit baik
dengan ataupun tanpa diabetik. Hal ini berkaitan dengan makin tingginya
frekuensi kejadian syok kardiogenik, gagal jantung kongestif dengan akibat
kematian selama perawatan di rumah sakit (Rachmi, 2003 ; Wahab et al., 2002).

Penelitian dari Departemen Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia tentang hiperglikemia dan prognosis IMA non diabetes melitus (DM)
di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita periode 1 November 1991 – 30 April
1992, didapati 64 pasien IMA (18 dengan stres hiperglikemia, 46 tanpa
hiperglikemia) menunjukkan bahwa kematian pada penderita stres hiperglikemia
56% dan 2% pada penderita tanpa hiperglikemia (Sani, 2007). Capes et al.
(2000), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa risiko kematian di rumah sakit
pada pasien IMA non diabetik dengan nilai glukosa darah ≥110 mg/dL adalah
3,9 kali lebih banyak dibandingkan pasien IMA non diabetik dengan kondisi
normoglikemia (Deedwania et al., 2008). Dalam penelitian yang sama pasien
IMA dibagi menjadi 4 kelompok yang masing - masing terdapat 2 kelompok,
yaitu kelompok yang terdiagnosis dan tidak terdiagnosis diabetes melitus. Untuk
masing masing kelompok akan terbagi menjadi dua, yaitu dengan glukosa darah
≤ 198 mg/dL dan > 198 mg/dL. Dari hasil penelitian didapati jumlah kematian
yang terbanyak terjadi pada kelompok pasien IMA yang tidak terdiagnosis
diabetes dengan kadar glukosa darah > 198 mg/dL. Hal di atas membuktikan
stres hiperglikemia memberikan efek yang lebih buruk terkait dengan prognosis
IMA (Wahab et al., 2002).
Berdasarkan hal tersebut di atas serta mengingat tingginya angka
kematian yang ditimbulkan pada penderita IMA non diabetik dalam kaitannya
dengan ada dan tidaknya hiperglikemia sebagai suatu faktor yang berpengaruh,
maka perlu diteliti lebih lanjut perbandingan proporsi kematian di rumah sakit
pasien IMA non diabetik dengan dan tanpa hiperglikemik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah bagaimana asuhan keperawatan pada Klien denhan diagnosa
medis Infark Miokard Akut (IMA) dengan metode Cased Based Learning (CBL)?

1.3.TUJUAN MASALAH

Tujuan masalah dalam makalah ini memiliki beberapa tujuan yang ingin
dicapai. Berikut merupakan tujuan-tujuan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien dengan Infark Miokard


Akut

2. Untuk mengetahui bagaimana melakukan pengkajian pada pasien dengan Infark


Miokard Akut.

3. Untuk menegakkan diagnosis keperawatan asuhan keperawatan pasien dengan


Infark Miokard Akut.

4. Untuk mengetahui penyusunan perencanaan keperawatan asuhan keperawatan


pasien dengan Infark Miokard Akut.

5. Untuk mengetahui pelaksanakan tindakan keperawatan asuhan keperawatan


pasien dengan Infark Miokard Akut.

6. Untuk mengevaluasi asuhan keperawatan dengan pasien Infark Miokard Akut


BAB II
ISI
A. OVER VIEW KASUS
 Tn. M (68 tahun) masuk RS tanggal 27/10/2023 dengan diagnosa medis:
Acute Myocard Infark. Pasien datang dengan keluhan sesak, nyeri dada
sebelah kanan seperti tertikam yang dirasakan sejak 4 jam sebelum MRS,
badan terasa lemah, keringat dingin, badan seperti meriang, kalau bergerak
nyeri dada meningkat tapi nyeri mereda saat istirahat. Pasien mengatakan
sering bangun tidur di malam hari karena sesak napas. Sejak dirawat di RS
(3 hari) pasien belum buang air besar.
 Hasil pengkajian perawat: Tekanan darah 100/60mmHg, Nadi 124x/menit,
teraba lemah. Suhu 36.8C. Frekuensi napas 26x/menit, irreguler. Kulit
teraba dingin, cappilary refill <3 detik, CTR 60%, kesadaran
composmentis. Hasil pemeriksaan EKG tampak ST Elevasi.

B. PEMBAHASAN
1. PROBLEM

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

• Tn. M (68 tahun) masuk RS • Hasil pengkajian perawat:


tanggal 27/10/2023 dengan
-Tekanan darah 100/60mmHg
diagnosa medis: Acute Myocard
Infark. -Nadi 124x/menit, teraba lemah.

• Pasien datang mengeluh sesak, -Suhu 36.8C.


nyeri dada sebelah kanan seperti -Frekuensi napas 26x/menit,
tertikam yang dirasakan sejak 4 irreguler.
jam sebelum MRS
-Kulit teraba dingin
• Pasien mengeluh badan terasa
- Cappilary refill <3 detik, CTR
lemah keringat dingin, badan
60%
seperti meriang.
• Pasien mengatakan kalau -Kesadaran composmentis.

bergerak nyeri dada meningkat -Hasil pemeriksaan EKG tampak


tapi nyeri mereda saat istirahat. ST Elevasi.
• Pasien mengatakan sering bangun
tidur di malam hari karena sesak
napas.
• Sejak dirawat di RS (3 hari)
pasien belum buang air besar.
2. HYPOTHESIS

HYPOTHESIS DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


1. PENURUNAN - Tn. M (68 tahun) masuk -Tekanan darah
CURAH JANTUNG RS tanggal 27/10/2023 100/60mmHg
dengan diagnosa medis:
-Nadi 124x/menit, teraba
Acute Myocard Infark.
lemah.
-Pasien datang mengeluh
-Frekuensi napas
sesak, nyeri dada sebelah
26x/menit, irreguler.
kanan seperti tertikam
yang dirasakan sejak 4 -Kulit teraba dingin
jam sebelum MRS -CTR 60%
-Pasien mengeluh badan
-Hasil pemeriksaan EKG
terasa lemah keringat
tampak ST Elevasi.
dingin, badan seperti
meriang.
-Pasien mengatakan
kalau bergerak nyeri dada
meningkat tapi nyeri
mereda saat istirahat.
-Pasien mengatakan sering
bangun tidur di malam
hari karena sesak napas
2. NYERI AKUT - Tn. M (68 tahun) masuk -Tekanan darah
RS tanggal 27/10/2023 100/60mmHg
dengan diagnosa medis:
-Nadi 124x/menit, teraba
Acute Myocard Infark.
lemah.
-Pasien datang mengeluh
-Frekuensi napas
sesak, nyeri dada sebelah
26x/menit, irreguler.
kanan seperti tertikam
yang dirasakan sejak 4 -Kulit teraba dingin
jam sebelum MRS -Kesadaran
-Pasien mengeluh badan composmentis.
terasa lemah keringat
dingin, badan seperti
meriang.
-Pasien mengatakan
kalau bergerak nyeri dada
meningkat tapi nyeri
mereda saat istirahat.
-Pasien mengatakan sering
bangun tidur di malam
hari karena sesak napas
3. INTOLERANSI - Tn. M (68 tahun) masuk -Tekanan darah
AKTIVITAS RS tanggal 27/10/2023 100/60mmHg
dengan diagnosa medis:
-Nadi 124x/menit, teraba
Acute Myocard Infark.
lemah.
-Pasien datang mengeluh
-Frekuensi napas
sesak, nyeri dada sebelah
26x/menit, irreguler.
kanan seperti tertikam
yang dirasakan sejak 4 -Kulit teraba dingin
jam sebelum MRS -CTR 60%
-Pasien mengeluh badan
-Hasil pemeriksaan EKG
terasa lemah keringat
tampak ST Elevasi.
dingin, badan seperti
meriang.
-Pasien mengatakan
kalau bergerak nyeri dada
meningkat tapi nyeri
mereda saat istirahat.
-Pasien mengatakan sering
bangun tidur di malam
hari karena sesak napas

3. PATHWAY
4. MORE INFO
Nyeri dada sebelah kanan seperti tertikam yang dirasakan sejak 4 jam seblum MRS.
 Tingkat Nyeri => kurang lebih 7-10.
 Anoreksia => gangguan makan (berat badan )
 Kostipasi => kesulitan buang air besar
 Distesi vena junggalaris => masalah kardiovaskuler
 Spasme arteri koroner => penyempitan pembulu darah
 Hipertrofi vertikel kiri => mengubah kinerja jantung
 Thrombosis jantung = > pembengkuan jantung
 Asadosis => penumpukan asam dalam darah
 Diaphoresis => keringatn yang berlebhan

5. DON’T KNOW

• Acute myocard in park → serangan jantung akut.


• 120/80 mmhg tekanan darah tinggi normal rendah
• Nadi tidak normal (Aritmia) Nadi tinggi (Taqıkardi)
• Nadi 124x/menit tidak normal, nadi tinggi (taki kardi), 60-100x/mnit
• Compos Mentis kesadaran normal, sadar sepenuhnya
• frekuensi napas tinggi (takipnea), (26x menit) Normal [12-20x menit)
• Ireguler - Pernapasan tidak teratur
• waktu Coppilary refful Pengisian kapiler <3 detik (normal)
• Ctr 60% tidak normal
• Kesadaran composmentis kesadaran normal Sadar sepenuhny
• ST Elevasi kondisi yg mengakibatkan kematian sel miosit gantung
• Acute Myocard infark: Serangan jantung akur
• Tekanan darah rendah (Hipotensi ) 100/60 mmtig (kasus)
• Infark: pematian jaringan
6. LEARNING ISSUE
Potensi FuMA stem cells, kombinasi fukoidan dan Bone Marrow Stem
Cells (BMSCs), sebagai penatalaksanaan mutakhir pada Infark Miokard
Akut.
Keunggulan FuMA stem cells sebagai Penatalaksanaan IMA berbagai
penelitian ini vitro maupun in vivo menunjukkan bahwa kombinasi fukoidan
dan BMSCs (FuMA stem cells) berpotensi besar sebagai penatalaksanaan
mutakhi untuk infark miokard akut. Keunggulan FuMA stem cells adalah
mudah diperoleh dan tidak memiliki efek toksik setelah diadministrasikan.
Oleh karena itu, FuMA sistem cells dapat menurunkan mortalitas kejadian
Ischemic Heart Disease (IHD). Namun tentu saja, masih sangat diperlukan
penelitian-penelitian lebih lanjut untuk memahami lebih detail mekanisme
FuMA stem cells dalam manajemen terapi IMA.
Terapi Stem cell untuk Infark Miokard Akut
Infark miokard masih merupakan penyebab utama gagal jantung
kongestif dan kematian (5,1%). Penyakit tersebut mengakibatkan kerusakan
miokard yang progresif dan irreversible, sehingga pengobatan konvensional
seperti terapi reperfusi tidak dapat mengatasi secara sempurna. Oleh karena
itu, diperlukan terapi yang dapat meregenerasi jaringan yang dapat dicapai
melalui aplikasi stem cell secara klinis. Stem cell memiliki kemampuan
meregenerasi sel lain melalui dua mekanisme yaitu, diferensiasi sel dan
sekresi sitokin serta faktor pertumbuhan. Stem cell yang paling banyak
digunakan pada terapi infark miokard adalah derivat sumsum tulang. Sel
tersebut memiliki tingkat aplikabilitas yang tinggi, tidak membutuhkan
ekspansi secara in vitro, dan yang terpenting mampu berdiferensiasi menjadi
berbagai jenis sel. Metode aplikasi yang paling sesuai ialah melalui
pendekatan transvaskuler sesuai hasil studi yang telah dilakukan berupa
perbaikan anatomis serta peningkatan fungsi jantung jauh di atas terapi
konvensional. Meskipun demikian, masih perlu dilakukan studi yang
mendalam terkait optimalisasi terapi stem cell di masa yang akan datang.

7. PROBLEM SOLVING

Diagnosis Tujuan & Kriteria Intervensi Keperawatan (SIKI)


Keperawatan(SDKI) Hasil(SLKI)
Penurunan Curah Jantung Curah Jantung (L.02008) Perawatan Jantung (I.02075)
(D. 0008) # Ekspetasi #Observasi
Curah jantung meningkat -Identifikasi tanda/gejala primer
penurunan curah jantung
# Kriteria Hasil (meliputi dispnes, kelelahan,
Setelah dilakukan asuhan paroxysmal nocturnal dyspnea,
keperawatan selama 1x4 peningkatan CVP)
jam, diharapkan curah - Monitor tekanan darah
jantung meningkat dengan (termasuk tekanan darah
kriteria hasil: ortostatik, jika perlu)
1.Kekuatan Nadi Perifer - Monitor intake dan output
meningkat cairan
2. Bradikardia menurun - Monitor saturasi oksigen
3. Lelah menurun - Monitor keluhan nyeri dada
4. Dipsnea menurun Mengurangi nyeri)
5. Proxymal Nocturnal - Monitor EKG 12 sadapan
Dypsnea(PND) menurun - Monitor fungsi alat pacu
Darah membaik jantung
- Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
- Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum
pemberian obat (mis. beta
blocker, inhibitor, calcium
channel blocker, digoksin)
# Terapeutik
-Posisikan pasien atau Fowler
dengan kaki ke bawah atau
posisi nyaman
- Berikan diet jantung yang
sesuai (mis. batasi asupan
kafein, natrium, kolesterol, dan
makanan tinggi)
- Fasilitasi pasien dan keluarga
untuk modifikasi gaya hidup
sehat
-Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stres, jika perlu
- Berikan dukungan emosional
dan spiritual
- Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%

#Edukasi
-Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
- Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output
cairan harian

#Kolaborasi
-Rujuk ke program rehabilitasi
jantung
Diagnosis Tujuan & Kriteria Intervensi Keperawatan (SIKI)
Keperawatan(SDKI) Hasil(SLKI)
Nyeri AKut (D. 0077) Curah Jantung (L.08066) Manajeman nyeri (I.08238)
# Ekspetasi #Observasi
Tingkat Nyeri Menurun - Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
# Kriteria Hasil kualitas, intensitas nyeri
Setelah dilakukan asuhan - Identifikasi sekala nyeri
keperawatan selama 1x4 - Identifikasi factor yang
jam, diharapkan tingkat memperberat dan memperingan
nyeri menurun dengan nyeri
kriteria hasil: - Identifikasi pengaruh nyeri
1.Keluhan nyeri menurun pada kualitas hidup
2. Kesulitan tidur menurun
3. Frekuensi nadi membaik # Terapeutik
4. Pola nafas membaik - Berikan Teknik non
5. Tekanan darah membaik farmakologis untuk mengurangi
6. Pola tidur membaik rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, Teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri

#Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakn
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Ajarkan Teknik non
farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri

#Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu
1
6

BAB III

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
Infark Miokard Akut (IMA) di definisikan sebagai nekrosismiokardium yang
disebabkan oleh tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut pada arteri
koroner. IMA merupakan penyakit yang berbahaya dan mengancam nyawa yang bisa
menyerang siapa saja dimana saja dan kapan saja. Penderita IMA diseluruh dunia cukup
tinggi disertai angka kematiannya yang tinggi dan hal ini menjadi kekhawatiran bersama
sehingga perawat sebagai tenaga kesehatan selayaknya memberikan asuhan keperawatan
yang kompeten dan komprehensif.
Infark miokard diawali proses berkurangnya pasokan oksigen (iskemia) jantung
yang disebabkan oleh berbagai hal antara lain aterosklerotik, trombi arterial, spasme,
emboli koroner, anomali kongenital, yang merupakan gangguan pada pembuluh darah
koroner. Penyebab gangguan pada jantung seperti hipertrofi ventrikel, dan penyakit
sistemik seperti anemia akan menyebabkan penurunan kapasitas pembawa oksigen
(O2). Keseluruhan penyebab di atas bisa mengakibatkan iskemik jantung, bila tidak
tertolong akan mengakibatkan kematian jantung yang disebut infark miokard.
Proses pengkajian terutama dalam perumusan diagnosa keperawatan diperlukan
ketelitian dan kecermatan dalam menggali data baik subyektif maupun obyektif yang ada
sehingga akan diperoleh data yang benar dan valid serta dapat dianalisa menjadi suatu
masalah yang benar-benar terjadi pada klien.
1
7

6.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran yang dapat diberikan

1. Untuk klien dan keluarga

Penulis mengharapkan klien dan keluarga lebih sabar sedikit lagi dirumah sakit karena
demi mendapatkan asuhan keperawatan yang optimal dibutuhkan waktu yang sudah
ditentukan. Lain kali tidak dianjurkan untuk meminta pulang lebih awal dari waktu
yang ditentukan.

2. Untuk Rumah Sakit

Sarana dan prasarana yang tersedia dirumah sakit sudah sangat lengkap dan memadai
dan hal ini mendukung dalam pemberian asuhan keperawatan. Tetapi penyediaan air
hangat di ruangan Aisyah dalam lantai 1 belum tersedia di setiap kamar namun meski
begitu pihak RS memberikan alternatif untuk pembelian air hangat di samping
ruangan yang mungkin hal ini untuk kedepannya penyediaan air hangat bisa tersedia
secara gratis.
1
8

6.3 Daftar Pustaka

Alwi I., 2009. Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST, dalam: Buku Ajar Ilmu
Pengetahuan Penyakit Dalam Jilid II. Sudoyo A. W, Setryohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing pp. 1741-
1754.

Arief M., 2008. Penetepan Subjek Penelitian (Populasi, Sampel, Representativitas Sampel,
Rancangan Sampel), dalam: Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan.
Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan
Percetakan UNS (UNS Press) pp. 54.
Boestan I.N, Suryawan R., 2003. Penyakit Jantung Koroner, dalam: Ilmu Penyakit Jantung.
Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR pp. 121-134.
Bonvini R.F, Hendiri T, Camenzind E., 2005. Inflammatory Response Post Myocardial
Infarction and Reperfusion: A New Therapeutic Target?, in : European Heart Journal
Supplements. 7: I27-I36.
Brown C.T.,2006. Penyakit Aterosklerotik Koroner, dalam: Patofisiologi Konsep Klinis
Proses – Proses Penyakit. Price S. A, Wilson L. M. Edisi VI. Elsevier Science pp.
576-593.

Anda mungkin juga menyukai