Anda di halaman 1dari 2

Nama : Pashya Nanda Mutya

Kelas : AFI A2
Tugas : UAS Ilmu Kalam

Muncul sebagai sebuah fenomena dalam sejarah Islam, Khawarij telah menjadi topik yang menarik
dan kontroversial. Dikenal karena keyakinan mereka yang keras dan pandangan yang radikal, Khawarij
memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan awal umat Islam. Mari kita menjelajahi lebih dalam
tentang kelompok ini yang memiliki warisan sejarah yang mencolok dan sering kali menjadi pusat
perdebatan dalam kajian Islam.
Peristiwa yang menjadi cikal bakal bagi Aliran Khawarij adalah Perang Shiffin pada tahun 657
Masehi, yang merupakan konflik antara kelompok Khalifah Ali bin Abi Thalib melawan kelompok
Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Pada tahap akhir perang, terjadi tahkim atau arbitrase yang diminta oleh
Mu’awiyah, yang membuat sebagian dari kelompok Ali meminta untuk menerima ajakan damai tersebut.
Meskipun Ali awalnya memerintahkan kelompoknya untuk melanjutkan perang, beberapa dari
pengikutnya menolak dan mengancamnya agar menerima ajakan damai tersebut.
Panglima Ali pada perang, Al-Aystar, akhirnya memerintahkan pasukannya untuk mundur
meskipun sebelumnya diperintahkan oleh Ali untuk terus berperang. Ali kemudian mengabulkan
permintaan damai dan mengutus perwakilan untuk mengadakan perjanjian dengan Mu’awiyah. Arbitrase
tersebut terjadi di Daumatul Jandal, yang memberikan keuntungan bagi kelompok Mu’awiyah.
Hasil dari arbitrase tersebut menyebabkan Ali dicopot jabatannya sebagai khalifah dan Mu’awiyah
ditetapkan sebagai penggantinya. Hal ini menyebabkan sebagian pengikut Ali kecewa dan sebagian di
antaranya memisahkan diri dari Ali menuju Desa Hurura. Mereka merasa Ali telah melakukan kesalahan
besar dengan menerima arbitrase tersebut, sehingga menganggapnya sebagai "kafir". Kelompok ini
kemudian menjadi awal mula dari kelompok Khawarij, yang kemudian memilih Abdullah bin Sahab Ar-
Rasyibi sebagai pemimpin baru mereka.
Khawarij, atau juga dikenal sebagai Haruriyah, adalah kelompok yang keluar dari barisan Ali
karena tidak setuju dengan tindakan Ali yang menerima arbitrase. Mereka menganggap bahwa Ali telah
melakukan dosa besar dan tidak layak lagi untuk diikuti. Kelompok ini juga disebut sebagai orang-orang
yang "menjual" diri mereka untuk mencari keridhaan Allah. Keberadaan Khawarij ini pun masih ada di
beberapa negara hingga saat ini, meskipun jumlah pengikutnya terbilang sedikit.
Khawarij merupakan kelompok yang muncul dalam sejarah Islam sebagai pecahan dari kelompok
pengikut Khalifah Ali bin Abi Thalib. Mereka timbul karena ketidaksetujuan terhadap keputusan Ali
dalam menerima tahkim atau arbitrase di Perang Shiffin melawan kelompok Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
Bagi Khawarij, tindakan Ali menerima arbitrase dianggap sebagai pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip
agama yang tidak bisa ditoleransi.

Mereka menganggap bahwa hanya Allah yang berhak menentukan aturan dalam agama dan
pemerintahan, serta menolak campur tangan manusia dalam hal ini. Tindakan Ali menerima arbitrase
dianggap sebagai tindakan yang mengesampingkan hukum Allah. Pandangan mereka yang keras dan
tidak kompromi terhadap prinsip-prinsip agama ini mengakibatkan Khawarij memandang Ali dan
kelompoknya sebagai murtad (kafir) karena melanggar keyakinan mereka.
Kelompok Khawarij juga menolak otoritas pemimpin manusia dan memiliki pandangan yang keras
terhadap dosa besar (al-Kabair), di mana mereka memandang bahwa pelanggaran tertentu dapat
mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Hal ini menyebabkan Khawarij juga menganggap kelompok
Mu’awiyah sebagai kafir karena melawan pemerintahan yang dianggap sah.Sikap keras dan pandangan
yang radikal ini membuat Khawarij dianggap sebagai kelompok ekstrem dalam sejarah Islam. Meskipun
jumlah pengikutnya tidak besar, keberadaan mereka membawa dampak yang cukup signifikan dalam
perkembangan pemikiran dan sejarah Islam. Mereka menunjukkan pentingnya pemahaman yang tepat
terhadap ajaran agama dan memberikan pelajaran tentang konsekuensi ekstremisme dalam pandangan
agama.
Khawarij ialah kelompok dalam sejarah awal Islam yang menonjol karena pandangan-pandangan
mereka yang keras dan radikal. Mereka muncul sebagai kelompok yang menolak otoritas manusia dalam
menentukan aturan agama dan pemerintahan. Keyakinan mereka bahwa hanya Allah yang memiliki hak
untuk membuat hukum dan kebijakan agama menjadi dasar dari perbedaan mereka dengan kelompok-
kelompok lain pada masa itu.
Salah satu momen penting dalam sejarah Khawarij adalah peristiwa Perang Shiffin dan tahkim
(arbitrase) yang diinginkan oleh kelompok lawan, Mu’awiyah. Khawarij menentang keras tindakan Ali
dalam menerima tahkim tersebut, menganggapnya sebagai penyelewengan terhadap prinsip-prinsip
agama. Hal ini menyebabkan sebagian pengikut Ali berpaling dan memandangnya sebagai
pengkhianat.Khawarij menegaskan prinsip-prinsip mereka dengan keras, termasuk dalam menafsirkan
dosa besar yang bisa mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Pandangan mereka yang ekstrem dalam
memperlakukan orang-orang yang dianggap tidak sejalan dengan pandangan mereka sering kali
mengakibatkan ketegangan dalam masyarakat Muslim.
Meskipun jumlah pengikutnya terbilang kecil, pengaruh Khawarij dalam sejarah Islam cukup besar.
Mereka memberikan pelajaran tentang bahaya ekstremisme dan pentingnya pemahaman yang tepat
terhadap ajaran agama. Peristiwa-peristiwa dalam sejarah yang melibatkan Khawarij juga menjadi titik
penting untuk memahami kompleksitas dalam pemikiran dan politik dalam Islam.

Anda mungkin juga menyukai