MENINGITIS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Hidayaturrahman P07220322009
Hernawati P07220322015
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunianya yang begitu besar, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II yang berjudul “MENINGITIS” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kepada para pembaca kami mengharapkan
saran dan kritik demi kesempurnaan makalah yang kami buat selanjutnya. Semoga
makalah ini benar – benar bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya kami.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR...............................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................
1. Tujuan umum........................................................................................
2. Tujuan Khusus......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................
A. Defini Meningitis.......................................................................................
B. Penyebab Meningitis.................................................................................
C. Patofisiologi...............................................................................................
D. Gambaran Kasus Dilapangan Meningitis .................................................
E. Asuhan Keperawatan Meningitis...............................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gejala yang paling umum pada pasien dengan meningitis adalah leher kaku,
demam tinggi, sensitif terhadap cahaya, kebingungan, sakit kepala, mengantuk,
kejang, mual, dan muntah. Selain itu pada bayi, fontanelle menonjol dan
penampilan ragdoll juga sering ditemukan (Piotto, 2019). Meningitis bakterial
(penyakit meningitis yang disebabkan oleh bakteri) berada pada urutan sepuluh
teratas penyebab kematian akibat infeksi di seluruh dunia dan menjadi salah satu
infeksi yang paling berbahaya pada anak. Meningitis jenis ini merupakan
penyebab utama kematian pada anak-anak, dengan perkiraan 115.000 kematian di
seluruh dunia pada tahun 2015. Beban penyakit meningokokus terbesar terjadi di
wilayah sub-Sahara Afrika yang dikenal sebagai sabuk meningitis, yang
membentang dari Senegal di barat hingga Ethiopia di timur. World Health
Organization (WHO) telah melaporkan 26.029 kasus meningitis di daratan Afrika
pada tahun 2016 dengan 2.080 kematian (rasio fatalitas kasus keseluruhan sebesar
8%).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka penulis dapat
merumuskan masalah, yaitu “Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan pada
pasien Meningitis ? “
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Dapat menegetahui :
1) Definisi Meningitis
2) Penyebab Meningitis
3) Patofisiologi Meningitis
4) Gambaran Kasus di lapangan Meningitis
5) Konsep Asuhan Keperawatan Meningitis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Meningitis
Meningitis merupakan inflamasi pada selaput otak yang mengenai lapisan
piameter dan ruang subarakhnoid maupun arakhnoid, dan termasuk cairan
serebrospinal (CSS). Peradangan yang terjadi pada Meningitis yaitu membran atau
selaput yang melapisi otak dan medula spinalis, dapat disebkan berbagai
organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam
darah dan berpindah kedalam cairan. otak (Wordpress. 2009).
Meningitis adalah inflamasi yang terjadi pada meningen otak dan medula
spinalis. Gangguan ini biasanya merupakan komplikasi bakteri (infeksi sekunder)
seperti Sinusiotis, Otitis Media, Pneumonia, Edokarditis atau Osteomielitis.
Meningitis bakterial adalah inflamasi arakhnoid dan piameter yang mengenai CSS,
Meningeotis juga bisa disebut Leptomeningitis adalah infeksi selaput arakhnoid
dan CSS di dala ruangan subarakhnoid (Lippincott Williams & Wilkins.2012)
Dapat disimpulkan bahwa meningitis adalah suatu reaksi yang terjadi dari
peradangan yang terjadi akibat infeksi karena bakteri, virus, maupun jamur pada
selaput otak (araknoidea dan piamater) yang ditandai dengan adanya sel darah
putih dalam cairan serebrospinal dan menyebabkan perubahan pada struktur otak
B. Penyebab Meningitis
Terdapat beberapa penyebab yang terjadi pada masalah meningitis yaitu bakteri,
faktor predisposisi, faktor maternal, dan faktor imunologi.
Penyebab meningitis yang paling sering adalah akibat infeksi bakteri atau virus
yang bersumber pada telinga, sinus, tenggorokan dan atau bersumber dari sekitar
gigi serta rongga mulut. Selain itu, mikroorganisme lain dan beberapa obat tertentu
(meskipun jarang) dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit ini.
1) Meningitis Bakterialis
Meningitis tipe ini disebabkan oleh bakteri dan dapat menular. Bakteri
yang dapat menyebabkan meningitis contohnya Streptococcus pneumonia.
Meningitis ini kerap terkait dengan infeksi bakteri streptococcus di bagian
tubuh lain, seperti pneumonia, sinusitis, atau endokarditis.
2) Meningitis Virus
Virus yang menyebabkan meningitis meliputi kelompok enterovirus, virus
herpes simplex, virus HIV, virus West Nile, atau virus Mumps. Masing-
masing jenis virus tersebut memiliki pola penyebaran dan penularan yang
berbeda-beda.
Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya menimbulkan gejala
yang ringan dan dapat pulih dengan sendirinya. Akan tetapi, pada beberapa
kasus, kondisi ini tetap membutuhkan perawatan dan bisa memburuk.
3) Meningitis Jamur
Meningitis yang disebabkan oleh jamur tergolong jarang terjadi.
Meningitis tipe ini biasanya menyerang seseorang yang memiliki daya
tahan tubuh lemah, seperti penderita kanker dan HIV/AIDS.
4) Meningitis Parasit
Parasit penyebab meningitis, seperti Angiostrongylus cantonensis dan
Baylisascaris procyonis, umumnya hanya menginfeksi ikan, belut, katak,
dan unggas. Namun, seseorang berisiko terkena meningitis parasit apabila
memakan daging hewan yang tertular parasit tersebut.
Meningitis juga dapat dipicu oleh kondisi medis lain, seperti cedera kepala,
kanker, dan lupus. Penggunaan obat-obatan tertentu atau riwatar tindakan
medis, seperti operasi otak, juga dapat memicu munculnya meningitis.
C. Patofisiologi Meningitis
Invasi Patogen
Meningitis virus dimulai ketika agen penyebab memasuki tubuh melalui sekret
pernapasan atau melalui jalur fekal-oral hingga menyebabkan infeksi primer pada
saluran pernapasan atau gastrointestinal (GI). Hal ini diikuti dengan infeksi
sekunder pada SSP, menyebabkan meningitis atau masalah neurologis lainnya.
Infeksi virus pada SSP dapat terjadi melalui mekanisme yang berbeda, seperti
infeksi epitel pleksus koroid, infeksi jaringan limfoid, induksi peradangan dan
kerusakan penghalang darah-otak (BBB), dan infeksi jalur saraf sensorik perifer
[ 46 , 47 , 48 , 49 ] Setelah agen virus memasuki SSP, peningkatan kadar
kemoatraktan, neutrofil, sel T CD8, dan monosit terdeteksi, yang mengindikasikan
induksi respons imun .Satu penelitian menggunakan model meningitis virus
murine di mana tikus terinfeksi virus limfositik choriomeningitis (LCMV)
menunjukkan peningkatan kadar IL-6 dan INF-γ di CSF . Penelitian lain
menunjukkan peningkatan kadar IL-1β (sitokin proinflamasi) pada pasien dengan
meningitis aseptik . Oleh karena itu, respon imun inflamasi yang kuat diinduksi
selama meningitis aseptik dan memainkan peran penting dalam patogenesis
penyakit ini. Namun, patogenesis meningitis aseptik belum dipahami dengan baik,
dan sulit dipelajari karena terbatasnya data. Terlebih lagi, hal ini menjadi lebih
sulit karena fakta bahwa sebagian besar kasus meningitis akibat virus tidak
terdeteksi, dan kasus yang fatal bermanifestasi sebagai sindrom ensefalitis yang
parah dibandingkan meningitis Penelitian di bidang ini diperlukan untuk
mengembangkan dan meningkatkan intervensi terapeutik terhadap penyakit ini
1) Mengurangi/
menghilangka
n rasa nyeri
yang
dirasakan
pasien,
pemberian
analgetik
sesuai
kebutuhan
pasie
Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen Observasi
intervensi selama Hipertermia
1) Mengetahui
3 x 24jam, Observasi
penyebab
diharapkan 1) Identifikasipenyebab
hipetermia pada
termoregulasi hipertermia
pasien.
membaik, 2) Monitor suhu
2) Mengetahui
tubuh
suhu tubuh
dengan kriteria 3) Monitor kadar
pasien.
hasil: elektrolit
Terapeutik
a. Kulit Terapeutk
4) Longgarkan atau 1) Mengurangi
hipertermia yang
merah lepaskan pakaian
dirasakan.
menurun 5) Lakukan pendinginan
2) Menguran
b. Kejang eksternal (mis.
gi rasa
Selimut hiportermia,
menurun hipetermia
kompres dingin pada
dan
c. Pucat menurun
dahi, leher, dada,
memberik
d. Takipn abdomen, aksila)
an rasa
eu Edukasi
nyaman.
menuru
6) Anjurkan tirah baring
n
Edukasi :
e. Hipoks
ia 1) Memberikan rasa
menuru nyaman.
n Kolaborasi :
f. Suhu 1) Pemberian cairan
dalam dan eloktroda sesuai
batas kebutuhan pasien.
normal
Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Observasi
Mobiltas intervensi selama Mobilisasi
1) Mengetahui
Fisik 3x24 Observasi
keluhan lain
1) Identifikasi adanya
pasien dan rencana
jam, nyeri atau keluhan
tidakan berikutnya
diharapkan fisik lainnya
yang dapat
mobilitas 2) Identifikasi toleransi
dilakukan
fisik fisik
2) Mengetahui
meningkat melakukan
kemampuan dan
pergerakan
batasan pasien
dengan criteria Terapeutk
terkait
hasil :
1) Fasilitasi aktivitas latiahan/gerak
a. Pergeraka yang akan
mobilisasi dengan
n dilakukan
alat bantu (mis. Pagar
ekstremit berikutnya
tempat tidur
as Terapeutik
2) Libatkan keluarga
meningka
untuk membantu 1) memberikan
t
pasien melakukan bantuan kepasa
b. Kekuatan
pergerakan pasien saat akan
Edukasi melakukan
otot meningkat
1) Jelaskan mobilisasi dan
c. Rentang
tujuan dan mengurangi
prosedur resiko
gerak
mobilisasi Edukasi
meningkat
2) Ajarkan mobilisasi
1) Memberikan
Nyeri sendi
sederhana yang harus
informasi kepada
menurun
dilakukan (mis. Duduk
pasien dan
e. Gerakan di tempat tidur, duduk di
keluarga terkait
sisi tempat tidur, pindah
terbata tindakan yang
dari tempat tidur ke
s akan diberikan
kursi.
menur
un
d. Kelemahan
fisik menurun
Intoleransi Setelah Manajemen Energi Observasi
aktifitas dilakukan
Observasi 1) Mengidentifikasi
tindakan
pencetus
1) Identifikasi gangguan
keperawatan
terjadinya
fungsi tubuh yang
3x24 jam.
kelelahan dan
mengakibatkan
Respon
rencana tindakan
kelelahan
fisiologis
berikutnya yang
2) Monitor kelelahan
terhadap fisik dan emosional
dapat dilakukan
aktifitas yang 3) Monitor pola dan jam
2) Untuk
membutuhkan tidur
mengetahui
tenaga dapat 4) Monitor lokasi dan
koping
meningkat ketidaknyamanan
klien
dengan kriteria selama melakukan
3) Menghindari
hasil aktivitas
kelelahan akibat
1. Kemudahan Terapeutik
kurang istirahat
dalam
1) Sediakan lingkungan 4) Mengetahui
melakukan
nyaman dan rendah kemampuan dan
aktifitas
stimulus (mis. batasan pasien
sehari-hari
cahaya, suara, terkait aktivitas
meningkat
kunjungan). yang akan
2. Kekuatan
2) Lakukan latihan dilakukan
tubuh bagian
rentang gerak Terapeutik
atas
pasif/aktif
1) Memberikan
meningkat
(ROM)
rasa aman dan
3. Kekuatan
3) Berikan aktivitas
nyaman kepada
tubuh bagian
distraksi yang
klien
bawah
menenangkan
2) Membantu
meningkat
4) Fasilitasi duduk
meningkatkan
4. Keluhan lelah
disisi tempat tidur,
rentang gerak
menurun
jika tidak dapat
klien dalam
berpindah atau
beraktivitas
berjalan.
3) Memberika
Edukasi
n rasa
1) Anjurkan tirah baring nyaman
pada klien
2) Anjurkan melakukan
4) Mengurangi
aktivitas secara
resiko
bertahap
jatuh/sakit
3) Anjurkanmenghubun
pada klien
gi perawat jika tanda
Edukasi
dan gejala kelelahan
tidak berkurang 1) Istirahat yang
4) Ajarkan strategi lebih dan
koping untuk mengurangi
mengurangi aktivitas dapat
kelelahan
2) memulihkan
energi kembali
Kolaborasi 3) Melatih
Kolaborasi dengan kekuatan otot
ahli gizi tentang cara dan pergerakan
meningkatkan asupan pasien agar
makanan tidak terjadi
kekakuan otot
maupun sendi
4) Untuk
mengidentifikasi
rencana tindakan
selanjutnya yang
dapat dilakukan
oleh perawat
memiliki
kemampuan
mengatasi masalah
(coping skill)
bermanfaat untuk
mencegah
komplikasi
kesehatan yang
mungkin nanti
akan timbul.
Kolaborasi
c) Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatanyang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
ke status kesehatan yang lebih baikyang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Potter & Perry, 2012).
Komponen tahap implementasi :
Tindakan keperawatan mandiri.
Tindakan Keperawatan edukatif
Tindakan Keperawatan kolaboratif
Dokumentasi Tindakan keperawatan dan respon klien
terhadap asuhan keperawatan
d) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai
efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan
pelaksanaan. Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana (Ridha & Hilda,
2019).
DAFTAR PUSTAKA
- http://repositori.uin-alauddin.ac.id/21375/1/Nur%20Rezki%20Hadiyanti
%20Z_70900120046.pdf
- https://www.alomedika.com/penyakit/neurologi/meningitis/patofisiologi
- https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2482/penyebab-meningitis
- https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/629/apa-itu-meningitis-ayo-cari-tahu