Anda di halaman 1dari 35

Kuis

Perencanaan Strategis Sistem Informasi


Selasa 07:30 – 10:00
Kelas BC
Dr. Julisar., SE., Ak., MM., CA., CertDA

NIM: 202170023
Nama: Jesen Andreas

Jurusan Akuntansi
Trisakti School of Management
Bekasi
2023
Kuis pertemuan 12-14
1. Kuis adalah individu
2. Dibuat di Microsoft Word, pergunakan cover depan KUIS.
3. Nama file → nim_nama_nama kelas_pert 12-14_pssi
Materi kuis
Dari buku → Efraim Turban, Carol Pollard, Gregory Wood (2021). Information
Technology for Management: Driving Digital Transformation to Increase Local and
Global Performance, Growth and Sustainability. 12th Edition. Wiley. ISBN: 978-11-1980-
252-5
1. Pertemuan 12 - Chapter 12 - IT Strategy, Sourcing, and Strategic Technology
Trends Trisakti School of Management https://www.tsm.ac.id/en/home-en/
merupakan institusi di bidang Pendidikan.
a) Uraikan Information Technology yang terdapat di Trisakti School of
Management.

Pengertian Information Technology


Information Technology (IT) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan segala bentuk teknologi yang berkaitan dengan pemrosesan,
penyimpanan, dan pertukaran informasi secara elektronik. IT mencakup
berbagai aspek, termasuk perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), jaringan komunikasi, infrastruktur teknologi, serta strategi dan
praktik yang terkait.

Pada tingkat dasar, IT melibatkan penggunaan komputer dan perangkat keras


lainnya untuk mengelola, menyimpan, dan mengakses informasi. Ini meliputi
komputer pribadi, server, perangkat mobile, perangkat jaringan, dan berbagai
perangkat elektronik lainnya. Selain itu, IT juga mencakup pengembangan,
pengujian, dan implementasi perangkat lunak yang digunakan untuk
memproses dan menganalisis data.

Jaringan komunikasi adalah komponen penting dalam IT, yang memungkinkan


pertukaran informasi antara perangkat dan sistem yang terhubung. Jaringan
dapat berupa jaringan lokal (LAN), jaringan luas (WAN), atau internet yang lebih
luas. Teknologi jaringan meliputi infrastruktur kabel, protokol komunikasi, dan
perangkat jaringan seperti router dan switch.
Selain itu, IT juga melibatkan pengembangan strategi, kebijakan, dan praktik
terkait pengelolaan informasi dan teknologi dalam suatu organisasi. Ini
mencakup pengelolaan basis data, keamanan informasi, pengelolaan proyek IT,
dukungan teknis, dan layanan pengguna.

Secara keseluruhan, IT melibatkan pemanfaatan teknologi dan sistem informasi


untuk mengelola informasi, meningkatkan efisiensi operasional, memfasilitasi
komunikasi, mendukung pengambilan keputusan, dan memberikan nilai
tambah bagi organisasi dan masyarakat secara umum.

Penerapan IT di Lembaga Pendidikan


Penerapan Teknologi Informasi (TI) di lembaga pendidikan memiliki peran
penting dalam meningkatkan efisiensi, kualitas, dan aksesibilitas pendidikan.
Beberapa contoh penerapan TI di lembaga pendidikan meliputi:

 Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS): Penggunaan LMS


memungkinkan lembaga pendidikan untuk menyediakan platform
online untuk mengelola dan menyampaikan materi pembelajaran
kepada siswa. LMS juga memfasilitasi interaksi antara siswa dan guru
melalui fitur seperti forum diskusi, tugas online, dan penilaian daring.

 E-learning: Pemanfaatan e-learning atau pembelajaran elektronik


memungkinkan siswa untuk mengakses materi pembelajaran secara
online, baik melalui modul, video, atau multimedia interaktif. E-learning
juga memungkinkan pembelajaran jarak jauh (remote learning) yang
fleksibel dan dapat diakses kapan saja.

 Sistem Informasi Akademik: Implementasi sistem informasi akademik


mempermudah administrasi pendidikan, seperti pendaftaran siswa,
pengelolaan data siswa, penjadwalan pelajaran, dan penilaian. Sistem
ini juga membantu dalam pengarsipan dan pemrosesan data yang lebih
efisien.

 Perpustakaan Digital: Pembentukan perpustakaan digital


memungkinkan akses luas terhadap koleksi buku, jurnal, dan sumber
belajar lainnya secara online. Siswa dapat mengakses sumber daya ini
dari mana saja, meningkatkan aksesibilitas dan pembelajaran mandiri.

 Papan Informasi Interaktif: Penggunaan papan informasi interaktif


dalam ruang kelas memungkinkan guru untuk menyajikan materi
pembelajaran dengan lebih menarik dan interaktif. Siswa dapat
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran melalui fitur-fitur seperti
pena digital, multimedia, dan berbagi layar.

 Sistem Manajemen Keuangan: Penerapan sistem manajemen keuangan


berbasis TI membantu lembaga pendidikan dalam mengelola keuangan,
pembayaran siswa, dan pelaporan keuangan. Hal ini mempermudah
transparansi dan efisiensi dalam proses keuangan.

 Komunikasi dan Kolaborasi: Teknologi informasi memfasilitasi


komunikasi dan kolaborasi antara siswa, guru, dan orang tua.
Penggunaan email, platform obrolan (chat), dan media sosial pendidikan
dapat meningkatkan interaksi dan pertukaran informasi yang efektif.

 Keamanan dan Privasi Data: Dalam penerapan TI, penting untuk


memastikan keamanan dan privasi data siswa dan staf. Sistem
keamanan informasi yang memadai, pengelolaan akses yang tepat, serta
kebijakan privasi yang jelas harus diterapkan untuk melindungi
integritas dan kerahasiaan data.

Penerapan TI di lembaga pendidikan memiliki potensi untuk meningkatkan


pengalaman belajar, kolaborasi, dan efisiensi operasional. Namun, penting
untuk merencanakan dan mengelola implementasi TI dengan baik,
mempertimbangkan kebutuhan pendidikan, infrastruktur teknologi yang
memadai, dan pelatihan yang tepat bagi staf dan siswa.

Penerapan IT di Trisakti School of Management


Penerapan Teknologi Informasi (TI) di Trisakti School of Management (TSM)
memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi administrasi, kualitas
pembelajaran, dan pengalaman mahasiswa. Sebagai contoh:
 Sistem Manajemen Akademik: Implementasi sistem manajemen
akademik berbasis TI membantu dalam pengelolaan data mahasiswa,
penjadwalan kuliah, pendaftaran mata kuliah, dan penilaian. Sistem ini
mempermudah proses administrasi, mengurangi kesalahan data, dan
memberikan akses cepat kepada mahasiswa dan staf.

 Pembelajaran Daring: Pemanfaatan pembelajaran daring atau e-


learning memungkinkan mahasiswa untuk mengakses materi kuliah,
tugas, dan sumber belajar secara online. Platform pembelajaran daring
dapat mencakup modul interaktif, video kuliah, forum diskusi, dan tes
online.

 Laboratorium Komputer dan Perangkat Lunak: TSM dapat menyediakan


laboratorium komputer dengan perangkat lunak terkini yang relevan
dengan program studi. Mahasiswa dapat menggunakan laboratorium ini
untuk praktikum, penelitian, dan pengembangan keterampilan TI.

 E-Perpustakaan: TSM dapat membangun perpustakaan digital atau e-


perpustakaan yang memungkinkan akses luas terhadap koleksi buku,
jurnal, dan sumber belajar elektronik. Mahasiswa dapat mencari dan
mengakses informasi yang dibutuhkan secara online, meningkatkan
efisiensi dalam penelitian dan tugas akademik.

 Sistem Keuangan dan Pembayaran: Implementasi sistem keuangan


berbasis TI membantu dalam pengelolaan keuangan, pembayaran uang
kuliah, dan pelaporan keuangan. Mahasiswa dapat melakukan
pembayaran secara online melalui portal pembayaran yang aman dan
memperoleh informasi keuangan yang terkini.

 Komunikasi dan Kolaborasi: Pemanfaatan email, platform obrolan, dan


media sosial pendidikan memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antara
mahasiswa, dosen, dan staf administrasi. Mahasiswa dapat berinteraksi
dengan dosen untuk konsultasi, berbagi informasi dengan sesama
mahasiswa, dan mendapatkan pengumuman penting.

 Analisis Data dan Pelaporan: Penggunaan sistem analisis data dan


pelaporan berbasis TI membantu dalam pengolahan data akademik dan
administratif. TSM dapat menggunakan teknik analisis data untuk
mendapatkan wawasan tentang prestasi akademik mahasiswa,
keberhasilan program studi, dan pemantauan indikator kinerja.

 Keamanan Informasi: Penting untuk menjaga keamanan informasi


mahasiswa, termasuk data pribadi dan akademik. TSM harus
menerapkan kebijakan keamanan informasi yang ketat, seperti
penggunaan otentikasi dua faktor, perlindungan data dengan enkripsi,
dan pelatihan keamanan informasi bagi staf dan mahasiswa.

Penerapan TI di TSM dapat meningkatkan efisiensi operasional, memberikan


pengalaman pembelajaran yang lebih interaktif, dan meningkatkan kualitas
layanan pendidikan. Penting untuk merencanakan dan mengelola penerapan TI
dengan baik, termasuk pemilihan sistem yang sesuai, pelatihan pengguna, dan
pemeliharaan infrastruktur teknologi yang memadai.

Kesimpulan
Penerapan Teknologi Informasi (TI) di Trisakti School of Managemenr (TSM)
memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi administrasi, kualitas
pembelajaran, dan pengalaman mahasiswa. Dalam konteks TSM, beberapa
contoh penerapan TI meliputi sistem manajemen akademik, pembelajaran
daring, laboratorium komputer, e-perpustakaan, sistem keuangan dan
pembayaran, komunikasi dan kolaborasi, analisis data dan pelaporan, serta
keamanan informasi. Penerapan TI ini dapat meningkatkan efisiensi
operasional, memberikan pengalaman pembelajaran yang interaktif, dan
meningkatkan kualitas layanan pendidikan. Penting untuk merencanakan dan
mengelola penerapan TI dengan baik, termasuk pemilihan sistem yang sesuai,
pelatihan pengguna, dan pemeliharaan infrastruktur teknologi yang memadai.

b) Apakah saudara akan menggunakan sourcing? Jelaskan.

Pengertian Sourcing
Sourcing adalah proses yang melibatkan identifikasi, penilaian, dan pengadaan
sumber daya yang diperlukan oleh suatu organisasi untuk menjalankan
operasionalnya. Tujuan utama dari sourcing adalah untuk memperoleh sumber
daya yang optimal, baik itu barang, jasa, atau tenaga kerja, dengan
mempertimbangkan faktor seperti kualitas, harga, keandalan, kecepatan
pengiriman, dan aspek lain yang relevan.

Sourcing dapat mencakup berbagai aspek dalam bisnis, seperti pengadaan


bahan baku untuk produksi, pengadaan teknologi dan perangkat keras,
outsourcing layanan seperti tenaga pemasaran atau keuangan, atau mencari
tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Dalam rangka mencapai keberhasilan dalam proses sourcing, penting untuk


melakukan analisis yang komprehensif, penelitian pasar, dan evaluasi terhadap
pemasok yang potensial. Selain itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan
faktor-faktor seperti keberlanjutan lingkungan, kepatuhan terhadap regulasi,
dan etika bisnis dalam pengambilan keputusan sourcing.

Langkah-Langkah Sourcing
Proses sourcing dimulai dengan penentuan kebutuhan organisasi. Hal ini
melibatkan identifikasi apa yang dibutuhkan, baik dalam hal spesifikasi produk
atau layanan, jumlah yang diperlukan, dan jangka waktu pengadaan.
Kemudian, langkah berikutnya adalah melakukan pencarian pemasok potensial
yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Pencarian pemasok dapat dilakukan melalui berbagai sumber, seperti melalui


jaringan bisnis, pameran, situs web, atau menggunakan platform e-sourcing.
Selama proses ini, organisasi akan mengevaluasi pemasok berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan, seperti kapabilitas, reputasi, pengalaman, kepatuhan
terhadap standar kualitas, dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
spesifik.

Setelah pemasok-pemasok potensial teridentifikasi, langkah selanjutnya


adalah melakukan negosiasi kontrak. Pada tahap ini, organisasi dan pemasok
akan berdiskusi tentang persyaratan, harga, jangka waktu pengiriman, kondisi
pembayaran, serta aspek lain yang relevan. Tujuannya adalah untuk mencapai
kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Setelah kesepakatan dicapai, proses pengadaan dimulai. Organisasi akan


mengirimkan pesanan kepada pemasok yang dipilih, dan pemasok akan
menyediakan barang atau jasa yang diperlukan sesuai dengan persyaratan yang
telah disepakati. Proses ini melibatkan pengelolaan logistik, pemantauan
pengiriman, dan penerimaan barang atau layanan yang diperoleh.

Selanjutnya, pengelolaan hubungan dengan pemasok yang terpilih menjadi


penting. Organisasi harus menjaga komunikasi yang baik dengan pemasok,
memastikan kualitas dan keandalan sumber daya yang diperoleh, serta
mengevaluasi kinerja pemasok secara teratur.

Jenis-Jenis Sourcing
Terdapat beberapa jenis sourcing yang umum digunakan oleh organisasi untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Berikut ini adalah beberapa jenis sourcing yang
umum diterapkan:

 Insourcing: Insourcing atau in-house sourcing adalah jenis sourcing di


mana organisasi memilih untuk menjalankan fungsi atau kegiatan bisnis
secara internal. Dalam hal ini, organisasi menggunakan sumber daya
internal, seperti karyawan, infrastruktur, dan kemampuan internal
untuk menjalankan operasionalnya. Insourcing memberikan kontrol
yang lebih besar kepada organisasi terhadap proses bisnis, namun juga
menuntut investasi yang lebih besar dalam sumber daya internal.

 Outsourcing: Outsourcing adalah kebalikan dari insourcing, di mana


organisasi mempercayakan fungsi atau kegiatan bisnis kepada pihak
eksternal. Dalam hal ini, organisasi menyewa atau mengontrak pihak
ketiga untuk melaksanakan tugas atau layanan tertentu. Outsourcing
dapat meliputi berbagai aspek bisnis, seperti IT, keuangan, pemasaran,
logistik, atau produksi. Tujuan dari outsourcing adalah untuk
mengoptimalkan efisiensi, mengurangi biaya, dan memanfaatkan
keahlian khusus yang dimiliki oleh pihak eksternal.

 Offshoring: Offshoring melibatkan pemindahan fungsi bisnis atau


produksi ke negara lain. Dalam hal ini, organisasi memilih untuk
menjalankan operasionalnya di luar negara asalnya. Motivasi umum di
balik offshoring adalah memanfaatkan tenaga kerja yang lebih murah,
akses ke pasar global, keahlian khusus, atau faktor-faktor lain yang
menguntungkan. Offshoring dapat melibatkan pengiriman pekerjaan,
pengembangan produk, layanan pelanggan, atau manufaktur.

 Nearshoring: Nearshoring adalah variasi dari offshoring, di mana


organisasi memindahkan fungsi bisnis atau produksi ke negara yang
berdekatan secara geografis. Tujuan utama dari nearshoring adalah
memperoleh keuntungan dari waktu yang lebih dekat, kesamaan
budaya atau bahasa, dan pengurangan kompleksitas logistik yang terkait
dengan offshoring jarak jauh. Nearshoring sering kali dilakukan antara
negara yang berdekatan atau dalam wilayah geografis yang sama.

 Crowdsourcing: Crowdsourcing melibatkan penggunaan massa atau


kelompok besar orang untuk memecahkan masalah, menghasilkan ide,
atau memberikan kontribusi dalam suatu proyek. Organisasi
mengajukan permintaan kepada masyarakat luas atau kelompok
tertentu untuk berpartisipasi dalam proses pencarian solusi atau
penghasilan konten. Crowdsourcing memanfaatkan keahlian dan
keragaman massa untuk memperoleh hasil yang kreatif dan inovatif.

 Joint Venture: Joint venture adalah bentuk sourcing di mana dua atau
lebih organisasi sepakat untuk bekerja sama dalam suatu proyek atau
usaha bisnis. Dalam joint venture, organisasi membagi risiko, sumber
daya, keahlian, dan keuntungan dengan pihak lain. Bentuk kerjasama ini
memungkinkan organisasi untuk memperoleh akses ke sumber daya
tambahan, membagi biaya pengembangan atau produksi, dan
memanfaatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh mitra.

 Partnership: Partnership adalah bentuk sourcing yang melibatkan


kemitraan jangka panjang antara organisasi dengan pihak lain yang
saling menguntungkan. Dalam partnership, organisasi dan mitra bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama, seperti pengembangan produk,
pemasaran, atau ekspansi ke pasar baru. Partnership memungkinkan
organisasi untuk memanfaatkan keahlian dan sumber daya mitra, serta
memperkuat posisi kompetitif secara kolektif.

Setiap jenis sourcing memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan


organisasi harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya, keahlian yang
diperlukan, fleksibilitas, dan strategi bisnis dalam memilih jenis sourcing yang
sesuai untuk kebutuhan mereka.

Manfaat Sourcing
Sourcing, baik dalam bentuk insourcing maupun outsourcing, memiliki
sejumlah manfaat yang dapat diperoleh oleh organisasi. Berikut adalah
beberapa manfaat utama dari penerapan sourcing:

 Keahlian Khusus: Dengan melakukan sourcing, organisasi dapat


memanfaatkan keahlian khusus yang dimiliki oleh pihak eksternal atau
mitra. Hal ini memungkinkan organisasi untuk mendapatkan
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang mungkin tidak
dimiliki secara internal. Keahlian khusus ini dapat membantu
meningkatkan kualitas, efisiensi, dan inovasi dalam operasional
organisasi.

 Fokus pada Core Competencies: Dengan menggunakan sourcing,


organisasi dapat memfokuskan sumber daya internalnya pada inti
kompetensinya yang paling penting. Dengan mempercayakan fungsi
pendukung atau tidak inti kepada pihak eksternal, organisasi dapat
mengalokasikan lebih banyak waktu, energi, dan sumber daya untuk
mengembangkan dan memperkuat keunggulan kompetitif yang
membedakan mereka di pasar.

 Biaya yang Lebih Efisien: Sourcing dapat membantu organisasi


mengoptimalkan biaya operasional. Melalui outsourcing, organisasi
dapat mengurangi biaya overhead yang terkait dengan
mempertahankan tim internal, investasi dalam infrastruktur, dan
pelatihan karyawan. Sourcing juga memungkinkan organisasi untuk
memanfaatkan skala ekonomi dan mengakses sumber daya yang lebih
murah atau efisien.

 Akses ke Sumber Daya Tambahan: Dalam beberapa kasus, organisasi


mungkin tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menjalankan
fungsi tertentu secara efektif. Dengan melakukan sourcing, organisasi
dapat memperoleh akses ke sumber daya tambahan yang diperlukan,
seperti teknologi, peralatan, atau infrastruktur. Hal ini membantu
organisasi untuk memenuhi kebutuhan mereka tanpa harus melakukan
investasi besar atau menghadapi risiko yang tinggi.

 Fleksibilitas dan Responsivitas: Sourcing dapat memberikan fleksibilitas


yang lebih besar kepada organisasi dalam menghadapi perubahan pasar
atau permintaan pelanggan yang cepat. Dalam situasi di mana
permintaan naik atau turun secara tiba-tiba, organisasi dapat dengan
cepat menyesuaikan kapasitas atau sumber daya yang dibutuhkan
melalui outsourcing atau insourcing yang lebih fleksibel.

 Peningkatan Kualitas dan Efisiensi: Dengan memanfaatkan keahlian


khusus dan pengalaman pihak eksternal, organisasi dapat meningkatkan
kualitas produk atau layanan yang mereka berikan. Selain itu, sourcing
juga dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional melalui
penggunaan praktik terbaik, teknologi canggih, atau proses yang
dioptimalkan yang dimiliki oleh mitra atau pihak eksternal.

 Skalabilitas: Sourcing memungkinkan organisasi untuk mengatasi


tantangan skalabilitas. Dalam situasi di mana permintaan meningkat
secara signifikan, organisasi dapat dengan mudah meningkatkan
kapasitas produksi atau layanan dengan mengandalkan sumber daya
dari mitra atau pihak eksternal. Hal ini membantu organisasi untuk tetap
responsif terhadap pertumbuhan atau perubahan kebutuhan pasar.

Penting untuk dicatat bahwa manfaat sourcing dapat bervariasi tergantung


pada konteks, tujuan organisasi, dan jenis sourcing yang dilakukan. Oleh karena
itu, organisasi perlu melakukan evaluasi yang cermat dan perencanaan yang
matang sebelum memutuskan untuk mengadopsi strategi sourcing tertentu.

Kesimpulan
Sourcing dapat menjadi pilihan yang baik untuk suatu bisnis dengan
pertimbangan yang tepat. Dalam beberapa situasi, sourcing dapat memberikan
manfaat signifikan seperti akses ke keahlian khusus, fokus pada inti
kompetensi, pengoptimalan biaya, akses sumber daya tambahan, fleksibilitas,
peningkatan kualitas dan efisiensi, serta skalabilitas. Namun, keputusan untuk
menggunakan sourcing harus didasarkan pada analisis yang cermat terkait
dengan tujuan bisnis, kebutuhan spesifik, risiko yang terkait, serta kemampuan
untuk mengelola dan memantau kinerja pihak eksternal. Sourcing bukanlah
solusi yang cocok untuk semua bisnis, dan perlu ada evaluasi yang
berkelanjutan untuk memastikan bahwa sourcing tetap sesuai dengan strategi
dan kebutuhan bisnis yang terus berkembang.

c) Jika saudara sebagai Chief Information Technology di Trisakti School of


Management, Information Technology Strategy apakah yang akan saudara
terapkan? Jelaskan

Pengertian Chief Information Technology


Chief Information Technology Officer (CITO) adalah seorang eksekutif tingkat
senior dalam organisasi yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap
pengelolaan dan pengembangan teknologi informasi (TI) dalam perusahaan.
Tugas CITO mencakup beberapa area penting dalam TI, seperti perencanaan
strategis, pengawasan operasional, keamanan data, pengelolaan anggaran,
inovasi teknologi, dan transformasi digital.

Salah satu tanggung jawab utama CITO adalah merumuskan dan melaksanakan
strategi TI yang sesuai dengan tujuan bisnis organisasi. CITO harus memahami
visi perusahaan dan memastikan bahwa infrastruktur TI dan aplikasi perangkat
lunak yang ada mendukung kebutuhan bisnis. Mereka juga bertanggung jawab
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi teknologi baru yang dapat
memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan.

Selain itu, CITO juga bertanggung jawab atas keamanan data dan privasi
perusahaan. Mereka harus memastikan adanya kebijakan keamanan yang
ketat, melindungi data sensitif perusahaan dari ancaman dan serangan siber,
serta memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan standar keamanan yang
berlaku.

CITO juga memiliki peran penting dalam pengelolaan anggaran TI. Mereka
harus mengelola sumber daya dan anggaran dengan efisien, memprioritaskan
investasi TI yang penting, serta memastikan bahwa proyek-proyek TI sesuai
dengan tujuan bisnis dan memberikan nilai tambah yang diharapkan.
Selain tugas-tugas tersebut, CITO juga bertanggung jawab atas inovasi
teknologi dan transformasi digital. Mereka harus selalu memantau tren dan
perkembangan teknologi terkini, mengevaluasi potensi penerapan teknologi
baru dalam organisasi, dan memimpin upaya untuk memanfaatkan teknologi
dengan cara yang inovatif dan efektif.

Sebagai pemimpin TI, CITO juga harus memiliki kemampuan kepemimpinan


yang kuat. Mereka harus dapat memimpin tim TI, memotivasi anggota tim, dan
membangun hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan internal dan
eksternal. Kolaborasi dengan departemen lain dalam organisasi juga penting
untuk memastikan integrasi yang baik antara TI dan fungsi-fungsi lainnya.

Secara keseluruhan, peran CITO sangat krusial dalam mengarahkan dan


mengelola fungsi TI dalam organisasi. Dengan kepemimpinan yang efektif dan
pemahaman yang mendalam tentang TI, CITO dapat memberikan kontribusi
yang signifikan dalam mendorong keberhasilan bisnis dan mencapai tujuan
strategis perusahaan.

Penerapan IT Strategy pada Lembaga Pendidikan


Penerapan IT Strategy pada lembaga pendidikan dapat mencakup beberapa
aspek berikut:

 Infrastruktur TI: Lembaga pendidikan perlu memiliki infrastruktur TI


yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar. Ini
meliputi jaringan komputer yang handal, akses internet yang cepat, dan
sistem penyimpanan data yang aman. Infrastruktur ini harus dirancang
dan dikelola dengan baik agar dapat menangani jumlah pengguna yang
besar dan menjaga ketersediaan dan keamanan data.

 Sistem Manajemen Pembelajaran (Learning Management System):


Implementasi LMS dapat membantu lembaga pendidikan dalam
menyediakan platform digital yang memfasilitasi proses pengajaran dan
pembelajaran. LMS memungkinkan pengajaran online, pengiriman
materi pembelajaran, tugas dan penilaian, serta interaksi antara siswa
dan guru secara virtual. Pemilihan, implementasi, dan pengelolaan LMS
yang tepat akan membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas
proses pendidikan.

 Sistem Informasi Akademik: Sistem informasi akademik adalah solusi TI


yang digunakan untuk mengelola data siswa, jadwal kuliah, transkrip,
penilaian, dan administrasi akademik lainnya. Penerapan sistem
informasi akademik yang baik akan meningkatkan efisiensi dalam
pengelolaan data, memudahkan akses informasi siswa dan dosen, serta
meningkatkan kualitas pelaporan akademik.

 Teknologi E-learning: Penggunaan teknologi e-learning, seperti video


pembelajaran, webinar, dan platform kolaborasi online, dapat
memperkaya pengalaman pembelajaran siswa. E-learning
memungkinkan akses pembelajaran jarak jauh, kolaborasi antar siswa,
dan akses ke konten pembelajaran yang lebih luas. Penerapan teknologi
e-learning yang baik akan membantu lembaga pendidikan dalam
menghadapi tantangan pembelajaran jarak jauh dan memfasilitasi
pembelajaran yang lebih fleksibel.

 Keamanan Informasi: Lembaga pendidikan juga perlu memperhatikan


aspek keamanan informasi. Perlindungan data siswa dan keamanan
jaringan harus menjadi prioritas. Implementasi kebijakan keamanan
yang tepat, seperti enkripsi data, kebijakan sandi yang kuat, dan
pemantauan sistem keamanan, akan membantu melindungi informasi
sensitif dan mencegah adanya ancaman keamanan.

Dalam penerapan IT Strategy pada lembaga pendidikan, penting untuk memiliki


rencana strategis yang jelas, melibatkan semua pemangku kepentingan, dan
memastikan dukungan keuangan dan sumber daya manusia yang cukup. Selain
itu, evaluasi dan pemantauan secara terus-menerus diperlukan untuk
memastikan bahwa strategi IT terus diperbarui dan disesuaikan dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan lembaga pendidikan.

Penerapan IT Strategy di Trisakti School of Management


Sebagai Chief Information Technology Officer (CITO) di suatu Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi, saya memiliki peran penting dalam mengelola dan mengarahkan
fungsi teknologi informasi (TI) di lembaga tersebut. Berikut adalah beberapa
langkah yang akan saya lakukan:

 Perencanaan Strategis TI: Buatlah rencana strategis TI yang sesuai


dengan visi, misi, dan tujuan lembaga. Identifikasi kebutuhan TI yang
mendukung aktivitas akademik, administrasi, dan pengembangan
lembaga. Tentukan prioritas dan jangka waktu pelaksanaan rencana
tersebut.

 Infrastruktur TI: Pastikan bahwa lembaga memiliki infrastruktur TI yang


memadai, termasuk jaringan komputer yang handal, perangkat keras
yang memadai, dan sistem penyimpanan data yang aman. Evaluasi dan
perbarui infrastruktur sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
teknologi.

 Sistem Manajemen Pembelajaran: Implementasikan dan kelola sistem


manajemen pembelajaran (Learning Management System) yang
mendukung proses pengajaran dan pembelajaran di lembaga. Pastikan
sistem ini dapat memfasilitasi pengiriman materi, kolaborasi online
antara dosen dan mahasiswa, serta penilaian akademik.

 Sistem Informasi Akademik: Pastikan bahwa lembaga memiliki sistem


informasi akademik yang efisien dan terintegrasi. Sistem ini harus
mencakup pengelolaan data mahasiswa, jadwal kuliah, penilaian, dan
administrasi akademik lainnya. Pastikan sistem ini dapat memberikan
informasi yang akurat dan tepat waktu.

 Keamanan Informasi: Berikan perhatian khusus pada keamanan


informasi di lembaga. Implementasikan kebijakan dan prosedur
keamanan yang ketat untuk melindungi data sensitif dan mencegah
ancaman keamanan. Lakukan pemantauan dan evaluasi keamanan
secara teratur.

 Transformasi Digital: Identifikasi peluang untuk menerapkan teknologi


yang inovatif dalam kegiatan lembaga, seperti penggunaan teknologi e-
learning, analitik data, atau kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Selidiki kemungkinan mengadopsi solusi teknologi yang dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional lembaga.

 Manajemen Tim TI: Bangun tim TI yang kompeten dan berdedikasi. Pilih
dan latih staf dengan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai.
Berikan arahan, motivasi, dan dukungan untuk meningkatkan kinerja
tim.

 Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan: Jalin kerjasama yang baik


dengan pihak-pihak terkait, seperti dosen, mahasiswa, dan bagian
administrasi. Dengan berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif,
saya dapat memahami kebutuhan mereka dan memberikan solusi TI
yang relevan.

 Evaluasi dan Pembaruan: Lakukan evaluasi berkala terhadap


implementasi strategi TI. Tinjau kembali rencana, evaluasi hasil, dan
identifikasi area yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Tetap
mengikuti perkembangan teknologi terbaru dan terapkan inovasi yang
sesuai dengan kebutuhan lembaga.

Melalui langkah-langkah ini, saya dapat memainkan peran strategis dalam


mendukung pengembangan TI di Trisakti School of Management,
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas layanan TI yang diberikan
kepada dosen, mahasiswa, dan seluruh pemangku kepentingan lembaga.

d) Jelaskan Strategic Technology Trends yang akan saudara terapkan di Gojek.


Sebagai Chief Information Technology Officer di Gojek, saya memiliki tanggung
jawab untuk mempertimbangkan beberapa Strategic Technology Trends yang
dapat diterapkan dalam organisasi kami. Pertama, saya akan menerapkan
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence - AI) untuk meningkatkan
pengalaman pengguna dan efisiensi operasional. Misalnya, kami dapat
menggunakan chatbot untuk layanan pelanggan dan analitik prediktif untuk
meningkatkan keakuratan prediksi permintaan. Selain itu, saya akan
memanfaatkan Internet of Things (IoT) dengan menghubungkan perangkat dan
memperoleh data real-time untuk penjadwalan dan pemantauan armada
kendaraan, pembayaran nirkontak, serta pemantauan suhu dan kelembaban
dalam pengiriman makanan.
Selanjutnya, Komputasi Awan (Cloud Computing) akan menjadi prioritas kami
untuk meningkatkan skalabilitas, ketersediaan, dan fleksibilitas sistem. Dengan
memanfaatkan infrastruktur cloud, kami dapat mengelola volume data yang
besar, memberikan akses mudah dan cepat ke layanan, serta meningkatkan
keamanan dan pemulihan bencana. Pengolahan Data Besar (Big Data) juga
akan kami terapkan untuk menghasilkan wawasan berharga dari volume data
yang besar. Hal ini akan membantu kami menganalisis perilaku pengguna,
mengoptimalkan penugasan dan pemetaan armada, serta mengidentifikasi
tren dan peluang bisnis baru.

Keamanan Cyber (Cybersecurity) menjadi fokus utama kami dalam melindungi


data pengguna dan sistem dari ancaman keamanan. Kami akan memastikan
perlindungan data yang kuat, menggunakan teknologi enkripsi yang aman, dan
mengimplementasikan praktik keamanan yang ketat untuk menjaga informasi
sensitif pengguna tetap aman. Selain itu, kami akan mempertimbangkan
penerapan Realitas Virtual dan Augmented (VR/AR) untuk meningkatkan
pengalaman pengguna. Misalnya, penggunaan AR untuk memudahkan navigasi
pengemudi dan VR dalam lingkungan pelatihan bagi pengemudi baru.

Automasi dan Otomatisasi akan kami terapkan untuk meningkatkan efisiensi


bisnis kami. Kami akan mengotomatisasi proses penjadwalan, pembayaran,
dan manajemen inventaris untuk mengurangi kesalahan manusia dan
mempercepat waktu respons. Terakhir, kami akan mempertimbangkan
penerapan teknologi blockchain untuk meningkatkan transparansi dan
keamanan transaksi. Dalam konteks Gojek, teknologi blockchain dapat
digunakan dalam sistem pembayaran, keamanan data pengguna, serta
manajemen reputasi dan umpan balik pengguna.

Penerapan Strategic Technology Trends ini akan membantu Gojek tetap


inovatif, kompetitif, dan siap menghadapi tantangan dalam industri layanan
transportasi dan perdagangan elektronik. Sebagai CITO, saya akan melakukan
penelitian, analisis, dan perencanaan yang matang sebelum mengadopsi tren
teknologi tersebut, serta memastikan integrasi yang tepat dengan strategi
bisnis perusahaan kami.
2. Pertemuan 13 – Chapter 13 - Systems Development and Project, Program and
Portfolio Management
a) Jelaskan keterkaitan antara System Development and Project, Program and
Portfolio Management.

Pengertian System Development and Project


Sistem pengembangan dan proyek (System Development and Project) merujuk
pada proses yang terlibat dalam merancang, mengembangkan, dan
mengimplementasikan sistem informasi atau aplikasi yang memenuhi
kebutuhan bisnis atau organisasi tertentu. Hal ini melibatkan serangkaian
langkah dan metode yang digunakan untuk memastikan bahwa proyek
pengembangan sistem berhasil dan menghasilkan solusi yang efektif.

Pengembangan sistem mencakup semua tahapan dari awal hingga akhir,


termasuk analisis kebutuhan, perencanaan, desain, pengembangan, pengujian,
implementasi, dan pemeliharaan sistem yang dibuat. Proses ini biasanya diatur
dalam kerangka kerja proyek yang melibatkan tim pengembang, pemangku
kepentingan, dan pihak yang terlibat dalam proyek.

Beberapa tahapan umum dalam pengembangan sistem dan proyek meliputi:

 Analisis kebutuhan: Tahap ini melibatkan mengidentifikasi dan


memahami kebutuhan bisnis atau organisasi yang memotivasi
pengembangan sistem. Tujuan utama adalah mengumpulkan
persyaratan fungsional dan non-fungsional yang harus dipenuhi oleh
sistem yang akan dikembangkan.

 Perencanaan proyek: Tahap perencanaan melibatkan mengidentifikasi


tujuan proyek, penentuan jadwal, alokasi sumber daya, dan penentuan
anggaran. Proses ini melibatkan pengembangan rencana proyek yang
rinci untuk memandu semua tahapan pengembangan selanjutnya.

 Desain sistem: Pada tahap ini, desain sistem secara keseluruhan dibuat
berdasarkan persyaratan yang telah dikumpulkan sebelumnya. Ini
melibatkan perancangan arsitektur sistem, desain database, desain
antarmuka pengguna, dan desain komponen perangkat lunak lainnya
yang akan menjadi bagian dari sistem.
 Pengembangan perangkat lunak: Tahap ini melibatkan implementasi
desain sistem yang telah ditentukan sebelumnya. Tim pengembang akan
membuat kode perangkat lunak, menguji fungsi-fungsi yang
dikembangkan, dan mengintegrasikan komponen-komponen sistem.

 Pengujian dan validasi: Setelah pengembangan perangkat lunak selesai,


tahap pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa sistem berfungsi
dengan baik dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Ini
melibatkan pengujian fungsionalitas, pengujian integrasi, pengujian
kinerja, dan pengujian keamanan.

 Implementasi: Setelah pengujian selesai dan sistem dinyatakan siap,


implementasi dilakukan dengan memindahkan sistem ke lingkungan
produksi atau menggantikan sistem yang ada. Ini melibatkan migrasi
data, pelatihan pengguna, dan pengaturan infrastruktur yang
diperlukan.

 Pemeliharaan: Setelah sistem diterapkan, pemeliharaan sistem


diperlukan untuk memastikan kelancaran operasi dan penyelesaian
masalah. Ini melibatkan perawatan rutin, pembaruan perangkat lunak,
dan peningkatan sistem seiring waktu.

Proses pengembangan sistem dan proyek dapat bervariasi tergantung pada


metodologi yang digunakan, seperti waterfall, agile, atau kombinasi dari
keduanya. Penting untuk mengikuti praktik terbaik dalam pengelolaan proyek
dan pengembangan sistem untuk mencapai hasil yang sukses dan memenuhi
kebutuhan bisnis atau organisasi yang dituju.

Pengertian Program and Portfolio Management


Program dan Portfolio Management (PPM) adalah pendekatan strategis untuk
mengelola serangkaian proyek terkait atau program yang dirancang untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif. PPM fokus pada pengelolaan
serangkaian proyek sebagai satu kesatuan yang lebih besar untuk mencapai
manfaat strategis dan nilai bisnis.
Pengertian dari Program Management:
Program Management adalah pengelolaan serangkaian proyek yang terkait
secara strategis dan saling tergantung. Sebuah program terdiri dari sekelompok
proyek terkait yang memiliki tujuan bersama yang lebih besar daripada tujuan
individu masing-masing proyek. Program Manager bertanggung jawab untuk
mengoordinasikan proyek-proyek dalam program tersebut, memastikan
konsistensi, memitigasi risiko yang terkait dengan proyek-proyek tersebut, dan
mencapai manfaat strategis yang diinginkan.

Program Management melibatkan pengendalian dan koordinasi berbagai


proyek dalam program tersebut, mengelola sumber daya yang terbatas,
mengoordinasikan komunikasi antara tim proyek, dan memastikan bahwa
tujuan program dicapai sesuai dengan jadwal dan anggaran yang ditetapkan.

Pengertian dari Portfolio Management:


Portfolio Management melibatkan pengelolaan keseluruhan portofolio proyek
dan program di dalam organisasi. Portofolio adalah kumpulan proyek, program,
dan aset lainnya yang dikelola secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
strategis organisasi.

Manajer Portofolio bertanggung jawab untuk memilih dan mengelola proyek


dan program yang akan dimasukkan dalam portofolio, mengalokasikan sumber
daya, memprioritaskan proyek-proyek berdasarkan strategi organisasi, dan
memastikan konsistensi dengan tujuan bisnis yang diinginkan. Portofolio
Management juga melibatkan pemantauan kinerja proyek dan program,
mengidentifikasi risiko dan peluang, dan pengambilan keputusan terkait
investasi dalam proyek-proyek baru atau penghentian proyek yang sedang
berjalan.

Dalam PPM, penting untuk menjaga keseimbangan antara proyek-proyek yang


berbeda dan memprioritaskan sumber daya berdasarkan tujuan strategis
organisasi. Ini membantu organisasi dalam mengalokasikan sumber daya
dengan bijaksana, mengurangi risiko, meningkatkan efisiensi, dan
memaksimalkan nilai dari portofolio proyek dan program yang ada.
Keterkaitan antara System Development and Project, Program
and Portfolio Management.
System Development and Project (pengembangan sistem dan proyek) terkait
erat dengan Program and Portfolio Management (manajemen program dan
portofolio) dalam konteks pengembangan sistem yang lebih besar dan
strategis.

1) Keterkaitan antara System Development dan Project Management:


 System Development melibatkan seluruh siklus hidup
pengembangan sistem, mulai dari analisis kebutuhan hingga
implementasi dan pemeliharaan. Ini melibatkan serangkaian langkah
dan proses yang harus dijalankan dengan baik untuk mencapai
sistem yang efektif dan sesuai dengan persyaratan.
 Project Management adalah praktik pengelolaan proyek yang
terlibat dalam mengelola semua aspek proyek, termasuk
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pemantauan
untuk mencapai tujuan proyek secara sukses.
 System Development dan Project Management saling terkait karena
pengembangan sistem sering kali dilakukan melalui proyek yang
memiliki tujuan, batasan waktu, anggaran, dan sumber daya yang
ditetapkan. Project Manager bertanggung jawab untuk mengelola
dan memastikan kelancaran semua tahapan dalam pengembangan
sistem, termasuk mengelola tim pengembang, mengendalikan
anggaran, mengelola risiko, dan mengawasi jadwal proyek.

2) Keterkaitan antara Program and Portfolio Management dengan System


Development:
 Program Management melibatkan pengelolaan serangkaian proyek
yang terkait dan saling tergantung, yang dalam hal ini bisa menjadi
serangkaian proyek dalam pengembangan sistem yang lebih besar.
Program Manager bertanggung jawab untuk mengoordinasikan
proyek-proyek tersebut, memastikan konsistensi, mengelola risiko
yang terkait, dan mencapai manfaat strategis yang diinginkan.
 Portfolio Management berkaitan dengan pengelolaan keseluruhan
portofolio proyek dan program di dalam organisasi, termasuk
pengembangan sistem yang berada dalam portofolio tersebut.
Manajer Portofolio bertanggung jawab untuk memilih, mengelola,
dan memprioritaskan proyek dan program yang akan dimasukkan
dalam portofolio, serta memastikan bahwa portofolio tersebut
sejalan dengan tujuan strategis organisasi.
 Dalam konteks pengembangan sistem, Program and Portfolio
Management membantu dalam pengelolaan dan koordinasi proyek-
proyek terkait yang berkontribusi pada pengembangan sistem yang
lebih besar. Program Manager dan Manajer Portofolio bekerja sama
untuk mengidentifikasi kebutuhan, mengalokasikan sumber daya,
mengoordinasikan proyek-proyek, memitigasi risiko, dan
memastikan bahwa sistem yang dikembangkan sesuai dengan tujuan
strategis organisasi dan memberikan nilai yang diharapkan.

Dengan demikian, System Development and Project Management berfokus


pada pengembangan sistem secara individual, sementara Program and
Portfolio Management mengelola pengembangan sistem sebagai bagian dari
program dan portofolio proyek yang lebih besar, dengan tujuan memastikan
keselarasan strategis, manajemen sumber daya yang efisien, dan pencapaian
manfaat yang diinginkan.

Kesimpulan
Dalam kesimpulan, System Development and Project Management, Program
and Portfolio Management saling terkait erat dalam konteks pengembangan
sistem yang lebih besar dan strategis. System Development dan Project
Management berfokus pada pengembangan sistem secara individual,
sementara Program and Portfolio Management mengelola pengembangan
sistem sebagai bagian dari program dan portofolio proyek yang lebih besar.
Melalui koordinasi proyek, pengelolaan risiko, alokasi sumber daya yang
efisien, dan pemantauan tujuan strategis, keterkaitan antara kedua disiplin ini
memastikan pengembangan sistem yang sukses, sesuai persyaratan, dan
memberikan nilai yang diharapkan bagi organisasi.

b) Uraikan penerapan System Development dan Projek, Program dan Portfolio


di Trisakti School of Management
Penerapan System Development dan Projek, Program dan
Portfolio pada embaga Pendidikan
Penerapan Sistem Pengembangan dan Proyek, Program, serta Portofolio dalam
lembaga pendidikan dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan pengelolaan sumber daya. Berikut
adalah beberapa contoh penerapan sistem tersebut dalam konteks lembaga
pendidikan:

I. Sistem Pengembangan:
 Implementasi sistem manajemen pembelajaran: Penggunaan sistem
manajemen pembelajaran (Learning Management System) dapat
membantu lembaga pendidikan mengelola dan menyampaikan
konten pembelajaran secara efisien kepada siswa. Sistem ini
memungkinkan pembuatan, penyampaian, dan penilaian tugas
secara online, serta memfasilitasi interaksi antara siswa dan
pengajar.
 Pengembangan aplikasi atau perangkat lunak pendukung:
Penggunaan sistem pengembangan perangkat lunak dapat
membantu lembaga pendidikan dalam mengembangkan aplikasi
khusus, seperti sistem administrasi sekolah, sistem manajemen
kepegawaian, atau sistem manajemen perpustakaan.

II. Proyek:
 Pembangunan gedung atau fasilitas baru: Lembaga pendidikan dapat
mengimplementasikan proyek pembangunan gedung atau fasilitas
baru, seperti ruang kelas, laboratorium, atau pusat sumber belajar.
Proyek ini melibatkan perencanaan, pengadaan sumber daya,
pengawasan, dan evaluasi untuk memastikan pencapaian tujuan
proyek secara efisien.
 Penerapan program pengembangan kurikulum: Penerapan program
pengembangan kurikulum merupakan proyek yang melibatkan
pengembangan dan implementasi kurikulum baru yang sesuai
dengan perkembangan pendidikan terkini. Proyek ini mencakup
penentuan tujuan pembelajaran, penentuan materi pembelajaran,
dan pengembangan strategi pengajaran.

III. Program:
 Program pelatihan guru: Lembaga pendidikan dapat
mengimplementasikan program pelatihan guru untuk meningkatkan
kompetensi dan keterampilan pengajar. Program ini mencakup
penyusunan kurikulum pelatihan, penyediaan materi pelatihan, dan
evaluasi hasil pelatihan.
 Program peningkatan kualitas siswa: Lembaga pendidikan dapat
melaksanakan program-program yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas siswa dalam hal prestasi akademik,
keterampilan sosial, atau pengembangan kepribadian. Program ini
dapat meliputi kegiatan ekstrakurikuler, program mentoring, atau
program bimbingan dan konseling.

IV. Portofolio:
 Pengembangan portofolio siswa: Portofolio siswa dapat digunakan
untuk melacak dan mengevaluasi kemajuan belajar siswa dalam
berbagai aspek, termasuk prestasi akademik, proyek-proyek kreatif,
dan partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler. Portofolio ini
membantu siswa dan pengajar dalam memantau perkembangan
individu siswa secara holistik.
 Portofolio lembaga pendidikan: Lembaga pendidikan dapat
menyusun portofolio yang mencakup pencapaian, inisiatif, dan
proyek-proyek yang dilakukan sebagai bukti kualitas dan
keberhasilan lembaga pendidikan. Portofolio ini dapat digunakan
untuk keperluan akreditasi, promosi, dan untuk menjaga
transparansi serta akuntabilitas lembaga.
Dalam penerapan sistem pengembangan dan proyek, program, serta portofolio
di lembaga pendidikan, penting untuk memperhatikan tahapan-tahapan
seperti perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Selain itu,
melibatkan pihak terkait seperti siswa, pengajar, staf administrasi, orang tua,
dan komunitas pendidikan juga merupakan faktor penting dalam keberhasilan
penerapan sistem ini.
Penerapan System Development dan Projek, Program dan
Portfolio di Trisakti School of Management
Sebagai contoh penerapan Sistem Pengembangan dan Proyek, Program, serta
Portofolio di Trisakti School of Management, mencakup beberapa inisiatif dan
kegiatan berikut:

1) Sistem Pengembangan:
 Implementasi sistem manajemen pembelajaran: Trisakti School of
Management menggunakan sistem manajemen pembelajaran yang
terintegrasi untuk memfasilitasi pengelolaan dan penyampaian
konten pembelajaran kepada mahasiswa. Sistem ini dapat mencakup
fitur-fitur seperti pengelolaan kursus, tugas online, forum diskusi,
dan evaluasi pembelajaran.
 Pengembangan aplikasi atau perangkat lunak pendukung: Lembaga
ini mengembangkan atau menggunakan perangkat lunak khusus
untuk mendukung kegiatan administrasi dan manajemen, seperti
sistem manajemen keuangan, sistem informasi akademik, atau
aplikasi mobile untuk akses cepat ke informasi dan layanan lembaga.

2) Proyek:
 Peningkatan fasilitas fisik: Trisakti School of Management
melaksanakan proyek perbaikan atau peningkatan fasilitas fisik,
seperti renovasi ruang kelas, pembangunan laboratorium modern,
atau peningkatan infrastruktur teknologi pendukung seperti jaringan
internet dan komputer.
 Implementasi program pengembangan kurikulum baru: Lembaga ini
dapat menginisiasi proyek pengembangan kurikulum yang relevan
dengan kebutuhan industri dan tren bisnis terkini. Proyek ini
melibatkan analisis kebutuhan, desain kurikulum baru, serta
pelatihan dan implementasi kepada pengajar.

3) Program:
 Program kewirausahaan: Trisakti School of Management
melaksanakan program kewirausahaan yang bertujuan untuk
mengembangkan jiwa kewirausahaan dan keterampilan bisnis pada
mahasiswa. Program ini dapat mencakup pembuatan bisnis plan,
pelatihan keterampilan manajerial, serta pendampingan dan
mentoring oleh praktisi bisnis.
 Program magang dan kerja sama industri: Lembaga ini menjalin kerja
sama dengan perusahaan dan organisasi terkait untuk
menyelenggarakan program magang bagi mahasiswa. Program ini
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan
pengalaman praktis di dunia bisnis dan meningkatkan keterampilan
mereka.

4) Portofolio:
 Portofolio mahasiswa: Trisakti School of Management
mendorong mahasiswa untuk mengembangkan portofolio yang
mencakup proyek-proyek yang mereka kerjakan, penelitian,
partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, serta pencapaian
akademik. Portofolio ini dapat membantu mahasiswa dalam
memperlihatkan kemampuan dan pencapaian mereka kepada
calon pemberi kerja.
 Portofolio alumni: Lembaga ini membangun dan mengelola
portofolio alumni untuk melacak karir dan pencapaian para
lulusan. Portofolio ini dapat digunakan sebagai sarana untuk
mempromosikan keberhasilan alumni dan menunjukkan dampak
positif dari pendidikan yang diberikan oleh Trisakti School of
Management.

Penerapan sistem pengembangan dan proyek, program, serta portofolio di


Trisakti School of Management membantu meningkatkan kualitas pendidikan,
memperkuat hubungan dengan industri, dan memberikan manfaat yang lebih
baik bagi mahasiswa dan alumni.

3. Pertemuan 14 - Chapter 14 - IT Ethics and Local and Global Sustainability


a) Jelaskan etika yang harus saudara terapkan sebagai mahasiswa

Pengertian Etika
Etika merujuk pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang mengatur perilaku
manusia dan menentukan apa yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah.
Secara lebih spesifik, etika berfokus pada pertimbangan moral dan akhlak, serta
norma-norma yang mengarahkan individu atau kelompok dalam mengambil
keputusan dan bertindak.

Pada dasarnya, etika membahas pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana


seharusnya kita berperilaku dan bagaimana kita seharusnya
mempertimbangkan implikasi moral dari tindakan dan keputusan kita. Etika
mencakup berbagai bidang, termasuk etika pribadi, etika bisnis, etika
profesional, etika medis, etika lingkungan, dan banyak lagi.

Pengertian etika juga melibatkan kesadaran tentang nilai-nilai universal, seperti


keadilan, kebenaran, kebebasan, tanggung jawab, martabat manusia, serta
rasa hormat terhadap orang lain dan lingkungan. Etika mencerminkan upaya
manusia untuk hidup secara moral, mencapai kebaikan, dan meminimalkan
penderitaan atau kerugian yang tidak perlu.

Namun, penting untuk diingat bahwa etika dapat bervariasi di antara budaya,
agama, dan konteks sosial yang berbeda. Oleh karena itu, dalam konteks yang
lebih luas, etika juga melibatkan diskusi, pemikiran kritis, dan dialog yang
berkelanjutan untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai
dan prinsip-prinsip moral yang diakui secara universal dan yang dapat
diterapkan dalam berbagai situasi kehidupan.

Karakteristik Etika
Etika memiliki beberapa karakteristik yang mencerminkan sifatnya sebagai
bidang studi dan pertimbangan mengenai perilaku dan keputusan moral.
Beberapa karakteristik utama etika meliputi:

 Subyektivitas: Etika melibatkan pandangan dan pertimbangan subyektif


individu atau kelompok dalam menentukan apa yang dianggap baik atau
buruk, benar atau salah. Pendekatan etika dapat bervariasi berdasarkan
nilai-nilai, keyakinan, budaya, dan latar belakang individu.

 Universalitas: Meskipun etika bersifat subyektif, ada juga upaya untuk


mencari nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral yang dapat diterima secara
universal. Hal ini melibatkan identifikasi nilai-nilai dasar, seperti
keadilan, kebenaran, dan martabat manusia, yang berlaku di berbagai
budaya dan konteks sosial.

 Rasionalitas: Etika melibatkan pemikiran kritis dan pertimbangan


rasional dalam menghadapi masalah moral. Etika mendorong individu
atau kelompok untuk mempertimbangkan argumen-argumen yang
mendukung dan menentang suatu tindakan atau keputusan, serta
mengambil keputusan yang didasarkan pada pertimbangan moral yang
paling baik.

 Fleksibilitas: Etika memiliki sifat yang fleksibel dan dapat beradaptasi


dengan perubahan sosial, budaya, dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Pandangan etika dapat berkembang seiring waktu untuk
mencerminkan perubahan dalam nilai-nilai dan tantangan moral yang
dihadapi masyarakat.

 Kompleksitas: Etika melibatkan pertimbangan terhadap situasi yang


kompleks dan sering kali melibatkan pertentangan nilai-nilai yang
berbeda. Terdapat situasi moral yang tidak jelas atau ambigu di mana
tidak ada jawaban yang benar atau salah secara jelas. Etika melibatkan
penilaian yang cermat dan pemecahan masalah yang rumit dalam
menghadapi situasi semacam ini.

 Orientasi terhadap tindakan: Etika tidak hanya berfokus pada teori atau
konsep abstrak, tetapi juga mendorong individu atau kelompok untuk
mengambil tindakan yang sesuai dengan pertimbangan moral. Etika
melibatkan penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral dalam
kehidupan sehari-hari dan pengambilan keputusan yang nyata.

 Sifat normatif: Etika memiliki sifat normatif yang mencoba untuk


menetapkan standar moral yang diharapkan dari individu atau
kelompok. Etika memberikan pedoman tentang bagaimana seharusnya
kita berperilaku dan bertindak berdasarkan pertimbangan moral yang
baik.
Fungsi Etika
Etika memiliki berbagai fungsi penting dalam kehidupan manusia, baik secara
individu maupun dalam masyarakat secara umum. Berikut adalah beberapa
fungsi utama etika:

 Panduan Perilaku: Etika berfungsi sebagai panduan atau kerangka kerja


untuk mengarahkan perilaku individu dan kelompok. Etika membantu
kita dalam mengenali perbedaan antara tindakan yang benar dan salah,
serta memberikan pedoman moral tentang bagaimana kita seharusnya
berperilaku dalam berbagai situasi.

 Mengembangkan Karakter dan Moralitas: Etika berperan dalam


membentuk karakter dan moralitas individu. Melalui pemahaman nilai-
nilai dan prinsip-prinsip moral, etika membantu mengembangkan
integritas, tanggung jawab, kejujuran, dan kualitas moral lainnya yang
penting dalam kehidupan sehari-hari.

 Mengelola Konflik Nilai: Dalam kehidupan, seringkali kita dihadapkan


pada konflik nilai-nilai yang berbeda. Etika membantu kita dalam
memahami dan menyelesaikan konflik tersebut dengan cara yang adil
dan bermartabat. Etika membantu kita dalam mempertimbangkan
implikasi moral dari pilihan yang kita buat, dan mencari solusi yang
memenuhi nilai-nilai yang dianggap penting.

 Menjaga Keadilan dan Kesejahteraan Sosial: Etika berperan dalam


mempromosikan keadilan dan kesejahteraan sosial. Etika membantu
kita dalam memahami dan mempertimbangkan hak-hak individu dan
kelompok, serta membangun sistem dan kebijakan yang adil untuk
masyarakat secara keseluruhan.

 Mengarahkan Profesi dan Organisasi: Dalam konteks profesional, etika


memiliki peran penting dalam membimbing perilaku dan praktik yang
baik dalam berbagai profesi. Etika profesional membantu mengatur
tindakan dan keputusan di bidang seperti kedokteran, hukum, bisnis,
dan pendidikan, serta menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat
terhadap profesi tersebut.
 Menumbuhkan Hubungan yang Baik: Etika membantu membangun
hubungan yang baik dan saling menghormati antara individu dan dalam
masyarakat secara umum. Etika membantu mengembangkan sikap
empati, penghargaan, dan pengertian terhadap orang lain, serta
mempromosikan sikap yang bertanggung jawab dalam hubungan
interpersonal.

 Pemikiran Kritis dan Refleksi: Etika mendorong pemikiran kritis dan


refleksi dalam menghadapi masalah moral. Etika melibatkan
pertimbangan yang mendalam terhadap nilai-nilai, argumen-argumen
yang berbeda, dan konsekuensi dari tindakan kita. Etika merangsang
pemikiran kritis dan membantu kita dalam membuat keputusan yang
lebih bijaksana dan bertanggung jawab.

Secara keseluruhan, fungsi etika melibatkan memberikan panduan perilaku,


membentuk karakter dan moralitas, mengelola konflik nilai, menjaga keadilan
dan kesejahteraan sosial, mengarahkan profesi dan organisasi, menumbuhkan
hubungan yang baik, serta merangsang pemikiran kritis dan refleksi dalam
menghadapi masalah moral.

Contoh Etika dalam Kehidupan Sehari-hari


1) Menghormati Privasi dan Kebijakan Data: Menghormati privasi orang lain
dan mengikuti kebijakan terkait penggunaan data pribadi. Tidak
menyebarkan informasi pribadi orang lain tanpa izin, serta menjaga
kerahasiaan data pribadi yang diberikan kepada kita.
2) Tanggung Jawab Lingkungan: Mengadopsi sikap yang bertanggung jawab
terhadap lingkungan, seperti penggunaan yang bijaksana terhadap sumber
daya alam, pengurangan limbah, dan partisipasi dalam program
penghijauan atau kegiatan perlindungan lingkungan.
3) Tanggung Jawab Sosial: Berkontribusi positif dalam masyarakat, seperti
membantu orang yang membutuhkan, berpartisipasi dalam kegiatan amal,
atau menjadi sukarelawan dalam organisasi yang peduli terhadap masalah
sosial.
4) Penggunaan Teknologi yang Bertanggung Jawab: Menggunakan teknologi
dengan bertanggung jawab, seperti menghindari penyalahgunaan internet,
tidak menyebarkan konten yang merugikan atau menyinggung, dan
mengikuti etika dalam penggunaan media sosial.

Etika sebagai Mahasiswa


Etika sebagai mahasiswa melibatkan penerapan nilai-nilai moral dan prinsip-
prinsip yang bertujuan untuk membentuk perilaku yang baik, bertanggung
jawab, dan menghormati dalam konteks kehidupan akademik dan sosial.
Berikut ini adalah beberapa aspek yang lebih rinci mengenai etika sebagai
mahasiswa:

 Integritas Akademik: Etika mengharuskan mahasiswa untuk menjaga


kejujuran dan integritas dalam segala aspek akademik. Ini termasuk
menghindari plagiasi dengan menyatakan sumber informasi dengan
jelas dan mengutip dengan benar. Mahasiswa juga diharapkan untuk
tidak melakukan kecurangan dalam ujian, tugas, atau pekerjaan
kelompok.

 Kehadiran dan Partisipasi yang Bertanggung Jawab: Etika mendorong


mahasiswa untuk hadir di kelas dengan tepat waktu dan menghormati
kebijakan yang ditetapkan oleh dosen. Selain itu, mahasiswa diharapkan
untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi, memberikan kontribusi yang
bernilai, serta menghargai pandangan dan pengalaman teman sekelas.

 Menghormati Dosen dan Staf: Mahasiswa harus menghormati dan


menghargai dosen, staf, dan anggota fakultas. Ini meliputi menghormati
waktu mereka dengan mematuhi jadwal dan mengikuti petunjuk yang
diberikan. Mahasiswa juga harus berkomunikasi dengan sopan dan
menghargai pendapat dan saran yang diberikan.

 Tanggung Jawab Terhadap Tugas dan Proyek: Mahasiswa diharapkan


untuk melaksanakan tugas dan proyek dengan tanggung jawab penuh.
Mereka harus menghormati tenggat waktu yang ditetapkan,
memberikan hasil kerja yang berkualitas, dan memenuhi persyaratan
yang diberikan oleh dosen atau pengawas proyek. Mahasiswa juga
diharapkan untuk memperoleh persetujuan tertulis jika melakukan
perubahan atau modifikasi dalam tugas atau proyek.

 Etika Penelitian: Bagi mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan


penelitian, etika penelitian menjadi hal yang penting. Ini termasuk
penggunaan data yang jujur dan transparan, menghormati hak privasi
subjek penelitian, serta melaporkan hasil penelitian dengan akurat dan
obyektif.

 Penghormatan terhadap Keragaman: Etika mendorong mahasiswa


untuk menghormati keragaman dalam lingkungan kampus. Mahasiswa
harus menghindari perilaku diskriminatif dan menghargai perbedaan
ras, agama, gender, orientasi seksual, dan latar belakang sosial. Mereka
juga diharapkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang
mempromosikan inklusivitas dan membangun hubungan yang saling
menghormati.

 Keterlibatan dalam Kegiatan Sosial dan Sukarela: Etika mendorong


mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan sukarela yang
bermanfaat bagi masyarakat atau lingkungan sekitar. Ini meliputi
partisipasi dalam program amal, kegiatan lingkungan, atau kegiatan
yang mendukung komunitas di sekitar kampus.

 Mengelola Konflik dengan Bijaksana: Mahasiswa diharapkan untuk


menghadapi konflik dengan sikap yang bijaksana dan konstruktif.
Mereka harus menghormati pendapat orang lain, mendengarkan
dengan cermat, dan mencari solusi yang adil dan saling menguntungkan.
Menghindari konflik yang tidak produktif dan membangun hubungan
yang harmonis di antara sesama mahasiswa.

Dengan menerapkan etika sebagai mahasiswa, kita dapat membentuk karakter


yang baik, memperoleh pengalaman belajar yang bermakna, dan menjadi
individu yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif dalam lingkungan
akademik dan sosial.
Kesimpulan
Etika sebagai mahasiswa melibatkan penerapan nilai-nilai moral dan prinsip-
prinsip dalam kehidupan akademik dan sosial. Dengan menjaga integritas
akademik, berpartisipasi secara bertanggung jawab, menghormati dosen dan
staf, serta bertanggung jawab terhadap tugas dan proyek, mahasiswa dapat
membangun reputasi yang baik dan mengoptimalkan pengalaman belajar
mereka. Menghormati keragaman, terlibat dalam kegiatan sosial, dan
mengelola konflik dengan bijaksana membantu menciptakan lingkungan
kampus yang inklusif dan harmonis. Etika sebagai mahasiswa membentuk
karakter yang baik, mempromosikan sikap bertanggung jawab, dan mendorong
pertumbuhan personal yang holistik.

b) Jika saudara sebagai akuntan, jelaskan etika yang harus saudara terapkan.

Pengertian Etika Profesi Akuntan


Definisi etika profesi akuntan adalah studi mengenai perilaku yang baik dan
buruk dalam konteks pekerjaan yang membutuhkan pelatihan khusus dan
pengetahuan khusus sebagai seorang akuntan. Etika menjadi penting karena
individu yang melakukan pekerjaan memperoleh kepercayaan dari orang lain
untuk menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, setiap orang diharapkan
memiliki etika dalam menjalankan tugasnya. Kode Etik Profesi Akuntan adalah
panduan etika yang ditujukan khusus bagi akuntan publik. Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) adalah organisasi profesi akuntan publik yang
mengeluarkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik di Indonesia.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik telah mengalami perubahan seiring waktu.
Pada Kongres VIII IAI tahun 1998, terjadi penentuan perubahan pada kode etik.
Kemudian, kode etik mengalami revisi dan diperbarui pada tanggal 1 Januari
2011, menciptakan kode etik yang baru. Penting bagi akuntan untuk mematuhi
kode etik tersebut dan tidak melanggarnya. Setiap akuntan harus mematuhi
aturan etika profesi dan prinsip dasar yang diatur dalam perundang-undangan
dan ketentuan hukum.
Prinsip-Prinsip Etika Akuntan
Prinsip etika profesi adalah dasar-dasar perilaku etika profesional dalam bidang
akuntansi. Terdapat delapan prinsip yang meliputi:

 Prinsip Tanggung Jawab Profesi: Setiap praktisi akuntan harus


mempertimbangkan aspek moral dan profesional dalam menjalankan
tanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan.

 Standar Teknis: Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan


profesional yang relevan yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan
Indonesia (IAI).

 Kepentingan Publik: Anggota akuntan harus memberikan pelayanan


kepada masyarakat, menjaga kepercayaan publik, dan menunjukkan
sikap profesionalisme.

 Kerahasiaan: Sebagai profesi yang berurusan dengan data keuangan,


akuntan harus menjaga kerahasiaan. Mereka dilarang untuk tidak
menjaga informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan kerja dengan
klien atau menggunakan informasi rahasia klien untuk kepentingan
pribadi.

 Integritas: Anggota akuntan harus memiliki integritas yang tegas,


obyektif, dan adil dalam menjalankan hubungan kerja. Dengan menjaga
kerahasiaan klien, laporan yang disajikan dapat sesuai dengan fakta yang
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor.

 Prinsip Objektivitas: Objektivitas adalah kualitas yang meningkatkan


nilai jasa yang dilakukan oleh anggota akuntan. Mereka tidak boleh
memiliki sikap yang berkualitas rendah, terlibat dalam konflik
kepentingan, atau dipengaruhi oleh pihak lain yang dapat memengaruhi
pertimbangan profesional. Dalam tugas audit, akuntan tidak boleh
terpengaruh oleh tekanan atau manipulasi data.

 Prinsip Kompetensi: Kompetensi melibatkan pengalaman dan


pengetahuan auditor dalam menjalankan proses pemeriksaan dengan
jujur, teliti, dan sungguh-sungguh. Auditor independen harus memiliki
tingkat kompetensi yang tinggi, yang tidak hanya dipengaruhi oleh
pengetahuan tetapi juga oleh pengalaman. Pengalaman yang cukup
dapat meningkatkan wawasan auditor dalam menemukan kesalahan
dan kekeliruan dalam laporan keuangan.

 Prinsip Perilaku Profesional: Anggota akuntan tidak boleh melanggar


hukum dan peraturan yang telah ditetapkan serta tidak melakukan
tindakan yang merugikan kualitas profesi akuntan. Untuk menjaga sikap
profesional, akuntan publik harus berperilaku yang terhormat dan
bertanggung jawab terhadap masyarakat, klien, dan sesama profesi.

Kesimpulan
Prinsip-prinsip etika profesi akuntan merupakan pedoman yang penting
dalam menjalankan praktik akuntansi yang etis. Prinsip-prinsip ini
mencakup tanggung jawab profesi, standar teknis, kepentingan publik,
kerahasiaan, integritas, objektivitas, kompetensi, dan perilaku profesional.
Mematuhi prinsip-prinsip ini adalah kunci dalam membangun kepercayaan
masyarakat, menjaga integritas profesi, dan melaksanakan tugas dengan
profesionalisme. Akuntan diharapkan untuk selalu mematuhi kode etik,
menghormati kerahasiaan informasi, menjaga integritas dan objektivitas,
serta mengembangkan kompetensi profesional mereka. Dengan
menjalankan etika akuntan yang baik, profesi akuntansi dapat memberikan
kontribusi yang berarti dalam mendukung kepentingan publik dan
membangun kepercayaan terhadap informasi keuangan.

Anda mungkin juga menyukai