Anda di halaman 1dari 2

MIDTERM USHUL FIQH

Nama Mahasiswa : Sayyid Sabiq

Semester/Prodi : III/KPI B

Soal

1. Apa pengertian dalil secara bahasa dan istilah?


2. Apa pengertian Qiyas secara bahasa dan istilah?
3. Apa rukun-rukun Qiyas?
4. Apakah masalah akidah dan ibadah bisa di Qiyaskan?
5. Apa contoh yang kamu ketahui? Berikan 3 contoh dan jelaskan!

Jawab

1. Dalil secara bahasa adalah petunjuk untuk sesuatu secara konkrit maupun non konkrit,
sedangkan secara istilah adalah
2. Qiyas secara bahasa adalah mengukur sesuatu dengan sesuatu yang semisal dengannya.
Sedangkan Qiyas secara istilah adalah menggabungkan suatu kejadian yang tidak ada
dalil nash didalamnya dengan suatu kejadian yang memiliki nash didalamnya berdasarkan
dasar hukumnya (Illat).
3. Rukun Qiyas ada empat, diantaranya;
1) al Ashl/Maqis ‘alaih (yang memiliki dalil nashnya).
2) al Furu’/Maqis (yang tidak memiliki dalil nashnya).
3) Hukmul ashal (hukum asal/hukum syara’ yang terdapat nashnya menurut asal.
Hukum asal menjadi hukum untuk furu’).
4) al ‘illah (illat/sebab hukum yang mmenjadi dasar dibangunnya suatu hukum)
adalah keadaan yang dipakai dalam membangun suatu hukum, adapun cabang
(furu’) disamakan kepada asal dalam hal hukumnya.
4.
5. Diantara contoh-contoh dari Qiyas adalah;
1) Khamar, telah ditetapkan hukumnya di dalam nash Al Qur’an di dalam surah Al
Ma’idah ayat 90. Dan sebab atau dasar hukumnya adalah perasaan mabuk (nge-
fly,hilang kesadaran, dsb).
2) Pembunuhan oleh ahli waris, hal ini juga telah tetap nashnya di dalam As Sunnah
(“Orang yang melakukan pembunuhan tidak mendapat warisan/pusaka”)
bahwasanya ahli waris yang membunuh orang yang mewarisi (muwaris) tidak
mendapatkan warisan tersebut dengan dasar hukum (illat) membunuh untuk
menyegerakan sesuatu (warisan) sebelum waktunya, maka ia tidak mendapatkan
warisan atau pusaka.
3) Jual beli ketika berkumandang azan shalat Jum’at, peristiwa ini telah ada
ketetapannya dalam nash Al Qur’an didalam surah Al Jumu’ah ayat 9 (“Hai
orang-orang yang beriman, apabila diseur untuk menunaikan shalat di hari
Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual
beli…”). Dasar hukum dari nash tersebut ada pada kelalaian dalam shalat. Maka
hal apapun yang melaalikan ketika azan Jum’at terkena oleh illat ini dan dihukumi
dengan makruh.

Anda mungkin juga menyukai