Anda di halaman 1dari 34

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan Khusus Riset..................................................................................2
1.3 Manfaat Riset.............................................................................................2
1.4 Urgensi Riset..............................................................................................2
1.5 Temuan Yang Ditargetkan.........................................................................3
1.6 Kontribusi Riset.........................................................................................3
1.7 Luaran Riset...............................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Literature Review......................................................................................4
2.2 Sistem Strutting Modular...........................................................................4
2.3 Galian Tanah dan Basement....................................................................10
BAB 3 TAHAP PELAKSANAAN........................................................................17
3.1 Plan (Perencanaan)..................................................................................17
3.1.1 Research and Development......................................................17
3.1.2 Identifikasi Alat dan Bahan......................................................17
3.1.3 Perencanaan Desain..................................................................18
3.2 Do (Pelaksanaan).....................................................................................18
3.2.1 Prototipe...................................................................................18
3.2.2 Produksi Produk.......................................................................19
3.2.3 Pengujian..................................................................................19
3.3 Check (Evaluasi)......................................................................................19
3.4 Action (Tindakan ke Depan)....................................................................20
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN......................................................21
4.1 Anggaran Biaya.......................................................................................21
4.2 Jadwal Kegiatan.......................................................................................21
4.3 Justifikasi Anggaran Kegiatan.................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
LAMPIRAN...........................................................................................................24
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping.................24
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan......................................................29
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas..........30
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana.................................................32
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1. Desain Sistem Strutting Modular


Source by Scan - Bilt Pte Ltd

Pertumbuhan pesat struktur perkotaan di seluruh dunia, didorong oleh


peningkatan penduduk dan urbanisasi yang terus berlanjut, telah membawa
tantangan signifikan dalam hal penataan ruang di kota-kota besar. Pengembang
dan kontraktor konstruksi, dalam upaya untuk mengoptimalkan penggunaan lahan
yang sangat terbatas, terus mendorong batasan dengan membangun gedung-
gedung bertingkat tinggi yang semakin tinggi dan kompleks. Salah satu solusi
yang sering diadopsi adalah memasukkan struktur basement dalam desain
bangunan, terutama untuk fungsi parkir.
Dalam kondisi di mana lahan sangat berharga, dan pemilik bangunan memiliki
kebutuhan akan area parkir yang substansial, basement telah menjadi pilihan yang
umum. Namun, tantangan utama muncul ketika bangunan tersebut memerlukan
basement yang dalam, terkadang mencapai dua hingga tiga lapisan. Kehadiran
bangunan yang ada di sekitarnya dan kondisi lahan yang sempit dapat
menghambat konstruksi galian tanah yang dalam. Untuk mengatasi kendala ini,
salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah penggunaan sistem strutting
yang modular.
Dalam fase perencanaan, tidak hanya dibutuhkan desain bangunan yang
memenuhi peraturan dan standar yang berlaku, tetapi juga perlu
mempertimbangkan metode konstruksi yang memastikan konstruibilitas, efisiensi
biaya, dan waktu pengerjaan yang efisien. Integrasi sistem strutting modular
dalam rancangan basement menjadi kunci dalam menangani situasi ini. Dengan
cara ini, kontraktor dan pengembang dapat menghadapi tantangan membangun
bangunan tinggi dengan basement dalam kondisi lahan yang sempit secara lebih
efektif, menciptakan ruang yang optimal, dan memenuhi kebutuhan lahan parkir
yang meningkat tanpa mengorbankan kestabilan struktural.
Mengusung desain pada sistem strutting modular untuk galian tanah dan
basement merupakan tindakan yang cerdik dan relevan. Inovasi dalam metode
konstruksi ini membantu memecahkan kendala yang sering muncul, seperti lahan
yang sempit dan kondisi bangunan yang berdekatan. Keberhasilan dalam
mengintegrasikan sistem strutting modular ke dalam proyek konstruksi akan
membawa manfaat besar, seperti penghematan biaya dan waktu serta peningkatan
efisiensi. Dengan memanfaatkan teknologi dan metodologi terbaru, proyek-
proyek konstruksi galian tanah dan basement dapat dijalankan dengan lebih
lancar, aman, dan berkelanjutan.

1.2 Tujuan Khusus Riset


1. Meningkatkan efisiensi konstruksi dengan mengembangkan prototipe sistem
strutting modular yang inovatif untuk digunakan dalam proyek galian tanah
dan basement.
2. Evaluasi kemampuan sistem strutting modular dalam mengendalikan risiko
galian tanah yang dalam dan mencegah keruntuhan.

1.3 Manfaat Riset


1. Peningkatan produktivitas, keuntungan dan efisiensi konstruksi proyek galian
tanah dan basement.
2. Menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan memberikan perlindungan
lebih baik terhadap risiko yang terkait dengan galian tanah dalam proyek
konstruksi basement.

1.4 Urgensi Riset


Penelitian ini sangat mendesak dan memiliki urgensi yang tinggi dalam
industri konstruksi karena sistem strutting modular memiliki peran penting dalam
memperbaiki efisiensi, keamanan, dan keberlanjutan dalam pekerjaan konstruksi.
Pentingnya penelitian ini terletak pada potensi peningkatan efisiensi konstruksi
karena dengan mengembangkan sistem strutting modular yang lebih efisien bisa
membantu dalam mengatasi tantangan jangka pendek terkait tenggat waktu
proyek konstruksi.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan
dampak lingkungan, penelitian ini relevan untuk mengembangkan solusi yang
lebih ramah lingkungan, inovatif, dan berkelanjutan dalam konstruksi galian tanah
dan basement.
1.5 Temuan Yang Ditargetkan
Dalam penelitian ini temuan yang kami targetkan mencangkup pengembangan
sistem strutting modular yang lebih efisien untuk meningkatkan efisiensi
konstruksi, peningkatan keamanan konstruksi dengan menciptakan sistem
strutting yang lebih aman, pengurangan dampak lingkungan dengan penggunaan
bahan berkelanjutan, peningkatan kualitas konstruksi melalui desain inovatif pada
sistem strutting, pemanfaatan teknologi terkini dalam pengembangan sistem
strutting yang canggih, kontribusi pada industri konstruksi dengan solusi inovatif.
Pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan teknologi terkini dalam
praktik konstruksi galian tanah dan basement juga menjadi target penting untuk
menghadapi tantangan konstruksi modern. Dengan memahami dan mengadopsi
teknologi terkini ini, praktik konstruksi galian tanah dan basement dapat
ditingkatkan dalam hal produktivitas, keamanan, dan dampak lingkungan,
memastikan bahwa proyek-proyek konstruksi tersebut dapat berjalan lebih efisien
dan berkelanjutan.

1.6 Kontribusi Riset


Berbagai cara dapat ditempuh untuk berkontribusi pada penggunaan sistem
strutting dalam industri konstruksi. Pertama, pemahaman yang lebih mendalam
tentang teknologi ini sangat penting. Memahami prinsip-prinsip dasar dan teknik-
teknik yang terlibat dalam penggunaan sistem strutting juga merupakan langkah
awal yang krusial.
Selain itu, penelitian dan pengembangan teknologi sistem strutting khususnya
dalam pekerjaan galian tanah dan basement memegang peranan penting. Ini
mencakup pengembangan desain sistem strutting modular yang lebih efisien dan
aman untuk digunakan dalam berbagai proyek konstruksi galian tanah dan
basement. Keberhasilan riset ini dapat menghadirkan manfaat besar, seperti
percepatan proses konstruksi, penggunaan sumber daya yang lebih efisien, dan
peningkatan keselamatan dalam lingkungan kerja konstruksi.

1.7 Luaran Riset


Hasil penelitian ini akan memungkinkan pemangku kepentingan dalam proyek
konstruksi untuk memahami dan menerapkan metode penggalian tanah yang lebih
efisien, aman, dan berkelanjutan. Dengan fokus pada kebutuhan akan lahan yang
semakin mahal dan terbatas, riset ini akan menyajikan rekomendasi yang
memungkinkan pengembang untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan dengan
memanfaatkan sistem strutting modular. Selain itu, riset ini juga akan membahas
aspek-aspek kunci yang terkait dengan galian tanah dan basement, termasuk
masalah dewatering, keamanan, dan dampak lingkungan. Luaran riset ini akan
memberikan kontribusi nyata pada industri konstruksi dengan memperkenalkan
solusi inovatif yang memenuhi tuntutan efisiensi, keamanan, dan keberlanjutan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Literature Review

2.2 Sistem Strutting Modular


Kekhawatiran utama dalam banyak proyek konstruksi bawah tanah di wilayah
perkotaan adalah pergerakan yang berlebihan akibat penggalian. Pergerakan
semacam ini bisa berpotensi merusak struktur-struktur sekitarnya. Ketika proses
instalasi sistem penyangga galian dilakukan dengan tingkat keahlian yang cukup
dan sesuai, pergerakan tanah yang terjadi sebagian besar dipengaruhi oleh
kekakuan sistem penyangga tersebut. Oleh karena itu, penting untuk memilih
kekakuan yang tepat untuk sistem penyangga galian, khususnya sistem strutting
modular, guna meminimalkan kerusakan terkait dengan penggalian pada
bangunan dan utilitas di sekitarnya. (L. Sebastian Bryson et al. 2012)
Sebagian besar penggalian dalam yang dalam di daerah pesisir didukung oleh
sistem penyangga strutting, yang telah banyak diteliti (Changjie Xu et al. 2013).
Peran sentral sistem ini dalam menjaga stabilitas dan keamanan penggalian
menjadi semakin penting dalam menghadapi tantangan geoteknika yang kompleks
di sekitar daerah pesisir. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang
peran, desain, dan implementasi strutting modular menjadi esensial dalam
memastikan kelancaran dan keberhasilan proyek penggalian di lingkungan yang
menantang ini. Hal ini berkontribusi secara signifikan pada efisiensi konstruksi
dan mengurangi risiko terkait dengan keruntuhan dan pergeseran tanah.
Banyak faktor yang memengaruhi deformasi yang diinduksi oleh penggalian,
seperti: kekakuan dinding, kekakuan tindakan penyangga, kondisi tanah, kondisi
air tanah, dan langkah-langkah pengendalian, kedalaman penggalian, urutan
konstruksi, dan kerajinan. Dinding sheet pile yang diperkuat dengan strut,
termasuk dalam konsep strutting modular, merupakan solusi ekonomis yang
umum digunakan untuk penggalian dalam secara vertikal atau mendekati vertikal
karena mengurangi deformasi tanah untuk memastikan keselamatan struktur yang
berdekatan. Optimisasi desain sistem dinding bertutur, terutama dengan
menerapkan prinsip-prinsip strutting modular, akan berdampak signifikan pada
biaya, terutama untuk proyek infrastruktur dengan penggalian dalam. (Mohamed
A. Eid, dkk. 2016)
Strut adalah komponen krusial dalam konstruksi penahanan tanah, sering
terbuat dari pipa atau bentuk HEB, dipilih berdasarkan tekanan. Saat insinyur
desain melakukan perhitungan untuk penyangga penggalian, mereka
mengasumsikan skema statis dinding dan menentukan gaya internal dari beban
penyangga penggalian. Namun, faktor suhu juga memengaruhi gaya aksial pada
strut. Peningkatan suhu pasca-instalasi memanjangkan strut dan meningkatkan
gaya aksial, sementara penurunan suhu mengakibatkan pemendekan strut, yang
bisa menggeser konstruksi ke dalam galian. Untuk menentukan pengaruh suhu
pada strut, perlu memahami sejauh mana penyangga penggalian rentan terhadap
pergeseran horizontal. Metode numerik berguna dalam pemodelan ini, termasuk
dalam konteks strutting modular.( Hubert Szabowicz, dkk. 2018)
Untuk area yang padat bangunan, seringkali tidak mungkin untuk melindungi
galian dengan menyiapkan lereng tanah, maka perlu menggunakan penyangga
galian dalam bentuk dinding rongga, tiang pancang, pagar, dan lain-lain. Untuk
lebih dalam Untuk galian yang lebih dalam, struktur seperti itu tidak lagi dapat
berfungsi sebagai konstruksi kantilever dan untuk melindungi stabilitas, perlu
digunakan penyangga tambahan, seperti struts, jangkar, dan juga campuran sistem
strutting/penahan. Setiap galian dengan dinding vertikal memiliki beberapa zona
benturan yang menentukan area di mana perpindahan tanah horizontal dan
vertikal mungkin terjadi, yang berpotensi mempengaruhi bangunan di sekitarnya.
Di Polandia, pendekatan yang paling sering digunakan untuk menentukan area ini
adalah yang disajikan oleh Building Research Institute yang mendefinisikan dua
zona, SI - zona dampak langsung, dan S - zona dampak penggalian.

Gambar 2.1.1. Kisaran zona dampak penggalian SI dan S


Kisaran zona-zona ini bergantung pada jenis tanah yang ditemukan di lapisan
bawah tanah dan kedalaman penggalian Hw.
Jenis Tanah SI S
Pasir 0.5 Hw 2.0 Hw
Lumpur 0.75 Hw 2.5 Hw
Tanah Liat 1.0 Hw 3÷4 Hw

Tabel 2.1. Kisaran zona dampak penggalian SI dan S


Jika bangunan yang terletak di dekat lokasi konstruksi juga berada di dalam zona
dampak penggalian, masalah yang berkaitan dengan deformasi konstruksi
penyangga penggalian akibat pergeseran tanah harus dipertimbangkan secara
lebih rinci. Deformasi ini bergantung pada teknologi yang digunakan untuk
membangun penyangga itu sendiri dan juga pada cara penyangga tersebut
disangga. Menurut penelitian yang dilakukan terhadap 18 galian di Warsawa,
distorsi horisontal terkecil dapat terjadi pada dinding rongga yang ditopang oleh
lantai bertingkat di bawah tanah (metode top-down), sedangkan yang terbesar
terjadi pada turap berjangkar.
Perlu disebutkan bahwa sistem penyangga yang dipilih dengan tepat
memberikan hasil yang mendekati hasil pada metode top-down. Metode numerik
yang memungkinkan untuk menentukan deformasi tanah dasar dan memilih
metode perlindungan galian yang tepat yang akan meminimalkan kemungkinan
perpindahan yang berlebihan tampaknya akan sangat membantu selama tahap
desain.
Penggalian pada tanah dapat menganggu tingkat permukaan air tanah yang
mungkin memiliki efek penting pada lokasi konstruksi di sekitarnya. Ketika kita
perlu melakukan penggalian di bawah permukaan air tanah, kita perlu
menurunkan levelnya. Pada umumnya, saat mendesain penyangga galian,
diasumsikan bahwa galian tersebut akan ditenggelamkan ke dalam lapisan kedap
air untuk menghindari masalah resapan air tanah ke dalam galian, sehingga
menyebabkan lengkung penurunan muka air tanah (depression cone) yang dapat
berdampak buruk pada lingkungan sekitar. Dalam kasus konstruksi permanen,
seperti dinding rongga atau palisade, hal ini bisa menimbulkan masalah lain yaitu
perubahan aliran air tanah, penyumbatan di sisi aliran air dan menurunkan
levelnya di sisi lain. Terlepas dari dampak yang jelas pada penyangga galian itu
sendiri, hal ini dapat berdampak buruk pada lingkungan sekitar untuk proyek-
proyek besar yang menyebabkan munculnya air tanah di ruang bawah tanah
bangunan di dekatnya ketika permukaan air naik, dan konsolidasi tanah ketika
permukaan air turun.
Lingkungan sekitar lokasi konstruksi dipengaruhi oleh dukungan penggalian
sejak awal pelaksanaannya. Misalnya, pendalaman dinding rongga dapat
menyebabkan perpindahan tanah yang cukup besar, sementara menabrak atau
menggetarkan tiang pancang dapat menyebabkan getaran yang berdampak buruk
pada manusia dan bangunan di sekitarnya. Penting untuk mengendalikan semua
dampak ini dengan menggunakan survei geodetik atau pengukuran inklinometer.
Penting juga untuk mengendalikan efek yang mungkin timbul, seperti retakan
pada bangunan di sekitarnya.
Sistem strutting modular adalah pendekatan inovatif dalam dunia konstruksi
yang berkaitan erat dengan teknik Prefabricated Prefinished Volumetric
Construction (PPVC). Ini menjadi metode yang umumnya digunakan dalam
proyek konstruksi bangunan yang sering memiliki lantai bawah tanah seperti
basement. PPVC melibatkan produksi komponen konstruksi di pabrik, yang
kemudian diangkut ke lokasi proyek untuk perakitan menjadi bangunan. Sistem
konstruksi modular mengambil ide ini lebih jauh dengan memanfaatkan unit-unit
volumetrik yang telah sepenuhnya diprefabrikasi dan kemudian dirakit di lokasi
konstruksi. Unit-unit ini berperan sebagai "blok bangunan" yang menopang beban
dan berfungsi sebagai dasar utama bagi konstruksi bangunan, termasuk struktur
dinding penahan tanah. Hal ini membantu mempercepat proses konstruksi secara
keseluruhan dan menjadi solusi yang efektif dalam mencegah kerobohan struktur
dinding penahan tanah jenis secant pile akibat pengerjaan galian yang sangat
dalam, yang mungkin dapat terjadi akibat faktor kelangsingan pada struktur
tersebut. (Zhao Xu, dkk. 2019)

Gambar 2.1.2. Galian 3D dengan sistem strutting

Sistem strutting modular adalah solusi penting dalam proyek konstruksi yang
membutuhkan perkuatan dinding penahan tanah, terutama di area dengan galian
yang kompleks. Strutting modular terdiri dari elemen-elemen seperti lapisan
waler (balk-balok) dan struts (penyangga), yang umumnya terbuat dari baja yang
kuat. Setiap strut dalam sistem ini harus direncanakan secara proporsional
terhadap beban maksimum yang dihasilkan oleh tekanan tanah. Untuk
mengurangi pergerakan dinding penahan tanah, strut biasanya diprestress selama
pemasangan dengan besaran antara 40% hingga 70% dari beban maksimum yang
mungkin terjadi. Wales, yang sering terbuat dari baja tipe H, dan D-wall di antara
strut, berperan dalam menanggung sebagian beban langsung yang diberikan oleh
tekanan geser tanah, sehingga perencanaan momen bending maksimum tidak
harus dipertimbangkan. Dengan demikian, strutting modular menjadi solusi
efisien dan efektif dalam menghadapi tantangan konstruksi di lokasi yang
memerlukan perkuatan dinding penahan tanah yang andal. (Renaldo Livando,
dkk. 2020)
Strutting merupakan struktur yang terdiri dari strut, kingpost, waler, dan knee.
Struktur ini umumnya dirancang dengan mempertimbangkan tiga faktor utama.
Yang pertama adalah stabilitas struktur, yang tujuan utamanya memperhatikan
dimensi elemen dan jarak antar elemen serta elemen dalam sistem penyangganya.
Selain itu, pemantauan antara gaya aksial yang diukur dan perencanaan di lokasi
konstruksi diperlukan untuk mencegah kegagalan struktur. Selanjutnya, perlu
adanya perencanaan yang teliti dalam hal keamanan struktur untuk menghindari
kecelakaan di lokasi konstruksi. Strut member berperan sebagai akses untuk
pekerja masuk dan keluar. Kecelakaan yang melibatkan jatuh dari ketinggian atau
terjebak di antara struktur, serta risiko tertimpa benda bergerak, seringkali
menjadi penyebab utama kecelakaan fatal di kalangan pekerja konstruksi. Ketiga,
terdapat berbagai masalah yang mungkin muncul dalam hubungan antara elemen
struktural penyangga dan struktur bangunan permanen yang seharusnya tidak
diabaikan dalam proses penataan penyangga. Masalah ini seringkali muncul di
lokasi konstruksi dan seharusnya menjadi bagian dari evaluasi awal proyek. (Pisal
Nov, dkk. 2021)
Dalam pekerjaan penggalian, sistem strutting merupakan sistem penyangga
kunci yang dapat mencegah kegagalan dinding penahan dan kecelakaan di lokasi
konstruksi. Dalam sistem penyangga ini, terdapat struktur yang terdiri dari strut,
waler, knee, dan kingpost. Struktur ini biasanya dikembangkan dengan
mempertimbangkan tiga isu utama. Pertama, stabilitas struktur utamanya berfokus
pada ukuran elemen dan jumlah elemen serta elemen sistem penyangga. Selain
itu, perlu memantau perbedaan antara gaya aksial yang diukur dan yang
direncanakan di lokasi konstruksi yang dapat mencegah kegagalan struktur.
Selanjutnya, masalah keselamatan struktur harus dirancang dengan cermat untuk
mencegah tingkat kecelakaan di lokasi konstruksi. Ketiga, banyak masalah yang
dapat diselesaikan antara penyangga struktural dan struktur bangunan permanen
seharusnya tidak diabaikan dalam penataan penyangga.

Gambar 2.1.3. Elemen-elemen sistem penyangga


Analisis komparatif dibuat untuk dua sistem penyangga yang terinspirasi dari
pekerjaan di Nowy Targ Square, Wrocław. Contoh yang dijadikan pertimbangan
mencakup sebuah ekskavasi dengan dimensi 130.0x35.0 meter dan kedalaman 8.0
meter, yang dibuat menggunakan teknologi dinding rongga (diafragma) dan
diperkuat secara tunggal pada tingkat balok penutup di bagian puncak dinding.
Untuk melakukan perbandingan antara sistem penyangga, sebuah model dibuat
yang terdiri dari rangka beton bertulang yang kaku dengan penampang baja
sebagai penyangga yang ditopang di tengah-tengah bentang. Rangka ini diberi
beban melingkar dengan reaksi yang dihasilkan dari perhitungan statis dinding
rongga, sekitar 290 kN/m, untuk substrat berlapis yang terdiri dari timbunan non-
konstruksi setebal 4,5 m, dengan lapisan yang lebih dalam terdiri dari tanah
berbutir kasar (pasir halus, sedang, dan kasar). Sistem pertama terdiri dari
penyangga yang sejajar dan berjarak sekitar 5 m satu sama lain. Penyangga ini
ditopang di tengah-tengah bentangnya oleh tiang-tiang yang dipasang pada tiang
pancang atau jepit untuk memastikan pergerakan bebas sepanjang sumbu
penyangga dan menghambat kemampuannya untuk berpindah tempat pada bidang
yang tegak lurus dengan sumbu penyangga. Semua bagian terpasang secara poros
ke rangka tutup. Sebagai penyangga utama, digunakan pipa bundar 711/12.5,
sedangkan HEB300, pipa bundar 508/12.5, dan pipa bundar 711/12.5 berturut-
turut digunakan sebagai penyangga lainnya.

Ga
mbar 2.1.4. Sistem penyangga paralel - skema statis
Sistem kedua muncul dari sistem pertama dengan modifikasi yang terdiri dari
menyatukan bagian tengah penyangga dan menempatkannya pada suatu sudut ke
dinding. Hal ini memungkinkan untuk meningkatkan jarak antar struts di tengah
penggalian dari 5,0 m menjadi lebih dari 8,0 m.
Gambar 2.1.5. Sistem penyangga berbentuk X - skema statis
2.3 Galian Tanah dan Basement
Menurut L. Sebastian Bryson, dkk (2012) pergerakan lateral maksimum pada
galian tanah dan basement dinormalisasi dengan kedalaman galian dan tinggi
dinding penahan galian. Konsep ini mendukung penilaian yang tepat terkait
dengan pergerakan lateral yang mungkin terjadi dalam konstruksi basement dalam
situasi dengan lahan yang terbatas. Dengan penggunaan strutting modular yang
efisien, volume aktif galian dapat dikelola dengan baik, dan pergerakan lateral
serta vertikal dapat dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan. Ini mengilustrasikan
betapa pentingnya perencanaan dan pemilihan sistem strutting modular yang tepat
untuk meminimalkan pergerakan galian tanah dan basement.
Teganan tanah lateral merupakan gaya yang dihasilkan karena adanyaa
dorongan atau tekanan dengan arah horizontal atau lateral dari tanah ke struktur
penahan tanah. Maka dari itu struktur yang menerima gaya horizontal/lateral ini
harus dipertimbangkan desainnya sedemikian rupa agar sesuai dengan ketentuan
yang ada sehingga struktur tidak mengalami kegagalan. Tegangan tanah lateral
dipengaruhi berbagai faktor, sebagai berikut: Nilai kohesi pada tanah, nilai
koefisien tegangan lateral dalam keadaan diam (Ko), aktif (Ka), dan pasif (Kp).
Koefisien tanah lateral saat tanah dalam keadaan diam adalah tekanan tanah yang
terjadi akibat massa tanah pada dinding penahan dalam keadaan seimbang.

 Tegangan tanah lateral

Koefisien tekanan tanah lateral dalam keadaan diam dapat dituliskan berdasarkan
hubungan empiris sebagai berikut:

𝐾0 = 1 − 𝑆𝑖𝑛 𝜑

dengan 𝐾0= koefisien tanah lateral dalam keadaan diam.

Gambar 2.2.1. Tekanan tanah lateral dalam keadaan diam


Koefisien tanah lateral saat dorongan yang diberikan tanah searah dengan
pergerakan tanah. Massa tanah telah berada dalam kondisi plastic equilibrium.
Pada Gambar 2.2.2. menunjukan bahwa tegangan tanah lateral memberikan gaya
yang lebih besar dibanding gaya dinding penahan tanah yang menahannya
sehingga mendorong ke arah dinding penahan tanah.

Gambar 2.2.2. Tekanan tanah lateral aktif


Koefisien tanah lateral saat dorongan yang diberikan tanah berlawanan dengan
pergerakan tanah. Massa tanah telah berada dalam kondisi plastic equilibrium.
Pada Gambar 2.2.3. menunjukan bahwa tegangan tanah lateral memberikan gaya
yang lebih kecil dibanding gaya dinding penahan tanah yang menahannya
sehingga mendorong ke arah tanah.

Gambar 2.2.3. Tekanan tanah lateral pasif


Berdasarkan Teori Rankine (1857) koefisien tekanan tanah aktif dan pasif pada
permukaan tanah datar ditulis dengan persamaan sebagai berikut:
F
θ
𝐾𝑎 = 𝑡𝑎𝑛2(45− )
2
F
θ
𝐾𝑝 = 𝑡𝑎𝑛2(45+ )
2
𝜎′ℎ𝑎 = 𝜎′𝑣 . 𝐾𝑎 − 2 𝑐′√𝐾𝑎

𝜎′ℎ𝑝 = 𝜎′𝑣 . 𝐾𝑝 + 2 𝑐′√𝐾𝑝

dengan 𝐾𝑎 = koefisien tekanan tanah aktif, 𝐾𝑝 = koefisien tekanan tanah pasif,


𝑐′ = kohesi, 𝜃′ = sudut geser dalam tanah, 𝜎′ℎ𝑎 = tegangan tanah lateral aktif,
𝜎′ℎ𝑝 = tegangan tanah lateral pasif, 𝜎′𝑣 = tegangan vertikal efektif.
Berdasarkan Teori Coulomb (1776) koefisien tekanan tanah aktif dan pasif pada
permukaan tanah datar ditulis dengan persamaan sebagai berikut:
2
sin ( β +θ)
Ka= 2
sin β . sin ( β−δ ) ¿ ¿ ¿ ¿
2
sin (c +θ)
Kp= 2
sin β . sin ( β−δ ) ¿ ¿¿ ¿

𝜎′ℎ𝑎 = 𝜎′𝑣 . 𝐾𝑎 − 2 𝑐′√𝐾𝑎

𝜎′ℎ𝑝 = 𝜎′𝑣 . 𝐾𝑝 + 2 𝑐′√𝐾𝑝

dengan 𝐾𝑎 = koefisien tekanan tanah aktif, 𝐾𝑝 = koefisien tekanan tanah pasif,


𝜃′ = sudut geser dalam tanah, 𝑐′ = kohesi, 𝛼 = sudut kemiringan backfill, 𝛽 = sudut
kemiringan dinding penahan, 𝛿 = sudut kemiringan tegak lurus tegangan.

 Tegangan pada desain galian tanah

Gambar 2.2.4. Tegangan tanah lateral pada pasir


Pada tanah seragam Peck (1969) dalam Das (2002) menyatakan tegangan lateral
untuk jenis tanah pasir dapat di ilustrasikan pada Gambar 2.2.4. dan dinyatakan
dengan rumus:

𝜎𝑎 = 0.65𝛾𝐻𝐾𝑎
dengan 𝛾 = berat jenis (kN/m3), H = tinggi potongan (m), 𝐾𝑎 = koefisien tanah
lateral aktif. Sedangkan tegangan lateral untuk jenis tanah lempung lunak
γH
sampai sedang untuk kondisi > 4, teganan lateral dapat diilustrasikan pada
c
Gambar 2.8 dinyatakan dengan rumus:

σa=γH [1− ( 4γHc )]


dengan 𝑐 = kohesi (kN/m2), 𝛾 = berat jenis (kN/m3), H = tinggi potongan (m).

Gambar 2.2.5. Tegangan tanah lateral pada tanah lempung lunak sampai sedang
γH
Dan tegangan lateral untuk jenis tanah lempung keras dengan kondisi > 4,
c
teganan lateral dapat diilustrasikan pada Gambar 2.9 dinyatakan dengan rumus
berikut dengan 𝛾 = berat jenis (kN/m3), H = tinggi potongan (m).

𝜎𝑎 = 0.2𝛾𝐻 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 0.4𝛾𝐻

Gambar 2.2.6. Tegangan tanah lateral pada tanah lempung keras


Seringkali lapisan pada tanah merupakan lapisan yang memiliki beberapa jenis
tanah dari pasir hingga lempung, terutama untuk galian dalam. Peck (1943) dalam
Das (2002) merumuskan pencarian nilai kohesi rata-rata dapat dirumuskan:
1
c av = ¿
2H
dengan 𝐻 = tinggi total potongan (m), 𝛾𝑠 = berat jenis pasir (kN/m3), 𝐻𝑠 = tinggi
lapisan pasir (m), 𝐾𝑠= koefisien tanah lateral pada pasir, 𝜙𝑠 = sudut geser pasir (°),
𝑞𝑢= kuat tekan undrained lempung (kN/m2), 𝑛′= koefisien failure (0.5 sampai 1).

Gambar 2.2.7. Lapisan tanah beragam pada braced-cut


Berdasarkan Gambar 2.2.7. berat jenis rata-rata pada lapisan tanah beragam dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1
γ a= ¿
H

dengan 𝛾𝑐 = berat jenis dari lapisan lempung.


Jika ada beberapa lapisan seperti Gambar 3.1, nilai kohesi rata-rata dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1
c av = ( C H +C H + …+C n H n )
H 1 1 2 2

Dengan 𝑐1, 𝑐2, … , 𝑐𝑛 = nilai kohesi pada lapisan 1,2,…,n, 𝐻1, 𝐻2, … , 𝐻𝑛 =
tebal lapisan 1,2,…,n. Maka dapat dihitung berat jenis rata-rata
1
γ a v= (γ H + γ H + …+γ n H n)
H 1 1 2 2

 Stabilitas Bottom Have


Braced-cut pada tanah dapat membuat bagian dasar tanah menjadi tidak stabil.
Terzaghi (1943) dalam Braja (2002) menganalisa factor keamanan untuk braced-
cut pada galian dalam, dirumuskan:

( ) ca v H
''
0 ,2 B
5.14 c a v 1+ +
L B'
FS=
γ a H +q
Dengan ketentuan B' =T jika T ≤ B/√ 2 jika T > B /√ 2 ; B ' ' =√ 2 B ' dengan FS =
faktor keamanan base heave, T = tinggi lapisan base heave (m), c av = kohesi
undrained rata-rata, γ = berat jenis tanah, q = beban luar.
Dalam analisis galian tanah dan basement, kita menyederhanakan penggalian
sebagai masalah datar, menggunakan iterasi perpindahan untuk mengevaluasi
gaya dan deformasi pada struktur penahan. Ini berguna dalam memahami perilaku
struktur penahan tanah, termasuk penggunaan strutting modular pada galian
dalam dan konstruksi basement. Analisis ini membantu menentukan kemampuan
struktur penahan dalam kondisi kompleks. Dengan pemahaman yang dalam,
proyek galian tanah dan basement bisa direncanakan dan dijalankan dengan lebih
efisien dan aman. (Changjie Xu, dkk. 2013)
Melakukan penggalian tanah dan basement, di pusat kota besar membawa
risiko dampak yang ditimbulkan oleh penggalian pada sekitarnya. Perubahan
tekanan di tanah dapat menyebabkan pergeseran tanah, termasuk di bangunan-
bangunan di sekitarnya. Perhatian khusus perlu dilakukan pada struktur sensitif,
seperti bangunan yang berada di bawah pengawasan pelestari. Analisis yang
dilakukan selama tahap perancangan juga harus memperhitungkan perilaku
bangunan di sekitarnya, dan metode numerik bisa digunakan untuk tujuan ini.
Seperti yang ditunjukkan dalam makalah ini, metode yang digunakan untuk
penyangga penggalian di galian tanah dan basement seringkali bergantung pada
persyaratan yang dikenakan pada pergeseran maksimum, sementara skema
dukungan yang spesifik adalah kompromi antara memenuhi persyaratan skema
statis yang dianggap dan memastikan ruang yang cukup untuk menjalankan
pekerjaan di dalam galian. (Hubert Szabowicz, dkk. 2018)
Ada dua metode utama yang digunakan dalam penggalian tanah terkait dengan
pembangunan basement. Pertama, metode penggalian tanpa perkuatan, dan yang
kedua, metode penggalian dengan perkuatan, yang mencakup penggunaan
Dinding Penahan Tanah (DPT) atau Retaining Wall. Metode pertama, penggalian
tanpa perkuatan, adalah pilihan yang tepat ketika area pekerjaan memiliki luas
yang mencukupi dan kedalaman galian relatif dangkal, seperti yang umumnya
ditemui pada bangunan berlantai dua. Di sini, dasar basement dapat dicapai
melalui penggunaan ramp atau slope, atau bahkan dengan tangga, tanpa
memerlukan perkuatan tambahan seperti DPT. Namun, ketika kedalaman
basement melebihi dua lantai atau bangunan basement memiliki luas yang
signifikan, penggunaan DPT menjadi penting untuk mencegah kejadian longsor
dan menjaga keamanan konstruksi. Salah satu metode umum yang digunakan
adalah metode bottom-up, di mana konstruksi basement dilakukan setelah selesai
pekerjaan penggalian. Dalam penggunaan DPT dan metode perkuatan, elemen
strutting seperti kolom, balok, dan lantai juga seringkali menjadi pertimbangan
penting dalam mendukung struktur basement secara keseluruhan. (Krishna
Mochtar, dkk. 2020)
Proyek konstruksi galian tanah dan basement membawa risiko tinggi yang
harus dikurangi selama tahap perencanaan dan dikendalikan selama pelaksanaan.
Risiko ini bervariasi tergantung pada kondisi lokasi proyek, tetapi semuanya
memiliki fokus utama, yakni faktor geoteknik. Dalam konstruksi, fondasi adalah
elemen utama yang harus diperhatikan, dan semakin dalam galian, semakin besar
risiko yang ada. Untuk mengurangi risiko ini sambil tetap berpegang pada prinsip
konstruksi berkelanjutan, dapat diambil pendekatan minimalisasi risiko yang
terdiri dari dua kategori utama: pendekatan langsung dan tidak langsung.
Minimalisasi risiko langsung mencakup metode pemantauan struktur. Pemantauan
memungkinkan pengawasan deformasi dan tegangan pada struktur secara
langsung dan real-time dengan menggunakan beragam sensor yang tersedia di
pasaran. Ini sangat penting dalam konteks penyangga galian, karena kestabilan
konstruksi sangat bergantung pada faktor ini. Dengan pemantauan yang cermat,
tindakan korektif seperti penambahan penyangga tambahan atau perkuatan tanah
dapat dilakukan dengan cepat demi keamanan proyek. (Mateusz Frydrych, dkk.
2022)
BAB 3
TAHAP PELAKSANAAN

Pelaksanaan aktivitas ini direncanakan dengan menerapkan langkah-langkah


plan-do-check-action (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindakan).
Perancangan metode tersebut ditunjukkan pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Alur pelaksanaan kegiatan


3.1 Plan (Perencanaan)
3.1.1 Research and Development
Pada fase ini, peneliti melakukan penelitian dan identifikasi terhadap
permasalahan yang muncul, selanjutnya melakukan perhitungan dan analisis data
yang terkumpul. Setelah itu, data tersebut diolah untuk pengembangan prototipe
sistem strutting modular pada galian tanah dan basement beserta fitur-fiturnya.
3.1.2 Identifikasi Alat dan Bahan
Untuk melaksanakan desain prototipe sistem strutting modular pada proyek
galian tanah dan basement, diperlukan sejumlah alat dan perangkat yang
mendukung. Meteran atau penggaris, mikrometer, dan alat pengukur lainnya
untuk mengukur dimensi yang tepat. Dan perekat kuat untuk menghubungkan
komponen.
Dalam hal bahan, sejumlah material strategis menjadi fokus utama seperti
logam ringan atau polimer komposit, digunakan untuk membangun modul-modul
pada sistem strutting modular. Bahan penyangga dan penahan tanah, serta lapisan
pelindung, juga dipilih dengan hati-hati untuk memastikan keberlanjutan dan
keamanan struktur. Material tambahan seperti paku, mur, dan bahan penutup
permukaan untuk mengamankan dan menghubungkan bagian-bagian strutting
secara kuat dan stabil.
3.1.3 Perencanaan Desain
Pada fase ini, data yang telah terkumpul dan telah dianalisis akan diterapkan
dalam bentuk desain. Desain disusun dengan memperhatikan beberapa aspek,
seperti identifikasi kebutuhan pelanggan, pengembangan fungsi dan kualitas,
kemudahan produksi dan perakitan, serta manajemen biaya.
a. Perhitungan
Dalam proses perhitungan, peneliti mempertimbangkan sejumlah faktor,
termasuk ketersediaan alat dan bahan, aspek ergonomis, biaya bahan baku, dan
operasional alat. Setelah perhitungan ini, peneliti akan melanjutkan dengan
merancang prototipe yang mengintegrasikan hasil analisis tersebut.

b. Pembuatan Model dan Simulasi


Proses awal melibatkan pembuatan prototipe sistem strutting modular untuk
galian tanah dan basement, dengan dimensi yang telah dihitung pada tahap
sebelumnya. Prototipe ini kemudian disimulasikan untuk menganalisis model,
sehingga kesalahan pada tahap pembuatan prototipe dapat diminimalkan.
3.2 Do (Pelaksanaan)
3.2.1 Prototipe
Setelah menyelesaikan perancangan produk, langkah berikutnya adalah
menghasilkan prototipe secara manual menggunakan peralatan dan materi yang
telah dipersiapkan.

Gambar 3.2.1 Desain 2D sistem strutting modular dengan skala 1 : 1


Gambar 3.2.2 Percobaan pembuatan prototipe sistem strutting modular

3.2.2 Produksi Produk


Produksi produk strutting modular dilaksanakan melalui serangkaian tahap,
melibatkan proses perakitan dan penggunaan material-modular yang telah
dirancang secara cermat untuk menciptakan struktur yang kokoh dan efisien.
3.2.3 Pengujian
Pengujian untuk pembuatan sampel "Desain Prototipe Sistem Strutting
Modular pada Galian Tanah dan Basement" mencakup serangkaian evaluasi teknis
yang melibatkan uji kekuatan struktural, modularitas, adaptabilitas terhadap
kondisi tanah, beban dinamis, kestabilan terhadap beban tertentu, keamanan
konstruksi, perubahan suhu dan kelembaban, keandalan, umur pakai, dan
kemudahan pemasangan serta pembongkaran. Hasil pengujian tersebut
memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja prototipe dan potensi
perbaikan yang mungkin diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan kehandalan
sistem strutting modular dalam kondisi lapangan yang sesungguhnya.
3.3 Check (Evaluasi)
Evaluasi prototipe sistem strutting modular pada proyek galian tanah dan
basement mencakup sejumlah kriteria kinerja. Pertama, prototipe diuji untuk
menilai kekuatan strukturalnya, termasuk kemampuannya menahan tekanan dan
gaya tarik selama konstruksi. Selanjutnya, modularitas prototipe dievaluasi untuk
menentukan sejauh mana modul-modul dapat disusun ulang dan beradaptasi
dengan variasi kondisi tanah. Kemampuan adaptasi terhadap perubahan kondisi
tanah dan respons terhadap beban dinamis juga menjadi fokus evaluasi. Aspek
kestabilan terhadap beban tertentu dan keamanan konstruksi diuji untuk
memastikan kinerja yang dapat diandalkan. Prototipe juga diuji dalam kondisi
eksternal seperti perubahan suhu dan kelembaban, serta untuk mengevaluasi
keandalan dan umur pakai. Keseluruhan, evaluasi mencakup kemudahan
pemasangan dan pembongkaran, memastikan bahwa sistem strutting modular
dapat diimplementasikan dengan efisien di lapangan.
3.4 Action (Tindakan ke Depan)
Berikut adalah serangkaian tindakan ke depan yang dapat diambil untuk
meningkatkan prototipe sistem strutting modular pada proyek galian tanah dan
basement yang dapat menghasilkan sistem strutting modular yang lebih efisien,
andal, dan sesuai dengan kebutuhan proyek konstruksi berdasarkan hasil evaluasi :
1. Optimasi Desain Modular
Mengidentifikasi area desain modular yang dapat dioptimalkan untuk
meningkatkan kemudahan perakitan dan adaptabilitas terhadap kondisi tanah
yang berbeda.
2. Peningkatan Kekuatan Struktural
Menerapkan perubahan desain atau pemilihan material tambahan untuk
meningkatkan kekuatan struktural prototipe dalam menanggapi beban yang
mungkin terjadi selama konstruksi.
3. Penyesuaian Terhadap Variasi Kondisi Tanah
Mengembangkan mekanisme penyesuaian yang lebih efektif untuk memastikan
bahwa sistem strutting modular dapat secara dinamis menyesuaikan diri
dengan variasi kondisi tanah.
4. Pengembangan Sistem Kontrol Dinamis
Menerapkan teknologi kontrol dinamis untuk meningkatkan respons prototipe
terhadap beban dinamis dan getaran, sehingga dapat mempertahankan stabilitas
struktural.
5. Uji Lanjutan dengan Prototipe yang Diperbarui:
Melakukan serangkaian uji lanjutan dengan prototipe yang telah diperbarui
untuk memvalidasi peningkatan kinerja dan mengidentifikasi potensi perbaikan
lebih lanjut.
6. Pelibatan Ahli dan Pihak Terkait
Melibatkan ahli konstruksi, insinyur struktural, dan pihak terkait lainnya dalam
evaluasi dan perbaikan berkelanjutan untuk memastikan berbagai perspektif
dan pengetahuan diakomodasi.
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
Besaran
No. Jenis Pengeluaran Sumber Dana
Dana (Rp)
Belmawa 2.050.000
1 Bahan habis pakai
Perguruan Tinggi 500.000
Belmawa 2.000.000
2 Sewa dan jasa
Perguruan Tinggi 500.000
Belmawa 2.300.000
3 Transportasi lokal
Perguruan Tinggi 500.000
Belmawa 1.150.000
4 Lain-lain
Perguruan Tinggi 500.000

Jumlah 9.500.000
Belmawa 7.500.000
Rekap Sumber Dana
Perguruan Tinggi 2.000.000
Jumlah 9.500.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal kegiatan
Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Riset/learning mengenai
sistem strutting modular
2 Perhitungan rencana RAB

3 Perakitan prototipe
strutting
4 Laporan
4.3 Justifikasi Anggaran Kegiatan
Tabel 4.3 Justifikasi Anggaran Kegiatan
N Harga Satuan Total
Jenis Pengeluaran Volume
o (RP) (Rp)
1 Belanja Bahan Habis Pakai
Rp
Aluminium Ringan 5 lembar Rp 200.000,00
1.000.000,00
Klip 10 buah Rp 10.000,00 Rp 100.000,00
Baut dan Mur 30 set Rp 10.000,00 Rp 300.000,00
Panel Kisi Aluminium 2 lembar Rp 225.000,00 Rp 450.000,00
Batang Pengencang
3 batang Rp 100.000,00 Rp 300.000,00
Fiberglass
Bahan Adhesif/Perekat
1 tabung Rp 155.000,00 Rp 155.000,00
Kuat
Mistar 1 buah Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
Kertas 1 rim Rp 95.000,00 Rp 95.000,00
Map 5 buah Rp 10.000,00 Rp 50.000,00
SUB TOTAL Rp
2.550.000,00
2 Belanja Sewa dan Jasa
Sewa Pemotong
2 hari Rp 400.000,00 Rp 800.000,00
Aluminium
Sewa Perlatan Pengelasan 2 hari Rp 450.000,00 Rp 900.000,00
Sewa Jasa Tenaga Ahli 2 hari Rp 400.000,00 Rp 800.000,00
SUB TOTAL Rp
2.500.000,00
3 Transportasi lokal
Rp
Transportasi Bahan Baku 3 kali Rp 350.000,00
1.050.000,00
Transportasi Peralatan dan
2 kali Rp 300.000,00 Rp 600.000,00
Alat Kerja
Transportasi Pribadi 3 orang Rp 250.000,00 Rp 750.000,00
Cadangan Biaya
1 kali Rp 400.000,00 Rp 400.000,00
Tambahan
Rp
SUB TOTAL
2.800.000,00
4 Lain-lain
Kuota Internet 3 bulan Rp 100.000,00 Rp 300.000,00
Akses Publikasi Jurnal 30 artikel Rp 25.000,00 Rp 750.000,00
Seminar/Workshop 2 kali Rp 100.000,00
Rp 600.000,00
Rp
SUB TOTAL
1.650.000,00
Rp
GRAND TOTAL
9.500.000,00
GRAND TOTAL (Terbilang Sembilan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)

DAFTAR PUSTAKA
L. Sebastian Bryson, M.ASCE, David G. Zapata-Medina, S.M.ASCE. (2012)
Method for Estimating System Stiffness for Excavation Support
Walls.
Changjie Xu, Yuanlei Xu, Honglei Sun, & Qizhi Chen. (2013). Characteristics of
Braced Excavation under Asymmetrical Loads. Mathematical
Problems in Engineering.
Anil Joseph & Muralikrishna. (2015). Construction Practices of Deep Basements.
College of Engineering (Estd. 1854)
Mohamed A. Eid, Remon Isaac. (2016). Application of Genetics Algorithms to
Strutted Sheet Pile Wall Desgin Optimization. ECCOMAS Congress
Hubert Szabowicz, Tomasz Żyrek. (2018). Strutting systems for deep excavations
– technical challenges. Materials Science and Engineering 365
Renaldo Livando & Aksan Kawanda. (2020). Perancangan Dinding Penahan
Tanah Pada (Konstruksi) Basement Dengan Dukungan Strut-Beam.
Vol. 3, No. 3
Pisal Nova , Vachara Peansupapb, & Tanit Tongthong. (2021). Developing an
Automated System for Checking the Strut Arrangement in Deep
Excavation. Engineering Journal Volume 25 Issue 1
Mateusz Frydrych , Grzegorz Kacprzak & Paweł Nowak. (2022). Hazard
Reduction in Deep Excavations Execution.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Talitha Diva Aurora
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Teknik Sipil
4 NIM 2211102443041
5 Tempat dan Tanggal Lahir Samarinda, 17 Juni 2005
6 Alamat E-mail talithaauroradv@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081649144520

B. Kegiatan Kemahasiswaam yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 WEBINAR Peserta Via Zoom, 6
PENGGUNAAN Oktober 2023
SISTEM STRUTTING
MODULAR PADA
PEKERJAAN GALIAN
TANAH DAN
BASEMENT
2
3

C. Penghargaan yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE.
Samarinda, 22 Januari 2024
Ketua Tim

Talitha Diva Aurora


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Kevin Caesar Orleando Rumuat
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi S1 Teknik Sipil
4 NIM 2211102443053
5 Tempat dan Tanggal Lahir Samarinda, 10 Mei 2003
6 Alamat E-mail ngaturngatur@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 083833171796

B. Kegiatan Kemahasiswaam yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 WEBINAR Peserta Via Zoom, 6
PENGGUNAAN Oktober 2023
SISTEM STRUTTING
MODULAR PADA
PEKERJAAN GALIAN
TANAH DAN
BASEMENT
2
3

C. Penghargaan yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE.
Samarinda, 22 Januari 2024
Anggota Tim

Kevin Caesar Orleando Rumuat


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muhammad Erwin Triono
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi S1 Teknik Sipil
4 NIM 2211102443054
5 Tempat dan Tanggal Lahir Samarinda, 22 Mei 2004
6 Alamat E-mail erwintriono22@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081316144524

B. Kegiatan Kemahasiswaam yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 WEBINAR Peserta Via Zoom, 6
PENGGUNAAN Oktober 2023
SISTEM STRUTTING
MODULAR PADA
PEKERJAAN GALIAN
TANAH DAN
BASEMENT
2
3

C. Penghargaan yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE.
Samarinda, 22 Januari 2024
Anggota Tim

Muhammad Erwin Triono


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Adde Currie Siregar, S. T ., M. T
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Sipil
4 NIP/NIDN 1106037802
5 Tempat dan Tanggal Lahir Boyolali, 6 Maret 1978
6 Alamat E-mail Acs150@umkt.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 087779844224
B. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun Lulus
1 Sarjana (S1) Teknik Sipil Strata – 1 2001
2 Magister (S2) Teknik Sipil Strata – 2 2017
3 Doktor (S3)
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan sks
1 Analisa Struktur Baja Wajib 2
2 Tugas Perancangan Konstruksi Wajib 2
Portal
Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Studi Pengaruh Air Sungai Mandiri 2022
Bendungan Benanga Terhadap
Stabilitas Perkerasan Jalan di
Daerah Bakungan
2 Kualitas Kayu Galam Hasil Mandiri 2023
Budidaya Kabupaten Paser
Pengabdian kepada Masyarakat
No Judul Pengabdian kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1 Pelatihan Pembuatan Perkerasan Dana Mandiri 3 2022
Beton Porous di GangJulak Gafur Juta
RT.04 Sungai Kota Pinang Kota
Samarinda
2 Pelatihan Pemanfaatan Software sap Dana Mandiri 3 2023
bagi Alumni Teknik Sipil di Juta
Universitas Muhammadiyah
Kalimantan Timur
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE.

Samarinda, 22 Januari 2024

(Adde Currie Siregar, S.T.,


M.T)
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
N Harga Satuan Total
Jenis Pengeluaran Volume
o (RP) (Rp)
1 Belanja Bahan Habis Pakai
Rp
Aluminium Ringan 5 lembar Rp 200.000,00
1.000.000,00
Klip 10 buah Rp 10.000,00 Rp 100.000,00
Baut dan Mur 30 set Rp 10.000,00 Rp 300.000,00
Panel Kisi Aluminium 2 lembar Rp 225.000,00 Rp 450.000,00
Batang Pengencang
3 batang Rp 100.000,00 Rp 300.000,00
Fiberglass
Bahan Adhesif/Perekat
1 tabung Rp 155.000,00 Rp 155.000,00
Kuat
Mistar 1 buah Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
Kertas 1 rim Rp 95.000,00 Rp 95.000,00
Map 5 buah Rp 10.000,00 Rp 50.000,00
SUB TOTAL Rp
2.550.000,00
2 Belanja Sewa dan Jasa
Sewa Pemotong
2 hari Rp 400.000,00 Rp 800.000,00
Aluminium
Sewa Perlatan Pengelasan 2 hari Rp 450.000,00 Rp 900.000,00
Sewa Jasa Tenaga Ahli 2 hari Rp 400.000,00 Rp 800.000,00
SUB TOTAL Rp
2.500.000,00
3 Transportasi lokal
Rp
Transportasi Bahan Baku 3 kali Rp 350.000,00
1.050.000,00
Transportasi Peralatan dan
2 kali Rp 300.000,00 Rp 600.000,00
Alat Kerja
Transportasi Pribadi 3 orang Rp 250.000,00 Rp 750.000,00
Cadangan Biaya
1 kali Rp 400.000,00 Rp 400.000,00
Tambahan
Rp
SUB TOTAL
2.800.000,00
4 Lain-lain
Kuota Internet 3 bulan Rp 100.000,00 Rp 300.000,00
Akses Publikasi Jurnal 30 artikel Rp 25.000,00 Rp 750.000,00
Seminar/Workshop 2 kali Rp 100.000,00
Rp 600.000,00
Rp
SUB TOTAL
1.650.000,00
Rp
GRAND TOTAL
9.500.000,00
GRAND TOTAL (Terbilang Sembilan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas


Alokasi
Bidan
N Progra Waktu
Nama /NIM g Uraian Tugas
o m Studi (jam/mingg
Ilmu
u)
1. Perencanaa
n proyek
dan
anggaran.
2. Koordinasi
tim melalui
pertemuan
reguler.
3. Pemecahan
masalah
dan
Talitha Diva S1
Tekni pengambil
1 Aurora/22111024430 Teknik 20 Minggu
k Sipil an
41 Sipil
keputusan.
4. Pemantaua
n, evaluasi
proyek,
dan umpan
balik
kepada
tim.
5. Penyusuna
n Proposal.

2 Kevin Caesar S1 Tekni 20 Minggu 1. Penelitian


Orleando Teknik k Sipil dan analisis
Rumuat/22111024430 Sipil literatur
53 terkait
desain
prototipe.
2. Kontribusi
dalam
perancanga
n prototipe.
3. Implementa
si prototipe
sesuai
spesifikasi.
4. Dokumenta
si dalam
laporan
akhir
proyek.

1. Penelitian
dan analisis
literatur
terkait
desain
prototipe.
2. Kontribusi
dalam
Muhammad Erwin S1 perancanga
Tekni
3 Triono/221110244305 Teknik 20 Minggu n prototipe.
k Sipil
4 Sipil 3. Implementa
si prototipe
sesuai
spesifikasi.
4. Dokumenta
si dalam
laporan
akhir
proyek.
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
SURAT PERNYATAAN KETUA TIM PELAKSANA

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama Ketua Tim : Talitha Diva Aurora


Nomor Induk Mahasiswa : 2211102443041
Program Studi : S1 Teknik Sipil
Nama Dosen Pendamping : Adde Currie Siregar
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Kalimantan
Timur

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-RE saya dengan judul “Desain
Prototipe Sistem Strutting Modular Pada Galian Tanah Dan Basement” yang
diusulkan untuk tahun anggaran 2024 adalah asli karya kami dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.
Samarinda, 22 Januari 2024
Yang menyatakan,

Talitha Diva Aurora


2211102443041

Anda mungkin juga menyukai