Syirik
Syirik
Dosen pengampu :
Disusun oleh :
(11230930000094)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrohmanirrohim
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Syirik,
Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam” dengan bimbingan dan arahan yang
luar biasa dari Bapak Dr. Saifuddin M.Pd.I.. Makalah ini disusun sebagai salah satu
tugas mata kuliah Studi Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Makalah ini membahas Syirik, Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut
Islam. Dalam makalah ini, saya akan membahas materi tersebut secara ilmiah.
Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Saifuddin M.Pd.I
yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini. Saya
juga berterima kasih kepada seluruh teman-teman yang telah memberikan dukungan
dan inspirasi dalam proses penelitian dan penulisan ini. Akhir kata, saya berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman, serta menjadi kontribusi saya dalam
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang Syirik, Kufr, Nifaq, Fisq dan
al- Kabair Menurut Islam.
Wassalamualaikum wr.wb
2
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan....................................................................................25
3.2 Saran..............................................................................................25
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
kabair
5
memberikan landasan etika yang kuat dan membantu membentuk individu yang
bertanggung jawab dan taat pada ajaran agama.
Syirik adalah dosa yang paling besar dalam agama Islam. Syirik berarti
menyekutukan Allah SWT dengan makhluk lain. Syirik dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti menyembah berhala, meminta pertolongan kepada selain Allah
SWT, dan mempercayai bahwa ada kekuatan lain yang dapat menandingi Allah
SWT.
Kufr adalah dosa yang kedua terbesar dalam agama Islam. Kufr berarti tidak
percaya kepada Allah SWT dan ajaran-ajaran-Nya. Kufr dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti menyangkal keberadaan Allah SWT, mengingkari kebenaran
Al-Quran, dan tidak mau mengikuti hukum-hukum Allah SWT.
Nifaq adalah dosa yang ketiga terbesar dalam agama Islam. Nifaq berarti
bermuka dua dan tidak tulus dalam beragama. Nifaq dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti berbohong tentang keimanan, menyembunyikan kebencian
kepada Allah SWT dan ajaran-ajaran-Nya, dan berpura-pura beriman padahal
sebenarnya tidak.
Fisq adalah dosa yang keempat terbesar dalam agama Islam. Fisq berarti
melanggar aturan-aturan agama Islam. Fisq dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti minum minuman keras, melakukan zina, mencuri, dan berjudi.
Al-kabair adalah dosa-dosa besar lainnya yang tidak termasuk dalam empat
dosa besar yang disebutkan di atas. Al-kabair mencakup berbagai dosa seperti
membunuh, memfitnah, menzalimi orang lain, dan durhaka kepada orang tua.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untu mengetahui lebih dalam tentang syariah
islam serta dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.
1) Mengetahui Pengertian Syirik, Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam
2) Mengetahui Fungsi syirik Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam
3) Mengidentifikasi kedudukan syirik Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam
4) Mengetahui Jenis syirik Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam
5) Menjelaskan objek syirik Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam
6) Mengidentifikasi pengaruh syirik Kufr, Nifaq, Fisq dan al-Kabair Menurut Islam
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Syirik
ش ش
bersekutu, bersama atau berkongsi. Arti lughawi (bahasa) ini mengandung makna
bersama-sama antara dua orang atau lebih dalam satu urusan atau keadaan. 1Diantara
kata-kata yang terdapat dalam al-Qur‟an Syirik juga bisa didefinisikan
mempersekutukan Allah dengan menjadikan sesuatu sebagai objek pemujaan,
kepercayaan, atau tempat menggantungkan harapan selain kepada Allah.
َق ِد
ِ و ِ ك شآ ل ِ ِ ر أَن شر ِ َ غ د˚ون ن َلالَ ل
ء َمن ر ِبٱ َلل ما ل َمن ف ي˚ ك ۦه ي ِفر
˚ي َذ ك
ش و غ
8
ٱ ْفتَ ر ً عظي ًما
َ
˜ى ما
ْث
1
Sakinah and Adib, “Counter Narrative Terhadap Vonis Syirik Dalam Kajian Fikih Nusantara.”, 20.
2
M. Mutawalli Asy-Sya‟rawi, Dosa-Dosa Besar, (Depok: Darul ῾Alamiah lil Kitab wan Nasyr, 1998),
Cet. 1, p. 17
9
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena
menyekutukan- Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu
bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa menyekutukan Allah, maka sungguh,
dia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. Al-Nisā‟ [5]: 48)3
B. Macam-Macam Syirik
1. Asy-Syirk al-Akbar (
)ال ِّ ش ْ ك, syirik besar, yaitu syirik dalam bidang
َب ْرك
˚ر َأل
keyakinan, yaitu meyakini adanya Tuhan selain Allah atau menyekutukan
Allah dengan makhluk ciptaannya dalam hal ketuhanan. Contohnya termasuk
menyembah berhala, berdoa kepada makhluk lain seperti jin atau orang-orang
suci, atau menganggap bahwa Nabi, wali, atau tokoh agama tertentu memiliki
kekuatan Ilahi.5
2. Asy-Syirk al-Ashgar (
)ال ّ ك ˚ر, syirik kecil, yaitu menyekutukan Allah
ِش اْأل ص
َغ ْر
dalam tujuan beribadah atau beramal kebaikan yang tujuannya untuk
memperoleh pujian dari orang lain, padahal tujuan beribadah dan beramal
kebaikan itu seharusnya hanya untuk mencari keridlaan Allah subhanahu wa
ta’ala. (al-Mausu’ah al-Qur’aniyah: 369). Contohnya termasuk riya’
3
Kementerian Agama RI, Al-Mus}awwir Al-Qur‟an Perkata Transliterasi, (Bandung: Al-Hambra,
10
2014), p. 86
4
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemah Tafsir Al-Maragi, juz 4, tej. Bahrun Abu Bakar, (Semarang: CV
Toha Putra Semarang, 1993), Cet. 2, p. 93- 95
5
Hamang, “Sirik Dan Wasilah Dalam Al-Qur’an Sebuah Kajian Syar’iyyah Berdasarkan Metode Tafsir
Maudhu’i.”, 2
11
(beribadah untuk pamer kepada orang lain), takabbur (sombong atas amal
ibadah), dan 9hawarij (kelompok yang mengkafirkan Muslim lainnya karena
dosa-dosa tertentu).
Terkait dengan hal ini, seorang ulama Indonesia K.H.M. Zen Syukri menyatakan
bahwa syirik terbagi menjadi dua, yaitu syirik jali dan syirik khofi. Syirik jali adalah
seseorang yang menyekutukan Allah swt dengan suatu benda dan menganggap
bahwa benda mempunyai sifat ketuhanan. Sedangkan syirik khofi adalah
menyekutukan Allah swt dengan diri sendiri, merasa dirinya mempunyai sifat
ketuhanan.6
Kedua penjelasan di atas, antara syirik lahir dan syirik jali mengandung
pengertian yang sama yaitu menyekutukan Allah swt dengan benda. Sedangkan
dalam menjelaskan antara syirik batin, Abdul Qadir Jailani mengatakan bahwa
seseorang berpegang kepada makhluk. Maksudnya makhluk dianggap dapat
mendatangkan manfaat dan mudarat.
C. Bentuk-Bentuk Syirik
1. Sihir
Sihir adalah tindakan kufur dan termasuk tujuh dosa besar yang membinasakan.
Sihir mengakibatkan bahaya dan tidak bermanfaat.36 Taisirul Azizil Hamid
mengatakan bahwa pelaksanaan sihir menggunakan bantuan setan. Jalan yang
ditempuh dengan mempersekutukan Allah karena menyembah setan dan Bintang-
bintang.7
12
6
K.h.m. Zen Syukri, Cahaya Di Atas Cahaya, Jakarta, Azhar, 2012, hlm, 25.
7
Prihadhi, Endra K., Makhluk Halus dalam Fenomena Kemusyrikan, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2004),
h. 153.
13
telah kafir. Vonis untuk penyihir adalah dibunuh. Pendapatan yang dihasilkan dari
sihir adalah haram dan tercela.
Orang-orang yang bodoh dan lemah iman pergi ke tukang sihir untuk meminta
bantuan sihir agar menyerang atau membalaskan dendam mereka. Sebagian orang
melakukan tindakan haram dengan meminta bantuan tukang sihir untuk mengatasi
sihir yang menyerangnya, tetapi seharusnya ia kembali kepada Allah dan mencari
kesembuhan dengan firman-Nya, misalnya dengan membaca ayat-ayat perlindungan
dan lain sebagainya.8
Amatlah berat siksa yang Allah berikan kepada siapapun yang menggunakan
sihir, baik di dunia maupun di akhirat. Selain dapat membuat celaka pada orang lain,
juga dapat merusak mental dari pengguna dan yang memintanya.9
2. Ramalan
Semua perkara ghaib hanya diketahui oleh Allah semata, tidak ada seorang pun
yang tahu apa yang akan terjadi hari esok, kapan seseorang akan mati, jodoh,
keburukan dan kebaikan apa yang nanti akan dilakukan dan diperoleh, segala yang
ada di dalam hati, hari kebangkitan, azab yang akan menimpa, dan sebagainya.
8
Wahid bin Abdissalam Baali, Sihir dan Guna-Guna: Serta Tata Cara Mengobatinya Menurut Al-
Qur’an dan Sunnah, terj. M. Abdul Ghoffar, h. 84.
9
Endra K. Prihadhi, Makhluk Halus dalam Fenomena Kemusyrikan, h. 154
10
Endra K. Prihadhi, Makhluk Halus dalam Fenomena Kemusyrikan, h. 164
14
Tetapi dalam hal ini, semua ramalan tidak bisa dikatakan syirik. Seperti ramalan
ilmiah yang berasal dari perkiraan yang berbasis ilmu pengetahuan. Contoh nya
seperti ramalan cuaca, prediksi bencana alam, prediksi kelahiran bayi atau USG, dan
prediksi lain mengenai fakta ilmiah menurut data dan penelitian.
Ramalan seperti ini diperbolehkan untuk dipercaya karena tidak ada konteks
keagamaannya dan untuk kemaslahatan umat manusia. Jadi, syirik tidak bersifat
fleksibel karena selagi yang dipercaya bukan menyangkut hal menduakan tuhan,
maka itu tidak bisa dikatakan syirik.
3. Jimat
Kata jimat berasal dari bahasa Arab “Ażimat” artinya yang dimuliakan. Di dalam
buku Ensiklopedi Agama dan Filsafat, John M Gobay mengatakan bahwa Jimat
adalah benda yang berkuasa atau dianggap sakti atau berjiwa dapat menolak
penyakit dan menyebabkan kebal.11
Jimat juga bisa dikatakan suatu benda atau tulisan yang digantung atau
diletakkan di tempat-tempat tertentu untuk tujuan tertentu. Di dalam kitab Al-
Munjid, tamimah diartikan sebagai berikut: “tamimah yaitu cincin dari batu dan
sebangsanya, yang orang Arab biasa mengalungkannya di leher-leher anak-anak
mereka untuk menjaga dari penyakit 'ain dan menolak roh-roh (jahat).” 12
4. Tawassul
1
11
Mochtar Effendy, Ensiklopedi Agama dan Filsafat, (Palembang: Universitas Sriwijaya, 2001), h. 80
12
Endra K. Prihadhi, Makhluk Halus dalam Fenomena Kemusyrikan, h. 174.
13
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, (Bogor: Pustaka Imam
Asy-Syafi’i, 2004 dan 2006), h. 445.
1
“Yā Sunan Gunung Jati, berikanlah saya harta kekayaan” tawassul yang seperti ini
termasuk menyekutukan Allah karena meminta kepada bukan ditujukan kepada
Allah, tapi jika berdoanya seperti “Wahai para Wali kekasih Allah, engkau dekat
dengan Allah maka mohonkan kepada Allah agar Allah menyelesaikan masalah
saya” maka ini diperkenankan karena meminta kepada Allah meskipun melalui
perantara para Wali yang sudah meninggal.
5. Tatayyur
Taṭayyur itu meniadakan dari dua segi: Pertama, orang yang bertaṭayyur tidak
memiliki rasa tawakkal kepada Allah dan senantiasa bergantung kepada selain Allah.
Kedua, ia bergantung kepada sesuatu yang tidak ada hakikatnya dan merupakan
sesuatu yang termasuk takhayyul dan keragu-raguan.14
6. Nusyrah
Nusyrah ialah mengobati orang yang terkena sihir dengan sihir. Dalam Islam,
dilarang mengobati sihir dengan sihir atau mendatangi dukun untuk
menyembuhkannya, karena dukun hanyalah mengusir syaiṭan dari sihir tersebut
dengan syaiṭan yang lain. Ibnu Al-Jauzi berkata: “Nusyrah adalah membuka sihir
dari orang yang terkena sihir, dan hampir tidak ada orang yang mampu
15
melakukannya kecuali oleh orang yang mengetahui sihir.” Di dalam hadits
diterangkan bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang nusyrah: َ
ب بن
َقال ِ ت،ثَنَا ِ ل ِ ل حد ثَ نَ ا أ َ مد˚ ح ْن حد ث ْبد˚ رزاق
مع وه: حد قي بن ق ، نَ ا ال ع،بن ح َبل
س مع ع
صر ِة عن صلى هلال عليه وسلم لَِال ˚م َن ِِّب ِ ِّد عن جا ِب ِر ِ ِ ال س رسول،
الن ِئل: بن د لال ٍه ي ˚ ث
، ع ح
ْب
رقم،رواه أبو داود. ْي ن ا ط ش ل
1
ال ه و:" فََقا ل
ِفع
14
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, h. 478.
15
Nawawi dan Nurnaningsih, Landasan Hukum Persihiran dan Perdukunan (Perspektif Islam),
(Makassar: Pusaka Almaida Makassar, 2017), h. 176.
1
“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepada
kami ‘Abdurrazāq, telah menceritakan kepada kami ‘Aqil bin Ma’qil, ia berkata: aku
mendengar Wahab bin Munabbih menceritakan dari Dari Jabir bin ‘Abdillah
bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam ditanya tentang Nusyrah, maka
beliau bersabda: “Itu perbuatan dari syaithon.” (HR. Abu Daud no. 3870)16
Tetapi dalam hal ini, kesyirikan akan selalu berdampak buruk bagi para
pelakunya. Kebanyakan orang yang berbuat syirik karena kurang nya pemahaman
dari dampak yang akan ditimbulkan
16
Abu Daud Sulaiman bin Asy‘ats Assijistani, Sunan Abi Daud, Juz 4, (Beirut: Perpustakaan Darul
Kutub Alaraby), h. 5.
17
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, h. 468.
1
D. Teologi dan Pengaruh Syirik
Syirik merupakan penyimpangan tauhid dan virus teologi yang paling berbahaya.
Syirik dinisbatkan kepada dosa yang paling buruk dan tidak akan Allah ampuni
18
meskipun pelakunya telah menghadap-Nya. Bahkan Al-Qur‘an sendiri telah
mengabarkan bagaimana buruknya perilaku syirik dan ancamananacaman bagi
pelakunya. Al-Qur‘an juga menerangkan bahwa syirik adalah kesesatan yang nyata
dan amat jauh dari rahmat Allah. Contohnya terdapat dalam surat An-Nisa ayat 116-
117:
ْد
ِ ۗ َ ُّ ِ رك شرك َ غ د˚ ْون ِ ل ل ِ ر ِان
َضل ق
شا م ي ا ش َلل ما ل َمن ه ي ِفر, ِب َلالَ ف اَن
˜ء ك
ون ذ و غ
ِ ع ْيًدا ً ض َٰل
ال
ط م ِر ْيًدا
ه ِا و ي ْ ن ا ش, ˜ د˚ ْو ِن ْ ِان ْد
ن ًا ˜ل ِا َٰنـثًـا ۚ من ِا ْد و ل و
ْيـ ن ن
ع ع
"Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu)
dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barang
siapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat
jauh sekali. "Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah inasan
(berhala), dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka," (Q.S
An- Nisa’4 ayat 116-117)
Maka didapat atas QS. An-Nisā ayat 116-117 menunjukkan bahwa syirik
pada zaman modern tidak lagi ditandai dengan penyembahan berhala secara fisik.
Terdapat berbagai macam yang bisa mengantarkan kepada kesyirikan yakni
mengagung- agungkan kekuasaan, mencari harta benda atau materi tanpa tujuan
dengan cara yang di halalkan agama.
Namun dalam hal ini karena perbedaan zaman, menghakimi seseorang syirik
2
tanpa dasar ilmu yang cukup tidak diperbolehkan. Maka dapat disimpulkan bahwa
kontekstualisasi QS. An-Nisā ayat 116-117 bisa dijadikan sebagai sarana untuk lebih
memahami fenomena syirik yang ada saat ini.
18
Nasution, et al., “Situasi Sosial Keagamaan Masyarakat Arab Pra Islam.”, (Riau: Jurnal Tsaqifa
Nusantara Vol 01 Issue 01, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2022), 97.
2
Beberapa pengaruh syirik dalam kehidupan manusia yaitu:
ْ ش ِر ِك ْين
م ِن ْي ِب ْي ت ق˚ و ˚موا ص َ ْ ون ا ل
ْين ِه َل ْوه˚ وا َا ال ْي َٰلوة ل َت ˚ ْوا ˚م من
و ك
ِ رح ْون
ِه ِ من ال ِذ ن رق ْ ي ْ وكا ن˚ َ اۗ ح ْز
َ ب ْم د كل ْوا ي ْي ف ˚ َن م
ْي َما ْوا د
ب ش ه
2
2.2 Pengertian dan Objek Kufur
A. Definisi Kufur
Kata kufr berasal dari bahasa Arab yaitu kafara yang berarti ingkar. Moh Shofan
dalam buku Pluralisme Menyelamatkan Agama Agama menyebutkan, kufur dapat
diartikan menjadi dua hal. Pertama, kufur adalah mengingkari syariat dan tidak
mengakui Allah sebagai Tuhan dan Muhammad sebagai Nabi-Nya. Kedua, kufur
adalah mengingkari segala nikmat yang diberikan Allah. Contohnya adalah ketika
seseorang memanfaatkan kekayaan atau kesehatan yang diberikan Allah untuk
tujuan yang bertentangan dengan ajaran-Nya, seperti berbuat dosa
Jadi dapat disimpulkan, arti kufur yang pertama dilawankan dengan kata iman.
Sedangkan arti kufur yang kedua dilawankan dengan kata syukur. Orang yang tidak
mau sholat digolongkan menjadi orang yang kufur karena telah mengingkari nikmat
Allah. Ancaman bagi orang yang kufur telah dijelaskan dalam surat Ibrahim ayat 7
berikut:
Quraish Syihab dalam buku M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman
Yang patut Anda Ketahui menjelaskan, ada tiga hal yang menyebabkan seorang
mukmin menjadi kufur, yaitu:
1. Tidak mengakui adanya Allah yang Maha Esa dan kerasulan Nabi
Muhammad SAW.
2
3. Mengingkari kewajibannya sebagai orang Muslim, yakni meninggalkan
sholat, puasa, zakat, dan sebagainya. Selain itu menghalalkan minuman
haram, berjudi, zina, dan sebagainya.
2
B. Macam-Macam Kufur
Dikutip dari buku Ilmu Tauhid terbitan Duta Media Publishing, kufur dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu kufur besar dan kufur kecil. Perbedaannya terletak pada
akibat yang diterima oleh pelaku.19
م ما
ْ ِ عاص َي ِ ه ال ِ ه َ ْ َ ما ِد ت ْ مث ال ِذ ك
ٍف ل د ون ْو ٍم ّ ِر ْيح ْم َا ما م ِ“ا كر شتَد ْين ل ف وا
ْ ر ي ˚ر ِِّب ل َ ر
ق ع ه
شي ٍء ه ٰ ا ْل َب كسب˚ ْوا ع
˚َٰذ ِلك َو ال َ ِع ْيد َٰلى
ل ل
ض
Artinya: “Perumpamaan orang yang ingkar kepada Tuhannya, perbuatan mereka
seperti abu yang ditiup oleh angin keras pada suatu hari yang berangin kencang.
Mereka tidak kuasa (mendatangkan manfaat) sama sekali dari apa yang telah
mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.”
2) Kufur besar sering disebut sebagai kufur akidah, yaitu membuat pelakunya
dikeluarkan dalam Islam. Kufur besar dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
1) Munafik
Munafik adalah orang yang secara lahiriah mengaku beriman kepada Allah,
tetapi hatinya mempunyai maksud lain yang tidak didasari iman kepada Allah. Orang
yang memiliki sifat munafik dapat dilihat dari sikap dan perbuatannya. Sikap ini
merupakan perilaku yang paling hina sebagaimana disebutkan dalam surat An-Nisa
ayat 145 berikut:
19
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Quran), (Jakarta: Lentera Hati,
Vol 4, 2012), 304.
2
2) Murtad
Orang Islam yang memeluk agama lain. Perbuatan ini termasuk dalam golongan
yang paling jelek tingkatannya dalam kufur. Dalam kacamata Islam, orang murtad
dikategorikan sebagai orang yang tidak terhormat.
3) Musyrik
5) Syirik
20
Ruth Hayhoe, Religion and Education: Comparative and International Perspectives, hal 4
2
2. Toleransi dan Dialog
Selalu berlaku dengan bijak dan hormat terhadap orang lain, bahkan jika diri
sendiri tak setuju dengan keyakinan atau pandangan mereka. Berusaha untuk tak
menghina atau meremehkan keyakinan orang lain adalah langkah penting dalam
menjaga keharmonisan dan menghindari konflik.
A. Definisi Nifaq
21
Qurrotul Ainiyah dan Karsiyah,Konsep Kesatuan Iman, Iptek dan Amal Menuju Terbentuknya Insan
Kamil dalam Perspektif Pendidikan Islam, Volume 2, Nomor 2, Januari-Juni 2017.
2
Kata Nifāq secara istilah adalah sikap menyembunyikan sesuatu di dalam
hatinya karena tak ingin diketahui keberadaannya oleh orang lain sehingga
menampakkan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam hatinya. Atau
dengan kata lain nifāq ialah menyatakan keimanan padahal di balik itu tersimpan
kekufuran. Allah Swt. berfirman:
B. Macam-Macam Nifaq
3
agama dan pelakunya berada dalam kerak neraka. Allah SWT menyifati para pelaku
nifaq ini dengan berbagai kejahatan seperti kekufuran, ketiadaan iman, mengolok-
olok agama
22
Surah At-Taubah (Surah ke-9) ayat 67
3
dan pemeluknya serta kecenderungan kepada musuh-musuh untuk bergabung dengan
mereka dalam memusuhi Islam.
Dalam keadaan seperti itu, mereka masuk agama Islam untuk melakukan tipu
daya terhadap agama dan pemeluknya secara sembunyi-sembunyi juga agar mereka
bisa hidup bersama umat Islam dan merasa tenang dalam hal jiwa dan harta benda
mereka. Nifaq jenis i’tiqadi dibagi menjadi tiga macam, yakni:
- Mendustakan Rasulullah saw. atau mendustakan sebagian dari pada apa yang
beliau bawa.
- Membenci Rasulullah saw. atau membenci sebagian apa yang beliau bawa.
Dalam syariat islam, fasik adalah keluar dari ketaatan terhadap Allah SWT.
Secara bahasa fasik berasal dari kata dasar al-fisq yang berarti keluar (khuru). Para
ulama mendefinisikan fasik sebagai orang yang durhaka kepada Allah SWT karena
meninggalkan perintah-Nya atau melanggar ketentuan-Nya. Menurut Wahbah al-
3
Zuḥaylī orang fasik ialah seorang pendusta yang tidak melihat konsekuensi dari
kedustaannya tersebut dan menganggap kebohongannya suatu hal yang biasa.23
Tidak taat menjalankan perintah Allah SWT dan juga tidak taat pada Rasul-
Nya
B. Macam-Macam Fasik
Artinya, “Orang fasik terbagi atas dua jenis: yaitu fasik kafir dan fasik.24
1) Orang fasik yang kafir, adalah mereka yang tidak beriman kepada Allah
dan rasul SAW. Mereka keluar dari hidayah dan masuk ke dalam
kesesatan sebagaimana “fa fasaqa ‘an amri rabbihi” atau “ia mendurhakai
perintah Tuhannya,” (Surat Al-Kahfi ayat 50), yaitu keluar dari perintah
Allah untuk beriman.
23
M. Quraish Shihab, Secerah Cahaya Ilahi, 356-358
24
Imam Al-Ghazali, Kitab Mukasyafatul Qulub, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2019 M/1440 H,
halaman 27
3
orang fasik fajir dapat diharapkan melalui pertobatan sebelum wafat. Dosa dan
kemaksiatan orang fasik fajir umumnya berasal dari dorongan nafsu syahwat yang
dapat diharapkan pengampunannya. 25
A. Definisi Al-Kabair
Dosa besar (al-kabair) adalah setiap dosa yang diancam neraka, terkena laknat,
dimurkai, atau dikenai siksa. Hal ini disebutkan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya, dari
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. (Tafsir Ath-Thabari, 5:59)
ُ ْ ْ ا ك ِري اما
ْ ع ْ ْ ْ س ْ ون ْ جت ك َبا ُت ْن نت
نِ بُوا ِئر ما و ْنهُ ن ر ن م ِِّيئَا ِت م ْد ل م د ل
ِك ن
م
ك خك خ فِّ ع ك ه
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu
mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang
kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS. An-Nisa’: 31)
ر ِة
ِ ا ْل َم جت ك ر ا ْ َلف َواح ش َّ َّل اللَّ َم ر َ الَّ ِذي
واسع ف َم ۚ ِإن َّبك وا ي نِ بُون َبا ِْلثْ ِم
ِئ
غ ن
“(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang
selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Rabbmu maha luas ampunan-
Nya.” (QS. An-Najm: 32).
Al-lamam yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah dosa-dosa kecil. Berarti dosa
kecil dapat terhapus di antaranya karena menjauhi dosa-dosa besar. Pengertian al-
lamam lainnya adalah dosa yang telah diperbuat seseorang baik dosa besar maupun
dosa kecil lalu ia bertaubat darinya. 26
3
Beberapa contoh dosa besar antara lain:
25
Khairul Ghazali, Mereka Bukan Thghut Meluruskan Salah Paham Tentang Thaghut, t.tp, (Grafindo
Khazanah Ilmu, 2011), h. 87.
26
At-Tashil li Ta’wil At-Tanzil – Tafsir Juz’u Adz-Dzariyat, hlm. 188
3
Mengesakan Allah adalah prinsip dasar dalam Islam, dan syirik
adalah dosa terbesar yang dapat menghapuskan amal kebaikan
seseorang.
B. Dampak Al-Kabair
Dosa besar atau al-Kabair sangat memengaruhi ajaran Islam, baik secara
pribadi maupun sosial. Al-Kabair adalah istilah dalam Islam yang mengacu pada
dosa- dosa besar yang diharamkan dan dihukum berat. Ada banyak efek dosa besar
ini, mulai dari merusak hubungan seseorang dengan Allah hingga menyebabkan
ketidakseimbangan di masyarakat. Secara spiritual, al-Kabair memiliki kekuatan
untuk menghancurkan dasar iman seseorang dan menghancurkan hubungan antara
hamba dan Penciptanya.
Oleh karena itu, efek dosa besar dalam Islam sangat diingatkan sebagai
bahaya besar yang dapat menghancurkan kehidupan seseorang dan keharmonisan
masyarakat secara keseluruhan. Untuk itu, umat Islam harus menghindari al-Kabair
dan berusaha memperbaiki diri mereka sendiri untuk menciptakan lingkungan yang
lebih moral dan penuh berkah.
3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep seperti Syirik, Kufr, Nifaq, Fisq, dan al-Kabair memiliki makna dan
konsekuensi yang signifikan dalam ajaran Islam. Sementara Kufr mengacu pada
kekufuran atau penolakan terhadap kebenaran ajaran Islam, Syirik mengacu pada
perbuatan menyekutukan Allah dengan sesuatu atau seseorang.
Terakhir, al-Kabair adalah dosa-dosa besar yang secara khusus dihindari dan
dihukum dalam ajaran Islam. Dengan memahami konsep-konsep ini, umat Muslim
diingatkan untuk menjauhi perilaku yang dapat mengarah pada kesesatan dan untuk
menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam agar dapat mencapai keberkahan
dunia dan akhirat.
3.2 Saran
Sangat penting bagi umat Islam untuk meningkatkan iman dan ketaqwaan
mereka dalam menghadapi kenyataan konsep Syirik, Kufr, Nifaq, Fisq, dan al-
Kabair. Melalui pembacaan Al-Qur'an dan hadis, serta mendekatkan diri pada ilmu
agama, pemahaman Anda tentang ajaran Islam dapat ditingkatkan.
Selain itu, introspeksi diri harus dilakukan secara teratur untuk memastikan
bahwa sikap dan perilaku yang ditunjukkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai
Islam. Langkah-langkah yang perlu diambil juga termasuk menghindari pergaulan
yang buruk, memperkuat hubungan dengan sesama muslim, dan berusaha
menghindari lingkungan yang dapat memicu godaan dosa besar.
3
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Yusuf, Abu Muhammad al-Juwainy, “Risalah fi Itsbat al-Istiwa’ wa al-
Tawiq: 1998.
Abu Abdillah, 'Ubaidillah bin Muhammad bin Batt}ah al-'Abkary, "Al-Ibanah al-
Abu Ja’far al-T{abary, “Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an”, t.tp : Mu’assasah al-
Risalah, 2000.
Abu Abdillah, 'Ubaidillah bin Muhammad bin Battah al-'Abkary, "Al-Ibanah al-
Abu Muhammad, Ali bin Ahmad, “Al-Fasl fi al-Milal wa al-Ahwa’wa al-Nihal”, Al-