Anda di halaman 1dari 28

KONTROL TERHADAP

PRODUK DAN
BAHAN BAKU
JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNESA
DR.YULIANI,M.SI
KONTROL (CONTROLLING)
■ pengawasan; pemeriksaan; pengendalian;
■ Pengendalian adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui
perilaku yang diharapkan
■ Pengendalian merupakan tahap penentu keberhasilan manajemen
■ Pengendalian merupakan siklus dengan proses yang terpantau
■ Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan
oleh organisasi untuk menghadapi resiko
■ Pengendalian adalah suatu proses penjaminan di mana perusahaan
dan orang - orang yang berada dalam perusahaan tersebut dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
LANGKAH LANGKAH DALAM CONTROLLING
■ Mockler (1984) membagi pengawasan dalam 4 langkah yaitu :
1. Menetapkan standar dan Metode Mengukur Prestasi Kerja.
Standar yang dimaksud adalah criteria yang sederhana untuk prestasi
kerja, yakni titik-titik yang terpilih didalam seluruh program
perencanaan untuk mengukur prestasi kerja tersebut guna
memberikan tanda kepada manajer tentang perkembangan yang
terjadi dalam perusahaan itu tanpa perlu mengawasi setiap langkah
untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
■ 2. Melakukan Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran prestasi kerja idealnya dilaksanakan atas dasar
pandangan kedepan, sehingga penyimpangan-penyimpangan yang
mungkin terjadi dari standar dapat diketahui lebih dahulu.
■ 3. Menetapkan Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standar
Yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target
atau standar yang telah ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan
standar manajer akan menilai bahwa segala sesuatunya berada
dalam kendali.
■ 4. Mengambil Tindakan Korektif
Proses pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan
untuk membetulkan penyimpangan yang terjadi. Apabila
prestasi kerja diukur dalam standar, maka pembetulan
penyimpangan yang terjadi dapat dipercepat, karena manajer
sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana dari
pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan
koreksi itu harus dikenakan.
Pengendalian setidaknya melibatkan
beberapa aktivitas

§ Menentukan apa yang akan diukur


§ Menentukan standar yang telah ditentukan sebelumnya
§ Pengukuran kinerja
§ Membandingkan hasil pengukuran dengan standar
§ Tindakan koreksi.
Pengendalian mutu (Quality Control) , atau QC untuk akronimnya, adalah suatu
proses yang pada intinya adalah menjadikan entitas (Setiap unit atau organisasi
yang dapat dipandang atau diperlakukan sebagaimana layaknya individu menurut
ketentuan hukum yang berlaku, atau setiap unit atau lembaga yang
keberadaannya dijamin atau dilindungi oleh ketentuan hukum yang berlaku)
sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi.
Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu:
■ 1. Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses yang
terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas dan kinerja, dan
identifikasi catatan.
■ 2. Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan
kualifikasi.
■ 3. Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya
organisasi, motivasi, semangat tim, dan hubungan yang berkualitas.
Kontrol terhadap Produk

■ Lingkup kontrol termasuk pada inspeksi produk, di mana setiap


produk diperiksa secara visual, dan biasanya pemeriksaan tersebut
menggunakan mikroskop stereo untuk mendapatkan detail halus
sebelum produk tersebut dijual ke pasar eksternal.
■ Seseorang yang bertugas untuk mengawasi (inspektur) akan
diberikan daftar dan deskripsi kecacatan-kecacatan dari produk cacat
yang tidak dapat diterima (tidak dapat dirilis), contohnya seperti
keretakan atau kecacatan permukaan. Kualitas dari output akan
beresiko mengalami kecacatan jika salah satu dari tiga aspek
tersebut tidak tercukupi.
■ Penekanan QC terletak pada pengujian produk untuk mendapatkan produk
yang cacat. Dalam pemilihan produk yang akan diuji, biasanya dilakukan
pemilihan produk secara acak (menggunakan teknik sampling). Setelah
menguji produk yang cacat, hal tersebut akan dilaporkan kepada manajemen
pembuat keputusan apakah produk dapat dirilis atau ditolak. Hal ini
dilakukan guna menjamin kualitas dan merupakan upaya untuk
meningkatkan dan menstabilkan proses produksi (dan proses-proses lainnya
yang terkait) untuk menghindari, atau setidaknya meminimalkan, isu-isu yang
mengarah kepada kecacatan-kecacatan di tempat pertama, yaitu pabrik.
Untuk pekerjaan borongan, terutama pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh
instansi pemerintah, isu-isu pengendalian mutu adalah salah satu alasan
utama yang menyebabkan tidak diperbaharuinya kontrak kerja.
Kontrol dari segi apakah?
■ Kontrol diperlukan untuk mencapai tujuan dengan cara yang telah
ditetapkan karena menyediakan instrumen yang mempengaruhi
kinerja dan pengambilan keputusan proses organisasi. Kontrol
sebenarnya berkaitan dengan peraturan diterapkan pada kegiatan
dalam suatu organisasi untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam
membangun kebijakan, rencana, dan praktek.

■ mekanisme kontrol dapat diatur sesuai dengan fungsi, atribut


produk, atribut geografis, dan tujuan strategis dan keuangan
secara keseluruhan
■ Kriteria utama untuk menilai output kontrol meliputi produktivitas,
profitabilitas, pertumbuhan, pangsa pasar, dan kualitas produk.
■ mekanisme kontrol tidak dapat seragam di setiap negara. perusahaan internasional
harus menghadapi kendala berat berdasarkan yang mereka memodifikasi mekanisme
kontrol mereka di setiap negara. Berikut adalah daftar kendala utama yang
mempengaruhi organisasi dalam menetapkan mekanisme kontrol manajerial -
■ Distance - jarak geografis dan berbagai bentuk kesenjangan budaya merupakan kendala
besar sistem kontrol. Saat ini, transmisi email dan fax telah menggantikan komunikasi
manusia, mengubah makna dari jarak antara unit dan karyawan dari sebuah organisasi.
■ Diversity - Sulit untuk menerapkan sistem kontrol yang umum untuk semua orang
karena keragaman. Hal ini membutuhkan manajer untuk secara lokal responsif untuk
mengatasi kebutuhan negara di mana perusahaan beroperasi. atribut beragam mungkin
ada dalam bentuk tenaga kerja, biaya, mata uang, faktor ekonomi, standar bisnis, dll
■ Degree of Uncertainty - data yang berkaitan dengan mekanisme pelaporan mungkin
tidak akurat dan tidak lengkap, meningkatkan tantangan serius untuk mengendalikan
mekanisme. Karena uncertainities, mekanisme kontrol harus fokus pada pengaturan
tujuan dan mengembangkan rencana untuk memenuhi tujuan.
PRODUK
■ Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat
diperjualbelikan.
■ Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke
sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau
kebutuhan.
■ Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai
merchandise.
■ Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan
dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah
seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai
komoditas.
■ Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu
yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya".Bentuk kerja dari
kata product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin
prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu
untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun
yang diproduksi ("anything produced").Namun sejak 1695, definisi
kata product lebih merujuk pada sesuatu yang diproduksi ("thing or
things produced"). Produk dalam pengertian ekonomi diperkenalkan
pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.
■ Dalam penggunaan yang lebih luas, produk dapat merujuk pada
sebuah barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok
barang dan jasa, atau sebuah pengelompokan industri untuk barang
dan jasa.
■ Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product as anything
that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and
that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang
dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.
■ Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of tangible and intangible
attributes, including packaging, color, price quality and brand plus the services and
reputation of the seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut
yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga,
kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman
subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.
■ Lima Tingkatan Produk
Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic
product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan
tentang kelima tingkatan produk adalah :
a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying)
yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu
produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally
expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut
produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu
produk.
d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that
distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang
membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang
ditawarkan oleh pesaing.
e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this
product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan
bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.
Klasifikasi Produk
■ Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya
pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama,
yaitu :
a) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau
disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b) Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
(dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan
sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa
adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
■ 2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya
habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.
Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian
normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi,
minuman kaleng dan sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa
bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya
untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya
lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
■ 3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu

didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk


itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:

a) Barang konsumsi (consumer’s goods)


Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung
dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut
untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b) Barang industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih
memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan
suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari
barang industri diperjual belikan kembali.
■ Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang
dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan
rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang
konsumen dibedakan menjadi empat jenis :
a) Convenience goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian
tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya
memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan
dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun,
surat kabar, dan sebagainya.
b) Shopping goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya
dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia.
Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan
lainnya.
■ c) Specialty goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau
identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen
bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.
Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang
terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.
d) Unsought goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen
atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya
belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi
jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.
■ Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas
produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of
features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy
given needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau
jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat.
Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga
dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau
pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen.
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh
penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh
karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan
membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan
tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih
baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya
bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.
■ Menurut Kotler and Armstrong (2004, p.283) arti
dari kualitas produk adalah “the ability of a product
to perform its functions, it includes the product’s
overall durability, reliability, precision, ease of
operation and repair, and other valued attributes”
yang artinya kemampuan sebuah produk dalam
memperagakan fungsinya, hal itu termasuk
keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan,
kemudahan pengoperasian dan reparasi produk
juga atribut produk lainnya.
Dimensi Kualitas Produk
■ 1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik
operasi dasar dari sebuah produk
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau
umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk
tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian
konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya
tahan produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan
spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar
dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari
konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
■ Menurut Tjiptono (1997, p.25), dimensi kualitas produk meliputi :
1) Kinerja (performance)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang
dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah
penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan
dalam mengemudi dan sebagainya.
2) Keistimewaan tambahan (features)
Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan
interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock
system, power steering, dan sebagainya.
3) Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal
dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.
■ 4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi
standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya
standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda
untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.
5) Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus
digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur
ekonomis penggunaan mobil.
6) Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk
fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna,
dan sebagainya.
Bahan baku
■ Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk di mana bahan
tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan bagian
terbesar dari bentuk barang)
■ benda yang dapat dibuat sesuatu, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat
sesuatu. Perusahaan selalu menghendaki jumlah bahan (persediaan) yang cukup
agar proses produksi tidak terganggu
■ Bahan baku merupakan salah satu unsur yang paling aktif didalam perusahaan
yang secara terus-menerus diperoleh, diubah yang kemudian dijual kembali.
Sebahagian besar dari sumber-sumber perusahaan-perusahaan juga sering
dikaitkan dalam persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam operasi
perusahaan pabrik.
■ Bahan baku adalah bahan baku yang diolah menjadi produk bahan jadi dan
pemakaian dapat diindentifikasikan secara langsung atau diikuti jejaknya atau
merupakan integral dari produk tertentu.

Anda mungkin juga menyukai