Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH STUDI ISLAM

SYIRIK, KUFR, NIFAQ, FISQ dan AL-KABAIR MENURUT


ISLAM

Dosen pengampu :

Dr. Saifudin M.Pd.I.

Disusun oleh :

Deva Agung Fadillah

(11230930000094)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrohmanirrohim

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Syirik,
Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam” dengan bimbingan dan arahan yang
luar biasa dari Bapak Dr. Saifuddin M.Pd.I.. Makalah ini disusun sebagai salah satu
tugas mata kuliah Studi Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Makalah ini membahas Syirik, Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut
Islam. Dalam makalah ini, saya akan membahas materi tersebut secara ilmiah.

Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Saifuddin M.Pd.I
yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini. Saya
juga berterima kasih kepada seluruh teman-teman yang telah memberikan dukungan
dan inspirasi dalam proses penelitian dan penulisan ini. Akhir kata, saya berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman, serta menjadi kontribusi saya dalam
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang Syirik, Kufr, Nifaq, Fisq dan
al- Kabair Menurut Islam.

Wassalamualaikum wr.wb

Tangerang, 12 November 2023

Deva Agung Fadillah

2
DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang.................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah............................................................................6
1.3 Tujuan..............................................................................................6

2.1 Pengertian dan Objek Syirik............................................................7


2.2 Pengertian dan Objek Kufur..........................................................16
2.3 Pengertian dan Objek Nifaq..........................................................19
2.4 Pengertian dan Objek Fisq (Fasik)................................................21
2.5 Pengertian dan Objek Al-Kabair...................................................23

3.1 Kesimpulan....................................................................................25
3.2 Saran..............................................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam, sebagai agama yang komprehensif, tidak hanya memberikan pedoman


dalam urusan ibadah semata, tetapi juga mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.
Salah satu aspek yang diatur secara tegas dalam ajaran Islam adalah perilaku
manusia terhadap Tuhan dan sesama manusia. Dalam konteks ini, konsep-konsep
seperti syirik, kufr, nifaq, fisq, dan al-kabair menjadi bagian integral dari kerangka
pemahaman Islam mengenai moralitas dan etika.

Syirik, kufr, nifaq, fisq, dan al-kabair mewakili kategori-kategori perbuatan


atau sikap yang dianggap serius dalam Islam. Masing-masing konsep memiliki
makna dan implikasi yang berbeda, namun semuanya berkaitan dengan hubungan
manusia dengan Allah serta hubungan antar manusia. Dalam agama Islam,
pemahaman yang benar terhadap konsep-konsep ini sangat penting, karena dapat
memengaruhi nasib akhirat seseorang.

Syirik, sebagai salah satu konsep utama, merujuk pada perbuatan


menyekutukan Allah dengan sesuatu atau seseorang. Hal ini dianggap sebagai dosa
terbesar dalam Islam, yang dapat mengakibatkan kebinasaan abadi jika tidak
diampuni oleh Allah. Kufr, atau kekufuran, mencakup penolakan atau
ketidakpercayaan terhadap ajaran-ajaran pokok Islam. Nifaq, yang sering
diterjemahkan sebagai munafik, merujuk pada seseorang yang menyembunyikan
kekufurannya di balik tampilan kesalehan. Fisq, atau kemaksiatan, mencakup segala
bentuk pelanggaran terhadap hukum Allah, sedangkan al-kabair, atau dosa-dosa
besar, merinci perbuatan- perbuatan yang dianggap sangat serius dalam Islam.

Pentingnya memahami konsep-konsep ini dalam Islam tidak hanya terletak


pada upaya menjauhi perbuatan yang diharamkan, tetapi juga dalam membentuk
karakter dan moralitas umat Islam. Dalam masyarakat yang didasarkan pada nilai-
nilai Islam, pemahaman yang mendalam terhadap syirik, kufr, nifaq, fisq, dan al-

4
kabair

5
memberikan landasan etika yang kuat dan membantu membentuk individu yang
bertanggung jawab dan taat pada ajaran agama.

Melalui pemahaman yang lebih dalam terhadap konsep-konsep ini, umat


Islam diharapkan dapat menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan diri
sendiri maupun masyarakat. Oleh karena itu, penelitian mendalam tentang syirik,
kufr, nifaq, fisq, dan al-kabair menjadi penting dalam rangka memperkuat dasar
spiritual dan moral umat Islam serta mempromosikan kehidupan yang sejalan dengan
ajaran Islam.

Syirik adalah dosa yang paling besar dalam agama Islam. Syirik berarti
menyekutukan Allah SWT dengan makhluk lain. Syirik dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti menyembah berhala, meminta pertolongan kepada selain Allah
SWT, dan mempercayai bahwa ada kekuatan lain yang dapat menandingi Allah
SWT.

Kufr adalah dosa yang kedua terbesar dalam agama Islam. Kufr berarti tidak
percaya kepada Allah SWT dan ajaran-ajaran-Nya. Kufr dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti menyangkal keberadaan Allah SWT, mengingkari kebenaran
Al-Quran, dan tidak mau mengikuti hukum-hukum Allah SWT.

Nifaq adalah dosa yang ketiga terbesar dalam agama Islam. Nifaq berarti
bermuka dua dan tidak tulus dalam beragama. Nifaq dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti berbohong tentang keimanan, menyembunyikan kebencian
kepada Allah SWT dan ajaran-ajaran-Nya, dan berpura-pura beriman padahal
sebenarnya tidak.

Fisq adalah dosa yang keempat terbesar dalam agama Islam. Fisq berarti
melanggar aturan-aturan agama Islam. Fisq dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti minum minuman keras, melakukan zina, mencuri, dan berjudi.

Al-kabair adalah dosa-dosa besar lainnya yang tidak termasuk dalam empat
dosa besar yang disebutkan di atas. Al-kabair mencakup berbagai dosa seperti
membunuh, memfitnah, menzalimi orang lain, dan durhaka kepada orang tua.

6
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan

dibahas dalam materi ini adalah :

1) Pengertian Syirik, Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam

2) Fungsi Syirik Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam

3) Kedudukan Syirik Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam

4) Jenis-Jenis Syirik Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam

5) Objek Syirik Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam

6) Pengaruh Syirik Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untu mengetahui lebih dalam tentang syariah
islam serta dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.

1) Mengetahui Pengertian Syirik, Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam

2) Mengetahui Fungsi syirik Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam

3) Mengidentifikasi kedudukan syirik Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam

4) Mengetahui Jenis syirik Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam

5) Menjelaskan objek syirik Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam

6) Mengidentifikasi pengaruh syirik Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Objek Syirik

A. Definisi Syirik

Kata ‘syirik’ ( ْ ) berasal dari kata ‘syarika’ ( ِ ) yang berarti: berserikat,


‫ك‬ ‫ك ر‬ ‫ر‬

‫ش‬ ‫ش‬
bersekutu, bersama atau berkongsi. Arti lughawi (bahasa) ini mengandung makna
bersama-sama antara dua orang atau lebih dalam satu urusan atau keadaan. 1Diantara
kata-kata yang terdapat dalam al-Qur‟an Syirik juga bisa didefinisikan
mempersekutukan Allah dengan menjadikan sesuatu sebagai objek pemujaan,
kepercayaan, atau tempat menggantungkan harapan selain kepada Allah.

Sedangkan secara terminologi, menurut Ibnu Asyūr, syirik bermakna


menyekutukan Allah dengan selain-Nya dalam konteks teologi dan ritual. Orang-
orang yang melakukan perbuatan syirik itu telah tersesat dari tujuan atau terjauh dari
jalan yang lurus, sebab syirik merupakan kesesatan yang merusak iman, tauhid,
akidah, akal dan menodai kejernihan ruh. Syirik adalah dosa besar dan pangkal
segala kejahatan dan penyelewengan serta rusaknya pikiran atau tingkah laku.
Seperti dijelaskan bahwa Ibnu ῾Ubaid pernah bertanya kepada Abu῾Abdillah Ja῾far
Sadiq, “Aku ingin mengetahui secara pasti ap aitu dosa-dosa besar, langsung dari
keterangan Kitab Allah. Abu῾Abdillah Ja῾far Sadiq berkata, “Engkau datang kepada
orang yang tepat. “Selanjutnya, ia menjawab, “(Dosa besar itu adalah, pertama):
Syirik kepada Allah Swt.2 Sebagaimana firman Allah dalam surat an-Nissa ayat 48:

‫َق ِد‬
ِ ‫و ِ ك‬ ‫شآ‬ ‫ل‬ ِ ‫ِ ر أَن شر ِ َ غ د˚ون‬ ‫ن َلالَ ل‬
‫ء َمن ر ِبٱ َلل‬ ‫ما ل َمن‬ ‫ف ي˚ ك ۦه ي ِفر‬
˚‫ي‬ ‫َذ ك‬
‫ش‬ ‫و‬ ‫غ‬
8
‫ٱ ْفتَ ر ً عظي ًما‬
َ
‫˜ى ما‬
ْ‫ث‬

1
Sakinah and Adib, “Counter Narrative Terhadap Vonis Syirik Dalam Kajian Fikih Nusantara.”, 20.
2
M. Mutawalli Asy-Sya‟rawi, Dosa-Dosa Besar, (Depok: Darul ῾Alamiah lil Kitab wan Nasyr, 1998),
Cet. 1, p. 17

9
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena
menyekutukan- Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu
bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa menyekutukan Allah, maka sungguh,
dia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. Al-Nisā‟ [5]: 48)3

Menurut Ahmad Musttafa Al-Maragi dalam Tafsir Al-Maragi ayat di atas


menunjukan bahwa perbuatan syirik merupakan dosa terbesar, karena mereka
mengambil sebagian hukum-hukum agama berupa penghalalan dan pegharaman dari
sebagian manusia dengan meninggalkan wahyu. Lalu menjadikan sebagian mereka
sebagai tuhan-tuhan selain Allah dengan menaati dan mengikuti hukum-hukum halal
dan haram yang mereka tetapkan. Syirik dapat menimbulkan siksaan di dunia dan di
akhirat.4

B. Macam-Macam Syirik

Menurut ar-Raghib al-Asfahaniy, syirik terbagi menjadi dua:

1. Asy-Syirk al-Akbar (
‫)ال ِّ ش ْ ك‬, syirik besar, yaitu syirik dalam bidang
‫َب‬ ‫ْرك‬
‫˚ر َأل‬
keyakinan, yaitu meyakini adanya Tuhan selain Allah atau menyekutukan
Allah dengan makhluk ciptaannya dalam hal ketuhanan. Contohnya termasuk
menyembah berhala, berdoa kepada makhluk lain seperti jin atau orang-orang
suci, atau menganggap bahwa Nabi, wali, atau tokoh agama tertentu memiliki
kekuatan Ilahi.5

2. Asy-Syirk al-Ashgar (
‫)ال ّ ك ˚ر‬, syirik kecil, yaitu menyekutukan Allah
‫ِش اْأل ص‬
‫َغ‬ ‫ْر‬
dalam tujuan beribadah atau beramal kebaikan yang tujuannya untuk
memperoleh pujian dari orang lain, padahal tujuan beribadah dan beramal
kebaikan itu seharusnya hanya untuk mencari keridlaan Allah subhanahu wa
ta’ala. (al-Mausu’ah al-Qur’aniyah: 369). Contohnya termasuk riya’

3
Kementerian Agama RI, Al-Mus}awwir Al-Qur‟an Perkata Transliterasi, (Bandung: Al-Hambra,
10
2014), p. 86
4
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemah Tafsir Al-Maragi, juz 4, tej. Bahrun Abu Bakar, (Semarang: CV
Toha Putra Semarang, 1993), Cet. 2, p. 93- 95
5
Hamang, “Sirik Dan Wasilah Dalam Al-Qur’an Sebuah Kajian Syar’iyyah Berdasarkan Metode Tafsir
Maudhu’i.”, 2

11
(beribadah untuk pamer kepada orang lain), takabbur (sombong atas amal
ibadah), dan 9hawarij (kelompok yang mengkafirkan Muslim lainnya karena
dosa-dosa tertentu).

Terkait dengan hal ini, seorang ulama Indonesia K.H.M. Zen Syukri menyatakan
bahwa syirik terbagi menjadi dua, yaitu syirik jali dan syirik khofi. Syirik jali adalah
seseorang yang menyekutukan Allah swt dengan suatu benda dan menganggap
bahwa benda mempunyai sifat ketuhanan. Sedangkan syirik khofi adalah
menyekutukan Allah swt dengan diri sendiri, merasa dirinya mempunyai sifat
ketuhanan.6

Kedua penjelasan di atas, antara syirik lahir dan syirik jali mengandung
pengertian yang sama yaitu menyekutukan Allah swt dengan benda. Sedangkan
dalam menjelaskan antara syirik batin, Abdul Qadir Jailani mengatakan bahwa
seseorang berpegang kepada makhluk. Maksudnya makhluk dianggap dapat
mendatangkan manfaat dan mudarat.

C. Bentuk-Bentuk Syirik

Perbuatan syirik akan tetap terjadi di tengah-tengah umat manusia dengan


beragam bentuknya. Adapun bentuk-bentuk syirik yang diamaksud adalah sebagai
berikut:

1. Sihir

Sihir adalah tindakan kufur dan termasuk tujuh dosa besar yang membinasakan.
Sihir mengakibatkan bahaya dan tidak bermanfaat.36 Taisirul Azizil Hamid
mengatakan bahwa pelaksanaan sihir menggunakan bantuan setan. Jalan yang
ditempuh dengan mempersekutukan Allah karena menyembah setan dan Bintang-
bintang.7

Al-Qur’an sudah menerangakan di dalam surah Al-Falaq bahwa Allah telah


menyuruh kita untuk berlindung dari sihir dan tukang sihir, dalam firman-Nya:
“Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),… dan
dari kejahatan (perempuanperempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul
(talinya),.. ” (QS. Al-Falaq[113]:1 dan 4) Orang yang mempraktekkan sihir dianggap

12
6
K.h.m. Zen Syukri, Cahaya Di Atas Cahaya, Jakarta, Azhar, 2012, hlm, 25.
7
Prihadhi, Endra K., Makhluk Halus dalam Fenomena Kemusyrikan, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2004),
h. 153.

13
telah kafir. Vonis untuk penyihir adalah dibunuh. Pendapatan yang dihasilkan dari
sihir adalah haram dan tercela.

Orang-orang yang bodoh dan lemah iman pergi ke tukang sihir untuk meminta
bantuan sihir agar menyerang atau membalaskan dendam mereka. Sebagian orang
melakukan tindakan haram dengan meminta bantuan tukang sihir untuk mengatasi
sihir yang menyerangnya, tetapi seharusnya ia kembali kepada Allah dan mencari
kesembuhan dengan firman-Nya, misalnya dengan membaca ayat-ayat perlindungan
dan lain sebagainya.8

Amatlah berat siksa yang Allah berikan kepada siapapun yang menggunakan
sihir, baik di dunia maupun di akhirat. Selain dapat membuat celaka pada orang lain,
juga dapat merusak mental dari pengguna dan yang memintanya.9

2. Ramalan

Ramalan merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian


atau peristiwa yang akan datang. Ramalan bersifat prediktif karena tidak ada yang
bisa menentukan secara pasti tentang suatu kejadian yang akan datang kecuali Allah.

Di dalam buku Endra K. Prihadhi Imron A. Manan memberikan definisi tentang


perkara ghaib adalah segala perkara yang tertutup dari indra dan ilmu manusia, dan
tidak mungkin dicapainya melainkan melalui wahyu dari Tuhan.10

Semua perkara ghaib hanya diketahui oleh Allah semata, tidak ada seorang pun
yang tahu apa yang akan terjadi hari esok, kapan seseorang akan mati, jodoh,
keburukan dan kebaikan apa yang nanti akan dilakukan dan diperoleh, segala yang
ada di dalam hati, hari kebangkitan, azab yang akan menimpa, dan sebagainya.

Rasulullah mengecam orang-orang yang meramal dan yang diramal tentang


perkara ghaib, karena hal itu merupakan bentuk pengingkaran atau kufur terhadap
wahyu yang diturunkan kepadanya.

8
Wahid bin Abdissalam Baali, Sihir dan Guna-Guna: Serta Tata Cara Mengobatinya Menurut Al-
Qur’an dan Sunnah, terj. M. Abdul Ghoffar, h. 84.
9
Endra K. Prihadhi, Makhluk Halus dalam Fenomena Kemusyrikan, h. 154
10
Endra K. Prihadhi, Makhluk Halus dalam Fenomena Kemusyrikan, h. 164

14
Tetapi dalam hal ini, semua ramalan tidak bisa dikatakan syirik. Seperti ramalan
ilmiah yang berasal dari perkiraan yang berbasis ilmu pengetahuan. Contoh nya
seperti ramalan cuaca, prediksi bencana alam, prediksi kelahiran bayi atau USG, dan
prediksi lain mengenai fakta ilmiah menurut data dan penelitian.

Ramalan seperti ini diperbolehkan untuk dipercaya karena tidak ada konteks
keagamaannya dan untuk kemaslahatan umat manusia. Jadi, syirik tidak bersifat
fleksibel karena selagi yang dipercaya bukan menyangkut hal menduakan tuhan,
maka itu tidak bisa dikatakan syirik.

3. Jimat

Kata jimat berasal dari bahasa Arab “Ażimat” artinya yang dimuliakan. Di dalam
buku Ensiklopedi Agama dan Filsafat, John M Gobay mengatakan bahwa Jimat
adalah benda yang berkuasa atau dianggap sakti atau berjiwa dapat menolak
penyakit dan menyebabkan kebal.11

Jimat juga bisa dikatakan suatu benda atau tulisan yang digantung atau
diletakkan di tempat-tempat tertentu untuk tujuan tertentu. Di dalam kitab Al-
Munjid, tamimah diartikan sebagai berikut: “tamimah yaitu cincin dari batu dan
sebangsanya, yang orang Arab biasa mengalungkannya di leher-leher anak-anak
mereka untuk menjaga dari penyakit 'ain dan menolak roh-roh (jahat).” 12

4. Tawassul

Wasilah (‫ ) الوسيلة‬secara etimologi berarti segala hal yang dapat menyampaikan


serta dapat mendekatkan kepada sesuatu. Sedangkan wasilah secara terminologi
yaitu yang diperintahkan di dalam AlQur’an adalah segala hal yang dapat
mendekatkan seseorang kepada Allah yaitu berupa amal ketaatan yang
disyari'atkan.13

Buya Yahya di dalam dakwahnya menjelaskan tawassul bisa dikatakan syirik


ketika orang yang bertawassul berdo’a bukan kepada Allah, melainkan berdoa
kepada orang yang sudah meninggal sebagi perantara dalam ibadah seperti meminta
hajat, memohon pertolongan, atau sesuatu kepada mereka. Contohnya, jika berdoa
seperti,

1
11
Mochtar Effendy, Ensiklopedi Agama dan Filsafat, (Palembang: Universitas Sriwijaya, 2001), h. 80
12
Endra K. Prihadhi, Makhluk Halus dalam Fenomena Kemusyrikan, h. 174.
13
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, (Bogor: Pustaka Imam
Asy-Syafi’i, 2004 dan 2006), h. 445.

1
“Yā Sunan Gunung Jati, berikanlah saya harta kekayaan” tawassul yang seperti ini
termasuk menyekutukan Allah karena meminta kepada bukan ditujukan kepada
Allah, tapi jika berdoanya seperti “Wahai para Wali kekasih Allah, engkau dekat
dengan Allah maka mohonkan kepada Allah agar Allah menyelesaikan masalah
saya” maka ini diperkenankan karena meminta kepada Allah meskipun melalui
perantara para Wali yang sudah meninggal.

5. Tatayyur

Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, Taṭayyur adalah


menganggap sial atas apa yang dilihat, didengar, atau yang diketahui. Seperti yang
dilihat, yaitu melihat sesuatu yang menakutkan, yang didengar seperti mendengar
burung gagak, dan yang diketahui seperti mengetahui tanggal, angka atau bilangan.

Taṭayyur itu meniadakan dari dua segi: Pertama, orang yang bertaṭayyur tidak
memiliki rasa tawakkal kepada Allah dan senantiasa bergantung kepada selain Allah.
Kedua, ia bergantung kepada sesuatu yang tidak ada hakikatnya dan merupakan
sesuatu yang termasuk takhayyul dan keragu-raguan.14

6. Nusyrah

Nusyrah ialah mengobati orang yang terkena sihir dengan sihir. Dalam Islam,
dilarang mengobati sihir dengan sihir atau mendatangi dukun untuk
menyembuhkannya, karena dukun hanyalah mengusir syaiṭan dari sihir tersebut
dengan syaiṭan yang lain. Ibnu Al-Jauzi berkata: “Nusyrah adalah membuka sihir
dari orang yang terkena sihir, dan hampir tidak ada orang yang mampu
15
melakukannya kecuali oleh orang yang mengetahui sihir.” Di dalam hadits
diterangkan bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang nusyrah: َ

‫ب بن‬
‫ َقال ِ ت‬،‫ثَنَا ِ ل ِ ل‬ ‫حد ثَ نَ ا أ َ مد˚ ح ْن حد ث ْبد˚ رزاق‬
‫ مع وه‬: ‫حد قي بن ق‬ ، ‫ نَ ا ال ع‬،‫بن ح َبل‬
‫س‬ ‫مع‬ ‫ع‬
‫صر ِة‬ ‫عن‬ ‫صلى هلال عليه وسلم لَِال‬ ‫ ˚م َن ِِّب ِ ِّد عن جا ِب ِر ِ ِ ال س رسول‬،
‫الن‬ ‫ ِئل‬: ‫بن د لال‬ ‫ٍه ي ˚ ث‬
، ‫ع‬ ‫ح‬
‫ْب‬
‫ رقم‬،‫رواه أبو داود‬. ‫ْي ن ا ط‬ ‫ش‬ ‫ل‬
1
‫ال‬ ‫ه‬ ‫ و‬:" ‫فََقا ل‬
‫ِفع‬

14
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, h. 478.
15
Nawawi dan Nurnaningsih, Landasan Hukum Persihiran dan Perdukunan (Perspektif Islam),
(Makassar: Pusaka Almaida Makassar, 2017), h. 176.

1
“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepada
kami ‘Abdurrazāq, telah menceritakan kepada kami ‘Aqil bin Ma’qil, ia berkata: aku
mendengar Wahab bin Munabbih menceritakan dari Dari Jabir bin ‘Abdillah
bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam ditanya tentang Nusyrah, maka
beliau bersabda: “Itu perbuatan dari syaithon.” (HR. Abu Daud no. 3870)16

Ibnu Qayyim Al-Jauzi menjelaskan, “Nusyrah adalah penyembuhan terhadap


seseorang yang terkena sihir. Caranya ada dua macam:

Pertama, dengan menggunakan sihir dan inilah yang termasuk perbuatan


syaithan, karena orang yang menyembuhkn dan orang yang disembuhkan
mendekatkan atau meminta bantuan kepada syaithan terkait dengan tujuannya.
Kedua, Penyembuhan dengan menggunakan ruqyah, aya-tayat perlindungan, obat-
obatan, dan do‘ado‘a yang diperkenankan. Cara ini hukumnya boleh.17

Apabila seseorang terkena sihir, guna-guna, santet, kesurupan dan lain


sebagainya, maka hendaklah berikhtiar dengan cara-cara yang syar‘i seperti yang
telah diajarkan Rasulullah. Sabar dan yakin dengan kesembuhan yang akan Allah
berikan dengan usaha yang maksimal untuk menyembuhkan suatu penyakit. Semua
hal yang dilakukan dalam kehidupan ini pasti akan ada dampaknya, dampak baik
maupun buruk.

Tetapi dalam hal ini, kesyirikan akan selalu berdampak buruk bagi para
pelakunya. Kebanyakan orang yang berbuat syirik karena kurang nya pemahaman
dari dampak yang akan ditimbulkan

Dampak buruk yang akan di timbulkan di antaranya seperti:

1. Menghilangkan seluruh amal kebajikan

2. Sulit menerima kebenaran yang ada.

16
Abu Daud Sulaiman bin Asy‘ats Assijistani, Sunan Abi Daud, Juz 4, (Beirut: Perpustakaan Darul
Kutub Alaraby), h. 5.
17
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, h. 468.

1
D. Teologi dan Pengaruh Syirik

Syirik merupakan penyimpangan tauhid dan virus teologi yang paling berbahaya.
Syirik dinisbatkan kepada dosa yang paling buruk dan tidak akan Allah ampuni
18
meskipun pelakunya telah menghadap-Nya. Bahkan Al-Qur‘an sendiri telah
mengabarkan bagaimana buruknya perilaku syirik dan ancamananacaman bagi
pelakunya. Al-Qur‘an juga menerangkan bahwa syirik adalah kesesatan yang nyata
dan amat jauh dari rahmat Allah. Contohnya terdapat dalam surat An-Nisa ayat 116-
117:

‫ْد‬
ِ ‫ۗ َ ُّ ِ رك‬ ‫شرك َ غ د˚ ْون ِ ل‬ ‫ل ِ ر‬ ‫ِان‬
َ‫ضل ق‬
‫شا م ي ا ش َلل‬ ‫ما ل َمن‬ ‫ه ي ِفر‬, ‫ِب‬ ‫َلالَ ف اَن‬
‫˜ء‬ ‫ك‬
‫ون‬ ‫ذ‬ ‫و‬ ‫غ‬
‫ِ ع ْيًدا‬ ً ‫ض َٰل‬
‫ال‬

‫ط م ِر ْيًدا‬
‫ه ِا و ي ْ ن ا ش‬, ˜ ‫د˚ ْو ِن‬ ْ ‫ِان ْد‬
‫ن ًا‬ ‫˜ل ِا َٰنـثًـا ۚ من ِا ْد و ل‬ ‫و‬
‫ْيـ‬ ‫ن‬ ‫ن‬
‫ع‬ ‫ع‬
"Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu)
dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barang
siapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat
jauh sekali. "Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah inasan
(berhala), dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka," (Q.S
An- Nisa’4 ayat 116-117)

Maka didapat atas QS. An-Nisā ayat 116-117 menunjukkan bahwa syirik
pada zaman modern tidak lagi ditandai dengan penyembahan berhala secara fisik.
Terdapat berbagai macam yang bisa mengantarkan kepada kesyirikan yakni
mengagung- agungkan kekuasaan, mencari harta benda atau materi tanpa tujuan
dengan cara yang di halalkan agama.

Namun dalam hal ini karena perbedaan zaman, menghakimi seseorang syirik

2
tanpa dasar ilmu yang cukup tidak diperbolehkan. Maka dapat disimpulkan bahwa
kontekstualisasi QS. An-Nisā ayat 116-117 bisa dijadikan sebagai sarana untuk lebih
memahami fenomena syirik yang ada saat ini.

18
Nasution, et al., “Situasi Sosial Keagamaan Masyarakat Arab Pra Islam.”, (Riau: Jurnal Tsaqifa
Nusantara Vol 01 Issue 01, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2022), 97.

2
Beberapa pengaruh syirik dalam kehidupan manusia yaitu:

1. Syirik sumber dari segala ketakutan dan kecemasan

Orang yang akalnya menerima berbagai macam khurofat dan mempercayai


kebatilan, kehidupannya selalu diliputi ketakutan. Sebab dia menyandarkan dirinya
pada banyak tuhan. Padahal tuhan-tuhan itu lemah dan tak kuasa memberikan
manfaat atau menolak bahaya atas dirinya.

2. Syirik mengajarkan kepada para pengikutnya untuk mengandalkan para


perantara,

Sehingga mereka meremehkan amal shalih. Sebaliknya mereka melakukan perbuatan


dosa dengan keyakinan bahwa para perantara akan memberinya syafa’at di sisi
Allah.

3. Syirik menyebabkan pelakunya kekal dalam Neraka

Syirik menyebabkan kesia-siaan dan kehampaan di dunia, sedang di akhirat


menyebabkan pelakunya kekal di dalam Neraka. Allah berfirman: “Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya ialah Neraka, dan tidaklah ada bagi
orang-orang dhalim itu seorang penolongpun”. (Al-Maidah: 72).

4. Syirik memecah belah umat

‫ْ ش ِر ِك ْين‬
‫م ِن ْي ِب ْي ت ق˚ و ˚موا ص َ ْ ون ا ل‬
‫ْين ِه َل ْوه˚ وا َا ال ْي َٰلوة ل َت ˚ ْوا ˚م من‬
‫و ك‬

‫ِ رح ْون‬
‫ِه‬ ِ ‫من ال ِذ ن رق ْ ي ْ وكا ن˚ َ اۗ  ح ْز‬
َ ‫ب ْم د‬ ‫كل‬ ‫ْوا ي‬ ‫ْي ف ˚ َن م‬
‫ْي‬ ‫َما‬ ‫ْوا د‬
‫ب‬ ‫ش‬ ‫ه‬

“Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang memper-sekutukan ]Allah, yaitu


orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa
golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan
2
mereka”. (Ar Ruum: 31-32)

Itulah berbagai kerusakan dan bahaya yang ditimbulkan perbuatan syirik.


Yang jelas Syirik merupakan penyebab turunnya derajat dan martabat manusia ke
tempat paling hina dan paling rendah..

2
2.2 Pengertian dan Objek Kufur

A. Definisi Kufur

Kata kufr berasal dari bahasa Arab yaitu kafara yang berarti ingkar. Moh Shofan
dalam buku Pluralisme Menyelamatkan Agama Agama menyebutkan, kufur dapat
diartikan menjadi dua hal. Pertama, kufur adalah mengingkari syariat dan tidak
mengakui Allah sebagai Tuhan dan Muhammad sebagai Nabi-Nya. Kedua, kufur
adalah mengingkari segala nikmat yang diberikan Allah. Contohnya adalah ketika
seseorang memanfaatkan kekayaan atau kesehatan yang diberikan Allah untuk
tujuan yang bertentangan dengan ajaran-Nya, seperti berbuat dosa

Jadi dapat disimpulkan, arti kufur yang pertama dilawankan dengan kata iman.
Sedangkan arti kufur yang kedua dilawankan dengan kata syukur. Orang yang tidak
mau sholat digolongkan menjadi orang yang kufur karena telah mengingkari nikmat
Allah. Ancaman bagi orang yang kufur telah dijelaskan dalam surat Ibrahim ayat 7
berikut:

˚‫َ ي ش ِد ْيد‬ ‫واِ ْذ تَاَ ذ ُ ك ْم ل ْ رت ِ ز ْ ولَ ْ رت‬


‫عذا‬
‫ِب ن ل‬ ‫ِٕىن ˚ ْم ْيَدن م ِٕىن ˚ ْم‬ ‫ن‬
َ ‫كف‬ َ ‫ل‬ ‫شك‬ ‫ب‬
‫ك‬
‫ر‬
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

Quraish Syihab dalam buku M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman
Yang patut Anda Ketahui menjelaskan, ada tiga hal yang menyebabkan seorang
mukmin menjadi kufur, yaitu:

1. Tidak mengakui adanya Allah yang Maha Esa dan kerasulan Nabi
Muhammad SAW.

2. Ucapan atau perbuatannya sangat menyimpang dari syariat Islam, seperti


membuang Alquran dengan sengaja dan sujud kepada berhala.

2
3. Mengingkari kewajibannya sebagai orang Muslim, yakni meninggalkan
sholat, puasa, zakat, dan sebagainya. Selain itu menghalalkan minuman
haram, berjudi, zina, dan sebagainya.

2
B. Macam-Macam Kufur

Dikutip dari buku Ilmu Tauhid terbitan Duta Media Publishing, kufur dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu kufur besar dan kufur kecil. Perbedaannya terletak pada
akibat yang diterima oleh pelaku.19

1) Kufur kecil tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam, namun mengurangi


amalan yang dimilikinya. Hal tersebut dijelaskan dalam surat Ibrahim ayat 18
berikut:

‫م ما‬
ْ ِ ‫عاص‬ ‫َي‬ ‫ِ ه ال‬ ‫ِ ه َ ْ َ ما ِد ت‬ ْ ‫مث ال ِذ ك‬
‫ٍف ل د ون‬ ‫ْو ٍم‬ ‫ّ ِر ْيح‬ ‫ْم َا ما م ِ“ا كر شتَد‬ ‫ْين ل ف وا‬
‫ْ ر‬ ‫ي‬ ˚‫ر ِِّب ل‬ ‫َ ر‬
‫ق‬ ‫ع ه‬
‫شي ٍء ه ٰ ا ْل َب‬ ‫كسب˚ ْوا ع‬
˚‫َٰذ ِلك َو ال َ ِع ْيد‬ ‫َٰلى‬
‫ل‬ ‫ل‬

‫ض‬
Artinya: “Perumpamaan orang yang ingkar kepada Tuhannya, perbuatan mereka
seperti abu yang ditiup oleh angin keras pada suatu hari yang berangin kencang.
Mereka tidak kuasa (mendatangkan manfaat) sama sekali dari apa yang telah
mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.”

2) Kufur besar sering disebut sebagai kufur akidah, yaitu membuat pelakunya
dikeluarkan dalam Islam. Kufur besar dibedakan menjadi lima macam, yaitu:

1) Munafik

Munafik adalah orang yang secara lahiriah mengaku beriman kepada Allah,
tetapi hatinya mempunyai maksud lain yang tidak didasari iman kepada Allah. Orang
yang memiliki sifat munafik dapat dilihat dari sikap dan perbuatannya. Sikap ini
merupakan perilaku yang paling hina sebagaimana disebutkan dalam surat An-Nisa
ayat 145 berikut:

‫ْ را‬ ‫َت جد‬ ‫ِۚ ر‬


‫ِ ن ْ م َن‬ ‫من ول‬ ‫سفَل‬
‫ص‬
‫ي‬ ‫ه‬ ‫الن ا‬
2
‫ك ا َْل‬ ‫ن‬
‫ِفى الد‬ ‫ر‬
‫َٰن ِف ِق ْي ˚م ْ ل‬
‫ِان ا‬

Artinya: Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang


paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun
bagi mereka.

19
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Quran), (Jakarta: Lentera Hati,
Vol 4, 2012), 304.

2
2) Murtad

Orang Islam yang memeluk agama lain. Perbuatan ini termasuk dalam golongan
yang paling jelek tingkatannya dalam kufur. Dalam kacamata Islam, orang murtad
dikategorikan sebagai orang yang tidak terhormat.

3) Musyrik

Seseorang yang mempercayai Tuhan lebih dari satu. Ia mengaku bahwa di


samping Allah ada kekuatan lain yang menyamai kuasa-Nya.

4) Muattil atau Atheis

Seseorang yang tidak mempercayai adanya Tuhan. Menurut pandangan mereka,


segala hal yang ada di dunia ini tidak ada yang menciptakan namun terjadi dengan
sendirinya.

5) Syirik

Sama dengan musyrik, syirik adalah perbuatan yang menyekutukan Allah.


Perilaku ini sangat bertentangan dengan ajaran tauhid.

C. Cara Menghindari Kufur

1. Pendidikan Agama yang Baik

Salah satu langkah pertama dalam menghindari kufur adalah memiliki


pemahaman yang baik tentang agama dan keyakinan pribadi. Ini termasuk
mempelajari ajaran-ajaran agama, membaca kitab suci, dan berdiskusi dengan
cendekiawan agama.

Dalam buku Religion and Education: Comparative and International


Perspectives yang diedit Malini Sivasubramaniam dan Ruth Hayhoe, pendidikan
agama yang kuat dapat membantu mengokohkan iman setiap Muslim dan
menjaganya dari jatuh ke dalam kufur.20

20
Ruth Hayhoe, Religion and Education: Comparative and International Perspectives, hal 4

2
2. Toleransi dan Dialog

Penting untuk mempromosikan toleransi dan dialog antaragama dan


antarbudaya. Ini akan membantu masyarakat memahami bahwa orang memiliki
keyakinan yang beragam, dan itu adalah hal yang normal.

Menurut The Handbook of Intercultural Discourse and Communication yang


ditulis Christina Bratt Paulston, Scott F. Kiesling, dan Elizabeth S. Rangel,
dialog antaragama dapat membantu mengatasi stereotip dan prasangka yang
dapat mengarah ke kufur.

3. Pentingnya Pendidikan Agama

Dalam masyarakat yang semakin multikultural, penting untuk memiliki


pemahaman yang baik tentang agama orang lain. Ini dapat membantu
menghindari kesalahpahaman atau penilaian yang tidak adil terhadap orang lain.
Belajar tentang keyakinan dan praktik agama lain adalah langkah penting dalam
mendorong toleransi dan pengertian antaragama.

4. Berlaku dengan Bijak

Selalu berlaku dengan bijak dan hormat terhadap orang lain, bahkan jika diri
sendiri tak setuju dengan keyakinan atau pandangan mereka. Berusaha untuk tak
menghina atau meremehkan keyakinan orang lain adalah langkah penting dalam
menjaga keharmonisan dan menghindari konflik.

2.3 Pengertian dan Objek Nifaq

A. Definisi Nifaq

Nifāq berasal dari akar kata nāfaqa berarti munafik, menyembunyikan,


berbohong, berpura-pura. Kata ini diambil dari kata nafiqā berarti salah satu lubang
tikus, jika dicari melalui satu lubang, maka tikus itu akan lari dan mencari lubang
lainnya. 21

21
Qurrotul Ainiyah dan Karsiyah,Konsep Kesatuan Iman, Iptek dan Amal Menuju Terbentuknya Insan
Kamil dalam Perspektif Pendidikan Islam, Volume 2, Nomor 2, Januari-Juni 2017.

2
Kata Nifāq secara istilah adalah sikap menyembunyikan sesuatu di dalam
hatinya karena tak ingin diketahui keberadaannya oleh orang lain sehingga
menampakkan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam hatinya. Atau
dengan kata lain nifāq ialah menyatakan keimanan padahal di balik itu tersimpan
kekufuran. Allah Swt. berfirman:

‫عن ا عروف‬ ْ ِ ‫َا ْل ˚منَا وا ْل ˚منَا عضهم ِّ م ض ۚ رو ا ْل‬


ْ
‫و ْل َم‬ ‫ن َ بع أْ ˚م ن ˚من ر ن‬ ‫ِفَقات‬ ‫ِفق˚ون‬
‫ن‬ ‫و‬
‫ه‬ ‫ك َي‬
‫َ ي ضون أ ه ْم س َ َ ي ه ْم ا ْل ˚م نَ ا ˚م ا سق˚ون‬
‫ْي ِد َي ۚ ن وا ل َنس ۗ ِ إ ِف قِ ين ن ْلفَا ه‬ ‫ْق ِب‬
‫ل‬ ‫و‬
‫َا‬
"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dari mereka adalah
sebagian yang lain. Mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan melarang dari
yang ma'ruf, dan mereka menggenggamkan tangan mereka. Mereka telah
melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya
orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.”22

Beberapa contoh perbuatan nifaq:

 Memberi janji tapi tidak ditepati atau ingkar janji

 Memutarbalikkan fakta atau keadaan, seperti berbicara berbeda di depan


orang yang berbeda

 Menyuruh berbuat yang mungkar dan melarang dari yang ma’ruf

 Menggenggamkan tangan (kikir)

 Tidak senang dengan kemenangan Islam

B. Macam-Macam Nifaq

1) Nifaq I’tiqadi (Keyakinan)

Nifaq I'tiqadi adalah nifaq besar, di mana pelakunya menampakkan


keislaman, tetapi menyembunyikan kekufuran. Jenis nifaq ini menjadikan keluar dari

3
agama dan pelakunya berada dalam kerak neraka. Allah SWT menyifati para pelaku
nifaq ini dengan berbagai kejahatan seperti kekufuran, ketiadaan iman, mengolok-
olok agama

22
Surah At-Taubah (Surah ke-9) ayat 67

3
dan pemeluknya serta kecenderungan kepada musuh-musuh untuk bergabung dengan
mereka dalam memusuhi Islam.

Dalam keadaan seperti itu, mereka masuk agama Islam untuk melakukan tipu
daya terhadap agama dan pemeluknya secara sembunyi-sembunyi juga agar mereka
bisa hidup bersama umat Islam dan merasa tenang dalam hal jiwa dan harta benda
mereka. Nifaq jenis i’tiqadi dibagi menjadi tiga macam, yakni:

- Mendustakan Rasulullah saw. atau mendustakan sebagian dari pada apa yang
beliau bawa.

- Membenci Rasulullah saw. atau membenci sebagian apa yang beliau bawa.

- Merasa gembira dengan kemunduran agama Islam.

2) Nifaq Amali (Perbuatan)

Nifaq amali adalah melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-


orang munafik, tetapi masih tetap ada iman di dalam hatinya. Pelakunya berada
dalam iman dan nifaqBerdasarkan sabda Nabi saw., "Dari Abdullah ibn 'Amr bahwa
Nabi saw. bersabda:

"Empat sifat yang barang siapa mengerjakannya maka ia menjadi munafik


tulen, dan barang siapa yang melakukan salah satu dari empat sifat itu maka dalam
dirinya terdapat sifat nifaq sehingga ia meninggalkannya, yaitu: (1) apabila
dipercaya, ia berkhianat, (2) apabila berbicara, ia dusta, (3) apabila berjanji, ia tidak
menepati, dan (4) apabila bertengkar, ia curang (mau menang sendiri)." (H.R.
Bukhari, Muslim).

2.4 Pengertian dan Objek Fisq (Fasik)

A. Definisi Fisq (Fasik)

Dalam syariat islam, fasik adalah keluar dari ketaatan terhadap Allah SWT.
Secara bahasa fasik berasal dari kata dasar al-fisq yang berarti keluar (khuru). Para
ulama mendefinisikan fasik sebagai orang yang durhaka kepada Allah SWT karena
meninggalkan perintah-Nya atau melanggar ketentuan-Nya. Menurut Wahbah al-

3
Zuḥaylī orang fasik ialah seorang pendusta yang tidak melihat konsekuensi dari
kedustaannya tersebut dan menganggap kebohongannya suatu hal yang biasa.23

Beberapa contoh perbuatan fasik:

 Tidak beriman dan tidak meng-Esakan Allah SWT

 Tidak taat menjalankan perintah Allah SWT dan juga tidak taat pada Rasul-
Nya

 Memutuskan hubungan silaturahmi

 Menggenggamkan tangan (kikir)

B. Macam-Macam Fasik

Imam Al-Ghazali membagi dua jenis orang fasik.

‫والفاسق على نوعين فاسق كافر وفاسق فاجر‬

Artinya, “Orang fasik terbagi atas dua jenis: yaitu fasik kafir dan fasik.24

1) Orang fasik yang kafir, adalah mereka yang tidak beriman kepada Allah
dan rasul SAW. Mereka keluar dari hidayah dan masuk ke dalam
kesesatan sebagaimana “fa fasaqa ‘an amri rabbihi” atau “ia mendurhakai
perintah Tuhannya,” (Surat Al-Kahfi ayat 50), yaitu keluar dari perintah
Allah untuk beriman.

2) Adapun fasik fajir adalah mereka yang meminum khamar, mengonsumsi


makanan yang diharamkan, berzina, mendurhakai perintah Allah lainnya,
keluar dari jalan ibadah, masuk ke dalam kemaksiatan. Tetapi mereka
tidak menyekutukan-Nya.

Meski memiliki kesamaan, keduanya memiliki perbedaan mendasar.


Pengampunan atas dosa orang fasik kafir tidak dapat diharapkan kecuali melalui dua
kalimat syahadat dan pertobatan sebelum wafat. Sedangkan pengampunan atas dosa

23
M. Quraish Shihab, Secerah Cahaya Ilahi, 356-358
24
Imam Al-Ghazali, Kitab Mukasyafatul Qulub, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2019 M/1440 H,
halaman 27

3
orang fasik fajir dapat diharapkan melalui pertobatan sebelum wafat. Dosa dan
kemaksiatan orang fasik fajir umumnya berasal dari dorongan nafsu syahwat yang
dapat diharapkan pengampunannya. 25

2.5 Pengertian dan Objek Al-Kabair

A. Definisi Al-Kabair

Dosa besar (al-kabair) adalah setiap dosa yang diancam neraka, terkena laknat,
dimurkai, atau dikenai siksa. Hal ini disebutkan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya, dari
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. (Tafsir Ath-Thabari, 5:59)

Disebutkan dalam dua ayat berikut,

‫ُ ْ ْ ا ك ِري اما‬
ْ ‫ع ْ ْ ْ س ْ ون‬ ْ ‫جت ك َبا ُت ْن‬ ‫نت‬
‫نِ بُوا ِئر ما و ْنهُ ن ر ن م ِِّيئَا ِت م ْد ل م د ل‬
ِ‫ك‬ ‫ن‬
‫م‬
‫ك خك خ‬ ‫فِّ ع ك‬ ‫ه‬

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu
mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang
kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS. An-Nisa’: 31)

‫ر ِة‬
ِ ‫ا ْل َم‬ ‫جت ك ر ا ْ َلف َواح ش َّ َّل اللَّ َم ر‬ َ ‫الَّ ِذي‬
‫واسع ف‬ ‫َم ۚ ِإن َّبك‬ ‫وا‬ ‫ي نِ بُون َبا ِْلثْ ِم‬
‫ِئ‬
‫غ‬ ‫ن‬
“(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang
selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Rabbmu maha luas ampunan-
Nya.” (QS. An-Najm: 32).

Al-lamam yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah dosa-dosa kecil. Berarti dosa
kecil dapat terhapus di antaranya karena menjauhi dosa-dosa besar. Pengertian al-
lamam lainnya adalah dosa yang telah diperbuat seseorang baik dosa besar maupun
dosa kecil lalu ia bertaubat darinya. 26

3
Beberapa contoh dosa besar antara lain:

- Syirik (bersekutu dengan Allah)

25
Khairul Ghazali, Mereka Bukan Thghut Meluruskan Salah Paham Tentang Thaghut, t.tp, (Grafindo
Khazanah Ilmu, 2011), h. 87.
26
At-Tashil li Ta’wil At-Tanzil – Tafsir Juz’u Adz-Dzariyat, hlm. 188

3
 Mengesakan Allah adalah prinsip dasar dalam Islam, dan syirik
adalah dosa terbesar yang dapat menghapuskan amal kebaikan
seseorang.

- Membunuh atau merampok

 Membunuh atau merampok tanpa 24hawari yang dibenarkan secara


syariat adalah dosa besar.

- Zina (perbuatan zina)

 Zina, atau hubungan seksual di luar nikah, dianggap sebagai dosa


besar dalam Islam.

- Memakan riba (usury atau bunga)

 Meminjam atau memberikan uang dengan bunga dianggap sebagai


dosa besar.

- Tidak menjalankan salat

 Menjaga kewajiban salat lima waktu adalah kewajiban dasar bagi


setiap Muslim, dan meninggalkan salat tanpa 24 hawari yang
dibenarkan dianggap sebagai dosa besar.

B. Dampak Al-Kabair

Dosa besar atau al-Kabair sangat memengaruhi ajaran Islam, baik secara
pribadi maupun sosial. Al-Kabair adalah istilah dalam Islam yang mengacu pada
dosa- dosa besar yang diharamkan dan dihukum berat. Ada banyak efek dosa besar
ini, mulai dari merusak hubungan seseorang dengan Allah hingga menyebabkan
ketidakseimbangan di masyarakat. Secara spiritual, al-Kabair memiliki kekuatan
untuk menghancurkan dasar iman seseorang dan menghancurkan hubungan antara
hamba dan Penciptanya.

Oleh karena itu, efek dosa besar dalam Islam sangat diingatkan sebagai
bahaya besar yang dapat menghancurkan kehidupan seseorang dan keharmonisan
masyarakat secara keseluruhan. Untuk itu, umat Islam harus menghindari al-Kabair
dan berusaha memperbaiki diri mereka sendiri untuk menciptakan lingkungan yang
lebih moral dan penuh berkah.

3
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konsep seperti Syirik, Kufr, Nifaq, Fisq, dan al-Kabair memiliki makna dan
konsekuensi yang signifikan dalam ajaran Islam. Sementara Kufr mengacu pada
kekufuran atau penolakan terhadap kebenaran ajaran Islam, Syirik mengacu pada
perbuatan menyekutukan Allah dengan sesuatu atau seseorang.

Sikap munafik yang dikenal sebagai nifaq terjadi ketika seseorang


menunjukkan keislamannya secara lahiriah tetapi tidak mengikuti prinsip-prinsipnya.
Fisq mengacu pada tindakan yang merupakan dosa besar yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip Islam.

Terakhir, al-Kabair adalah dosa-dosa besar yang secara khusus dihindari dan
dihukum dalam ajaran Islam. Dengan memahami konsep-konsep ini, umat Muslim
diingatkan untuk menjauhi perilaku yang dapat mengarah pada kesesatan dan untuk
menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam agar dapat mencapai keberkahan
dunia dan akhirat.

3.2 Saran

Sangat penting bagi umat Islam untuk meningkatkan iman dan ketaqwaan
mereka dalam menghadapi kenyataan konsep Syirik, Kufr, Nifaq, Fisq, dan al-
Kabair. Melalui pembacaan Al-Qur'an dan hadis, serta mendekatkan diri pada ilmu
agama, pemahaman Anda tentang ajaran Islam dapat ditingkatkan.

Selain itu, introspeksi diri harus dilakukan secara teratur untuk memastikan
bahwa sikap dan perilaku yang ditunjukkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai
Islam. Langkah-langkah yang perlu diambil juga termasuk menghindari pergaulan
yang buruk, memperkuat hubungan dengan sesama muslim, dan berusaha
menghindari lingkungan yang dapat memicu godaan dosa besar.

3
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Yusuf, Abu Muhammad al-Juwainy, “Risalah fi Itsbat al-Istiwa’ wa al-

fauqiyah wa Mas’alah al-Harf wa al-Saut fi al-Qur’an al-Majid”, Riyad: Dar

Tawiq: 1998.

Abdurrahman bin Abi Hatim al-Razy, “Tafsir al-Qur’an al-‘Azim”, al-

Mamlakah al-‘Arabiyah al-Su’udiyah: Maktabah Nizar Mustafa al-Baz,


1419H.

Abdulkarim bin Hawazin al-Qusyairy, “Lataif al-Isyarat”, Mesir: al-Hai’ah al-

Misriyah Lilkitab, t.th. cet ke-3.

‘Abdullah al-Shalih al-‘Utsaimin,“Tarikh al-Mamlakah al-‘Arabiyyah as-

Su’udiyyah”, tk: tp,1432/2011. cet.XVI.

Abu Abdillah, 'Ubaidillah bin Muhammad bin Batt}ah al-'Abkary, "Al-Ibanah al-

Kubro", Riyad: Dar al-Rayah, t.th.

Abu Ja’far al-T{abary, “Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an”, t.tp : Mu’assasah al-

Risalah, 2000.

Abu Abdillah, 'Ubaidillah bin Muhammad bin Battah al-'Abkary, "Al-Ibanah al-

Kubro", Riyad: Dar al-Rayah, t.th.

Abu Muhammad, Ali bin Ahmad, “Al-Fasl fi al-Milal wa al-Ahwa’wa al-Nihal”, Al-

Qahiroh: Maktabah al-Khanajy, t.th.

Anda mungkin juga menyukai