PERKAWINIAN
BAB X hak dan kewajiban antara orang tua dan anak (pasal 45-49)
Perubahan tersebut salah satunya tertera pada Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan yang menyatakan bahwa “Perkawinan hanya diizinkan bila
pria mencapai umur 19 (Sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16
(enam belas) Tahun”. Adapun perubahannya dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pada
Pasal 7 ayat (1) menyatakan bahwa ”Perkawinan hanya dapat diizinkan apabila pria dan
wanita sudah mencapai umur 19 (Sembilan belas) tahun”.
1. efektifitas hukum dari Soerjono soekanto bahwa suatu efektifitas hukum dipengaruhi
oleh beberapa aspek di antaranya aturannya sendiri, penegak hukum, fasilitas,
masyarakat dan budaya. Efektifitas Undang -undang nomor 16 tahun 2019 tentang
perkawinan belumlah efektif. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah kasus
perkawinan setiap tahunnya seperti nikah usia muda, poligami sampai dengan KDRT.
Komnas Perempuan mencatat, sepanjang tahun 2021, ada 59.709 kasus pernikahan dini yang
diberikan dispensasi oleh pengadilan.
Walaupun ada sedikit penurunan dibanding tahun 2020, yakni 64.211 kasus, namun angka ini
masih sangat tinggi dibandingkan tahun 2019 yang berjumlah 23.126 pernikahan anak.
Yang dimaksud dengan "bukti-bukti pendukung yang cukup" adalah surat keterangan yang
membuktikan bahwa usia mempelai masih di bawah ketentuan undang-undang dan surat
keterangan dari tenaga kesehatan yang mendukung pernyataan orang tua bahwa perkawinan
tersebut sangat mendesak untuk dilaksanakan.