Anda di halaman 1dari 5

NAMA MAHASISWA.

: NOVITA SARI
PRODI : S1 KEBIDANAN ALIH JENJANG
KELAS :B
MATA KULIAH. : SISTEM INFORMASI
KESEHATAN
DOSEN : ROSA SUSANTI, S.ST.,M.Kes

1. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah gabungan perangkat dan


prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan
data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan
tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem
kesehatan.
Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan data
dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

2. Suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus,
mengetahui isu apa yang sedang terjad dan memutuskan tindakan apa yang harus
dilakukan untuk memecahkan masalah.
Analisa situasi informasi sistem kesehatan adalah tahap pengumpulan yang ditempuh
sebelum merancang dan merencanakan sistem informasi.
Analis situasi sistem informasi kesehatan dilakukan dalam rangka pengembangan
sistem informasi kesehatan.
Sistem informasi kesehatan bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan
merupakan bagian fungsional dari sistem kesehatan yang dibangun dari himpunan
atau jaringan sistem-sistem informasi dari level yang paling bawah.
Misal : sistem informasi kesehatan nasional dibangun dari himpunan atau jaringan
sistem informasi kesehatan provinsi.
Sistem informasi kesehatan dikembangkan dalam rangka mendukung pencapaian visi
dan misi pembangunan kesehatan Indonesia, yaitu Indonesia sehat 2025.

3. Sistem informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi kekurangan maupun


ketidakkompakan antar badan kesehatan. Dalam melakukan pengembangan sistem
informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para
pengembang atau pembuat rancang bangun sistem informasi (designer).
Konsep-konsep tersebut antara lain :
a. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi.
b. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis.
c. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup.
d. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem
informasi itu sendiri.
e. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung
pada strategi yang dipilih untuk pengembangan sistem tersebut.
f. Pengembangan Sistem Informasi organisasi harus menggunakan
pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh (holistik).
g. Informasi telah menjadi aset organisasi.
h. Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah
dipahami.

4. Strategi pengembangan sistem informasi kesehatan berdasarkan analis situasi dan


kebijakan yang telah ditetapkan, maka strategi pengembangan adalah :
a. Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada
b. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemantauan bersama (sharing) data dan
informasi terintegrasi.
c. Fasilitas pengembangan sistem informasi kesehatan daerah.
d. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen
e. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat.
f. Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi.

5. Analisis dan perancangan sistem informasi (SIK) adalah suatu proses yang melibatkan
perihal pemahaman, pemodelan, dan perencanaan sistem informasi yang digunakan
dalam bidang kesehatan. Tujuannya untuk mengidentifikasi kebutuhan, merancang
arsitektur sistem, dan mengembangkan sebuah solusi yang efektif dan efesien untuk
dapat memenuhi kebutuhan yang ada. Berikut ini adalah penjelasan singkat dari kedua
tahap tersebut :
a. Analisis sistem
b. Tujuan dari analisis
c. Tahap analisis
d. Output dari tahap analisis sistem
e. Perencanaan sistem
f. Tujuan dari analisis sistem
g. Perancangan sistem
h. Tahap perancangan, arsitektur sistem dan alur kerja proses kesehatan
direncanakan secara rinci.

6. Implementasi sistem adalah proses penerapan sistem informasi kesehatan yang telah
dirancang dan dikembangkan ke lingkungan produksi atau operasional.
Pemeliharaan sistem adalah proses menjaga sistem informasi kesehatan agar tetap
berjalan dengan baik dan memperbaiki masalah yang muncul selama penggunaan.
Pemeliharaan mencakup kegiatan pemantauan kinerja sistem, penanganan keluhan
pengguna, perbaikan bug perangkat lunak, dan peningkatan keamanan sistem.
Peningkatan sistem adalah proses meningkatkan fungsionalistas kinerja, atau
keamanan sistem informasi kesehatan yang telah ada. Peningkatan sistem dapat
dilakukan sebagai respons terhadap umpan balik pengguna, perubahan kebutuhan
informasi kesehatan, atau kemajuan teknologi baru.

7. Prinsip dasar penggarapan sistem informasi adalah sebagai berikut :


a. Mencakup seluruh data yang terkait dengan kesehatan, baik yang berasal dari
sektor kesehatan atau pun dari berbagai sektor pembangunan lain.
b. Mendukung proses pengambilan keputusan diberbagai jenjang administrasi
kesehatan.
c. Disediakan sesuai dengan kebutuhan informasi untuk pengambilan keputusan.
d. Disediakan harus akurat dan disajikan secara cepat dan tepat waktu dengan
mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi.
e. Pengelolaan informasi kesehatan harus dapat memadukan pengumpulan data
melalui cara-cara rutin ( yaitu pencatatan dan pelaporan) dan cara-cara non rutin
(yaitu survei dan lain-lain).
f. Akses terhadap informasi kesehatan harus memperhatikan aspek kerahasiaan yang
berlaku di bidang kesehatan dan kedokteran.

8. Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data atau informasi dari
dua atau lebih device (alat seperti komputer, leptop, printer dan alat komunikasi lain)
yang terhubung dalam sebuah jaringan, baik lokal maupun yang luas, sepeti internet.
Pada dasarnya komunikasi data merupakan proses pengiriman informasi di antara dua
titik menggunakan kode biner melewati saluran transmisi dan peralatan switching,
bisa antara komputer dan komputer, komputer dengan terminal, atau komputer dengan
peralatan, atau peralatan dengan peralatan.

Pengertian lain komunikasi data yaitu transmisi data elektronik melalui beberapa
media (kabel coaksial, fiber optik, microwave dan sebagai berikut). Sistem yang
mungkin terjadinya transmisi data sering disebut sebagai jaringan komunikasi data.

9. Jenis-Jenis Komunikasi Data Kesehatan


Secara umum ada dua jenis komunikasi data, yaitu :
a. Melalui Infrastruktur Terestrial
Dengan menggunakan media kabel dan nirkabel sebagai aksesnya. Membutuhkan
biaya yang tinggi untuk membangun infrastruktur jenis ini. Beberapa layanan
yang termasuk teresterial antara lain: Sambungan Data Langsung (SDL), Frame
Relay, VPN Multi Service dan Sambungan Komunikasi Data Paket (SKDP).

b. Melalui Satelit sebagai aksesnya.


Biasanya wilayah yang dicakup akses satelit lebih luas dan mampu menjangkau
lokasi yang tidak memungkinkan dibangunnya infrastruktur terestrial namun
membutuhkan waktu yang lama untuk berlangsungnya proses komunikasi.
Kelemahan lain dari komunikasi via satelit adalah adanya gangguan yang
disebabkan oleh radiasi gelombang matahari (Sun Outage) dan yang paling parah
terjadi setiap 11 tahun sekali.

10. Manfaat komunikasi data kesehatan


a. Data sharing
b. Program sharing
c. Device sharing
d. Hubungan antar perangkat yang berbeda
e. Paperless
f. Resource sharing
g. Rehabilitas tinggi

11. Hambatan komunikasi adalah segala bentuk gangguan yang terjadi di dalam proses
penyampaian dan penerimaan suatu pesan dari individu kepada individu yang lain
yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun faktor fisik dan psikis dari individu
itu sendiri.
Komponen Hambatan komunikasi Menurut Fajar (2009), terdapat beberapa hambatan
dalam komunikasi , yaitu :
a. Hambatan dari pengirim pesan
Misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan,
hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional sehingga mempengaruhi
motivasi, yaitu mendorong seseorang untuk bertindak sesuai keinginan, kebutuhan
atau kepentingan.
b. Hambatan dalam penyandian atau simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang digunakan antara si pengirim dengan si
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c. Hambatan media
Adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaaan media komunikasi, misalnya
gangguan suara radio sehingga tidak dapat mendengarkan pesan dengan jelas.
d. Hambatan dalam bahasa sandi
Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
e. Hambatan dari penerima pesan
Misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan, sikap
prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

12. Langkah- langkah penerapan penyebaran informasi data kesehatan dalam sistem
informasi kesehatan dapat bervariasi tergantung pada tujuan, lingkungan, dan
kebutuhan khusus organisasi atau sistem yang terlibat. Namun, secara umum beberapa
langkah yang dilakukan dalam penerapan penyebaran informasi data kesehatan
sebagai berikut :
a. Analisis kebutuhan
Penyebaran informasi data kesehatan adalah melakukan analisis kebutuhan untuk
mengidentifikasi informasi apa yang perlu disebarkan, kepada siapa, dan dengan
cara apa.
b. Identifikasi sumber data
Mengidentifikasi sumber data kesehatan yang akan digunakan untuk menyediakan
informasi yang akan disebarkan.
c. Pengumpulan data penyiapan data
Setelah sumber data telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan
pengumpulan dan penyiapan data. Ini melibatkan pengambilan data dari
sumbernya, menbersihkan data untuk memastikan keakuratannya, dan mengatur
datanke dalam format yang sesuai untuk di sebarkan.

13. Sistem informasi rumah sakit ( HIS ) merupakan salah satu elemen informatika
kesehatan yang fokus utamanya pada kebutuhan administrasi rumah sakit . Dalam
banyak penerapannya, HIS adalah sistem informasi komprehensif dan terintegrasi
yang dirancang untuk mengelola semua aspek operasi rumah sakit, seperti masalah
medis, administrasi, keuangan, dan hukum serta pemrosesan layanan yang terkait.
Sistem informasi rumah sakit dikenal juga dengan sebutan perangkat lunak
manajemen rumah sakit ( HMS ) atau sistem manajemen rumah sakit .
Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit memiliki tanggungjawab untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan :
a. Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit ( penerimaan pasien,
lama rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu dan lain-lain ).
b. Memantau kondisi finansial rumah sakit (cost recovery).
c. Memantau pelaksanaan sistem rujukan.
d. Mengolah data.
e. Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan atau Pemerintah setempat.
f. Memelihara bank data.
g. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan
manajemen unit rumah sakit.
h. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.

14. Sistem informasi puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk
membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen
puskesmas untuk mencapai tujuan kegiatannya. Puskesmas wajib melakukan kegiatan
sistem informasi puskesmas. sistem informasi puskesmas dapat diselenggarakan
secara elektronik maupun non elektronik minimal meliputi pencatatan dan pelaporan
kegiatan puskesmas dan jaringannya survei lapangan laporan lintas sektor terkait
laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja selanjutnya laporan
kegiatan puskesmas diselenggarakan melalui komunikasi data hal ini tertuang dalam
permenkes no.75/ 2014.
Seperti diketahui bahwa puskesmas adalah ujung tombak pemerintah dalam upaya
pelayanan kesehatan di masyarakat. Sesuai dengan KEPMENKES RI No 128 tahun
2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat bahwa puskesmas di
definisikan sebagai unit pelaksana teknis di kabupaten atau kota yang bertanggung-
jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah.
Proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian yang dilakukan puskesmas
terhadap rencana kegiatan yang telah ditetapkan baik rencan upaya wajib maupun
pengembangan dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayahnya. Salah
satu bentuk pemantauan adalah dengan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS).
SIMPUS merupakan pilihan bagi daerah dalam pengembangan sistem informasi
kesehatan yang lebih cepat dan akurat. Pada potensi yang dimilikinya sebenarnya
SIMPUS dapat menggantikan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas
(SP2TP). Karena SIMPUS merupakan hasil dari pengolahan berbagai sumber
informasi seperti SP2TP, survei lapangan, laporan lintas sektor, dan laporan sarana
kesehatan swasta. Seiring kemajuan teknologi, SIMPUS pun dikembangkan melalui
sistem komputerisasi dalam suatu software yang bekerja dalam sebuah sistem
operasi. Tetapi kendalanya SIMPUS masih belum berjalan secara optimal di daerah.

Anda mungkin juga menyukai