Anda di halaman 1dari 12

PROTEKSI ISI USULAN PENELITIAN: Dilarang menyalin, menyimpan, memperbanyak

sebagian atau seluruh isi laporan ini dalam bentuk apapun kecuali oleh peneliti dan pengelola
administrasi penelitian

USULAN PENELITIAN PROJECT PRACTICE


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN & PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

IDENTITAS PENELITIAN PROJECT PRACTICE

A. JUDUL PENELITIAN
Pengaruh Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Obat dan Tingkat Kepuasan Pasien
Terhadap Pelayanan Di Apotek Khotidjah

B. PENERAPAN PRODUK HALAL / PELAYANAN SYARIAH DAN LAMA


PENELITIAN
Lama
Penerapan Produk Halal / Pelayanan Syariah Penelitian
(Bulan)
Pelayanan Syariah 2

C. IDENTITAS PENGUSUL
Nama,
Peran H-
Institusi Program
(Ketua, Tugas ID Sinta Inde
(Fakultas) Studi
Anggota 1, x
Anggota 2)
Apt. Inesya Fakultas Profesi Ketua
Febrianing Farmasi Apoteker
R., M.Farm Unissula
Isi Nama
Perseptor

Riska Dwi Fakultas Profesi Anggota I


Nur Farmasi Apoteker
Cahyati, Unissula
S.Farm
D. MITRA KERJASAMA PENELITIAN (JIKA ADA)
Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan mitra kerjasama, yaitu mitra kerjasama dalam
melaksanakan penelitian, mitra sebagai calon pengguna hasil penelitian, atau mitra
investor
Mitra Nama Mitra Peran Mitra

E. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN (Luaran Wajib)


Jenis Luaran
Status target capaian
Tahu (Prosiding/ Jurnal ber-
(submit, accepted, Keterangan (url dan nama
n ISSN tidak
published, terdaftar jurnal, penerbit, url paten,
Luara terakreditasi / Jurnal
atau granted, atau keterangan sejenis lainnya)
n terakreditasi SINTA 1-
status lainnya)
6)
2022 Jurnal ber-ISSN tidak
terakreditasi

Luaran Tambahan
Status target capaian
Tahu Keterangan (url dan nama
(accepted,
n jurnal, penerbit, url paten,
Jenis Luaran published, terdaftar
Luara keterangan sejenis
atau granted, atau
n lainnya)
status lainnya)
USULAN PROJECT PRACTICE

Pengisian poin A sampai dengan poin G mengikuti template berikut dan tidak dibatasi
jumlah kata atau halaman namun disarankan seringkas mungkin. Dilarang
menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di setiap poin.

A. RINGKASAN
Negara Indonesia adalah suatu negara dengan masyarakat yang beragama Islam
paling banyak di dunia. Mengacu data dari Dukcapil (Direktorat Jenderal Kependudukan
dan Pencatatan Sipil) Kementerian Dalam Negeri, Jumlah warga negara Indonesia pada
bulan Juni tahun 2021 adalah sebanyak 272,23 juta jiwa. Tentunya sebagai umat Muslim,
diwajibkan mengonsumsi barang – barang yang halal. Seperti makanan, minuman,
kosmetik, obat – obatan, dan lain sebagainya. Halal dan haram adalah sesuatu yang
krusial untuk kehidupan seorang Muslim pada setiap harinya. Konsep halal maupun
haram suatu produk menjadi titik krusial pada pola konsumsi masyarakat. Lemahnya
pemilihan produk obat-obatan halal oleh konsumen muslim telah mengabaikan
keamanan dan kenyamanan batin mereka dalam mengonsumsi obat-obatan halal, yang
menjadi kurang diperhatikan oleh pelaku usaha. Penting bagi pemerintah untuk
memberikan perhatian dan penanganan terhadap kesadaran konsumen muslim terhadap
kehalalan produk obat. Dalam melakukan keputusan pembelian, konsumen yang
memiliki pemahaman agama yang baik akan lebih aktif dan selektif tentang kandungan
barang yang akan dibelinya, dan tentu saja kehalalan suatu produk tidak terkecuali dalam
pemilihan produk obat-obatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian obat konsumen dan tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayanan di Apotek Khotidjah

Kata kunci: Label halal, kepuasan pelayanan, apotek


B. PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah suatu negara dengan masyarakat yang beragama Islam
paling banyak di dunia. Mengacu data dari Dukcapil (Direktorat Jenderal Kependudukan
dan Pencatatan Sipil) Kementerian Dalam Negeri, Jumlah warga negara Indonesia pada
bulan Juni tahun 2021 adalah sebanyak 272,23 juta jiwa. Dari data tersebut sejumlah
236, 53 juta jiwa adalah warga negara Indonesia yang beragama Islam (katadata, 2021).
Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan suatu negara dengan
mayoritas masyarakatnya beragama Islam.
Tentunya sebagai umat Muslim, diwajibkan mengonsumsi barang – barang yang
halal. Seperti makanan, minuman, kosmetik, obat – obatan, dan lain sebagainya. Halal
dan haram adalah sesuatu yang krusial untuk kehidupan seorang Muslim pada setiap
harinya. Hal ini dijelaskan pada Al – Quran pada Surat Al – Maidah ayat 88 yaitu:
‫َو ُك ُلۡو ا ِم َّم ا َر َز َقُك ُم ُهّٰللا َح ٰل اًل َطِّيًبا‌ۖ َّو اَّتُقوا َهّٰللا اَّلِذ ۤۡى َاۡن ـُتۡم ِبٖه ُم ۡؤ ِم ُنۡو َن‬
Artinya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”.
Imam At – Thabari pada ayat di atas menyatakan bahwa ini ialah peringatan dari
Allah bagi mereka yang beriman supaya mengonsumsi makanan yang baik lagi halal.
Perintah ini sebagai bentuk kewajiban yaitu mempergunakan bentuk fiil amar “qulu”.
Selain itu juga dijelaskan bahwa apabila manusia melanggar perintah dalam ayat di atas,
maka dikhawatirkan Allah SWT menurunkan siksaan dan penyakit (Ananta dan Putra,
2021).
Konsep halal maupun haram suatu produk menjadi titik krusial pada pola konsumsi
masyarakat. Kegiatan yang dilakukan masyarakat tidak lepas dari tinggi rendahnya
pengetahuan, persepsi, dan keputusan pada pembelian konsumen muslim terhadap
produk berlabel halal. Semakin seseorang rajin dalam mengumpulkan informasi akan
semakin baik mengetahui tentang produk halal maka ia akan semakin berpengetahuan,
tertarik dan cenderung membeli produk halal (Hussaana et al., 2023).
Tingkat kesadaran rendah pada konsumen muslim terkait masalah obat halal yang
dikonsumsi setiap hari semakin memperburuk kondisi ini. Lemahnya pemilihan produk
obat-obatan halal oleh konsumen muslim telah mengabaikan keamanan dan kenyamanan
batin mereka dalam mengonsumsi obat-obatan halal, yang menjadi kurang diperhatikan
oleh pelaku usaha. Penting bagi pemerintah untuk memberikan perhatian dan
penanganan terhadap kesadaran konsumen muslim terhadap kehalalan produk obat.
Dalam konteks ini, diperkenalkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang
Jaminan Produk Halal (UUJPH), yang mewajibkan sertifikasi halal untuk semua produk
yang beredar di Indonesia, termasuk produk obat-obatan. Sertifikasi halal dan labelisasi
halal, meskipun memiliki perbedaan, saling terkait dalam praktiknya (Hussaana et al.,
2023).
Kepuasaan pelanggan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan hasil produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang
dihasilkan (Kotler, 2007).
Terciptanya kepuasaan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya
hubungan perusahaan dengan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik
bagi pembelian ulang, dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk
rekomendasi dari mulut ke mulut, laba yang diperoleh meningkat Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan no. 35 tahun 2014 (Permenkes 2014), untuk menjamin mutu
pelayanan kefarmasian di apotek, harus dilakukan evaluasi mutu pelayanan kefarmasian.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ananda (2019) Dalam melakukan
keputusan pembelian, konsumen yang memiliki pemahaman agama yang baik akan lebih
aktif dan selektif tentang kandungan barang yang akan dibelinya, dan tentu saja
kehalalan suatu produk tidak terkecuali dalam pemilihan produk obat-obatan. Produk
obat adalah salah satunya karena memiliki peran penting dalam kehidupan manusia.
Apabila tidak tepat dalam memilih produk yang akan digunakan maka akan berdampak
buruk pada tubuh dikemudia hari, maka dari itu konsumen harus memilih produk dengan
kandungan yang thayyib (baik) (Dewi Purnami et al., 2022).

C. TINJAUAN PUSTAKA
1. Label Halal

Berdasarkan Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal


label halal merupakan label atas kehalalan sebuah produk. BPJPH juga memiliki
wewenang untuk mengeluarkan dan mencabut sertifikat halal serta label halal pada
produk. BPJPH memiliki wewenang untuk menetapkan label halal yang akan
digunakan dalam skala nasional. Logo halal merupakan tanda apabila suatu produk
telah sesuai dengan syariat Islam dan boleh dikonsumsi oleh umat muslim. Konsumen
muslim memandang label halal sebagai tanda bahwa sebuah produk bersih, aman, serta
berkualitas tinggi. Untuk konsumen muslim, halal merupakan sebuah keharusan (Fatiha
et al., 2023).
Pelabelan halal mengacu pada penggunaan tulisan halal pada kemasan produk untuk
menandakan bahwa barang tersebut halal (Kemenag, 2022). Pelabelan halal pada obat
dipandang dari sudut pandang masyarakat, kita akan dihadapkan pada kenyataan bahwa
lebih dari 90% penduduk Indonesia beragama Islam. Akibatnya, keamanan obat harus
dipastikan untuk 90% masyarakat Indonesia, obat-obatan yang aman menurut
pelanggan Muslim, tidak hanya bebas dari ancaman fisik, kimia, dan mikrobiologi,
tetapi juga dari bahaya barang terlarang dan dipertanyakan (Mayasari, 2019). Tidaklah
cukup menjamin keamanan, kualitas, dan kemanjuran saat menggunakan obat-obatan
untuk meningkatkan kesehatan seseorang, jaminan halal juga diperlukan. Karena
merupakan kewajiban (syari'at) yang harus diikuti oleh setiap Muslim, sebagaimana
disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 168 dari Al-Qur’an :
‫ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ُك ُلۡو ا ِمَّم ا ِفى اَاۡلۡر ِض َح ٰل اًل َطِّيًبا ۖ َّو اَل َتَّتِبُع ۡو ا ُخ ُطٰو ِتالَّشۡي ٰط ِؕن ِاَّنٗه َلـُك ۡم َع ُد ٌّو ُّم ِبۡي ٌن‬
Artinya: “Wahai manusia, Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkahlangkah setan. Sungguh, setan
itu musuh yang nyata bagimu.“(Q.S Al-Baqarah: 168).
2. Minat beli

Minat beli merupakan sikap yang muncul dari konsumen atas keinginan untuk
memiliki sebuah objek atau produk. Keputusan ini mendapat pengaruh dari hasil
evaluasi yang dilakukan oleh seseorang terhadap nilai suatu produk baik dalam segi
kualitas, manfaat dan lainnya. Apabilan manfaat dari suatu produk dirasakan lebih tinggi
dibandingkan dengan pengorbanan ketikan mendapatkan produk tersebut, konsumen
cenderung akan terdorong untuk membelinya. Begitupun sebaliknya jika pengorbanan
untuk mendapatkan suatu produk lebih besar dibandingkan dengan manfaat produknya,
konsumen enggan untuk membeli produk tersebut (Kotler & Keller, 2016).
3. Kepuasan Pelayanan

Pelayanan apotek saat ini telah berubah orientasi dari drug oriented menjadi patient
oriented dengan berasaskan pharmaceutical care. Kegiatan pelayanan farmasi yang
awalnya hanya berfokus pada pengelolaan obat diubah menjadi pelayanan menyeluruh
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (Disabilitas et al., 2020)
Kepuasaan pelanggan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan hasil produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang
dihasilkan. Terciptanya kepuasaan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat,
diantaranya hubungan perusahaan dengan pelanggan menjadi harmonis, memberikan
dasar yang baik bagi pembelian ulang, dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan,
membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut, laba yang diperoleh meningkat. Kepuasan
pelanggan yang belum tercapai, seharusnya menjadi fokus penting bagi manajemen
apotek untuk mengambil kebijakan dalam rangka memperbaiki kualitas pelayanan di
apotek (Disabilitas et al., 2020)
4. Apotek

Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek


kefarmasian oleh apoteker untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian di apotek,
maka harus dilakukan evaluasi mutu pelayananan kefarmasian. Di era globalisasi saat
ini, persaingan apotek yang berasal dari dalam negeri maupun pemilik sarana apotek
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang masuk ke Indonesia semakin tak
terelakkan. Selain itu, deregulasi ttentang pendirian apotek, tingginya permintaan
konsumen terhadap obat dan banyaknya jumlah apoteker juga menjadi faktor pemicu
semakin banyaknya jumlah apotek (Disabilitas et al., 2020)
Apotek sebagai tempat terlaksanakannya kegiatan kefarmasiaan mempunyai
peran penting sebagai tempat untuk memperoleh informasi tentang obat. Pelayanan
kefarmasian semakin berkembang, tidak hanya terbatas pada penyiapan obat dan
penyerahan obat pada pelangga, tetapi perlu melakukan interaksi atau komunikasi
dengan pelanggan secara menyeluruh oleh tenaga farmasi (Putri Cipto, 2023)

D. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu observasi dengan metode cross sectional. Data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu kuisoner yang langsung diberikan kepada pasien
yang berkunjung ke apotek yang sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan.
Penelitian ini dilakukan di Apotek Khotijah pada bulan maret - april 2024.
2. Subject Penelitian
a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu semua konsumen yang melakukan


pembelian di apotek khotidjah

b. Sampel
Sample merupakan perwakilan dalam jumlah kelompok kecil yang akan
mewakili dari keseluruhan kelompok (populasi). Populasi pada penelitian ini
adalah konsumen Apotek Khotidjah.

Kriteria inklusi :
a. Pasien usia (Remaja 17- 25)
b. Dewasa 26 – 45 tahun
c. Geriatri 46-65 tahun
d. Laki-laki atau Perempuan
e. Beragama Islam
f. Pernah membeli obat di apotek khotidjah, dan bersedia menjadi responden.
Kriteria eksklusi :
a. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden.
Adapun jumlah populasi dalam sampel ini tidak diketahui dapat menggunakan
rumus slovin :

Keterangan:
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : batas toleransi kesalahan (0.05)
Berdasarkan rumus diatas, peneliti mendapatkan jumlah sampel yang
diperlukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu:
n=135/(1+(135x0.05 ))
n=135/(1+(135x0.025 ))
n=30 responden
3. Instrument Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data penjualan obat-obatan
berlabel halal di Apotek khatidjah dan hasil pengisian kuesioner dari responden.
Data yang diperoleh dari observasi digunakan sebagai pendukung dalam analisis dan
pengambilan Keputusan.

4. Teknis Pengumpulan Data


Pengolahan data dilakukan dengan cara memeriksa kelengkapan data pada
form kuesioner, mengelompokkan data sesuai kriteria yang diinginkan, kemudian
dilakukan penghitungan jumlah serta persentase setiap kelompoknya secara deskriptif
dan disajikan dalam bentuk tabel menggunakan Microsoft Excel.
E. JADWAL PELAKSANAAN PROJECT PRACTICE

Penelitian dilakukan di Apotek Khotijah pada bulan Maret - April 2024. Penilitian
akan dilakukan selama kurang lebih 2 bulan dengan uraian kegiatan sebagai berikut :
Bulan ke-
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengajuan Judul
2 Penyusunan Proposal
3 Penilitian
4 Pengambilan Data dan Olah Data
5 Publikasi

F. ANALISIS DATA

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan metode skoring pada
setiap jawaban yang diberikan oleh responden. Proses skoring dilakukan menggunakan
skala linkert yaitu skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju, skor 2 untuk jawaban tidak
setuju, skor 3 untuk jawaban netral, skor 4 untuk jawaban setuju, skor 5 untuk jawaban
sangat setuju. Penelitian ini memakai uji deskriptif untuk mengetahui pengaruh pelabelan
terhadap minat beli pelanggan di Apotek khatidjah.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi Purnami, I., Sawitri, A., & Ummaya, U. U. (2022). The Effect of Halal Labelling of
Medicine on Customer’s Purchase Interest at Karunia Sehat Baru Pharmaceutical
Semarang. J. Med. Pharm. Sci, 2, 41–47. https://doi.org/10.30659/ijmps.v1i2.86

Disabilitas, D., Di, F., & Malang, K. (2020). ‫ ) لودال نم ةنيعل‬Cross Sectional ( ,)2(8 .‫ةيعطقم ةسا‬
114–102.

Fatiha, C. N., Sawitri, A., & Ulfah, R. M. (2023). Pengaruh label halal terhadap keputusan
pembelian obat (studi kasus di Apotek Karunia Sehat Baru, Ungaran). … Journal of
Islamic …, 7(2), 69–81.
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/pharmasipha/article/view/
10081%0Ahttps://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/pharmasipha/article/view/
10081/11065

Hussaana, A., Azida, N. F., Marisa, A., & ... (2023). Peran Label Halal dalam Keputusan
Konsumen Memilih Obat: Studi Observasional di Apotek Enggal Saras Ungaran.
Indonesian Journal of …, August.
https://ijmps.id/index.php/ijmps/article/view/146%0Ahttps://ijmps.id/index.php/ijmps/
article/download/146/21

Putri Cipto, R. C. (2023). Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada
Apotek Lingga Husada. Jurnal Education and Development, 11(3), 54–58.
https://doi.org/10.37081/ed.v11i3.4922

LAMPIRAN

Tabel kuisioner

No. Pertanyaan SS S N TS STS

1. Sesuatu yang dikonsumsi dengan


keterangan “label halal” akan
membawa banyak manfaat dalam
tubuh

2. “Label halal” pada kemasan obat


memberikan informasi untuk
memperkuat bahwa produk obat
tersebut aman dan tidak berbahya

3. Ada kepuasan saat mendapatkan obat


dengan “label halal”
4. Melihat “label halal”pada kemasan
obat sebelum membeli

5. “label halal” menjadi pertimbangan


saya dalam membeli produk obat

6. Membeli produk obat yang halal


adalah penting

7. Setiap akan mengkonsumsi sebuah


produk obat, saya selalu pastikan
bahwa produk itu halal

8. Sebelum saya membeli saya terlebih


dahulu melihat komposisi yang ada
pada produk obat

9. Saya ingin terus membeli dan


menggunakan produk obat halal

10. Saya merasa aman mengkonsumsi


obat halal

Tabel kuisioner kepuasan

No. Pertanyaan Tanggapan

S TS

Responsiveness (Ketanggapan)

1. Karyawan apotek mengucapkan“Selamat datang di


Apotek khatidjah” saat konsumen memasuki apotek

2. Karyawan apotek mengucapkan”terimakasih, semoga


sehat selalu” saat konsumen selesai melakukan transaksi
apotek

3. Karyawan apotek menawarkan bantuan kepada konsumen

4. Karyawan apotek sigap dalam menanggapi permintaan


konsumen

5. Karyawan apotek merekomendasikan obat yang sesuai

Assurance (Jaminan)

6. Obat yang dijual asli

7. Obat yang dijual tidak kadaluarsa


8. Informasi obat disampaikan oleh apoteker

9. Obat yang dibutuhkan oleh konsumen selalu tersedia di


apotek

10. Pelayanan obat bukan racikan tidak lebih dari 15 menit

Empathy (Empati)

11. Karyawan apotek tidak membedakan status sosial pasien

12. Karywan apotek memberikan perhatian setiap keluhan


konsumen

13. Karyawan apotek mendengarkan kebutuhan konsumen

14. Karyawan apotek melakukan 3S (Senyum, Sapa,


Senyum)

15. Pelayanan karyawan apotek sopan

Reability (Kehandalan)

16. Karyawan apotek mampu berkomunikasi baik dengan


konsumen

17. Karyawan apotek memberi saran rekomendasi produk


yang sesuai kepada konsumen UPDS (Upaya Pengobatan
Diri Sendiri)

18. Karyawan apotek dapat menjawab pertanyaan konsumen


mengenai obat-obatan

19. Karyawan apotek dapat memberikan solusi bila obat yang


dibutuhkan tidak tersedia

20. Bahasa yang digunakan karyawan apotek mudah


dimengerti

Anda mungkin juga menyukai