Anda di halaman 1dari 58

MANAJEMEN KEUANGAN

Analisis Indeks
Common Size EVA
dan MVA
KELOMPOK 2
ANGGOTA KELOMPOK 2

NI KADEK PUTRI
DWIPAYANI

230521035
NI KOMANG NADIA NI KADEK AYU SAVITRI
IDA AYU CAHYA SAVITRI
MARTAENI DEVI

2307521034 2307521041 2307521O39

1 2 3 4

ANALISIS ANALISIS COMMON- MVA EVA


INDEKS SIZE
Cakupan Pengukuran Syarat Contoh Perhitungan
yang disusun dalam
Interpretasi Perhitungan Keuanggulan
Common-size statement
Mendekati Kebenaran Contoh Analisis Kelemahan
MVA
Contoh Analisis Indeks Common Size
Keunggulan dan
Kelemahan MVA
Pengertian Pengertian Pengertian
Pengertian Formula MVA Formula EVA Cara PenyusunanInformasi dari NeracaContoh

MATERI BAHASAN
ANALISIS INDEKS

Analisis Indeks adalah sebuah metode analisis


laporan keuangan untuk mengetahui
kecenderungan atau tendensi keadaan keuangan
suatu perusahaan apakah naik, turun atau tetap.
Angka indeks 100 adalah untuk tahun
dasar. Tahun dasar tidak selamanya tahun
awal, melainkan tahun yang dianggap
representatif.
Cara Penyusunan
Laporan dengan
Indeks
Menginterpretasikan tingkat pemanfaatan aktiva
harus berhati-hati karena rasio ini hanya mengukur:
Syarat Agar Interpretasi
Mendekati Kebenaran
Prinsip-prinsip akuntansi harus dilakukan
secara konsisten pada periode yang
bersangkutan. Selama periode yang dianalisis
tidak terjadi perubahan tingkat harga, atau nilai
harga.
indeks x = Angka
Laporan Keuangan /
Angka Dasar X 100
Analisis dan Interpretasi:

1Aspek
. Likuiditas
Aktiva lancar dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami
kenaikan masing-masing 3%, 22 %, 44 %, dan 72 %. Kenaikan hutang lancar
pada periode yang sama adalah 28%, 105%, 146%, dan 225%.
2 . Aspek Solvabilitas
Jumlah hutang dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 naik masing-
masing 26%, 98%, 136%, dan 210%. Sementara penurunan modal sendiri
pada periode yang sama masing-masing 4%, 23%, 24%, dan 34%.
3. Aspek Rentabilitas
Trend laba dari tahun ke tahun menunjukan penurunan. Laba operasi tahun
2009 turun 5%, tahun 2010 naik 26%, tahun 2011 naik 14% dan tahun 2012
turun 11%. Sementara jumlah aktiva dari tahun 2008 sampai dengan tahun
2012 naik masing-masing 5%, 13%, 23%, dan 38%.
4 . Aspek Aktivitas Usaha
Trend penjualan neto dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 turun
masing- masing 9%, 33%, 14%, dan tahun 2012 naik 4%. Kalau dibandingkan
dengan trend piutang dagang yang naik dari tahun 2009 sampai dengan
tahun 2012 masing-masing 4 %, 35 %, 71%, dan 98 %. Kemudian kalau
dibandingkan antara trend penjualan dengan trend persediaan menunjukan
bahwa trend persediaan tahun 2009 naik 3%, tahun 2010 naik 17%, tahun
2011 naik 31% dan tahun 2012 naik 61%.
Analisis Common Size
Analisis common size adalah analisis yang disusun
dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam
laporan laba rugi dan neraca menjadi proporsi dari
total penjualan atau dari total aktiva.

Laporan keuangan dalam bentuk persentase


perkomponen (Common-size Statement)
menggambarkan setiap pos dalam persentase dari
total kelompoknya. Teknik penyusunan ini dikenal sebagai analisis common size
dan termasuk metode vertikal

Neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size


statement) dapat memberikan informasi sebagai berikut:
Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan
memberikan gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar
terhadap aktiva tak lancar.
50% 50%

Struktur modal (komposisi pasiva) dapat


memberikan gambaran mengenai posisi relatif
utang perusahaan terhadap modal sendiri.
struktur modal. Laporan laba rugi per-komponen
menggambarkan alokasi setiap Rp. 1,00 penjualan pada
elemen biaya dan laba, hal ini dapat menggambarkan
perubahan distribusi tersebut.
Contoh Analisis Common Size
Contoh Analisis Common Size

Cara perhitungan persentase per- Pos-pos di dalam neraca dikategorikan


komponen menjadi aktiva dan pasiva. Total aktiva dan
total pasiva dinyatakan sebesar 100%
Pos yang termasuk pada masing-masing %Kas = (Saldo Kas / Total Aktiva) x 100%
kategori dinyatakan dalam persentase atas = (Rp. 1.300/Rp. 14.000) x 100%
dasar total aktiva atau pasiva. = 9.29%
Selama dua tahun, terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnya
kas,persediaan) maupun pasiva (misalnya utang jangka panjang).
Cara perhitungan persentase penghasilan (total penghasilan
per-komponen dinyatakan sebesar 100%).
%Harga Pokok Penjualan
Pos-pos dalam perhitungan rugi laba = (Saldo Harga Pokok Penjualan/Total
yang dinyatakan dalam persentase Penghasilan) 100%
per-komponen atas dasar total = (Rp. 60.000 / Rp. 200.000) x 100%
= 30%
Dari perhitungan laba
rugi, tampak bahwa
Distribusi setiap Rp. 1,00 penjualan kepada harga pokok
penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun
distribusi untuk biaya lainnya (pemasaran, administrasi,
dan bunga), secara total mengalami kenaikan.

ANALISIS MARKET VALUE ADDED (MVA)


MVA merupakan selisih antara market value of
equity dan jumlah yang ditanamkan investor
kedalam perusahaan.

MVA digunakan untuk mengukur seluruh


pengaruh kinerja manajerial sejak
perusahaan berdiri hingga sekarang.
Formula Analisis Market Value Added (MVA)
Secara umum Market Value Added (MVA) dapat dihitung dengan rumus
menurut Brigham dan Houston, yaitu :
MVA = Market Value of Ekuity – Total Ekuitas Saham

MVA = (Harga Per lembar Saham x Jumlah Saham) -


Total Ekuitas Saham
Formula Analisis Market Value Added (MVA)
Sedangkan menurut Lutfiana, MVA dirumuskan sebagai berikut:
Indikator dan Komponen Analisis Market Value
Added (MVA)
1.Jika nilai Market Value Added (MVA) > 0 artinyaperusahaan
telah mampu meningkatkan nilai modal yang diinvestasikan oleh
pemberi dana.

KOMPONEN Market Value Added (MVA)


1.NILAI PASAR SAHAM
2 .NILAI BUKU SAHAM
2. Jika nilai Market Value Added (MVA) < 0 artinyaperusahaan tidak berhasil
meningkatkan nilai modal yang diinvestasikan oleh pemberi dana.
Contoh Perhitungan Analisis MVA

PT Wisatawan memiliki market value of


equity RP 150juta dan nilai modal yang
disetor adalah Rp 10juta.
Maka MVA PT Wisatawan adalah:
Nilai Pasar Ekuity – Modal ekuitas yang
Disetor Pemegang Saham
Rp150juta - Rp10juta = Rp140juta
Contoh Perhitungan Analisis MVA

MVA PT WISATAWAN tahun


2011 adalah Rp 254 juta dan
tahun 2012 adalah Rp 460 juta,
Hal tersebut menunjukkan bahwa
dampak tindakan manajerial
sejak perusahaan berdiri
meningkat pada tahun 2011 dan
2012 masing-masing sebesar 254
juta dan Rp 460 juta.
Keunggulan dan Kelemahan ANALISIS
MARKET VALUE ADDED (MVA)
Sebagai salah satu alat ukur kinerja keuangan dan
penilaian kinerja perusahan. Kelebihan MVA
menurut Baridwan dan Legowo, MVA merupakan
ukuran tunggal dan dapat berdiri sendiri yang tidak
membutuhkan analisis trend sehingga bagi pihak
manajemen dan penyedia dana akan lebih mudah
dalam menilai kinerja perusahaan.

Keunggulan dan Kelemahan ANALISIS


MARKET VALUE ADDED (MVA)
Menurut Napitupuluh keunggulan MVA yaitu:
a. Penerapan MVA dalam perusahaan dapat
menggambarkan prospek yang menguntungkan atas
investasi yang dilakukan saat ini dimasa yang akan
datang.
b. Nilai MVA dapat menjadi metode perhitungan dalam
menganalisa kekayaan dimasa yang akan datang.

Keunggulan dan Kelemahan


ANALISIS MARKET VALUE ADDED (MVA)
Selain memiliki kelebihan, Menurut Napitupuluh Market Value juga
memiliki kelemahan. Kelemahan MVA yaitu:
a. Metode MVA mengabaikan kesempatan biaya modal
yangdiinvestasikan dalam perusahaan.
b. Metode MVA hanya dapat diamati pada tingkat atas sehinggatidak
dapat diterapkan pada divisi operasi.
c. MVA mengabaikan distribusi kekayaan kepada shareholder danjuga
mengabaikan kontribusi mereka.
d. MVA hanya diaplikasikan pada perusahaan yang sudah gopublic saja,
hal itu juga merupakan kelemahan MVA.
Analisis Economic Value Added EVA
Economic Value Added (EVA) adalah ukuran nilai
tambah ekonomis yang dihasilkan perusahaan
sebagai akibat dari aktivitas atau strategi
manajemen.

Economic Value Added (EVA) menitik beratkan


pada efektivitas manajerial tertentu.
Formula Analisis Economic Value Added
Contoh Perhitungan EVA
Perhitungan EVA pada emiten Astra Internasional (ASII) pada tahun 2019

Berikut identifikasi objek data yang dibutuhkan dalam menghitung EVA ASII:
Laba bersih setelah Pajak (NPAT) = [Rp 50.2 T - (Rp 9.9T + Rp14 T) + Rp 10.3 T] x
(1-21.76%) = Rp 28.5T.
Ekuitas = Rp 186 T
Hutang Bank Jangka Panjang = Rp 50 T
Total Ekuitas = Rp 187 T

Dari data di atas, maka kita sudah menemukan data NPAT sebesar Rp 28.5 T.
Sementara jika menghitung Invested Capital, maka hasilnya adalah Rp 186 T + Rp
50 T = Rp 236T. Disisi lain, data Bloomberg menunjukan bahwa WACC ASII saat ini
ditetapkan sebesar 12.3%. Karena itu, EVA ASII pada tahun 2019 adalah:

EVA = Laba Operasi Setelah Pajak - (Invested Capital x WACC)


= Rp 28.5 T - [( Rp186 T + Rp = - Rp 500 M
50T) x 12.3%] Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa
berdasarkan parameter EVA, ASII dianggap tidak
= Rp 28.5 T - Rp 29 T
memberikan keuntungan ekonomis bagi investor
pada tahun tahun buku 2019 karena ASII deliver EVA negatif atau defisit sebesar Rp 500M.

Keunggulan EVA Stewart 1991


Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal berarti
manajemen dapat menggunakan aktiva perusahaan secara efisien
untuk mendapatkan keuntungan yang optimal
Menginvestasikan modal baru ke dalam proyek yang

Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak


menguntungkan
mendapatkan return lebih besar dari pada biaya modal yang ada.
Keunggulan EVA Govindarajan
Dengan meningkatnya EVA maka investasi-investasi akan menghasilkan laba
diatas biaya modal sehingga akan lebih menarik para manajernya untuk
berinvestasi dalam perusahaan tersebut.
Adanya tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aset
yang berbeda pula.
EVA memiliki korelasi positif yang kuat terhadap perubahan-perubahan nilai
pasar perusahaan.
Kelemahan EVA
Tidak mampu memprediksi dampak strategi yang kini diterapkan untuk
masa depan perusahaan
Sifat pengukurannya merupakan potret jangka pendek sehingga manajemen
cenderung enggan berinvestasi jangka panjang.

Memerlukan tambahan biaya.


EVA mengabaikan kinerja non keuangan yang sebenarnya bisa
meningkatkan kinerja keuangan.
Tidak cocok diterapkan pada industri tertentu.

Anda mungkin juga menyukai