Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK AN.

A UMUR 2 TAHUN

DENGAN DEMAM DENGUE DI RS TK IV 02.07.04

BANDAR LAMPUNG

LAPORAN PRAKTIK PKK 2

DISUSUN OLEH :

NOVITA SARI

1917029

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANCA BHAKTI

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

BANDAR LAMPUNG

2021
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK AN.A UMUR 2 TAHUN

DENGAN DEMAM DENGUE DI RS TK IV 02.07.04

BANDAR LAMPUNG

LAPORAN PRAKTIK PKK 2

Disusun sebagai syarat penyelesaian Mata Kuliah Praktik Klinik

Kebidanan 2 (PKK 2)

DISUSUN OLEH :

NOVITA SARI

1917029

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANCA BHAKTI

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

BANDAR LAMPUNG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Novita Sari

NIM : 1917029

Tingkat : IIIProdi DIII Kebidanan Panca Bhakti Bandar Lampung

Judul : Asuhan Kebidanan Pada Anak An.A Umur 2 Tahun Dengan Demam
Dengue Di RS TK IV 02.07.04 Bandar Lampung.

Laporan ini telah dipertahankan di hadapan Komisi Pembimbing Lahan dan

Institusi Kebidanan STIkes Panca Bhakti Bandar Lampung pada tanggal 28

Desember 2021.

Menyetujui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

(Lisa Mardiana,P,Ns) (Dean Ayu Ningsih,


S.ST.,M.Keb)

NRP.020 201 347

Mengetahui,

Kaprodi D3 Kebidanan Koordinator

STIKes Panca Bhakti

(Rini Deska, S.ST.,MKM) (Dewi Ayu Ningsih,S.ST.,M.Keb)

NRP.020 200 521 NRP.020 201 347


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan
Pada Anak Dengan Demam Dengue tepat pada waktunya.

Adapun penyusunan laporan pendahuluan ini bertujuan untuk memenuhi syarat telah
menyelesaikan Mata Kuliah Praktik Klinik Kebidanan II (17 Desember – 28
Desember 2021).

Dalam laporan ini disertakan tinjauan teori,pengkajian , diagnosis dan penatalaksanaan


masalah sesuai kebutuhan dan kondisi klien. Penyusun mengucapkan terimakasih
kepada :

1. Bapak Ns.Anton Surya Prasetya,M.Kep.,Kep., SP.Kep.J Selaku Direktur


Kebidanan STIKes Panca Bhakti.
2. Ibu Rini Deska, S.ST., M.KM Selaku Ketua Prodi Kebidanan STIKes PancaBhakti
3. Ibu Dean Ayu Ningsih,S.ST,M.Keb Selaku Pembimbing Kasus yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk demi kesempurnaan penyusunan Laporan
PKK 2.
4. Kakak Lisa Mardiana,P,Ns Selaku Pembimbing Lahan Praktik.
5. Para Dosen dan Staf Prodi D3 Kebidanan STIKes Panca Bhakti.

Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
penyempurnaan laporan ini.

Demikian yang dapat saya sampaikan kurang dan lebihnya saya mohon maaf
dan saya berharap semoga laporan ini bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik
– baiknya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Bandar Lampung,28 Desember 2021

Penyusun,

Novita Sari
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................i

Lembar Pengesahan.....................................................................................ii

Kata Pengantar.............................................................................................iii

Daftar Isi.......................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................1


1.2 Tujuan.................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum............................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus...........................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Demam Dengue....................................................................3
2.2 Etiologi Demam Dengue....................................................................4
2.3 Klasifikasi Demam Dengue................................................................4
2.4 Manisfestasi Klinis.............................................................................5
2.5 Patofisiologi .......................................................................................7
............................................................................................................
2.6 Pemeriksaan Penunjang......................................................................8
2.7 Komplikasi.........................................................................................9
2.8 Penatalaksanaan..................................................................................10

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1 Balita Sakit ........................................................................................16

BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan .......................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam dengue (DF) dan demam berdarah dengue (DHF) merupakan penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue, virus tersebut dapat menginfeksi individu
melalui vektor yaitu nyamuk Aedes sp, terutama Ae. aegypti dan Ae. albopictus.
Peningkatan kasus demam dengue dan demam berdarah dengue berkaitan dengan
sanitasi lingkungan misalnya tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk Aedes sp
betina, yaitu bejana yang berisi air, sebagai contoh bak mandi, penampungan air,
kaleng bekas (Setiati, 2014). Penyebaran nyamuk Ae. aegypti juga sangat dipengaruhi
oleh faktor distribusi geografis, ketinggian merupakan salah satu faktor penting dalam
penyebaran nyamuk Ae. aegypti. Di India nyamuk Ae. aegypti dapat ditemukan pada
ketinggian nol sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Di ketinggian
yang rendah (kurang dari 500 mdpl) memiliki tingkat kepadatan sedang sampai berat,
sedangkan di daerah tinggi (lebih dari 500 mdpl) memiliki populasi nyamuk yang
rendah. Di Asia Tenggara, ketinggian 1000-1500 mdpl merupakan batas penyebaran
nyamuk Ae. aegypti (WHO, 2002).

Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2016, penderita DBD di
Indonesia dari tahun ke tahun masih tinggi. Pada tahun 2015 jumlah penderita DBD
yang dilaporkan sebanyak 129.650 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 1.071
orang (IR/Angka kesakitan = 50.75 per 100.000 penduduk dan CFR/Angka kematian
= 0.83%). Dari data tersebut dapat disimpulkan adanya peningkatan kasus DBD jika
dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 100.347 serta IR 39.80 (Kemenkes RI,
2016). Angka kesakitan DBD berdasarkan provinsi di Indonesia pada tahun 2015
dapat dilihat pada Gambar 2. Target Renstra Kementrian Kesehatan RI untuk angka
kesakitan DBD tahun 2015 sebesar <49 per 100.000 penduduk. Terdapat 2
provinsi (61.8%) yang telah mencapai target Renstra 2015. Provinsi dengan angka
kesakitan DBD tertinggi di Indonesia tahun 2015 yaitu Bali sebesar 257.5,
Kalimantan Timur sebesar 188.46, Kalimantan Utara sebesar 112.00, dan DI
Yogyakarta sebesar 92.96 per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2016).
1.2 Tujuan

1.2.1Tujuan Umum
Secara umum,penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
asuhan kebidanan pada pasien dengan demam dengue atau dengue fever
(DF) menggunakan pendekatan manajemen kebidanan SOAP.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengkajian subjektif

terhadap asuhan kebidanan pada anak dengan demam dengue.

2. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengkajian objektif

terhadap asuhan kebidanan pada anak dengan demam dengue.

3. Mahasiswa diharapkan mampu mendiagnosis pada pasien dengan

demam dengue.

4. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan penatalaksanaan asuhan

kebidanan pada anak dengan demam dengue.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Demam Dengue

Demam Dengue atau Dengue Fever (DF) adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah
flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1,
DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 (Fajar, 2016).

Dengue Haemorrhagik fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang


dapat menyebabkan kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari
genus Falvivirus, virus RNA dari Keluarga Falviviridae (Soedarto 2012).

DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan


oleh karena virus dengue yang termasuk golongan abrovirus melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegygti betina. Penyakit ini biasa disebut Demam Berdarah
Dengue (Hidayat, 2009).

2.2 Etiologi
Etiologi Demam dengue disebabkan oleh virus dengue (DEN), yang
termasuk genus falvivirus. Virus yang ditularkan oleh nyamuk ini tergolong
RNA positive-strand virus dari keluarga Falviviridae. Terdapat empat serotipe
virus DEN yang sifat antigennya berbeda, yaitu virus dengue-1 (DEN 1), virus
dengue-2 (DEN 2), virus dengue-3 (DEN 3) dan virus dengue-4 (DEN 4).
Spesifikasi virus dengue yang dilakukan oleh Albert Sabin pada tahun 1994
menunjukan bahwa masing-masing serotipe virus dengan memiliki genotipe
yang berbeda antara serotipe-serotipe tersebut (Soedarto 2012).

Vektor utama dengue di Indonesia adalah nyamuk Aedes aegypti, di


samping pula Aedes albopictus. Vektor ini mempunyai ciri-ciri (Djamin,2013):
a) Badannya kecil, badannya mendatar saat hinggap.

b) Warnanya hitam dan belang-belang.

c) Menggigit pada siang hari.

d) Gemar hidup di tempat – tempat yang gelap.

e) Jarak terbang<100 meter dan senang mengigit manusia.

f) Bersarang di bejana-bejana berisi air jernih dan tawar seperti bak mandi,
drum penampung air, kaleng bekas atau tempat-tempat yang berisi air
yang tidak bersentuhan dengan tanah.
g) Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk sekitar 10 hari.

2.3 Klasifikasi

1) Derajat I

Demam dengan uji torniquet positif.

2) Derajat II
Demam dan perdarahan spontan, pada umumnya dikulit atau perdarahan
lain.
3) Derajat III
Demam,perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan
ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan
lemah, tekanan nadi menurun (<20mmHg) / Hipotensi disertai ekstremitas
dingin, dan anak gelisah.
4) Derajat IV

Demam, perdarahan spontan disertai atau tidak disertai hepatomegali dan

ditemukan gejala-gejala renjatan hebat (nadi tak teraba dan tekanan darah

tak terukur).

2.4 Maninfestasi Klinis

Adapun tanda dan gejala dari Demam dengue adalah (Khair, 2013):

1) Demam tinggi 5-7 hari.


2) Perdarahan, terutama perdarahan bawah kulit ; ptekie, ekhimosis,
hematoma.

3) Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria.

4) Mual, muntah, tidak ada napsu makan, diare, konstipasi.

5) Nyeri otot, tulang dan sendi, abdomen dan ulu hati.

6) Sakit kepala.

7) Pembengkakan sekitar mata.

8) Pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening.

9) Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah


menurun, gelisah, capillary reffil time lebih dari dua detik, nadi cepat dan
lemah).
Pada bayi dan anak-anak kecil biasanya berupa:

1) Demam disertai ruam-ruam makulopapular.

2) Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai dengan demam
ringan atau demam tinggi (>390C) yang tiba-tiba dan berlangsung selama 2
- 7 hari, disertai sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan
otot, mual-muntah dan ruam-ruam.
3) Bintik-bintik perdarahan di kulit sering terjadi, kadang kadang disertai
bintik-bintik perdarahan di farings dan konjungtiva.
4) Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati, nyeri
di tulang rusuk kanan dan nyeri seluruh perut.
5) Kadang-kadang demam mencapai 40 - 410C dan terjadi kejang demam pada
bayi.

2.5 Patofisiologi

Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan


viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di
hipotalamus sehingga menyebabkan (pelepasan zat bradikinin, serotinin,
trombin, Histamin) terjadinya: peningkatan suhu. Selain itu viremia
menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan
perpindahan cairan dan plasma dari intravascular ke intersisiel yang
menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi akibat dari,
penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi melawan virus
(Murwani, 2011).

Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya perdarahan baik kulit


seperti petekia atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini mengakibatkan
adanya kehilangan kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme hemostatis
secara normal. Hal tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan jika tidak
tertangani maka akan menimbulkan syok. Masa virus dengue inkubasi 3-15
hari, rata-rata 5-8 hari (Soegijanto, 2010).

Menurut Ngastiyah (2005) virus akan masuk ke dalam tubuh melalui


gigitan nyamuk aedes aeygypty. Pertama tama yang terjadi adalah viremia
yang mengakibatkan penderita menalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot
pegal pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik bintik merah pada kulit,
hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi pembesaran kelenjar
getah bening, pembesaran hati (hepatomegali). Kemudian virus bereaksi
dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibodi. Dalam sirkulasi dan
akan mengativasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan akan di
lepas C3a dan C5a dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meningkatnya permeabilitas dinding
kapiler pembuluh darah yang mengakibtkan terjadinya pembesaran plasma ke
ruang ekstraseluler. Pembesaran plasma ke ruang eksta seluler mengakibatkan
kekurangan volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi dan
hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok).

Hemokonsentrasi (peningatan hematokrit >20%) menunjukan atau


menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) sehingga nilai hematokrit
menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena (Noersalam, 2009).

Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler di buktikan dengan


ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritonium,
pleura, dan pericardium yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang
diberikan melalui infus. Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan
jumlah trombosit menunjukan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga
pemberian cairan intravena harus di kurangi kecepatan dan jumlahnya untuk
mencegah terjadi edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak
mendapat cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan
yang akan mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan.
Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lam akan timbul anoksia jaringan,
metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik
(Murwani, 2011).

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Langkah - langkah diagnose medik pemeriksaan menurut (Murwani, 2011):

1) Darah Lengkap
Hematokrit (Ht)ada kenaikan bisa sampai 20%, normal: pria 40-50%;
wanita 35-47%, jumlah trombosit <100.000/mm3.

2) Uji torniquit
Caranya diukur tekanan darah kemudian diklem antara tekanan systole dan
diastole selama 10 menit untuk dewasa dan 3-5 menit untuk anak-anak.
Positif ada butir-butir merah (petechie) kurang 20 pada diameter 2,5 inchi.

3) Tes serologi (darah filter)


Ini diambil sebanyak 3 kali dengan memakai kertas saring (filter paper)
yang pertama diambil pada waktu pasien masuk rumah sakit, kedua
diambil pada waktu akan pulang dan ketiga diambil 1-3 mg setelah
pengambilan yang kedua. Kertas ini disimpan pada suhu kamar sampai
menunggu saat pengiriman.

4) Isolasi virus
Bahan pemeriksaan adalah darah penderita atau jaringanjaringan untuk
penderita yang hidup melalui biopsy sedang untuk penderita yang
meninggal melalui autopay.
2.7 Komplikasi

1. Sistem Syaraf Pusat

Pada susunan sistem syaraf pusat (SSP) dapat berbentuk konfulsi, kaku
kuduk, perubahan kesadaran dan paresis.

2. Ensefalopati
Dengue pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yang
berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD
yang tidak disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia,
hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab terjadinya
ensefalopati. Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara, maka
kemungkinan dapat juga disebabkan oleh trombosis pembuluh darah otak,
sementara sebagai akibat dari koagulasi intravaskular yang menyeluruh.
Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar darah otak.
Dikatakan pula bahwa keadaan ensefalopati berhubungan dengan kegagalan
hati akut.
3 Kelainan Ginjal
Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai akibat
dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai sindrom uremik
hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syok
diobati dengan menggantikan volume intravaskular, penting diperhatikan
apakah benar syok telah teratasi dengan baik.
Diuresis merupakan parameter yang penting dan mudah dikerjakan untuk
mengetahui apakah syok telah teratasi. Diuresis diusahakan > 1 ml / kg berat
badan/jam. Oleh karena bila syok belum teratasi dengan baik, sedangkan
volume cairan telah dikurangi dapat terjadi syok berulang. Pada keadaan
syok berat sering kali dijumpai akute tubular necrosis, ditandai penurunan
jumlah urin dan peningkatan kadar ureum dan kreatinin.
4 Infeksi
5 Kerusakan Hati
6 Kerusakan Otak
7 Resiko Syok
8 Kejang-Kejang

8.5 Penatalaksanaan

a. Derajat I dan II

- Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 75 ml/kg


BB/hari untuk anak dengan berat badan kurang dari 10kg atau bersama
diberikan oralit, air buah atau susu secukupnya, atau pemberian cairan
dalam waktu 24 jam antara lain sebagai berikut :

1. 100 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 k


2. 75 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 26-30 kg
3. 60 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 kg
4. 50 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 kg
- Pemberian obat antibiotik apabila adanya infeksi sekunder.
- Pemberian antipiretik untuk menurunkan panas.
- Apabila ada perdarahan hebat maka berikan darah 15 cc/kg BB/hari.

b. Derajat III
- Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 20 ml/kg
BB/jam, apabila ada perbaikan lanjutkan peberian RL 10 m/kg BB/jam,
jika nadi dan tensi tidak stabil lanjutkan jumlah cairan berdasarkan
kebutuhan dalam waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk.
- Pemberian plasma atau plasma ekspander (dekstran L ) sebanyak 10
ml/kg BB/jam dan dapat diulang maksimal 30 ml/ kg BB dalam 24 jam,
apabila setelah 1 jam pemakaian RL 20 ml/kg BB/jam keadaan tekanan
darah kurang dari 80 mmHg dan nadi lemah, maka berikan cairan yang
cukup berupa infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam jika baik
lanjutkan RL sebagaimana perhitungan selanjutnya.
- Apabila 1 jam pemberian 10 ml/kg BB/jam keadaan tensi masih menurun
dan dibawah 80 mmHg maka penderita harus mendapatkan plasma
ekspander sebanyak 10 ml/kgBB/jam diulang maksimal 30 mg /kg
BB/24 jam bila baik lanjutkan RL sebagaimana perhitungan diatas.
c. Derajat IV
- Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 30
ml/kgBB/jam, apabila keadaan tekanan darah baik, lanjutkann RL
sebanyak 10 ml/kgBB/jam.
- Apabila keadaan tensi memburuk maka harus dipasang. 2 saluran infuse
dengan tujuan satu untuk RL 10 ml/kgbb/1jam dan satunya pemberian
palasma ekspander atau dextran L sebanyak 20 ml/kgBB/jam selam 1
jam,
- Apabila keadaan masih juga buruk, maka berikan plasma ekspander 20
ml/kg BB/jam.
- Apabila masih tetap memburuk maka berikan plasma ekspander 10
ml/kgBB/jam diulangi maksimun 30 ml/kg BB/24jam.
- Jika setelah 2 jam pemberian plasma dan RL tidak menunjukan
perbaikan maka konsultasikan kebagian anastesi untuk perlu tidaknya
dipasang central vaskuler pressure atau CVP.

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK AN.A UMUR 2 TAHUN

DENGAN DENGUE DI RS TK IV 02.07.04

BANDAR LAMPUNG

Tanggal Masuk : 17 Desember 2021

Pukul : 09.30 wib

No.reg : 170858

Pengkaji : Novita Sari

A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata

a. Identitas Balita
Nama : An. A
Umur : 2 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan

b. Identitas Orang Tua


Nama ibu : Ny. A Nama ayah : Tn.Y
Umur : 31Tahun Umur : 33 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA
Pekerjaan :Guru Pekerjaan :TNI AD
Alamat :Jalan Pagar Alam Gg.
Dwi Karsa

2. Keluhan utama
Ibu klien mengatakan bahwa An. A mengalami demam naik turun 2 hari yang
lalu,mual muntah nyeri perut dan belum BAB hari ini.

3. Riwayat antenatal
a. Anak kedua
b. Riwayat : teratur 3-5 kali di dokter
c. Imunisasi TT : Lengkap
d. Kenaikan BB :10kg.
e. Keluhan : tidak ada
f. Komplikasi : tidak ada

4. Riwayat intranatal
a. Lahir tanggal : 16 Maret 2019
b. Pukul : 21.30 wib
c. Usia gestasi : 39 minggu 5 hari
d. Jenis persalinan : Spontan
e. Penolong : Bidan
f. Komplikasi : tidak ada

5. Riwayat kesehatan yang pernah atau sedang di derita


Demam dengue,An.A mengalami nual,muntah,nyeri perut dan belum BAB hari
ini. Muntah 3x dalam sehari selama 2 hari.

6. Riwayat Kesehatan Keluarga


Riwayat kesehatan dalam keluarga tidak ada riwayat hipertensi dan diabetes
militus, tidak pernah ada yang menderita penyakit jantung, asma,TBCdan
penyakit berat lainya.

7. Riwayat imunisasi
a. BCG :sudah dilakukan
b. Hepatitis B :sudah dilakukan
c. Polio :sudah dilakukan
d. DPT :sudah dilakukan
e. Campak : sudah dilakukan
8. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
- Makan
Frekuensi : 2-3 x/hari
Porsi : Satu piring nasi, lauk-pauk,sayuran dan buah-buahan.

- Minum
Frekuensi :4-5 gelas x/hari
Jenis : Air mineral dan susu

b. Eliminasi
- BAB
Frekuensi :1 x/hari
Warna : kuning kecoklatan
Konsistensi :Padat

- BAK
Frekuensi :4-5 x/hari
Warna :kuning jernih
Konsistensi :cair
c. Istirahat
- Tidur siang :2-3 jam
- Tidur malam :7-8 jam

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaanumum : sedang
b. Kesadaran :Composmentis
c. TTV
Nadi : 112 kali / menit.
Pernapasan : 22 kali /menit.
Suhu : 38,8˚C
BB : 10 kg
PB :65 cm
2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Bentuk kepala bulat , rambut berwarna hitam lebat.


b. Wajah : Wajah simetris.
c. Mata : Konjungtivatidakanemis , reflek terhadap cahaya baik,
tidak terdapat oedem , tidak ada ikterik.
d. Hidung : Posisi septum simetris tidak ada sekretyg keluar dari
hidung.
e. Telinga : Bentuk normal , daun dan lubang telinga pasien berih ,
tidak keluar cairan fungsi pendengaran baik.
f. Mulut : Tidak ada bibir sumbing , tidak ada sariawan ,
Membran bibir lembab
g. Leher : Bentuk lehernya simetris , tidak ada penggunaan otot
bantu pernafasan tambahan , tidak ada pembesaran
kelenjar teroid
h. Dada : Dada simetris , tidak ada retraksi , saat bernapas
pergerakan sama dan tidak ada bagian yang tertinggal
atau pergerakaanya.
i. Abdomen : Bentuk simetris, pusat bagus.
j. Genetalia : Tidak terdapat bekas luka, tidak odem.
k. Ekstremitas : Anggota gerak lengkap tidak ada kelainan kulit,
terpasang Infus pada ekstremitas atas sebelah kiri.

3. Pemeriksaan Penunjang
Laboraturium
- HB : 13,7
- Hematokrit : 34
- Leukosit : 6.200
- Trombosit : 38.000

C. ASSASMENT
An.A Umur 2 Tahun Dengan Demam Dengue ( Dengue Fever atau Df ).

D. PLANNING
1. Berikan penjelasan kepada keluarga tentang penyebab demam atau peningkatan
suhu tubuh dikarenakan infeksi demam dengue.
Evaluasi : Penjelasan tentang penyebab demam ( kondisi klien) dapat membantu
mengurangi cemasan pasien dan keluarga.

2. Memberitahukan hasil pemeriksaan fisik kepada keluarga.


Nadi : 112 kali / menit.
Pernapasan : 22 kali /menit.
Suhu : 38,8˚C

3. Melakukan pemberian terapi sesuai advice dokter.


- IVFD RL 20 ptm.
- Pct 1 cth 3-4 x secara oral
- Zamel drops 1 cc 1 x 1 secara oral

4. Mengajarkan ibu pasien untuk mengkompres anaknya pada lipatan dan aksila.
Evaluasi : kompres telah dilakukan oleh ibu sesuai yang diajarkan.

5. Berikan obat terapi penurun demam pct 3-4 x dengan dosis 1sendok teh sesuai
dengan advice dokter pada jam 10.00 wib.
Evaluasi :obat telah diberikan demam sudah turun suhunya 36,5 C.

6. Monitor tanda-tanda vital terutama suhu pada jam 12.00 wib.


Evaluasi : untuk mengetahui keadaan umum pasien.
Suhu : 36,5 C
Nadi : 97 x/menit
Pernafasan :22 x/menit

7. Mengajarkan keluarga pasien untuk banyak minum air putih agar tidak dihidrasi.
Evalusi :pasien sudah banyak minum kurang lebih 600 cc air putih.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah penyusun mengikuti Praktek Klinik Kebidanan II Di Ruang Melati


RS TK IV 02.07.04 Bandar Lampung penyusun dapat memberikan kesimpulan
bahwa Asuhan Kebidanan terhadap Balita Sakit yang telah dilakukan dengan
standar kebidanan yang ada maka penyusun dapat melakukan pengkajian
terhadap klien, masalah-masalah yang ada pada klien dan dapat memberikan
solusi yang terbaik terhadap klien. Penyusun juga dapat mempelajari dan
menerapkan ilmu yang diajarkan dikampus saat melakukan Praktik Klinik
Kebidanan 2,serta keikutsertaan masyarakat dalam menjaga dan memeriksakan
kesehatan sudah cukup baik dan mereka sudah sadar akan pentingnya menjaga
kesehatan mereka khususnya terhadap balita sakit.

DAFTAR PUSTAKA
Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S

Purwo Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.

Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995

Prinsip – Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 – 267

Carpenitto,Lj. 2001, Diagnosa Keperawatan. Ed 6. EGC. Jakarta.

Effendi, C.1995. Perawatan klien DHF. EGC. Jakarta.

Ngatiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta.

Rampengan,TH & laurentz,LR 1997. Penyakit infeksi tropik pada Anak. EGC .
Jakarta

Tim pengajar perawtan Anak. 1999. Diktat Kuliah PSIK Perawatan Anak.

Anda mungkin juga menyukai