Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

MENINGITIS

Dosen Pengampu : Ns. Frana Andrianur, S. Kep., M. Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Ni Putu Jovanka P07220322001

Arriya Gading P07220322002

Nabella Octaviyani P07220322003

Rachma Dyah Puri Octaviani P07220322004

Windiya Lestari P07220322005

Shakila Novia P07220322006

Erni Apriliana P07220322007


Najwa Thohiroh P07220322008

Hidayaturrahman P07220322009

Anggi Novita Sari P07220322010

Devy Ariani P07220322011

Dara Anas s P07220322012

Laila Shariva Najwa P07220322013

Raiyan Zaki P07220322014

Hernawati P07220322015

Nasywaa Caesa P07220322016

Novel Rio Rangga P07220322017

Muhammad Riqo P07220322018

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JARAK JAUH

DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunianya yang begitu besar, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II yang berjudul “MENINGITIS” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Selawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita


Rasullah SAW yang mana telah membawa kita semua dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kepada para pembaca kami mengharapkan
saran dan kritik demi kesempurnaan makalah yang kami buat selanjutnya. Semoga
makalah ini benar – benar bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya kami.

Dalam penyusunan Makalah ini kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah


ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak dan akan kami
jadikan intropeksi sebagai bekal yang lebih baik lagi semasa yang akan datang.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Balikpapan, 19 Februari 2024


Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR...............................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................
1. Tujuan umum........................................................................................
2. Tujuan Khusus......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................
A. Defini Meningitis.......................................................................................
B. Penyebab Meningitis.................................................................................
C. Patofisiologi...............................................................................................
D. Gambaran Kasus Dilapangan Meningitis .................................................
E. Asuhan Keperawatan Meningitis...............................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningitis merupakan salah satu penyakit infeksi yang menakutkan karena


menyebabkan mortalitas dan morbiditas yang tinggi terutama di negara
berkembang sehingga diperlukan pengenalan dan penanganan medis yang serius
untuk mencegah kematian (Addo, 2018). Meningitis merupakan suatu reaksi
peradangan yang terjadi pada lapisan yang membungkus jaringan otak (araknoid
dan piameter) dan sumsum tulang belakang yang disebabkan organisme seperti
bakteri, virus, dan jamur. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang
parah dan berakibat fatal pada 50% kasus jika tidak diobati (Speets et al., 2018).
Meningitis meningokokus, yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis
(atau N. meningitidis), memiliki potensi untuk menyebabkan epidemi yang besar.
Dua belas jenis dari bakteri tersebut, yang disebut serogroup, telah diidentifikasi,
dan enam diantaranya (jenis A, B, C, W, X dan Y) dapat menyebabkan epidemi
(WHO, 2018).

Gejala yang paling umum pada pasien dengan meningitis adalah leher kaku,
demam tinggi, sensitif terhadap cahaya, kebingungan, sakit kepala, mengantuk,
kejang, mual, dan muntah. Selain itu pada bayi, fontanelle menonjol dan
penampilan ragdoll juga sering ditemukan (Piotto, 2019). Meningitis bakterial
(penyakit meningitis yang disebabkan oleh bakteri) berada pada urutan sepuluh
teratas penyebab kematian akibat infeksi di seluruh dunia dan menjadi salah satu
infeksi yang paling berbahaya pada anak. Meningitis jenis ini merupakan
penyebab utama kematian pada anak-anak, dengan perkiraan 115.000 kematian di
seluruh dunia pada tahun 2015. Beban penyakit meningokokus terbesar terjadi di
wilayah sub-Sahara Afrika yang dikenal sebagai sabuk meningitis, yang
membentang dari Senegal di barat hingga Ethiopia di timur. World Health
Organization (WHO) telah melaporkan 26.029 kasus meningitis di daratan Afrika
pada tahun 2016 dengan 2.080 kematian (rasio fatalitas kasus keseluruhan sebesar
8%).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka penulis dapat
merumuskan masalah, yaitu “Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan pada
pasien Meningitis ? “

C. Tujuan
a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah mengetahui bagaimana


pelaksanaan Konsep Asuhan Keperawatan pada pasien Meningitis

b. Tujuan Khusus

Dapat menegetahui :

1) Definisi Meningitis
2) Penyebab Meningitis
3) Patofisiologi Meningitis
4) Gambaran Kasus di lapangan Meningitis
5) Konsep Asuhan Keperawatan Meningitis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Meningitis
Meningitis merupakan inflamasi pada selaput otak yang mengenai lapisan
piameter dan ruang subarakhnoid maupun arakhnoid, dan termasuk cairan
serebrospinal (CSS). Peradangan yang terjadi pada Meningitis yaitu membran atau
selaput yang melapisi otak dan medula spinalis, dapat disebkan berbagai
organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam
darah dan berpindah kedalam cairan. otak (Wordpress. 2009).

Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu membran


atau selaput yang melpaisi otak dan medula spinalis, dapat disebabkan oleh
berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk
kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak (Black & Hawk.2005).

Meningitis adalah inflamasi yang terjadi pada meningen otak dan medula
spinalis. Gangguan ini biasanya merupakan komplikasi bakteri (infeksi sekunder)
seperti Sinusiotis, Otitis Media, Pneumonia, Edokarditis atau Osteomielitis.
Meningitis bakterial adalah inflamasi arakhnoid dan piameter yang mengenai CSS,
Meningeotis juga bisa disebut Leptomeningitis adalah infeksi selaput arakhnoid
dan CSS di dala ruangan subarakhnoid (Lippincott Williams & Wilkins.2012)

Dapat disimpulkan bahwa meningitis adalah suatu reaksi yang terjadi dari
peradangan yang terjadi akibat infeksi karena bakteri, virus, maupun jamur pada
selaput otak (araknoidea dan piamater) yang ditandai dengan adanya sel darah
putih dalam cairan serebrospinal dan menyebabkan perubahan pada struktur otak

B. Penyebab Meningitis
Terdapat beberapa penyebab yang terjadi pada masalah meningitis yaitu bakteri,
faktor predisposisi, faktor maternal, dan faktor imunologi.
Penyebab meningitis yang paling sering adalah akibat infeksi bakteri atau virus
yang bersumber pada telinga, sinus, tenggorokan dan atau bersumber dari sekitar
gigi serta rongga mulut. Selain itu, mikroorganisme lain dan beberapa obat tertentu
(meskipun jarang) dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit ini.

Berdasarkan penyebabnya, meningitis terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1) Meningitis Bakterialis
Meningitis tipe ini disebabkan oleh bakteri dan dapat menular. Bakteri
yang dapat menyebabkan meningitis contohnya Streptococcus pneumonia.
Meningitis ini kerap terkait dengan infeksi bakteri streptococcus di bagian
tubuh lain, seperti pneumonia, sinusitis, atau endokarditis.
2) Meningitis Virus
Virus yang menyebabkan meningitis meliputi kelompok enterovirus, virus
herpes simplex, virus HIV, virus West Nile, atau virus Mumps. Masing-
masing jenis virus tersebut memiliki pola penyebaran dan penularan yang
berbeda-beda.
Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya menimbulkan gejala
yang ringan dan dapat pulih dengan sendirinya. Akan tetapi, pada beberapa
kasus, kondisi ini tetap membutuhkan perawatan dan bisa memburuk.
3) Meningitis Jamur
Meningitis yang disebabkan oleh jamur tergolong jarang terjadi.
Meningitis tipe ini biasanya menyerang seseorang yang memiliki daya
tahan tubuh lemah, seperti penderita kanker dan HIV/AIDS.
4) Meningitis Parasit
Parasit penyebab meningitis, seperti Angiostrongylus cantonensis dan
Baylisascaris procyonis, umumnya hanya menginfeksi ikan, belut, katak,
dan unggas. Namun, seseorang berisiko terkena meningitis parasit apabila
memakan daging hewan yang tertular parasit tersebut.
Meningitis juga dapat dipicu oleh kondisi medis lain, seperti cedera kepala,
kanker, dan lupus. Penggunaan obat-obatan tertentu atau riwatar tindakan
medis, seperti operasi otak, juga dapat memicu munculnya meningitis.

C. Patofisiologi Meningitis

Patofisiologi meningitis disebabkan oleh infeksi yang berawal dari aliran


subarachnoid yang kemudian menyebabkan reaksi imun, gangguan aliran cairan
serebrospinal, dan kerusakan neuron. Meningitis merupakan inflamasi pada daerah
meninges yang disebabkan oleh infeksi. Agen infeksius yang dapat menyebabkan
terjadinya meningitis bisa berupa bakteri, virus, fungsi, ataupun parasit.

Invasi Patogen

Patogen penyebab meningitis dapat masuk dan menginvasi aliran subarachnoid


dalam berbagai cara, yaitu melalui penyebaran hematogen atau secara langsung
dari struktur sekitar otak, seperti contohnya pada kasus otitis media dan sinusitis.
Penyebaran juga bisa terjadi melalui invasi kuman pada nervus perifer dan kranial,
atau secara iatrogenik yakni operasi pada daerah cranium atau spinal. Adanya
invasi patogen ke subarachnoid akan mengaktivasi sistem imun. Sel darah putih,
komplemen, dan immunoglobulin akan bereaksi dan menyebabkan produksi
sitokin.

Pengaruh Sitokin pada Meningitis

Adanya peningkatan produksi sitokin dapat menyebabkan beberapa perubahan


fisiologis, yaitu peningkatan permeabilitas blood brain barrier (BBB), perubahan
aliran darah serebral, peningkatan perlekatan leukosit ke endotelium kapiler, serta
peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS). Adanya peningkatan permeabilitas
BBB serta perubahan aliran darah serebral dapat menyebabkan tekanan perfusi
aliran darah turun dan terjadi iskemia. Hal ini dapat membuat perubahan pada
komposisi serta aliran cairan serebrospinal. Terjadi peningkatan protein pada
cairan serebrospinal sehingga mengganggu aliran dan absorpsi cairan
serebrospinal.

Gangguan pada serebrospinal, perlekatan leukosit ke endotelium kapiler, serta


peningkatan ROS dapat menyebabkan kerusakan neuron, peningkatan tekanan
intrakranial (penyebab utama terjadinya stroke), dan edema. Kerusakan neuronal
terutama disebabkan oleh metabolit yang bersifat sitotoksik dan adanya iskemia
neuronal. Akibatnya, terjadi manifestasi klinis berupa demam, kaku kuduk,
perubahan status mental, kejang, atau defisit neurologis fokal.

D. Gambaran Kasus di Lapangan Meningitis

Meningitis virus dimulai ketika agen penyebab memasuki tubuh melalui sekret
pernapasan atau melalui jalur fekal-oral hingga menyebabkan infeksi primer pada
saluran pernapasan atau gastrointestinal (GI). Hal ini diikuti dengan infeksi
sekunder pada SSP, menyebabkan meningitis atau masalah neurologis lainnya.
Infeksi virus pada SSP dapat terjadi melalui mekanisme yang berbeda, seperti
infeksi epitel pleksus koroid, infeksi jaringan limfoid, induksi peradangan dan
kerusakan penghalang darah-otak (BBB), dan infeksi jalur saraf sensorik perifer
[ 46 , 47 , 48 , 49 ] Setelah agen virus memasuki SSP, peningkatan kadar
kemoatraktan, neutrofil, sel T CD8, dan monosit terdeteksi, yang mengindikasikan
induksi respons imun .Satu penelitian menggunakan model meningitis virus
murine di mana tikus terinfeksi virus limfositik choriomeningitis (LCMV)
menunjukkan peningkatan kadar IL-6 dan INF-γ di CSF . Penelitian lain
menunjukkan peningkatan kadar IL-1β (sitokin proinflamasi) pada pasien dengan
meningitis aseptik . Oleh karena itu, respon imun inflamasi yang kuat diinduksi
selama meningitis aseptik dan memainkan peran penting dalam patogenesis
penyakit ini. Namun, patogenesis meningitis aseptik belum dipahami dengan baik,
dan sulit dipelajari karena terbatasnya data. Terlebih lagi, hal ini menjadi lebih
sulit karena fakta bahwa sebagian besar kasus meningitis akibat virus tidak
terdeteksi, dan kasus yang fatal bermanifestasi sebagai sindrom ensefalitis yang
parah dibandingkan meningitis Penelitian di bidang ini diperlukan untuk
mengembangkan dan meningkatkan intervensi terapeutik terhadap penyakit ini

E. Asuhan Keperawatan Meningitis


a) Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses


keperawatan. Diperlukan pengkajian cermat untuk mengenal
masalah pasien, agar dapat memberikan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung pada
kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian (Nurarif &
Hardhi,2016).
1. Identitas
 Identitas pasien terdiri dari: nama, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, agama, suku/ bangsa, pendidikan, perkerjaan dan alamat
 Identitas penanggung jawab terdiri dari: nama, hubungan dengan
klien, pendidikan, prkerjaan dan alamat,
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama Biasanya pasien datang dengan keluhan utamanya
demam, sakit kepala, mual dan muntah, kejang, sesak nafas,
penurunan tingkat kesadaran.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang Pengkajian RKS yang mendukung
keluhan utama dilakukan dengan mengajukan serangkaian
pertanyaan mengenai kelemahan fisik pasien secara PQRST.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu Pengkajian penyakit yang pernah dialami
pasien yang memungkinkan adanya hubungan atau menjadi
predisposisi keluhan sekarang meliputi pernah kah pasien mengalami
infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, anemia sel sabit dan
hemoglobinopatis lain, tindakan bedah saraf, riwayat trauma kepala.
Riwayat sakit TB paru perlu ditanyakan kepada pasien terutama jika
ada keluhan batuk produktif dan pernah mengalami pengobatan obat
anti tuberkulosa yang sangat berguna untuk mengidentifikasi
meningitis tuberkulosa.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga Pada riwayat kesehatan keluarga,
biasanya apakah ada di dalam keluarga yang pernah mengalami
penyakit keturunan yang dapat memacu terjadinya meningitis.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum. Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien
meningitis biasanya bersekitar pada tingkat letargi, stupor, dan
semikomatosa.
b. Tanda-tanda vital
 TD : Biasanya tekanan darah orang penyakit meningitis normal
atau meningkat dan berhubungan dengan tanda-tanda
peningkatan TIK ( N = 90- 140 mmHg)
 Nadi : Biasanya nadi menurun dari biasanya (N = 60-100x/i).
 Respirasi : Biasanya pernafasan orang dengan meningitis ini
akan lebih meningkat dari pernafasan normal (N = 16-20x/i).
 Suhu : Biasanya pasien meningitis didapatkan peningkatan suhu
tubuh lebih dari normal antara 38-41°c (N = 36,5°c – 37,4°c).
c. Pemeriksaan Head To Toe
 Kepala : Biasanya pasien dengan meningitis mengalami nyeri
kepala
 Mata : Nerfus II, III, IV, VI :Kadang reaksi pupil pada pasien
meningitis yang tidak disertai penurunan kesadaran biasanya
tanpa kelainan. Nerfus V : Refleks kornea biasanya tidak ada
kelainan
 Hidung : Nerfus I : Biasanya pada klien meningitis tidak ada
kelainan pada fungsi penciuman
 Telinga : Nerfus VIII : Kadang ditemukan pada pasien
meningitis adanya tuli konduktif dan tuli persepsi
 Mulut : Nerfus VII : Persepsi pengecapan dalam batas normal,
wajah simetris Nerfus XII : Lidah simetris, tidak ada deviasi
pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi. Indra pengecapan normal.
 Leher Inspeksi : Biasanya terlihat distensi vena jugularis. Palpasi
: Biasanya teraba distensi vena jugularis. Nerfus IX dan X :
Biasanya pada pasien meningitis kemampuan menelan kurang
baik Nerfus XI : Biasanya pada pasien meningitis terjadinya
kaku kuduk
 Dada
Paru
I : Pada pasien dengan meningitis terdapat perubahan pola nafas
Pa : Pada pasien meningitis premitus kiri dan kanan sama
P : Biasanya pada pasien meningitis tidak teraba
A: Pada pasien meningitisterdapat bunyi tambahan seperti
ronkhi pada klien dengan meningitis tuberkulosa.
Jantung
I : Pada pasien meningitis ictus tidak teraba
Pa :Pada pasien meningitis ictus teraba 1 jari medial
midklavikula sinistra RIC IV.
P : Bunyi jantung 1 RIC III kanan, kiri, bunyi jantung II RIC 4-5
midklavikula.
A: Jantung murni, tidak ada mur-mur
 Ekstremitas
Pada pasien meningitis adanya bengkak dan nyeri pada sendi-
sendi (khusunya lutut dan pergelangan kaki). Klien sering
mengalami penurunan kekuatan otot dan kelemahan fisik secara
umum sehingga menggangu ADL
 Rasangan Meningeal
Kaku kuduk: Adanya upaya untuk fleksi kepala mengalami
kesulitan karena adanya spasme otot-otot. Fleksi menyebabkan
nyeri berat. Tanda Kernig positif: Ketika pasien dibaringkan
dengan paha dalam keadaan fleksi kea rah abdomen, kaki tidak
dapat diekstensikan sempurna. Tanda Brudzinski: Tanda ini
didapatkan jika leher pasien difleksikan, terjadi fleksi lutut dan
pingul: jika dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada
salah satu sisi, gerakan yang sama terlihat pada sisi ekstermitas
yang berlawanan
4. Pola Kehidupan Sehari-hari
 Aktivitas / istirahat
Pasien mengeluh mengalami peningkatan suhu tubuh
 Eliminasi
Pasien didapatkan berkurangnya volume pengeluaran urine, hal ini
berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan curah
jantung ke ginjal.
 Makanan / cairan
Pasien menyatakan tidak mempunyai nafsu makan, selalu mual dan
muntah disebabkan peningkatan asam lambung.Pemenuhan nutrisi
pada pasien meningitis menurun karena anoreksia dan adanya
kejang
 Hygiene
Pasien menyatakan tidak mampu melakukan aktivitas perawatan
diri karena penurunan kekuatan otot.
b) Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai peningkatan, pencegahan, dan pemulihan kesehatan klien individu,
keluarga dan komunitas (SIKI, 2018).

DIAGNOS Tujuan/Kriteria Intervensi (SIKI) Rasional


A (SDKI) Hasil (SLKI)
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Observasi
asuhan Nyeri
1) Mengetahui lokasi,
keperawatan Observasi
karakteristik,
selama 3 kali 24 1) Identifikasi lokasi,
kualitas nyeri,
jam, maka karakteristik, durasi,
frekuensi dan
diharapkan tingkat frekuensi, kualitas,
faktor pencetus
nyeri menurun intensitas nyeri.
2) Mengetahui tingat
dan kontrol nyeri 2) Identifikasi skala
nyeri
meningkat dengan nyeri
3) Mengetahui
kriteria hasil:
3) Identifikasi respon
keadaan umum
a. Tidak
nyeri non verbal
pasien
mengel
4) Identifikasi
4) Mengetahui
uh nyeri
pengaruh nyeri
seberapa besar rasa
b. Tidak
pada kualitas
nyeri mempengarui
meringis
hidup
kualitas hidup
c. Tidak Terapeutik
pasien
bersikap
1) Berikan teknik non
Terapeutik
protektif farmakologis untuk
d. Tidak gelisah mengurangi rasa 1) Mengurangi
nyeri (mis. Terapi tingkat nyeri
e. Tidak
pijat, kompres pasien/
mengalami
hangat/dingin, mengalihkan pasien
kesulitan
hypnosis, relaksasi dari rasa nyerinya
tidur
napas dalam) mengurangi resiko
f. Frekuensi nadi
2) Kontrol factor yang dapat
Membaik
lingkungan yang memperberat
g. Tekanan
dapat nyeri/menimbulka
darah
mempengaruhi n nyeri
membaik
nyeri mengalihkan dan
3) Fasilitasi istirahat memenuhi
dan tidur kebutuhan istrahat
Edukasi pasien
Edukasi
1) Jelaskan penyebab,
periode dan 1) Memberikan
pemicu nyeri. informasi terkait
2) Jelaskan strategi nyeri yang
mengatasi nyeri dirasakan pasien
3) Anjurkan untuk 2) Membantupasien
memonitor nyeri mengatasi saat rasa
secara mandiri nyeri muncul
4) Ajarkan teknik 3) Pasien dapat
nonfarmakolog mengetahui sendiri
is untuk karakteristik,
mengurangi penyebak, lokasi
rasa nyeri saat nyeri muncul
4) Memudahkan
pasien untuk
mengotrol nyeri
dengan cara
sederhana tanpa
menggunakan
obat-obatan
Kolaborasi

1) Mengurangi/
menghilangka
n rasa nyeri
yang
dirasakan
pasien,
pemberian
analgetik
sesuai
kebutuhan
pasie
Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen Observasi
intervensi selama Hipertermia
1) Mengetahui
3 x 24jam, Observasi
penyebab
diharapkan 1) Identifikasipenyebab
hipetermia pada
termoregulasi hipertermia
pasien.
membaik, 2) Monitor suhu
2) Mengetahui
tubuh
suhu tubuh
dengan kriteria 3) Monitor kadar
pasien.
hasil: elektrolit
Terapeutik
a. Kulit Terapeutk
4) Longgarkan atau 1) Mengurangi
hipertermia yang
merah lepaskan pakaian
dirasakan.
menurun 5) Lakukan pendinginan
2) Menguran
b. Kejang eksternal (mis.
gi rasa
Selimut hiportermia,
menurun hipetermia
kompres dingin pada
dan
c. Pucat menurun
dahi, leher, dada,
memberik
d. Takipn abdomen, aksila)
an rasa
eu Edukasi
nyaman.
menuru
6) Anjurkan tirah baring
n
Edukasi :
e. Hipoks
ia 1) Memberikan rasa
menuru nyaman.
n Kolaborasi :
f. Suhu 1) Pemberian cairan
dalam dan eloktroda sesuai
batas kebutuhan pasien.
normal
Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Observasi
Mobiltas intervensi selama Mobilisasi
1) Mengetahui
Fisik 3x24 Observasi
keluhan lain
1) Identifikasi adanya
pasien dan rencana
jam, nyeri atau keluhan
tidakan berikutnya
diharapkan fisik lainnya
yang dapat
mobilitas 2) Identifikasi toleransi
dilakukan
fisik fisik
2) Mengetahui
meningkat melakukan
kemampuan dan
pergerakan
batasan pasien
dengan criteria Terapeutk
terkait
hasil :
1) Fasilitasi aktivitas latiahan/gerak
a. Pergeraka yang akan
mobilisasi dengan
n dilakukan
alat bantu (mis. Pagar
ekstremit berikutnya
tempat tidur
as Terapeutik
2) Libatkan keluarga
meningka
untuk membantu 1) memberikan
t
pasien melakukan bantuan kepasa
b. Kekuatan
pergerakan pasien saat akan
Edukasi melakukan
otot meningkat
1) Jelaskan mobilisasi dan
c. Rentang
tujuan dan mengurangi
prosedur resiko
gerak
mobilisasi Edukasi
meningkat
2) Ajarkan mobilisasi
1) Memberikan
Nyeri sendi
sederhana yang harus
informasi kepada
menurun
dilakukan (mis. Duduk
pasien dan
e. Gerakan di tempat tidur, duduk di
keluarga terkait
sisi tempat tidur, pindah
terbata tindakan yang
dari tempat tidur ke
s akan diberikan
kursi.
menur
un
d. Kelemahan
fisik menurun
Intoleransi Setelah Manajemen Energi Observasi
aktifitas dilakukan
Observasi 1) Mengidentifikasi
tindakan
pencetus
1) Identifikasi gangguan
keperawatan
terjadinya
fungsi tubuh yang
3x24 jam.
kelelahan dan
mengakibatkan
Respon
rencana tindakan
kelelahan
fisiologis
berikutnya yang
2) Monitor kelelahan
terhadap fisik dan emosional
dapat dilakukan
aktifitas yang 3) Monitor pola dan jam
2) Untuk
membutuhkan tidur
mengetahui
tenaga dapat 4) Monitor lokasi dan
koping
meningkat ketidaknyamanan
klien
dengan kriteria selama melakukan
3) Menghindari
hasil aktivitas
kelelahan akibat
1. Kemudahan Terapeutik
kurang istirahat
dalam
1) Sediakan lingkungan 4) Mengetahui
melakukan
nyaman dan rendah kemampuan dan
aktifitas
stimulus (mis. batasan pasien
sehari-hari
cahaya, suara, terkait aktivitas
meningkat
kunjungan). yang akan
2. Kekuatan
2) Lakukan latihan dilakukan
tubuh bagian
rentang gerak Terapeutik
atas
pasif/aktif
1) Memberikan
meningkat
(ROM)
rasa aman dan
3. Kekuatan
3) Berikan aktivitas
nyaman kepada
tubuh bagian
distraksi yang
klien
bawah
menenangkan
2) Membantu
meningkat
4) Fasilitasi duduk
meningkatkan
4. Keluhan lelah
disisi tempat tidur,
rentang gerak
menurun
jika tidak dapat
klien dalam
berpindah atau
beraktivitas
berjalan.
3) Memberika
Edukasi
n rasa
1) Anjurkan tirah baring nyaman
pada klien
2) Anjurkan melakukan
4) Mengurangi
aktivitas secara
resiko
bertahap
jatuh/sakit
3) Anjurkanmenghubun
pada klien
gi perawat jika tanda
Edukasi
dan gejala kelelahan
tidak berkurang 1) Istirahat yang
4) Ajarkan strategi lebih dan
koping untuk mengurangi
mengurangi aktivitas dapat
kelelahan
2) memulihkan
energi kembali
Kolaborasi 3) Melatih
Kolaborasi dengan kekuatan otot
ahli gizi tentang cara dan pergerakan
meningkatkan asupan pasien agar
makanan tidak terjadi
kekakuan otot
maupun sendi
4) Untuk
mengidentifikasi
rencana tindakan
selanjutnya yang
dapat dilakukan
oleh perawat
memiliki
kemampuan
mengatasi masalah
(coping skill)
bermanfaat untuk
mencegah
komplikasi
kesehatan yang
mungkin nanti
akan timbul.
Kolaborasi

pemberian gizi yang


cukup dapat
meningkatkan energi
klien
Resiko Tujuan : Pencegahan Infeksi Observasi
infeksi
Setelah Observasi : 1) Mengetahui tanda
dilakukan infeksi yang akan
1) Monitor tanda
intervensi muncul pada
dan gejala
keperawatan pasien.
infeksi local dan
selama 3 jam
sistemik
maka ekspetasi
Terapeutik: Terapeutik
membaik
1) Batasi 1) Mengurangi risiko
dengan kriteria
jumlahpengunjung terserang
hasil :
organisme
a. Kebersih 2) Berikan perawatan
eksternal dari luar.
an tangan kulit pada area
meningka edema
Edukasi
t 3) Cuci tangan
b. Kebersih sebelum dan 1) Agar pasien
an badan sesudah kontak memahami tanda
meningka dengan pasien dan dan gejala infeksi.
t lingkunganpasien 2) Personal hygine
c. Nafsu 4) Pertahankan teknik yang baik menjadi
makan aseptic Pada pasien sangat penting
meningkat beresiko tinggi menanggulangi
d. Demam infeksi.
Edukasi:
menurun 3) Nutrisi dan cairan
1) Jelaskan tanda
e. Kemerahan seimbang dan
dan gejala
menurun cukup sangat
infeksi
f. Nyeri menurun penting
2) Ajarkan cara
menanggulangi
g. Bengk mencuci
infeksi
ak tangan yang
Kolaborasi
menur benar
1. Untuk menurunkan
un 3) Ajarkan etika batuk
terjadinya penyebaran
h. Vesike 4) Ajarkan cara
organisme
l memeriksa
menur kondisi luka
un atau lukaoperasi
5) Ajarkan
i. Cairan
meningkatkan
berbau busuk
Asupan nutrisi
menurun
6) Anjurkan
j. Sputum
meningkatkan
berwarna
asupan
hijau
cairan
menurun
Kolaborasi:
k. Draina
Kolaborasi pemberian
se
imunisasi, jikaperlu
purule
n
menur
un
l. Ganggu
an
kognitif
menurun
m. Kadar
sel
darah
putih
membai
k

c) Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatanyang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
ke status kesehatan yang lebih baikyang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Potter & Perry, 2012).
Komponen tahap implementasi :
 Tindakan keperawatan mandiri.
 Tindakan Keperawatan edukatif
 Tindakan Keperawatan kolaboratif
 Dokumentasi Tindakan keperawatan dan respon klien
terhadap asuhan keperawatan
d) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai
efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan
pelaksanaan. Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana (Ridha & Hilda,
2019).

S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh


keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif.
A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.

DAFTAR PUSTAKA

- http://repositori.uin-alauddin.ac.id/21375/1/Nur%20Rezki%20Hadiyanti
%20Z_70900120046.pdf

- https://www.alomedika.com/penyakit/neurologi/meningitis/patofisiologi

- https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2482/penyebab-meningitis

- https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/629/apa-itu-meningitis-ayo-cari-tahu

- PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
- PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
- PPNI (2018) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai