Anda di halaman 1dari 8

RESIKO SEWA – MENYEWA MOBIL TERKAIT HUKUM PERDATA

Dosen Pengampu : Dr. Ninis Nugraheni, S.H, M.H

Disusun oleh :

Refvi Hidayah Anggraini (20220610044)

Ayuninda Dwi N (20220610066)

Feby oktaviany (20220610072)

Universitas Hang Tuah

Fakultas Hukum

ILMU HUKUM

Surabaya

2023
Abstrak

Di era perkembangan arus globalisasi ekonomi di dunia ini serta kerjasama di bidang
perdagangan dan jasa berkembang sangatlah pesat. Masyarakat semakin banyak mengikatkan
dirinya dalam suatu perjanjian dengan anggota masyarakat lainnya, sehingga timbullah
bermacam – macam perjanjian, salah satunya ialah sewa menyewa. Perjanjian ini banyak sekali
digunakan oleh para pihak pada umumnya, karena dengan adanya perjanjian sewa menyewa ini
dapat membantu para pihak. Yang dimana baik dari pihak penyewa maupun yang menyewakan
akan saling mendapatkan keuntungan. Penyewa memperoleh keuntungan dengan kenikmatan
benda dari benda yang disewa. Sementara yang menyewakan akan memperoleh keuntungan dari
harga sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa. Pada sewa menyewa sering kali terjadi
permasalahan dimana pihak penyewa dan pihak yang menyewakan lalai maupun sengaja dalam
kewajiban yang sebelumnya telah disepakati dalam perjanjian. Dalam pasal 1564 KUHPerdata
menyebutkan bahwa, “penyewa bertanggung jawab untuk segala kerusakan yang diterbitkan
pada barang yang disewa selama waktu sewa, kecuali jika ia bisa membuktikan bahwa
kerusakan itu terjadi diluar kesalahannya jadi pihak penyewa bertanggung jawab terhadap segala
kerusakan yang terjadi terhadap barang yang disewanya, kecuali penyewa bisa membuktikan
bahwa kerusakan yang terjadi diluar kesalahannya”. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah
untuk mengetahui mengenai risiko sewa – menyewa mobil terkait hukum perdata.
Kata kunci : sewa – menyewa, perjanjian, mobil, tanggung jawab

Pendahuluan

Kota surabaya merupakan ibukota provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota
terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang lebih
dari 4 juta jiwa (perhitungan pada tahun 2007). 1 Kota surabaya sendiri menjadi salah satu daerah
di Jawa Timur yang dikenal sering terjadinya kemacetan. Hal tersebut dapat dikatakan wajar,
mengingat hampir kota Surabaya sendiri tercatat sebagai daerah paling banyak mobil di jawa
timur. Berdasarkan data dari BPS Jatim, per tahun 2020, ada 503.066 mobil di kota Surabaya. 2
Sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial yaitu tidak bisa hidup secara individu. Pastinya
saling membutuhkan satu sama lain, sehingga hubungan sosial antar manusia yang satu dengan
manusia yang lain tidak bisa dihindari. Salah satu hubungan itu adalah dengan adanya perjanjian
– perjanjian yang mereka buat. Perjanjian – perjanjian yang diperlukan manusia sehari – hari
merupakan satu lingkup yang dapat ditemui di dalam Hukum Perdata Indonesia. Hukum
perjanjian adalah bidang yang dianggap paling penting dalam hukum perdata, karena perjanjian
banyak digunakan dalam kegiatan hukum sehari – hari.3

Perjanjian merupakan peristiwa hukum yang dimana hal tersebut menciptakan hubungan hukum

antara para pihak yang satu dan pihak yang lainnya. Pengertian perjanjian menurut pasal 1313
1
https://www.uc.ac.id/tentang-uc/lokasi/tentang-surabaya/
2
https://www.jatimnetwork.com/jatim/pr-436373186/selain-surabaya-dan-malang-5-daerah-ini-punya-jumlah-
mobil-terbanyak-di-jawa-timur-penduduknya-tajir-tajir
3
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: PT Intermasa, 2004, hal 6
kitab Undang-Undang Hukum Perdata adalah: “suatu perbuatan dengan mana satu orang atau

lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu

orang lain atau lebih”.4

Menurut Lukman Santozo Az, perjanjian dapat terhapus atau berakhir disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu:
a. Pembayaran, yaitu pelaksanaan atau pemenuhan tiap perjanjian secara suka
rela. Artinya, tidak ada paksaan dan eksekusi.
b. Penawaran pembayaran tunai diikuti oleh penyimpanan.
Cara pembayaran untuk menolong si berhutang dalam hal si berpiutang tidak
suka menerima pembayran. Barang yang hendak dibayarkan itu diantarkan
pada si berpiutang atau diperingatkan untuk mengambil barang itu dari suatu
tempat. Jika ia tetap menolaknya, maka barang itu disimpan di suatu tempat
atau tanggungan si berpiutang.
c. Pembaharuan hutang, yaitu perbuatan perjanjian baru yang menghapuskan
suatu perikatan lama, sambil meletekan suatu perikatan baru. Misalnya,
seorang penjual barang membebaskan si pembeli dari pembayaran harga
barang, tetapi si pembeli diharuskan menandatangani suatu perjanjian pinjaman
uang yang jumlahnya sama dengan harga barang tersebut.
a. Kompensasi atau perhintungan timbal balik.
Jika seseorang yang berhutang, mempunyai suatu piutang pada si berpiutang,
sehingga dua orang itu sama-sama berhak menagih piutang satu kepada yang
lainnya, maka piutang antara kedua orang tersebut dapat diperhitungkan untuk
suatu jumlah yang sama (Pasal 1426 KUHPerdata).
b. Percampuran hutang.
Percampuran hutang dapat terjadi, misalnya jika si berhutang kawin dalam
percampuran kekayaan dengan si berpiutang atau jika si berhutang
menggantikan hak-hak si berhutang karena menjadi warisanya atau sebaliknya.
c. Pembebasan hutang, adalah suatu perjanjian baru ke si berpiutang dengan
sukarela membebaskan si berhutang dari segala kewajiban.
d. Hapusnya barang-barang yang dimaksudkan dalam perjanjian. Dalam pasal 1444
KUHPerdata ditentukan bahwa jika suatu barang tertentu yang dimaksudkan dalam
perjanjian hapus karena suatu larangan yang dikeluarkan oleh pemerintah, tidak
boleh diperdagangkan atau hilang hingga tidak terang keadaanya, maka perikatan

4
Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, Bandung: Mandar Maju, 1994, hal 94.
terjadi hapus atau hilangnya barang itu sama sekali di luar kesalahan si berhutang
dan sebelumnya ia lalai menyerahkannya.
e. Pembatalan perjanjian.
Perjanjian bisa dibatalkan apabila dibuat oleh orang-orang yang menurut
undang-undang tidak cakap untuk bertindak sendiri, karena paksaan, karena
kekhilafan, penipuan atau punya sebeb yang bertentangan dengan undang-
undang, kesusilaan atau ketertiban umum.5

Sewa - menyewa ialah perjanjian konsensual yang memaksimalkan pengantian hak pemakaian
kepada suatu barang atau jasa dengan membayar sesuatu harga. Sewa – menyewa merupakan
suatu perjanjian dengan mana pihak satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak
yang lainnya dalam kenikmatan suatu barang selama suatu waktu tertentu dan dengan
pembayaran suatu harga yang oleh pihak tersebut belakangan ini disanggupi pembayarannya.6

Menurut Suharnoko, sewa menyewa barang adalah suatu penyerahan barang oleh pemilik
kepada orang lain itu untuk memulai dan memungut hasil dari barang itu dan dengan syarat
pembayaran uang sewa oleh pemakai kepada pemilik.7

Menurut Sudikno Mertokusumo, Sewa menyewa adalah persetujuan antara pihak yang
menyewakan dengan pihak penyewa. Pihak yang menyewakan menyerahkan barang yang
hendak disewa kepada pihak penyewa untuk dinikmati sepenuhnya.8

Perbedaan sewa – menyewa dengan jual beli ialah jika objek sewa menyewa tidak untuk dimiliki
oleh penyewa, tetapi hanya dipakai kegunaannya sehingga pada penyerahan barang dalam
perjanjian sewa ialah bersifat menyerahkan kekuasaan atas barang yang disewakan.

Perjanjian sewa diatur dalam Bab VII Buku III KUHPer tentang sewa – menyewa yang ada
didalam pasal 1548 sampai dengan pasal 1600 KUHPer. Sewa – menyewa dalam bahasa Belanda
disebut dengan huurenverhuur dan dalam bahasa inggris disebut dengan rent atau hire.

Adapun unsur – unsur yang tercantum dalam sewa menyewa sebagaimana diatur dalam
pasal 1548 KUHPer ialah :

1. Adanya pihak yang menyewakan dari pihak penyewa.

5
Lukman Santozo Az, Op. Cit., h.21-23
6
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: PT Pradnya Paramita, 2004, hal
381.
7
Suharnoko, 2009, Hukum Perjanjian : Teori dan Analisa Kasus, Jakarta : PT Kencana, halaman 45
8
Sudikno Mertokusumo, 2005, Mengenal Hukum Sewa Menyewa, Yogyakarta : PT. Liberty Yogyakarta, halaman 76
2. Adanya kesempatan antara kedua belah pihak.
3. Adanya subjek sewa menyewa yaitu barang (baik barang bergerak maupun tidak
bergerak).
4. Adanya kewajiban dari pihak yang menyewakan kenikmatannya kepada pihak yang
menyewa atas suatu benda dan lain – lain.
5. Adanya kewajiban dari penyewa untuk menyerahkan uang pembayaran kepada pihak
yang menyewakan.

Perjanjian yang terjadi tidak selamanya dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan perjanjian
yang sudah ditetapkan. Dalam beberapa kasus yang terjadi, pihak yang menyewakan tidak dapat
memenuhi kewajiban sesuai dengan yang telah di sepakati dalam perjanjian tersebut. Tidak
terpenuhinya kewajiban tersebut disebabkan karena adanya kelalaian atau kesengajaan atau
karena suatu peristiwa yang terjadi diluar masing – masing pihak. Maka dari itu adanya hak dan
kewajiban untuk kedua belah pihak yang membuatnya. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai
hak – hak dan kewajiban untuk para pihak dalam perjanjian sewa – menyewa rental mobil
menurut KUHPer ialah :

1. Hak dan kewajiban pihak yang menyewakan

Yang menjadi hak dari pihak yang menyewakan ialah menerima harga sewa yang telah
ditentukan. Sedangkan kewajiban bagi pihak yang menyewakan dalam perjanjian sewa
menyewa tersebut ialah :

a. Menyerahkan barang yang disewakan kepada si penyewa (Pasal 1550 ayat


(1) KUHPerdata);
b. Memelihara barang yang disewakan sedemikian rupa, sehingga dapat
dipakai untuk keperluan yang dimaksudkan (Pasal 1550 ayat (2)
KUHPerdata);
c. Memberikan hak kepada penyewa untuk menikmati barang yang disewakan
(Pasal 1550 ayat (3) KUHPerdata);
d. Melakukan pembetulan pada waktu yang sama (Pasal 1551 KUHPerdata);
e. Menanggung cacat dari barang yang disewakan (Pasal 1552 KUHPerdata).

2. Hak dan Kewajiban Pihak Penyewa

Adapun yang menjadi hak bagi pihak penyewa adalah menerima barang yang
disewakan dalam keadaan baik. Sedangkan yang menjadi kewajiban para
pihak penyewa dalam perjanjian sewa menyewa tersebut, yaitu:
a. Memakai barang sewa sebagaimana barang tersebut seakan-akan kepunyaan
sendiri;
b. Membayar harga sewa pada waktu yang telah ditentukan (Pasal 1560
KUHPerdata).9

Pada bidang transportasi di era saat ini sangat penting untuk menunjang kegiatan masyarakat.
Transportasi memiliki peran penting untuk memindahkan orang maupun barang dari tempat asal
mereka ke tempat yang dituju. Transportasi juga dapat membuka lapangan kerja baru bagi
kalangan masyarakat yang membutuhkan. Transportasi yang banyak diminati oleh masyarakat
ialah transportasi darat. Mobil sendiri merupakan kebutuhan penting bagi masyarakat. Tetapi
dalam memenuhi kebutuhan tersebut bukanlah sesuatu yang mudah untuk dimiliki semua
kalangan masyarakat. Bagi masyarakat yang tergolong ekonomi mampu dapat memiliki mobil
pribadi, tetapi bagi masyarakat yang tergolong ekonomi tidak mampu tidak dapat memiliki
mobil pribadi. Pernyataan berikut memberikan peluang bagi pebisnis bagi kalangan tertentu
untuk mendapatkan keuntungan dalam bidang sewa meyewa atau bisa dikatakan dengan rental
mobil.

Rental mobil merupakan pemakaian pada suatu kendaraan mobil untuk suatu waktu tertentu /
perjalanan tertentu, dengan pengemudinya yang akan menuruti segala aturan yang telah
ditetapkan oleh pemilik maupun pengusaha rental mobil yang bersangkutan dengan adanya
biaya sewa atas kendaraan yang disewanya sesuai dengan harga yang telah disepakati bersama.
Terjadinya perjanjian tersebut, dikarenakan adanya kesepakatan antara penyewa dan yang
menyewakan mobil. Dalam hal itu undang - undang telah menentukan syarat sahnya dalam
suatu persetujuan atau kontrak.

Perjanjian sewa – menyewa mobil mengacu pada asas konsensualitas yaitu perjanjian telah sah
apabila sudah dilakukannya kesepakatan antara kedua belah pihak dalam hal ini penyewa dan
yang menyewakan.

Rumusan masalah

1. Bagaimana bentuk wanprestasi dan upaya penyelesaian yang terjadi dalam pelaksanaan
perjanjian sewa menyewa mobil?
2. Akibat hukum apa yang timbul dalam perjanjian sewa – menyewa mobil jika terjadi
wanprestasi?

9
Ibid, h. 61-62
3. Bagaimana tanggung jawab apabila dalam perjanjian sewa menyewa mobil terjadi
kecelakaan berat yang menyebabkan si penyewa meninggal dunia?
4. Bagaimana syarat sah dalam perjanjian sewa – menyewa mobil ?

Pembahasan

1. Bentuk wanprestasi serta upaya penyelesaian yang terjadi dalam pelaksanaan


perjanjian sewa menyewa mobil
2. Tanggung jawab apabila dalam perjanjian sewa menyewa mobil terjadi
kecelakaan berat yang menyebabkan si penyewa meninggal dunia
3. syarat sah dalam suatu perjanjian sewa menyewa mobil

Anda mungkin juga menyukai