Anda di halaman 1dari 4

Strategi Pelaksanaan

Dosen Pengampu : Ns. Diah Sukaesti, M. Kep. Sp. Kep.J

Disusun Oleh :

Siti Alyatunnisa

Andira Kurrnia Suhendi

Dewi Sapitri

Isna Inayah Cahyaningtyas

Megiantara Haruman

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
1) Pasien mengeluh sering menangis
2) Pasien mengatakan tidak bisa tidur
3) Pasien mengatakan tidak mau makan
4) Pasien mengatakan selalu teringat istri dan anaknya yang meninggal 1 bulan lalu
akibat kecelakaan
5) Pasien mengatakan jantung berdebar-debar
6) Pasien mengatakan “Kenapa saya mengizinkan dia pergi, kalau saja dia di rumah
tentu masih hidup”

Data Objektif :
1) Pasien tampak sedih

2. Diagnosa Keperawatan :
Berduka b.d Kematian keluarga atau orang yang berarti d.d merasa sedih, merasa
bersalah, tidak menerima kehilangan, pola tidur berubah
3. Tujuan Tindakan Keperawatan : Supaya klien tidak berduka terlalu lama dan tidak
menyalahkan dirinya secara terus menerus
4. Tindakan Keperawatan
1) Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan
2) Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (mis, membaca
buku, menulis, menggambar atau bermain)
3) Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik :“Assalamu’alaikum, Selamat pagi, perkenalkan ”nama” saya
mahasiswa dari UPN “Veteran”Jakarta. Boleh bapa sebutkan namanya, dan sering
dipanggil apa biasanya?”
b. Evaluasi/validasi : “Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa yang bapak rasakan
saat ini? semalam tidurnya nyenyak tidak pak? Apakah bapak bisa ceritakan ke
saya masalah yang membuat bapak sulit tidur”
c. Kontrak :
1) Topik : “Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang
kecemasan yang bapak rasakan dan cara untuk mengatasinya”
2) Waktu : “Kita akan berbincang-bincang sekitar 10-15 menit, apakah bapak
setuju?”
3) Tempat : “Dimana bapa lebih nyaman untuk kita berbicara?”
4) Tujuan : “Tujuan pertemuan hari ini Supaya bapak tidak berduka terlalu lama
dan tidak menyalahkan dirinya secara terus menerus”

2. Fase Kerja (pertanyaan langsung mengacu pada tindakan keperawatan)


a. “Sekarang coba bapak ceritakan apa yang bapa rasakan saat ini”
b. “Apa yang bapak pikirkan dengan kejadian tersebut”
c. “Bapa, saya berada di sini untuk membantu bapak mengeluarkan perasaan bapak
tersebut, perasaan marah dan tidak menerima, menangis adalah wajar dirasakan
oleh seseorang yang merasa akan kehilangan sesuatu”
d. “Begitu juga dengan bapak, dengan bapak mengeluarkan perasaan bapak akan
membantu untuk menghadapi rasa kehilangan yang amat sangat nantinya”
e. “Apakah bapak sudah pernah mengalami kehilangan sebelumnya?”
f. ” Apa yang bapak lakukan untuk mengatasi kesediham dikalah itu?”
g. “Bagaimana perasaan bapak saat peristiwa lalu terjadi?”
h. “Apakah menurut bapak cara tersebut berhasil menghilangkan perasaan
tersebut?”
i. “Berapa lama setelah cara tersebut dilakukan bapak mulai menghilangkan rasa
kehilangan tersebut dan kembali percaya diri?”
j. “Menurut bapak apakah cara tersebut dapat bermanfaat bagi bapak? Apa saja
manfaat bagi bapak?”
k. “Saat bapak merasakan kegalauan akibat kehilangan, bapak menangis. Itu hal
yang wajar pak. Menangis adalah ekspresi perasaan, bapak bisa mencurahkan
perasaan bapak melalui menangis”
l. “Saya punya cara lain untu menghilangkan perasaan sementara itu yaitu teknik
relaksasi nafas dalam, disertai meditasi, perenungan. Caranya bapak tarik nafas
melalui hidung, rasakan paru-paru bapak penuh dengan ketenangan, kemudian
hembuskan melalui mulut, sambil membuang jauh-jauh rasa kehilangan yang
dialami bapak. Bisa kita lakukan pak? Bagus apa yang bapak sudah lakukan.”
m. “Saya punya cara lain untuk menghilangkan perasaan sementara itu yaitu teknik
relaksasi nafas dalam, disertai meditasi, perenungan. Caranya bapak tarik nafas
melalui hidung, rasakan paru-paru bapak penuh dengan ketenangan, kemudian
hembuskan melalui mulut, sambil membuang jauh-jauh rasa kehilangan yang
dialami pak. Bisa kita lakukan pak? Bagus apa yang bapak sudah lakukan.”
n. “Kemudian bapak coba lakukan perenungan, bapak cari dulu apa arti kehilangan
tersebut bagi pak, lalu bapak pahami alasan mengapa harus mengalami
kehilangan tersebut dari pandangan yang positif”
o. “Bapak bisa mengingat apa yang bapak bisa lakukan terhadap kehilangan
tersebut.”
p. “Dahulu bapak katakan, bapak melakukan healling atau jalan-jaln untuk
mengurangi rasa kehilangan orangtua bapak.”
q. “Pada kondisi saat ini, mungkin ibu bisa mencari kemampuan bapak yang lain
yang tanpa harus mengandalkan kaki ? Menurut bapak kemampuan apa yang
bapak miliki? Bagus pak, bapak sudah banyak menceritakan banyak hal yang
bermanfaat bagi bapak untuk menghadapi kehilangan nanti.”
r. “Wajar bagi bapak untuk merasakan kesedihan tersebut selama beberapa waktu,
namun saya yakin bapak akan menghadapinya secara positif nantinya. Saya rasa
bapak sudah siap secara mental.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subjektif : “Nah ... Bapak, kita sudah selesai bagaimana perasaan bapak
setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam.
2) Objektif : “Coba bapak sebutkan tadi, bagaimana bapak akan menghadapi
rasa kehilangan setelah prosedur siang ini? Betul sekali ...... bagus bapak
mengingat dengan baik.”
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Baiklah bapak sesuai dengan waktu yang kita sepakati kita telah berbincang-
bincang selama 15 menit. Kalau begitu bapak ... bapak bisa mulai latihan
relaksasi dan belajar memahami kehilangan setelah ini.”

Anda mungkin juga menyukai