A UMUR 2 TAHUN
BANDAR LAMPUNG
DISUSUN OLEH :
NOVITA SARI
1917029
BANDAR LAMPUNG
2021
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK AN.A UMUR 2 TAHUN
BANDAR LAMPUNG
Kebidanan 2 (PKK 2)
DISUSUN OLEH :
NOVITA SARI
1917029
BANDAR LAMPUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 1917029
Judul : Asuhan Kebidanan Pada Anak An.A Umur 2 Tahun Dengan Demam
Dengue Di RS TK IV 02.07.04 Bandar Lampung.
Desember 2021.
Menyetujui,
Mengetahui,
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan
Pada Anak Dengan Demam Dengue tepat pada waktunya.
Adapun penyusunan laporan pendahuluan ini bertujuan untuk memenuhi syarat telah
menyelesaikan Mata Kuliah Praktik Klinik Kebidanan II (17 Desember – 28
Desember 2021).
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
penyempurnaan laporan ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan kurang dan lebihnya saya mohon maaf
dan saya berharap semoga laporan ini bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik
– baiknya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Bandar Lampung,28 Desember 2021
Penyusun,
Novita Sari
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................i
Lembar Pengesahan.....................................................................................ii
Kata Pengantar.............................................................................................iii
Daftar Isi.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Demam dengue (DF) dan demam berdarah dengue (DHF) merupakan penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue, virus tersebut dapat menginfeksi individu
melalui vektor yaitu nyamuk Aedes sp, terutama Ae. aegypti dan Ae. albopictus.
Peningkatan kasus demam dengue dan demam berdarah dengue berkaitan dengan
sanitasi lingkungan misalnya tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk Aedes sp
betina, yaitu bejana yang berisi air, sebagai contoh bak mandi, penampungan air,
kaleng bekas (Setiati, 2014). Penyebaran nyamuk Ae. aegypti juga sangat dipengaruhi
oleh faktor distribusi geografis, ketinggian merupakan salah satu faktor penting dalam
penyebaran nyamuk Ae. aegypti. Di India nyamuk Ae. aegypti dapat ditemukan pada
ketinggian nol sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Di ketinggian
yang rendah (kurang dari 500 mdpl) memiliki tingkat kepadatan sedang sampai berat,
sedangkan di daerah tinggi (lebih dari 500 mdpl) memiliki populasi nyamuk yang
rendah. Di Asia Tenggara, ketinggian 1000-1500 mdpl merupakan batas penyebaran
nyamuk Ae. aegypti (WHO, 2002).
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2016, penderita DBD di
Indonesia dari tahun ke tahun masih tinggi. Pada tahun 2015 jumlah penderita DBD
yang dilaporkan sebanyak 129.650 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 1.071
orang (IR/Angka kesakitan = 50.75 per 100.000 penduduk dan CFR/Angka kematian
= 0.83%). Dari data tersebut dapat disimpulkan adanya peningkatan kasus DBD jika
dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 100.347 serta IR 39.80 (Kemenkes RI,
2016). Angka kesakitan DBD berdasarkan provinsi di Indonesia pada tahun 2015
dapat dilihat pada Gambar 2. Target Renstra Kementrian Kesehatan RI untuk angka
kesakitan DBD tahun 2015 sebesar <49 per 100.000 penduduk. Terdapat 2
provinsi (61.8%) yang telah mencapai target Renstra 2015. Provinsi dengan angka
kesakitan DBD tertinggi di Indonesia tahun 2015 yaitu Bali sebesar 257.5,
Kalimantan Timur sebesar 188.46, Kalimantan Utara sebesar 112.00, dan DI
Yogyakarta sebesar 92.96 per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2016).
1.2 Tujuan
1.2.1Tujuan Umum
Secara umum,penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
asuhan kebidanan pada pasien dengan demam dengue atau dengue fever
(DF) menggunakan pendekatan manajemen kebidanan SOAP.
demam dengue.
Demam Dengue atau Dengue Fever (DF) adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah
flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1,
DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 (Fajar, 2016).
2.2 Etiologi
Etiologi Demam dengue disebabkan oleh virus dengue (DEN), yang
termasuk genus falvivirus. Virus yang ditularkan oleh nyamuk ini tergolong
RNA positive-strand virus dari keluarga Falviviridae. Terdapat empat serotipe
virus DEN yang sifat antigennya berbeda, yaitu virus dengue-1 (DEN 1), virus
dengue-2 (DEN 2), virus dengue-3 (DEN 3) dan virus dengue-4 (DEN 4).
Spesifikasi virus dengue yang dilakukan oleh Albert Sabin pada tahun 1994
menunjukan bahwa masing-masing serotipe virus dengan memiliki genotipe
yang berbeda antara serotipe-serotipe tersebut (Soedarto 2012).
f) Bersarang di bejana-bejana berisi air jernih dan tawar seperti bak mandi,
drum penampung air, kaleng bekas atau tempat-tempat yang berisi air
yang tidak bersentuhan dengan tanah.
g) Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk sekitar 10 hari.
2.3 Klasifikasi
1) Derajat I
2) Derajat II
Demam dan perdarahan spontan, pada umumnya dikulit atau perdarahan
lain.
3) Derajat III
Demam,perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan
ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan
lemah, tekanan nadi menurun (<20mmHg) / Hipotensi disertai ekstremitas
dingin, dan anak gelisah.
4) Derajat IV
ditemukan gejala-gejala renjatan hebat (nadi tak teraba dan tekanan darah
tak terukur).
Adapun tanda dan gejala dari Demam dengue adalah (Khair, 2013):
6) Sakit kepala.
2) Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai dengan demam
ringan atau demam tinggi (>390C) yang tiba-tiba dan berlangsung selama 2
- 7 hari, disertai sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan
otot, mual-muntah dan ruam-ruam.
3) Bintik-bintik perdarahan di kulit sering terjadi, kadang kadang disertai
bintik-bintik perdarahan di farings dan konjungtiva.
4) Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati, nyeri
di tulang rusuk kanan dan nyeri seluruh perut.
5) Kadang-kadang demam mencapai 40 - 410C dan terjadi kejang demam pada
bayi.
2.5 Patofisiologi
1) Darah Lengkap
Hematokrit (Ht)ada kenaikan bisa sampai 20%, normal: pria 40-50%;
wanita 35-47%, jumlah trombosit <100.000/mm3.
2) Uji torniquit
Caranya diukur tekanan darah kemudian diklem antara tekanan systole dan
diastole selama 10 menit untuk dewasa dan 3-5 menit untuk anak-anak.
Positif ada butir-butir merah (petechie) kurang 20 pada diameter 2,5 inchi.
4) Isolasi virus
Bahan pemeriksaan adalah darah penderita atau jaringanjaringan untuk
penderita yang hidup melalui biopsy sedang untuk penderita yang
meninggal melalui autopay.
2.7 Komplikasi
Pada susunan sistem syaraf pusat (SSP) dapat berbentuk konfulsi, kaku
kuduk, perubahan kesadaran dan paresis.
2. Ensefalopati
Dengue pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yang
berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD
yang tidak disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia,
hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab terjadinya
ensefalopati. Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara, maka
kemungkinan dapat juga disebabkan oleh trombosis pembuluh darah otak,
sementara sebagai akibat dari koagulasi intravaskular yang menyeluruh.
Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar darah otak.
Dikatakan pula bahwa keadaan ensefalopati berhubungan dengan kegagalan
hati akut.
3 Kelainan Ginjal
Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai akibat
dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai sindrom uremik
hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syok
diobati dengan menggantikan volume intravaskular, penting diperhatikan
apakah benar syok telah teratasi dengan baik.
Diuresis merupakan parameter yang penting dan mudah dikerjakan untuk
mengetahui apakah syok telah teratasi. Diuresis diusahakan > 1 ml / kg berat
badan/jam. Oleh karena bila syok belum teratasi dengan baik, sedangkan
volume cairan telah dikurangi dapat terjadi syok berulang. Pada keadaan
syok berat sering kali dijumpai akute tubular necrosis, ditandai penurunan
jumlah urin dan peningkatan kadar ureum dan kreatinin.
4 Infeksi
5 Kerusakan Hati
6 Kerusakan Otak
7 Resiko Syok
8 Kejang-Kejang
8.5 Penatalaksanaan
a. Derajat I dan II
b. Derajat III
- Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 20 ml/kg
BB/jam, apabila ada perbaikan lanjutkan peberian RL 10 m/kg BB/jam,
jika nadi dan tensi tidak stabil lanjutkan jumlah cairan berdasarkan
kebutuhan dalam waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk.
- Pemberian plasma atau plasma ekspander (dekstran L ) sebanyak 10
ml/kg BB/jam dan dapat diulang maksimal 30 ml/ kg BB dalam 24 jam,
apabila setelah 1 jam pemakaian RL 20 ml/kg BB/jam keadaan tekanan
darah kurang dari 80 mmHg dan nadi lemah, maka berikan cairan yang
cukup berupa infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam jika baik
lanjutkan RL sebagaimana perhitungan selanjutnya.
- Apabila 1 jam pemberian 10 ml/kg BB/jam keadaan tensi masih menurun
dan dibawah 80 mmHg maka penderita harus mendapatkan plasma
ekspander sebanyak 10 ml/kgBB/jam diulang maksimal 30 mg /kg
BB/24 jam bila baik lanjutkan RL sebagaimana perhitungan diatas.
c. Derajat IV
- Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 30
ml/kgBB/jam, apabila keadaan tekanan darah baik, lanjutkann RL
sebanyak 10 ml/kgBB/jam.
- Apabila keadaan tensi memburuk maka harus dipasang. 2 saluran infuse
dengan tujuan satu untuk RL 10 ml/kgbb/1jam dan satunya pemberian
palasma ekspander atau dextran L sebanyak 20 ml/kgBB/jam selam 1
jam,
- Apabila keadaan masih juga buruk, maka berikan plasma ekspander 20
ml/kg BB/jam.
- Apabila masih tetap memburuk maka berikan plasma ekspander 10
ml/kgBB/jam diulangi maksimun 30 ml/kg BB/24jam.
- Jika setelah 2 jam pemberian plasma dan RL tidak menunjukan
perbaikan maka konsultasikan kebagian anastesi untuk perlu tidaknya
dipasang central vaskuler pressure atau CVP.
BAB III
TINJAUAN KASUS
BANDAR LAMPUNG
No.reg : 170858
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
a. Identitas Balita
Nama : An. A
Umur : 2 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
2. Keluhan utama
Ibu klien mengatakan bahwa An. A mengalami demam naik turun 2 hari yang
lalu,mual muntah nyeri perut dan belum BAB hari ini.
3. Riwayat antenatal
a. Anak kedua
b. Riwayat : teratur 3-5 kali di dokter
c. Imunisasi TT : Lengkap
d. Kenaikan BB :10kg.
e. Keluhan : tidak ada
f. Komplikasi : tidak ada
4. Riwayat intranatal
a. Lahir tanggal : 16 Maret 2019
b. Pukul : 21.30 wib
c. Usia gestasi : 39 minggu 5 hari
d. Jenis persalinan : Spontan
e. Penolong : Bidan
f. Komplikasi : tidak ada
7. Riwayat imunisasi
a. BCG :sudah dilakukan
b. Hepatitis B :sudah dilakukan
c. Polio :sudah dilakukan
d. DPT :sudah dilakukan
e. Campak : sudah dilakukan
8. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
- Makan
Frekuensi : 2-3 x/hari
Porsi : Satu piring nasi, lauk-pauk,sayuran dan buah-buahan.
- Minum
Frekuensi :4-5 gelas x/hari
Jenis : Air mineral dan susu
b. Eliminasi
- BAB
Frekuensi :1 x/hari
Warna : kuning kecoklatan
Konsistensi :Padat
- BAK
Frekuensi :4-5 x/hari
Warna :kuning jernih
Konsistensi :cair
c. Istirahat
- Tidur siang :2-3 jam
- Tidur malam :7-8 jam
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaanumum : sedang
b. Kesadaran :Composmentis
c. TTV
Nadi : 112 kali / menit.
Pernapasan : 22 kali /menit.
Suhu : 38,8˚C
BB : 10 kg
PB :65 cm
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboraturium
- HB : 13,7
- Hematokrit : 34
- Leukosit : 6.200
- Trombosit : 38.000
C. ASSASMENT
An.A Umur 2 Tahun Dengan Demam Dengue ( Dengue Fever atau Df ).
D. PLANNING
1. Berikan penjelasan kepada keluarga tentang penyebab demam atau peningkatan
suhu tubuh dikarenakan infeksi demam dengue.
Evaluasi : Penjelasan tentang penyebab demam ( kondisi klien) dapat membantu
mengurangi cemasan pasien dan keluarga.
4. Mengajarkan ibu pasien untuk mengkompres anaknya pada lipatan dan aksila.
Evaluasi : kompres telah dilakukan oleh ibu sesuai yang diajarkan.
5. Berikan obat terapi penurun demam pct 3-4 x dengan dosis 1sendok teh sesuai
dengan advice dokter pada jam 10.00 wib.
Evaluasi :obat telah diberikan demam sudah turun suhunya 36,5 C.
7. Mengajarkan keluarga pasien untuk banyak minum air putih agar tidak dihidrasi.
Evalusi :pasien sudah banyak minum kurang lebih 600 cc air putih.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S
Purwo Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.
Rampengan,TH & laurentz,LR 1997. Penyakit infeksi tropik pada Anak. EGC .
Jakarta
Tim pengajar perawtan Anak. 1999. Diktat Kuliah PSIK Perawatan Anak.