Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN HBsAg MENGGUNAKAN RAPID TEST (STRIP) PADA

NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) KELAS IIb Selong


LOMBOK TIMUR

Disusun Oleh
Nama: YULI MAULIDINA
Nim: 18600029

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI BANK DARAH


STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hepatitis adalah peradangan sel-sel hati, biasanya disebabkan infeksi (virus, bakteri,
parasit), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak berlebih, dan
penyakit autoimun. Hepatitis dapat disebabkan oleh berbagai virus seperti virus hepatitis A
(HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV), hepatitis D (HDV), dan hepatitis E (HEV)
(Kemenkes RI 2014).
Hepatitis adalah tergolong Penyakit menular yang mudah ditularkan secara Horizontal
dan Pertikal. Penyakit Hepatitis ini dapat ditularkan melalui Transfusi Darah, Transpalasi
Organ dan jarum suntik (Kemenkes 2013). Penyakit Hepatitis B termasuk empat parameter
Penyakit Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD). Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No. 91 Tahun 2015, pengamanan pelayanan transfusi darah harus dilaksanakan
pada tiap tahapan-tahapan pengolahan dan pengamanan produk suatu darah agar
meminimalisir terjadinya pencegahan penularan penyakit melalui transfusi. Pengamanan
pelayanan transfusi darah juga dilakukan pada pelayanan apheresis dan fraksional plasma.
Salah satu upaya pengamanan darah adalah uji saring terhadap Infeksi Menular Lewat
Trasnfusi Darah (IMLTD) dan apabila hasil pemeriksaan menunjukkan hasil reaktif maka
darah tidak bisa ditransfusikan.
Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Menurut World
Health Organization (WHO) tahun 2015, sebanyak 257 juta penduduk hidup dengan hepatitis
B kronik dan sebanyak 887 ribu kematian akibat kanker hepar. Pada tahun 2016, sekitar
10,5% penduduk hidup dengan hepatitis B, hanya 4,5 miliar (16,7%) pasien yang mencari
pengobatan. Virus hepatitis B (VHB) telah menginfeksi 2 milyar orang di dunia, 240 juta di
antaranya menjadi hepatitis B kronik; sebanyak 1,5 juta penduduk meninggal dunia setiap
tahun karena hepatitis (Kemenkes RI 2014). Indonesia merupakan negara dengan
endemisitas hepatitis B tertinggi kedua di antara negara South East Asian Region (SEAR)
setelah Myanmar. Menurut RISKESDAS 2013, prevalensi hepatitis sebesar 1,2% dari
penduduk di Indonesia, di mana 1-5%-nya merupakan ibu hamil dengan virus hepatitis B
(Depkes RI 2013).
Menurut Kementerian kesehatan 2017 Prevalansi persentase ibu hamil HBsAg reaktif
tertinggi yaitu Nusa Tenggara Barat (6,15%), Nusa Tenggara Timur (5,26%) dan Papua
(3,92%). Sedangkan Provinsi Kalimantan Tengah belum ditemukan ibu hamil yang positif
HBsAg. Rendahnya pemeriksaan atau skrining hepatitis B pada wanita hamil dapat
meningkatkan risiko penularan secara vertical (Yelemkoure ET 2018).
Penyakit Hepatitis B tahun 2017 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi posisi
pertama. Menurut Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat (NTB) 2017 sumber dari kasus
kejadian terbesar salah satunnya di Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu
kabupaten dengan prevalensi positif terbesar HBsAg di Provinsi Nusa Tenggara Barat
(DINKES NTB 2017).
Menurut Dinas Kesehatan Lombok Timur tahun 2017 kasus Hepatitis B berejumlah 193
dan tahun 2018 penyakit Hepatitis B ditemukan sejumlah 454 kasus meningkat lebih dari
100%. Salah satu pusat Kota Kabupaten Lombok Timur adalah Kota selong, Kecamatan
selong. Berdasarkan Informasi data frekuensi kejadian kasus Penyakit Hepatitis B di
Kabuaten Lombok Timur belum diketahui pasti daerah mana saja yang mengalami kasus
Hepatitis B tertinggi. Letaknya kejadian yang rawan terjadinya terpapar penyakit Hepatitis B
yaitu di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Selong yang berada ditengah-tengah Kota
Kabupaten Lombok Timur.
Menurut Absori, 2015 Pada Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) masih terjadi
penyalahgunaan dan peredaran narkotika. Oleh karena itu, gagasan ide mengenai
Pemeriksaan HBsAg menggunakan rapid test strip pada Narapidana Warga Binaan Lapas
kelas IIb Rutan Selong. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui frekuensi
penyebaran penyakit Hepatitis B pada Narapida.
Hepatitis B dapat diskrining menggunakan metode rapid test (ICT) untuk mendeteksi
HBsAg secara kualitatif yang ditampilkan secara manual, memerlukan pembacaan dengan
mata dan memperoleh hasil kurng dari 30 menit. Metode ini sederhana, praktis, dan tidak
membutuhkan biaya (Anonim 2017). Rapid test direkomendasikan sebagai pemeriksaan
awal, Fristiani dan Arista Kimisar Budi melakukan penelitian tentang “Sensitivitas dan
Spesifitas HBsAg Metode Rapid test terhadap Elisa”. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan 68,75% seropositif Rapid Test dan 77,08% seropositif ELISA dengan uji
diagnose didapatkan nilai sensitivitas sebesar 89,19% dan nilai sepesifitas sebesar 100%.
Kemudian dilakukan uji statistic dengan uji chess squeare menujukan tidak ada perbedaan
yang signifikan antara kedua metode, sehingga rapid test dapat digunakan sebagai metode
pemeriksaan awal.
Berdasarkan permasalahan penelitian ini, ingin melakukan skrining HBsAg untuk
mengurangi penyebaran Hepatitis B pada sesama Narapidana, Pengunjung dan Petugas
Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) kelas IIb Rutan Selong Kabupaten Lombok Timur.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. Situasi dan analisis hepatitis. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan RI;
2014
Anonim. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2015. Tentang
pelayanan darah.
World Health Organization (WHO). Hepatitis B [Internet]. 2019. [cited 2019 Juli 18] Available from:
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-b
Depkes RI. Riset kesehatan dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI; 2013
Yelemkoure ET, Yonli AT, Montesano C, Ouattara AK, Diarra B, et. al. Prevention of mother to child
transmission of hepatitis B virus in Burkina Faso. Screening, vaccination and evaluation of post-
vaccination antibodies against hepatitis B surface antigen in newborns. J Publ Health in Africa.
2018;9(816):150-3.
Dinkes Prov. NTB. 2017. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur: Dinkes Prov.NTB,
2017
Dinkes Kab.LOTIM. 2017. Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Timur: Dinkes Kab.LOTIM, 2017
Dinkes Kab.LOTIM. 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Timur: Dinkes Kab.LOTIM, 2018
Anonim, 2017 HBsAg Rapid Test: Diagnostic Test For Detecting Hepatitis B Surface Antigen. Vista
Diagnostis Internasional LLC. Tersediadari. Diunduh tanggal 25 November 2018.
Kemeskes RI. 2013. Pusat Data dan Informasi Kementerian Republik Indonesia: Kemenkes, RI, 2013
SH Absori, Jenry Aditstya Ferdana Utama, SH Natanga Surbakti. 2018. Penegakan Hukum Tindak
Pidana Narkotika Dalam Pendekatan Hukum Progresif Di Pengadilan Negri Karanganyar:
Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai