Anda di halaman 1dari 1

Oli Bekas

Oli bekas mengalami perubahan komposisi fisik, kimia, maupun mekanis akibat
penggunaan dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga menyebabkan perubahan
kandungan menjadi lebih berbahaya dan karsinogenik. Oli bekas juga mudah terbakar atau
meledak, bersifat reaktif dan mutagenic yang menyebabkan iritasi dan infeksi. Oleh
karenanya, limbah oli harus dibuang dan diolah secara tepat agar tidak membahayakan
kesehatan dan keselamatan makhluk hidup dan lingkungan.
Membuang Oli Bekas Berdasarkan Aturan Pemerintah
Adapun aturan pemerintah yang mengatur seluruh limbah B3 termasuk diperlukan
pembuangan hingga pengolahan yang benar yaitu Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup seperti berikut:
1. Pastikan bahan wadah tidak mudah bereaksi, tidak berkarat, tertutup rapat, kuat, dan
tidak rusak
2. Tampung oli bekas pada wadah dan dilarang melakuka pencampuran oli bekas
dengan bahan-bahan tertentu
3. Beri simbol maupun label (nama limbah B3, identitas penghasil, tanggal dihasilkan
dan tanggal pengemasan)
4. Simpan pada lokasi dan fasilitas penyimpanan yang bebas dari banjir dan tidak rawan
bencana alam, memiliki bak penampung maupun saluran tertentu, terhindar dari hujan
dan sinar matahari, serta memiliki penerangan dan ventilasi yang cukup
5. Serahkan kepada pihak jasa pengelola oli bekas berizin agar diolah secara tepat.
Mengolah Oli Bekas
Pengolahan oli bekas memerlukan proses yang panjang. Proses pemurnian kembali oli
bekas dilakukan menggunakan metode Distilasi Thin Film Evaporation dan Hydrofinishing.
Berikut tahapan-tahapannya:

1. Oli bekas direaksikan dengan bahan kimia temuan Mohawk untuk memisahkan
kandungan air dalam oli dan menghindari terjadinya penyumbatan dan karat
2. Oli bekas disuling dalam kondisi vakum untuk memisahkan bahan bakar yang
terbawa seperti diesel atau solar
3. Pemisahan residu dengan alat Thin Film Evaporator, kemudian dihasilkan minyak
hasil destilasi yang bebas residu, air, dan bahan bakar
4. Pereaksian dengan gas hydrogen melalui proses catalityc hydrofinishing untuk
menjenuhkan kembali ikatan antar atom karbon serta membebaskan dari kandungan
beleerang dan klor
5. Terakhir, dilakukan fraksionisasi untuk mendapat minyak pelumas dasar yang
kental(heavy based oil) dan ringan (light based oil).

Anda mungkin juga menyukai