TUJUAN UMUM
Unit kompetensi ini dapat digunakan untuk
mempersiapkan calon pekerja agar dapat
mengenal konsep diri untuk beradaptasi dan
berkontribusi secara produktif di tempat kerja.
DURASI
6 JP atau 270 Menit
SILABUS PELATIHAN
lihat halaman berikut.
KELAS X FASE E
SMK NEGERI 2 SINGKAWANG
SILABUS
Tujuan Khusus
1. Peserta mampu mengidentifikasi sifat positif dan negatif
pada dirinya.
2. Peserta mampu mengidentifikasi tipe-tipe kepribadian.
3. Peserta mampu mengidentifikasi penyebab mental block.
4. Peserta mampu mempraktikkan langkah-langkah untuk
menghilangkan mental block.
5. Peserta mampu mengidentifikasi bakat dan minat diri.
Metode
1. Permainan “Konsep Diri” – Mengenal Sifat dan Karakter Diri Sendiri
2. Ceramah
3. Curah pendapat
4. Kerja individu
Alat Bantu
1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. Selotip kertas
4. Kertas karton
5. Metaplan berwarna
6. 4 lembar poster karakter manusia
7. Lembar Johari Windows
8. Gambar-gambar profesi/
pekerjaan
Pengantar
Fasilitator menjelaskan bahwa:
• Dalam psikologi, sifat ini adalah ciri-ciri tingkah laku yang tetap (hampir
tetap) pada seseorang.
• Dengan mengenali sifat positif dan negatif dalam diri kita menjadi tahu
bagaimana mencapai tujuan hidup kita (lebih lengkap, lihat Bacaan
Penunjang).
Langkah-langkah
1. Fasilitator meminta setiap peserta menuliskan nama dan 1 nama unsur- unsur alam
(air, api dan lain-lain) yang bisa melambangkan diri peserta dikertas metaplan.
2. Kemudian setiap peserta menyebutkan namanya dan nama unsur alam tersebut
beserta alasan memilihnya. Misalnya nama Adi unsur alam api, karena karakter dia
mirip dengan sifat api.
3. Dari permainan ini Fasilitator menjelaskan bahwa ketika memilih unsur alam itu bisa
jadi
menggambarkan karakter diri sendiri seperti sifat air/api dan lain-lain.
Misalnya memilih air. Sifat air adalah tenang, cukup adaptasi dengan lingkungan
(air akan berbentuk sesuai denganwadahnya), tetapi
ketika air itu disentuh dengan keras makan akan berguncang dan bisa sangat kuat
guncangannya. Jika dianalogikan pada diri manusia maka
kecenderungan orang yang memilih air maka biasanya orang ini tenang tetapi kuat
jika bereaksi terhadap sesuatu yang menimpa dirinya.
4. Fasilitator menyampaikan bahwa setiap manusia itu unik. Setiap manusia
mempunyai karakter dan kepribadian yang berbeda. Tidak ada manusia
yang sama, sekalipun dia terlahir kembar. Cara pandang peserta terhadap
dirinya sendiri inilah yang disebut sebagai konsep diri.
Pengantar
Fasilitator memaparkan bahwa:
• karakter adalah cara berpikir dan perilaku yang menjadi ciri khas individu
untuk hidup baik dalam lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.
• karakter terbentuk dari 3 hasil pemahaman yang pasti dialami manusia
(triangle relationship) yaitu: (lihat gambar)
Ketiga hubungan tersebut akan memengaruhi nilai dan keyakinan yang
terbentuk dalam diri seseorang.
Tuhan
Manusia Lingkungan
Langkah-langkah
Kemudian Fasilitator mengajak peserta untuk mengenal karakter dasar diri
sendiri. Terdapat 4 Karakteristik sifat mendasar manusia yaitu: Sanguinis,
Melankolis, Kholeris, dan Flegmatis (lebih lanjut buka Bacaan Penunjang).
Hmmm..
kelihatannya
dia mudah
berteman..
Diri Sendiri
Diri Sendiri Tahu & Orang Lain Diri Sendiri Tidak Tahu & Orang
Tahu Tahu Lain Tahu
(Semua Tahu) (Blindspot)
Orang Lain
Tidak Tahu
Diri Sendiri Tahu & Diri Sendiri Tidak Tahu & Orang
Orang Lain Tidak Tahu Lain Tidak Tahu
(Tersembunyi) (?)
Kesimpulan
Pengantar
Fasilitator menyampaikan bahwa konsep diri adalah pandangan atau kesan
individu terhadap dirinya secara menyeluruh yang meliputi pendapatnya
tentang dirinya sendiri maupun gambaran diri orang lain tentang hal-hal yang
dapat dicapainya yang terbentuk melalui pengalaman dan interpretasi dari
lingkungannya, meliputi 3 dimensi yaitu:
• Pengetahuan tentang diri sendiri
• Harapan untuk diri sendiri
• Evaluasi diri sendiri
Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa
sejak lahir. Bahkan ketika kita lahir, kita
tidak memiliki konsep diri, tidak memiliki
pengetahuan tentang diri, dan tidak
memiliki pengharapan bagi diri kita sendiri,
serta tidak memiliki penilaian apa pun
terhadap diri kita sendiri.
Konsep diri menurut Carl Rogers (1959)
ada 3 komponen yaitu:
Keterangan :
Self image: cara pandang kita terhadap diri sendiri
Self esteem: penghargaan terhadap diri sendiri
Self ideal: ideal diri
Pak, titiknya
saya buat persis
di sini..
Ilustrasi:
Kesulitan seseorang
untuk meraih sukses
bisa disebabkan
karena belenggu yang
menimbulkan rasa
takut gagal.
Pengantar
Dari permainan di sesi sebelumnya, Fasilitator menyampaikan bahwa mental
block merupakan belenggu yang sulit dilepaskan sehingga menghambat
pencapaian tujuan hidup. Oleh karena itu mental block harus dihilangkan
sehingga diri kita bebas bergerak dan melakukan perubahan.
Selanjutnya, Fasilitator menjelaskan beberapa cara untuk membebaskan diri dari
belenggu (mental block).
Langkah-langkah
Ada 3 alternatif metode yang bisa digunakan dalam mengatasi mental block:
•
dituliskan tersebut.
Fasilitator meminta 1-3 orang peserta untuk
maju dan melakukan hal yang ditakuti tersebut.
!
Untuk Diingat!
Contoh; kalau peserta menuliskan tidak berani
Tips ini hanya bisa
bicara di depan forum maka peserta tersebut digunakan untuk
diminta bicara di depan forum. mengatasi mental
block yang sifatnya
ringan. Jika mental
Refleksi
K etika kita takut terhadap
sesuatu (mental block)
maka lawanlah dengan
block sudah cukup
berat maka peserta
melakukan hal yang dapat menemui ahli
ditakutkan! hipnoterapis.
Kesimpulan
Pengantar
Fasilitator menyampaikan bahwa banyak orang hingga pada masa tuanya tidak
mengetahui minat dan bakat dirinya. Meskipun seseorang tergolong sukses
dalam menjalani hidupnya namun jika dia tahu minat dan bakat dirinya maka
dia akan lebih menikmati hidupnya. Bekerja sesuai dengan minat dan bakat
akan membuat pekerjaan lebih mudah dan menyenangkan.
Mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar seseorang dapat bekerja
di bidang yang diminatinya dan sesuai dengan kemampuan serta bakat dan
minat yang dimilikinya.
Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu
dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan.
Jenis-jenis bakat antara lain :
• Kesehatan : olah raga, dokter
• Seni: musik, lukis, tari
• Pendidikan : guru, pelatih, motivator
• Klerikal: staf administrasi, petugas
perpustakaan
Minat berarti:
• Menuju pada perhatian
• Adanya keinginan untuk
memperhatikan
• Kemauan untuk melakukan
sesuatu
• Berminat, artinya: ada
ketertarikan -
Langkah-langkah:
Fasilitator mengajak peserta untuk lebih mengenal bakat dan minat diri, mulai
dari pendidikan di BLK maupun jenis pekerjaan yang diinginkan.
1. Fasilitator mengajak peserta untuk bermain “Di mana saya?”
• Fasilitator menyiapkan gambar-gambar jenis pekerjaan yang
kemudianditempelkan di dinding kelas secara acak.
• Kemudian setiap peserta diminta menempatkan diri sesuai jenis pekerjaan
yang dipilihnya. Jika jumlah peserta cukup besar maka hal ini bisa
dilakukan bergantian per kelompok.
Ilustrasi:
Bermain “Di
Mana Saya?”
membantu
peserta untuk
merefleksikan
kembali,
apakah pilihan
hidupnya
saat ini sudah
selaras dengan
bakat atau
minatnya
selama ini.
Individu dengan Konsep Diri yang baik Individu dengan Konsep Diri yang buruk
Tujuan Khusus
1. . Peserta mampu menjelaskan makna sukses.
2. Peserta mampu mengidentifikasi jenis-jenis kesuksesan.
3. Peserta mampu menjabarkan langkah-langkah perubahan diri
untuk mencapai sukses yang sesuai dengan capaian kesuksesan
pada diri.
Metode
1. Studi kasus
2. Curah pendapat
3. Ceramah
4. Permainan
5. Pemutaran audiovisual “tentang kesuksesan atau motivasi untuk
sukses”
Alat bantu
1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. Isolasi kertas
4. Kertas karton
5. Metaplan berwarna
Pengantar
Fasilitator menyampaikan bahwa setiap manusia pasti ingin sukses. Ada yang
ingin memperoleh kesuksesan dari usahanya, karirnya, atau bahkan dalam
membina rumah tangganya. Namun, masih banyak dari kita yang belum tahu
betul makna dari sebuah kesuksesan. Bahkan sebagian besar orang selalu
mengaitkan kesuksesan hidup dengan keberhasilan secara finansial.
Langkah-langkah
1. . Fasilitator menanyakan kepada siswa; “Siapa yang mau sukses,
silakan angkat tangan sambil ucapkan … ‘SAYA’…”
2. Fasilitator menunjuk 3 orang siswa secara bergantian untuk
menjelaskanapa arti SUKSES yang ada dalam pikiran mereka.
3. Fasilitator memperlihatkan sejumlah UANG (atau uang mainan) dan
membuat ilustrasi tentang; “Apakah orang yang memiliki banyak uang
dapat dikatakan sebagai orang yang SUKSES?”
4. Fasilitator membuat ilustrasi adegan dengan menunjuk 2 orang siswa
agarmaju ke depan.
Padahal
pusing bayar
Lihat ilustrasi tagihan
berikut; Bagaimana motor...!!
Wah,
pendapat Anda sukses
tentang SUKSES? kamu
broo..!
Kesimpulan
Pengantar
Fasilitator menyampaikan, tidak dapat dipungkiri bahwa materi adalah
kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, sehingga kekurangan materi
dapat memengaruhi kesuksesan di bidang lain. Dan kesuksesan juga bukan
hanya terletak pada materi saja. Ukuran kesuksesan sejati bukanlah dari
penilaian orang lain tetapi adalah apa yang kita jalani dan kita rasakan.
Langkah-langkah
1. . Fasilitator kemudian membagi peserta menjadi 2 kelompok dan
masing- masing kelompok diberikan contoh kasus.
2. Fasilitator meminta kepada setiap kelompok mendiskusikan kasus
tersebut dan menjawab pertanyaan :
a. Apakah kasus tersebut bercerita tentang sebuah kesuksesan? Apa
alasannya?
b. Apa yang menjadi kunci kesuksesan dari kasus tersebut?
Berikut contoh kasus yang akan dibagikan kepada peserta:
S uatu ketika ada sebuah pesawat melintas di atas samudra yang luas.
Karena cuaca sedang tidak bersahabat, pesawat tersebut lepas kendali
dan akhirnya jatuh ke laut. Semua awak dan penumpangnya mati tenggelam
kecuali seorang penumpang yang berhasil selamat. Sebelum pesawat
tercebur ke laut, dia secara tidak sengaja terpental ke luar dan akhirnya
terapung-apung berhari-hari di tengah samudra. Ombak membawanya
terdampar di sebuah pulau kecil tak berpenghuni. Begitu siuman, dia
berusaha mencari bantuan di sekeliling pulau tersebut namun tidak berhasil.
Akhirnya dia memutuskan untuk bertahan hidup di sana. Dia bangun tempat
tinggal dari dahan dan ranting seadanya. Dia makan tumbuhan dan hewan
laut yang diperolehnya dari berburu. Akhirnya tidak terasa 5 tahun sudah dia
tinggal di pulau. Selama itu, dia senantiasa menjaga keseimbangan alam di
mana dia hidup. Dia tidak membunuh hewan yang memang tidak dapat dia
makan atau mengganggunya. Dia tidak merusak bebatuan dan tidak pula
menebang pohon jika tidak dibutuhkan. Bahkan dia bercocok tanam dari biji-
bijian buah yang disantapnya. Dengan perkataan lain, dia selalu bersahabat
dengan alam pulau yang ditinggalinya itu. Di sana pula ia tutup usia tanpa
ditemani sahabat dan kerabatnya.
Kesimpulan
Pengantar
Fasilitator menyampaikan bahwa faktor internal diri sangat berpengaruh
dalam mencapai kesuksesan, seperti tujuan hidup, kebutuhan, nilai, motivasi,
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Hal inilah yang juga dapat
membedakan proses pencapaian kesuksesan yang sesuai dengan tujuan
hidup antara orang yang satu dengan yang lain.
Demikian halnya dengan tujuan hidup itu sendiri, tidak semua orang
mampu mendefinisikan tujuan hidupnya dengan baik. Ketidakjelasan dalam
menentukan tujuan hidup ini akan mempengaruhi tingkat kesuksesan yang
diraihnya.
Dalam menyusun tujuan hidup dapat menggunakan prinsip SMART, yaitu :
Contoh:
• Ratna akan membeli sepeda motor bermerek XX dengan
cara mencicil setiap bulan Rp700.000 selama 3 tahun.
• Untuk mengisi waktu libur kerja dan menambah
keterampilan, Santi mendaftar kursus Bahasa Inggris di
AB Course yang berjangka waktu 6 bulan dengan biaya
Rp300.000/bulan untuk 4 jam pertemuan.
Arcan. Fitts, H. William. (1971). The Self Concept and Self Actualization, Los Angeles,
California.
Aziz A, Psikologi Agama, Kepribadian Muslim Pancasila, Sinar Baru, Bandung, 1991
Dariyo Agoes, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama (Psikologi Atitama),
Refika Aditama, Bandung, 2007
Dayakisni & Hudaniyah, Psikologi Sosial Edisi Revisi, Malang: UMM Press, 2003
Ghufron, M Nur & Rini, Teori-teori Psikologi, Ar-Ruz Media, Jogjakarta, 2010
Gunarsah, Singgih, Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga, Gunung Mulia,
Jakarta, 2001
Keliat, Budi Anna, Dkk. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Stuart, Gail & Sundeen, Sandra. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Sobur. Alex, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, Pustaka Setia, Bandung, 2003