Anda di halaman 1dari 27

TEMA KEBERKERJAAN

MODUL MENERAPKAN KONSEP DIRI UNTUK


MERAIH KESUKSESAN
ELEMEN :
1. MENGENAL SIFAT DAN KARAKTER DIRI SENDIRI
2. MEMBANGUN KESUKSESAN DALAM DIRI

 TUJUAN UMUM
Unit kompetensi ini dapat digunakan untuk
mempersiapkan calon pekerja agar dapat
mengenal konsep diri untuk beradaptasi dan
berkontribusi secara produktif di tempat kerja.

 DURASI
6 JP atau 270 Menit

 SILABUS PELATIHAN
lihat halaman berikut.

KELAS X FASE E
SMK NEGERI 2 SINGKAWANG
SILABUS

MENERAPKAN KONSEP DIRI UNTUK MERAIH


KESUKSESAN

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA DURASI


KOMPETENSI

1. Mengidentifikasi 1 . 1 . Sifat positif dan sifat negatif pada


sifat dan karakter manusia diidentifikasi
karakter diri sesuai referensi.
sendiri. 1. 2. Tipe-tipe kepribadian diidentifikasi
sesuai referensi.
1 . 3. Penyebab mental block
diidentifikasi sesuai referensi.
1. 4. Langkah-langkah untuk
menghilangkan mental block
dipraktikkan secara efektif.
1. 5. Bakat dan minat diri
diidentifikasi dengan
menggunakan tes bakat
sederhana sesuai referensi.
2. Membangun
kesuksesan 2. 1 . Makna sukses dijelaskan sesuai
dalam diri. dengan referensi.
2. 2. Jenis-jenis kesuksesan
diidentifikasi sesuai dengan
referensi.
2. 3. Langkah-langkah perubahan
diri untuk mencapai sukses
dijabarkan sesuai dengan
capaian kesuksesan pada diri.
MODUL 1
SESI
Elemen Kompetensi 1
1 MENGENAL SIFAT DAN KARAKTER DIRI SENDIRI

Tujuan Khusus
1. Peserta mampu mengidentifikasi sifat positif dan negatif
pada dirinya.
2. Peserta mampu mengidentifikasi tipe-tipe kepribadian.
3. Peserta mampu mengidentifikasi penyebab mental block.
4. Peserta mampu mempraktikkan langkah-langkah untuk
menghilangkan mental block.
5. Peserta mampu mengidentifikasi bakat dan minat diri.

Metode
1. Permainan “Konsep Diri” – Mengenal Sifat dan Karakter Diri Sendiri
2. Ceramah
3. Curah pendapat
4. Kerja individu

Alat Bantu
1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. Selotip kertas
4. Kertas karton
5. Metaplan berwarna
6. 4 lembar poster karakter manusia
7. Lembar Johari Windows
8. Gambar-gambar profesi/
pekerjaan

Modul 1: Menerapkan Konsep Diri untuk Meraih Kesuksesan 1


Sesi 1.1.
Sifat Positif dan Sifat Negatif pada Karakter Manusia

Pengantar
Fasilitator menjelaskan bahwa:
• Dalam psikologi, sifat ini adalah ciri-ciri tingkah laku yang tetap (hampir
tetap) pada seseorang.
• Dengan mengenali sifat positif dan negatif dalam diri kita menjadi tahu
bagaimana mencapai tujuan hidup kita (lebih lengkap, lihat Bacaan
Penunjang).

Langkah-langkah
1. Fasilitator meminta setiap peserta menuliskan nama dan 1 nama unsur- unsur alam
(air, api dan lain-lain) yang bisa melambangkan diri peserta dikertas metaplan.
2. Kemudian setiap peserta menyebutkan namanya dan nama unsur alam tersebut
beserta alasan memilihnya. Misalnya nama Adi unsur alam api, karena karakter dia
mirip dengan sifat api.
3. Dari permainan ini Fasilitator menjelaskan bahwa ketika memilih unsur alam itu bisa
jadi
menggambarkan karakter diri sendiri seperti sifat air/api dan lain-lain.
Misalnya memilih air. Sifat air adalah tenang, cukup adaptasi dengan lingkungan
(air akan berbentuk sesuai denganwadahnya), tetapi
ketika air itu disentuh dengan keras makan akan berguncang dan bisa sangat kuat
guncangannya. Jika dianalogikan pada diri manusia maka
kecenderungan orang yang memilih air maka biasanya orang ini tenang tetapi kuat
jika bereaksi terhadap sesuatu yang menimpa dirinya.
4. Fasilitator menyampaikan bahwa setiap manusia itu unik. Setiap manusia
mempunyai karakter dan kepribadian yang berbeda. Tidak ada manusia
yang sama, sekalipun dia terlahir kembar. Cara pandang peserta terhadap
dirinya sendiri inilah yang disebut sebagai konsep diri.

2 Modul Soft Skills Untuk Kesiapan Kerja


Kesimpulan

a. Penting untuk kita mengenali sifat


diri baik yang positif maupun negatif,
sehingga kita dapat melakukan evaluasi
diri menjadi lebih baik.
b. Mengembangkan sifat positif akan
mendapatkan respon yang positif dari
lingkungan.
c. Setiap orang itu unik dengan kelebihan
dan kelemahan masing-masing, namun
itu menjadi pendukung setiap orang
untuk berkembang lebih baik.
d. “Sifat” cenderung tetap dan sangat
dipengaruhi oleh faktor internal diri
untuk pembentukannya.

Modul 1: Menerapkan Konsep Diri untuk Meraih Kesuksesan 3


Sesi 1.2.
Tipe Kepribadian dan Karakter Diri

Pengantar
Fasilitator memaparkan bahwa:
• karakter adalah cara berpikir dan perilaku yang menjadi ciri khas individu
untuk hidup baik dalam lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.
• karakter terbentuk dari 3 hasil pemahaman yang pasti dialami manusia
(triangle relationship) yaitu: (lihat gambar)
Ketiga hubungan tersebut akan memengaruhi nilai dan keyakinan yang
terbentuk dalam diri seseorang.

Tuhan

Manusia Lingkungan

Langkah-langkah
Kemudian Fasilitator mengajak peserta untuk mengenal karakter dasar diri
sendiri. Terdapat 4 Karakteristik sifat mendasar manusia yaitu: Sanguinis,
Melankolis, Kholeris, dan Flegmatis (lebih lanjut buka Bacaan Penunjang).

4 Modul Soft Skills Untuk Kesiapan Kerja


MODUL 1
Ada 3 alternatif metode yang bisa digunakan:
a. Alternatif 1: Fasilitator meminta setiap peserta menuliskan sifat diri
mereka yang positif dan negatif, masing-masing satu, pada dua
metaplan berbeda warna. Fasilitator menempelkan jawaban peserta
sesuai 4 karakter yang tertera di dinding. Kemudian Fasilitator
memintapeserta membaca 4 karakter yang telah ditempel dan
mencoba mengidentifikasi karakter dirinya. Fasilitator dapat meminta
1-2 peserta untuk mempresentasikan jawabannya.
b. Alternatif 2: Fasilitator melakukan tes tertulis yang dilakukan setiap
peserta dan hasil dari tes akan memperlihatkan karakter diri (materi tes
terlampir).
c. Alternatif 3: Fasilitator menggunakan metode “Jendela Johari”, yaitu:
• 1 kelompok terdiri dari 3-4 orang.
• 1 orang menjadi pembicara selama 3 menit (tema bebas), yang lain
menjadi pendengar.
• Para pendengar menerka, memilih dan menuliskan karakter yang
pendengar anggap cocok dengan karakter pembicara.
• Bergantian hingga seluruh anggota kelompok berkesempatan
menjadi pembicara.
• Semua anggota mengisi Jendela Johari.
• Semua anggota saling berdiskusi tentang Jendela Johari masing-
masing yang telah diisi.

Aku ini puitis  Illustrasi:


dan suka Kelompok yang
menulis mempraktikkan
Hmm...
status Johari Windows.
di facebook! kelihatannya
dia suka cari Secara bergiliran, satu
perhatian... persatu berbicara
sementara yang
lainnya menjadi
pendengar dan
menilai karakter
pembicara
berdasarkan apa
yang mereka lihat
atau dengar.

Hmmm..
kelihatannya
dia mudah
berteman..

Modul 1: Menerapkan Konsep Diri untuk Meraih Kesuksesan 5


JENDELA JOHARI

Diri Sendiri

Tahu Tidak Tahu

Diri Sendiri Tahu & Orang Lain Diri Sendiri Tidak Tahu & Orang
Tahu Tahu Lain Tahu
(Semua Tahu) (Blindspot)
Orang Lain

Tidak Tahu

Diri Sendiri Tahu & Diri Sendiri Tidak Tahu & Orang
Orang Lain Tidak Tahu Lain Tidak Tahu
(Tersembunyi) (?)

Kesimpulan

Instruktur menyampaikan bahwa setiap orang dapat


memiliki lebih dari 1 karakter dasar. Hal itu karena
pada dasarnya setiap manusia itu unik dan tidak bisa
disamakan dengan orang lain. Pada prinsipnya:
a. Setiap orang memiliki karakter sendiri
a. Setiap orang bisa berkembang sendiri
a. Setiap orang memiliki tingkat ‘external
information control’ yang berbeda
a. Setiap orang memiliki kemampuan problem
solving (pemecahan masalah)

6 Modul Soft Skills Untuk Kesiapan Kerja


MODUL 1
Sesi 1.3.

Konsep Mental Block

Pengantar
Fasilitator menyampaikan bahwa konsep diri adalah pandangan atau kesan
individu terhadap dirinya secara menyeluruh yang meliputi pendapatnya
tentang dirinya sendiri maupun gambaran diri orang lain tentang hal-hal yang
dapat dicapainya yang terbentuk melalui pengalaman dan interpretasi dari
lingkungannya, meliputi 3 dimensi yaitu:
• Pengetahuan tentang diri sendiri
• Harapan untuk diri sendiri
• Evaluasi diri sendiri
Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa
sejak lahir. Bahkan ketika kita lahir, kita
tidak memiliki konsep diri, tidak memiliki
pengetahuan tentang diri, dan tidak
memiliki pengharapan bagi diri kita sendiri,
serta tidak memiliki penilaian apa pun
terhadap diri kita sendiri.
Konsep diri menurut Carl Rogers (1959)
ada 3 komponen yaitu:
Keterangan :
Self image: cara pandang kita terhadap diri sendiri
Self esteem: penghargaan terhadap diri sendiri
Self ideal: ideal diri

Dengan demikian, konsep diri terbentuk melalui proses belajar yang


berlangsung sejak masa pertumbuhan hingga dewasa. Lingkungan,
pengalaman, dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pembentukan konsep diri seseorang.
Ada suatu situasi di mana seseorang sulit melakukan perubahan pada
dirinya. Penyebabnya, selain konsep diri yang negatif juga terdapat psikologis
yang tidak membebaskan dirinya untuk melakukan perubahan. Saat hendak
memulai atau mau berubah ada hambatan mental yang menghalangi
perubahan tersebut, itulah yang disebut “mental block”.

Modul 1: Menerapkan Konsep Diri untuk Meraih Kesuksesan 7


Langkah-langkah
Fasilitator kemudian melakukan TEST BELENGGU, di mana test ini hanya
bisadilakukan 1 kali dalam hidup seseorang.
• Fasilitator menyampaikan 2 instruksi dalam tes ini:
Instruksi pertama; “Buatlah sebuah lingkaran di atas kertas.”
Instruksi kedua; “Letakkanlah sebuah titik di mana saja terserah Anda.”
• Siswa diminta untuk memperlihatkan hasil tes tersebut. Akan ditemukan 3
jenis hasil tes:
a. Siswa yang meletakkan titik tepat di tengah bagian dalam lingkaran;
b. Siswa yang meletakkan titik di dalam lingkaran tapi tidak tepat di tengah;
c. Siswa yang meletakkan titik di luar garis lingkaran.

Dari 3 jenis hasil ini dapat disimpulkan sebagai berikut:


• GARIS LINGKARAN merupakan garis belenggu.
• TITIK merupakan diri Anda sendiri.
• Semakin dalam Anda meletakkan titik tersebut, semakin dalam diri Anda
berada dalam belenggu.
• Bagi yang meletakkan titik di dalam lingkaran tapi tidak tepat di tengah
berarti orang tersebut sedang berusaha keluar dari belenggu.
• Bagi yang meletakkan titik di luar garis lingkaran berarti orang tersebut
merupakan orang yang tidak berada dalam belenggu. Biasanya orang itu
terlihat tidak ada beban hidup.
• Belenggu ini merupakan “mental block”.

Pak, titiknya
saya buat persis
di sini..

8 Modul Soft Skills Untuk Kesiapan Kerja


MODUL 1
Kesimpulan

a. Konsep diri seseorang dipengaruhi oleh


diri sendiri dan lingkungan. Pembentukan
konsep diri adalah proses belajar seseorang
bukan diperoleh sejak lahir.
b. Mental block terkadang tidak kita sadari
dan kenali dalam diri kita sendiri. Tetapi
itu ada dan menjadi penghalang diri kita
untuk melakukan suatu perubahan.
c. Kesulitan seseorang untuk berubah dan
sukses karena ada belenggu (mental block)
di dirinya sehingga muncul rasa takut akan
kegagalan.

 Ilustrasi:
Kesulitan seseorang
untuk meraih sukses
bisa disebabkan
karena belenggu yang
menimbulkan rasa
takut gagal.

Modul 1: Menerapkan Konsep Diri untuk Meraih Kesuksesan 9


Sesi 1.4.
Langkah-langkah Menghilangkan “Mental Block”

Pengantar
Dari permainan di sesi sebelumnya, Fasilitator menyampaikan bahwa mental
block merupakan belenggu yang sulit dilepaskan sehingga menghambat
pencapaian tujuan hidup. Oleh karena itu mental block harus dihilangkan
sehingga diri kita bebas bergerak dan melakukan perubahan.
Selanjutnya, Fasilitator menjelaskan beberapa cara untuk membebaskan diri dari
belenggu (mental block).

Langkah-langkah
Ada 3 alternatif metode yang bisa digunakan dalam mengatasi mental block:

Alternatif Metode 1: Kurva kehidupan


• Fasilitator membagikan selembar kertas kepada peserta dan
memintapeserta membuat sebuah garis lurus
mendatar.
• Lalu peserta diminta mengingat
peristiwa penting yang punya
pengaruh besar dalam kehidupan
dirinya dan kapan itu terjadi. Peristiwa
ini bisa yang membuat senang atau
sedih.
• Tuliskan peristiwa-peristiwa tersebut
di atas garis untuk yang peristiwa
senang dan dibawah garis untuk
peristiwa yang sedih.
• Setelah selesai hubungkan antar titik-
titik tersebut, maka kita akan melihat kurva yang naik turun.

Alternatif Metode 2: Cerita Diri


• Fasilitator meminta 1-3 orang peserta untuk menjadi relawan.
Fasilitator dapat memilih peserta yang mungkin punya ciri atau karakter
tertentu misalnya nama yang unik, karakter yang paling diam, dan
sebagainya.
• Kemudian peserta tersebut diminta menceritakan tentang dirinya, peristiwa
dalam hidupnya yang menyenangkan dan memengaruhi perjalanan
hidupnya. Dan apa yang peserta lakukan hingga mendapatkan peristiwa
yang menyenangkan tersebut.
• Fasilitator menggali cerita peserta dengan menekankan pada upaya yang
dilakukan peserta ketika mencapai kesenangan itu. Poin pentingnya adalah
mengangkat optimisme dan potensi diri.

10 Modul Soft Skills Untuk Kesiapan Kerja


MODUL 1
 Ilustrasi: Dulu, saya
Menceritakan pernah
kembali saat- menjuarai
saat keberhasilan lomba pidato
dapat mendorong sekecamatan
motivasi untuk lho...
melawan mental
block.

Refleksi S ebenarnya setiap orang mampu mengatasi


mental block dalam dirinya, namun kadang
tidak melakukannya karena dibayangi oleh
ketidakberhasilan. Mengingat kembali saat-saat meraih
sebuah keberhasilan dapat menjadi motivasi diri untuk
melawan mental block.

Alternatif Metode 3: Terapi diri


• Fasilitator meminta kepada peserta untuk
menuliskan sesuatu hal yang mereka takut
lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
• Setiap peserta diminta menyebutkan hal yang


dituliskan tersebut.
Fasilitator meminta 1-3 orang peserta untuk
maju dan melakukan hal yang ditakuti tersebut.
!
Untuk Diingat!
Contoh; kalau peserta menuliskan tidak berani
Tips ini hanya bisa
bicara di depan forum maka peserta tersebut digunakan untuk
diminta bicara di depan forum. mengatasi mental
block yang sifatnya
ringan. Jika mental
Refleksi
K etika kita takut terhadap
sesuatu (mental block)
maka lawanlah dengan
block sudah cukup
berat maka peserta
melakukan hal yang dapat menemui ahli
ditakutkan! hipnoterapis.

Modul 1: Menerapkan Konsep Diri untuk Meraih Kesuksesan 11


Siapapun, biSa
membebaSKan diri
dari belenggu
mental blocK!

Kesimpulan

a. Menghilangkan mental block bukanlah sesuatu


yang sulit untuk dilakukan. Prinsipnya adalah
dibutuhkan keberanian, ketegasan dan
optimisme.
b. Ketika mental block berhasil dihilangkan maka
diri kita akan menjadi individu yang berkembang
dan maju.

12 Modul Soft Skills Untuk Kesiapan Kerja


MODUL 1
Sesi 1.

Bakat dan Minat

Pengantar
Fasilitator menyampaikan bahwa banyak orang hingga pada masa tuanya tidak
mengetahui minat dan bakat dirinya. Meskipun seseorang tergolong sukses
dalam menjalani hidupnya namun jika dia tahu minat dan bakat dirinya maka
dia akan lebih menikmati hidupnya. Bekerja sesuai dengan minat dan bakat
akan membuat pekerjaan lebih mudah dan menyenangkan.
Mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar seseorang dapat bekerja
di bidang yang diminatinya dan sesuai dengan kemampuan serta bakat dan
minat yang dimilikinya.
Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu
dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan.
Jenis-jenis bakat antara lain :
• Kesehatan : olah raga, dokter
• Seni: musik, lukis, tari
• Pendidikan : guru, pelatih, motivator
• Klerikal: staf administrasi, petugas
perpustakaan
Minat berarti:
• Menuju pada perhatian
• Adanya keinginan untuk
memperhatikan
• Kemauan untuk melakukan
sesuatu
• Berminat, artinya: ada
ketertarikan -

Langkah-langkah:
Fasilitator mengajak peserta untuk lebih mengenal bakat dan minat diri, mulai
dari pendidikan di BLK maupun jenis pekerjaan yang diinginkan.
1. Fasilitator mengajak peserta untuk bermain “Di mana saya?”
• Fasilitator menyiapkan gambar-gambar jenis pekerjaan yang
kemudianditempelkan di dinding kelas secara acak.
• Kemudian setiap peserta diminta menempatkan diri sesuai jenis pekerjaan
yang dipilihnya. Jika jumlah peserta cukup besar maka hal ini bisa
dilakukan bergantian per kelompok.

Modul 1: Menerapkan Konsep Diri untuk Meraih Kesuksesan 13


• Ketika setiap peserta sudah menempatkan diri pada gambar pilihan
pekerjaannya, Fasilitator menanyai peserta alasan pemilihannya tersebut
dan apakah kejuruan yang dipilih di BLK sudah sejalan atau memberikan
kontribusi untuk jenis pekerjaan tersebut.

Dulu saya ingin


jadi apa ya...?

 Ilustrasi:
Bermain “Di
Mana Saya?”
membantu
peserta untuk
merefleksikan
kembali,
apakah pilihan
hidupnya
saat ini sudah
selaras dengan
bakat atau
minatnya
selama ini.

• Dari permainan ini Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan antara


pilihan, bakat dan minat. Bisa saja pekerjaan yang dilakukan bukan sebuah
bakat tetapi ada minat atau ketertarikan terhadap jenis pekerjaan tersebut.
2. Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan tes bakat sederhana.
• Fasilitator membagikan soal-soal tes bakat kepada setiap peserta.
• Tes bakat ini dilakukan secara individu dengan memberikan skor pada
setiap pertanyaan. Besarnya skor telah ada ketentuannya.
• Setelah peserta memberikan skor pada setiap pertanyaan atau pernyataan,
Fasilitator meminta peserta menghitung jumlah skor di setiap tabel
kecerdasan untuk mengetahui tabel dengan skor tertinggi. Setiap tabel
kecerdasan mempunyai analisis masing-masing terhadap jenis profesi.
• Fasilitator memberikan informasi/lembaran tentang jenis profesi yang
cocokdi setiap jenis kecerdasan kepada peserta.
• Fasilitator mengajak peserta untuk menganalisis jenis profesi
pekerjaanyang cocok berdasarkan bakatnya.

14 Modul Soft Skills Untuk Kesiapan Kerja


MODUL 1
Kesimpulan

a. Bakat memungkinkan seseorang mencapai prestasi


dalam bidang tertentu apabila mendapat latihan,
pengalaman, pengetahuan, dan dorongan. Apabila
tidak dikembangkan, bakat tetap menjadi potensi
tidak akan berprestasi.
b. Bakat akan menjadi prestasi apabila didukung
oleh minat yang tinggi untuk mengikuti pelatihan/
pendidikan.
c. Pentingnya memahami Konsep Diri (lihat bagan di
bawah).

Konsep Diri Konsep Diri Lingkungan


Lingkungan

 Individu dengan Konsep Diri yang baik  Individu dengan Konsep Diri yang buruk

Setiap orang harus mempunyai


KONSEP DIRI konsep diri. Kenapa? Karena
dengan konsep diri kita dapat
KENAPA? menentukan sikap kita secara
Menentukan Sikap Kita jelas berdasarkan kemampuan
yang dimiliki. Lalu bagaimana
konsep diri tersebut bisa
terbangun? Yaitu dengan
BAGAIMANA? menerima diri, menyadari
“virus” (pengaruh negatif dari
luar diri yang masuk dalam diri),
• Menerima diri
• Menyadari “virus”
• Rumus ABC “Antecedent, Belief, menggunakan rumus ABCDE
Consequence”
• Stop membandingkan diri kita untuk mengatasi stress dan STOP
dengan orang lain! membandingkan diri dengan
orang lain.

Modul 1: Menerapkan Konsep Diri untuk Meraih Kesuksesan 15


PESAN KUNCI SESI 1
a. Setiap orang itu unik. Masing-masing orang
mempunyai kelebihan dan kekurangan, sifat dan karakter
yang berbeda. Perbedaan-perbedaan inilah yang kemudian
memengaruhi konsep diri pada setiap orang dan pasti akan
berbeda dengan orang lain. Dan ini merupakan sebuah proses
belajar seseorang, bukan bersifat bawaan.
b. Kesulitan seseorang untuk mengubah diri dan meraih
kesuksesan bisa jadi karena adanya belenggu dalam dirinya
sendiri yang memicu rasa takut gagal atau tidak berani.
Belenggu inilah mental block, yang seringkali tidak disadari
oleh individu tersebut.
c. Menghilangkan mental block bukanlah sesuatu yang sulit untuk
dilakukan. Prinsipnya adalah dibutuhkan keberanian, ketegasan
dan optimisme.

16 Modul Soft Skills Untuk Kesiapan Kerja


SESI Elemen Kompetensi 2
2 MEMBANGUN KESUKSESAN DALAM DIRI

Tujuan Khusus
1. . Peserta mampu menjelaskan makna sukses.
2. Peserta mampu mengidentifikasi jenis-jenis kesuksesan.
3. Peserta mampu menjabarkan langkah-langkah perubahan diri
untuk mencapai sukses yang sesuai dengan capaian kesuksesan
pada diri.

Metode
1. Studi kasus
2. Curah pendapat
3. Ceramah
4. Permainan
5. Pemutaran audiovisual “tentang kesuksesan atau motivasi untuk
sukses”

Alat bantu
1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. Isolasi kertas
4. Kertas karton
5. Metaplan berwarna

Modul 1: Menerapkan Konsep Diri untuk Meraih Kesuksesan 17


Sesi 2.1.
Makna Sukses

Pengantar
Fasilitator menyampaikan bahwa setiap manusia pasti ingin sukses. Ada yang
ingin memperoleh kesuksesan dari usahanya, karirnya, atau bahkan dalam
membina rumah tangganya. Namun, masih banyak dari kita yang belum tahu
betul makna dari sebuah kesuksesan. Bahkan sebagian besar orang selalu
mengaitkan kesuksesan hidup dengan keberhasilan secara finansial.

Langkah-langkah
1. . Fasilitator menanyakan kepada siswa; “Siapa yang mau sukses,
silakan angkat tangan sambil ucapkan … ‘SAYA’…”
2. Fasilitator menunjuk 3 orang siswa secara bergantian untuk
menjelaskanapa arti SUKSES yang ada dalam pikiran mereka.
3. Fasilitator memperlihatkan sejumlah UANG (atau uang mainan) dan
membuat ilustrasi tentang; “Apakah orang yang memiliki banyak uang
dapat dikatakan sebagai orang yang SUKSES?”
4. Fasilitator membuat ilustrasi adegan dengan menunjuk 2 orang siswa
agarmaju ke depan.

Padahal
pusing bayar
Lihat ilustrasi tagihan
berikut; Bagaimana motor...!!
Wah,
pendapat Anda sukses
tentang SUKSES? kamu
broo..!

18 Modul Soft Skills Untuk Kesiapan Kerja


MODUL 1
5. Kemudian Fasilitator memberikan pengertian
atau makna dari sukses (lihat Bacaan
Penunjang).

Kesimpulan

a. Kesuksesan tidak dapat diukur dari hal visual yang


dapat dilihat, maupun banyaknya harta, juga tahta.
KESUKSESAN yang hakiki hanya dapat dirasakan
batin saat orang tersebut merasa tenteram dan
bahagia karena ia telah mencapai harapan dan
target dalam hidupnya.
b. Sukses itu relatif sesuai pencapaian terhadap
harapan, impian dan cita-cita yang didukung
oleh kebahagiaan dan ketenteraman.

Buat saya, bisa


naik sampai di
sini saja sudah
sukses..!

Modul 1: Menerapkan Konsep Diri untuk Meraih Kesuksesan 19


Sesi 2.2.
Jenis-jenis Kesuksesan

Pengantar
Fasilitator menyampaikan, tidak dapat dipungkiri bahwa materi adalah
kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, sehingga kekurangan materi
dapat memengaruhi kesuksesan di bidang lain. Dan kesuksesan juga bukan
hanya terletak pada materi saja. Ukuran kesuksesan sejati bukanlah dari
penilaian orang lain tetapi adalah apa yang kita jalani dan kita rasakan.

Langkah-langkah
1. . Fasilitator kemudian membagi peserta menjadi 2 kelompok dan
masing- masing kelompok diberikan contoh kasus.
2. Fasilitator meminta kepada setiap kelompok mendiskusikan kasus
tersebut dan menjawab pertanyaan :
a. Apakah kasus tersebut bercerita tentang sebuah kesuksesan? Apa
alasannya?
b. Apa yang menjadi kunci kesuksesan dari kasus tersebut?
Berikut contoh kasus yang akan dibagikan kepada peserta:

contoh Kasus pertama

D i sebuah desa terpencil hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari


seorang janda tua beserta seorang anaknya yang sulung. Anak kedua,
ketiga dan keempat telah hidup berhasil di kota besar. Si sulung berprofesi
sebagai petani meneruskan jejak ayahnya yang telah menghadap Sang
Pencipta saat sulung dan adik-adiknya masih kecil. Sementara itu, ibunya
sudah tidak sanggup lagi bekerja di sawah.
Pada suatu hari, terjadilah perbincangan antara janda tua tersebut dengan
salah seorang pemuka desa. Berikut cuplikannya:
Pemuka desa: “Ibu, kenapa anak sulung Ibu hanya bekerja sebagai petani,
sementara adik-adiknya telah sukses di kota menjadi dokter, insinyur dan
pejabat tinggi di ibu kota? Apakah Ibu tidak kasihan melihat si sulung yang
tidak sesukses adik-adiknya?”
Janda tua: “Oh, tentu tidak. Bagi saya si sulung adalah anak saya yang
paling sukses. Berkat jasa dialah, anak-anak saya yang sekarang hidup di
kota besar telah berhasil. Si sulunglah yang telah membiayai sekolah adik-
adiknya hingga lulus manjadi sarjana dan dapat hidup mandiri.”

20 Modul Soft Skills Untuk Kesiapan Kerja


MODUL 1
contoh Kasus Kedua

S uatu ketika ada sebuah pesawat melintas di atas samudra yang luas.
Karena cuaca sedang tidak bersahabat, pesawat tersebut lepas kendali
dan akhirnya jatuh ke laut. Semua awak dan penumpangnya mati tenggelam
kecuali seorang penumpang yang berhasil selamat. Sebelum pesawat
tercebur ke laut, dia secara tidak sengaja terpental ke luar dan akhirnya
terapung-apung berhari-hari di tengah samudra. Ombak membawanya
terdampar di sebuah pulau kecil tak berpenghuni. Begitu siuman, dia
berusaha mencari bantuan di sekeliling pulau tersebut namun tidak berhasil.
Akhirnya dia memutuskan untuk bertahan hidup di sana. Dia bangun tempat
tinggal dari dahan dan ranting seadanya. Dia makan tumbuhan dan hewan
laut yang diperolehnya dari berburu. Akhirnya tidak terasa 5 tahun sudah dia
tinggal di pulau. Selama itu, dia senantiasa menjaga keseimbangan alam di
mana dia hidup. Dia tidak membunuh hewan yang memang tidak dapat dia
makan atau mengganggunya. Dia tidak merusak bebatuan dan tidak pula
menebang pohon jika tidak dibutuhkan. Bahkan dia bercocok tanam dari biji-
bijian buah yang disantapnya. Dengan perkataan lain, dia selalu bersahabat
dengan alam pulau yang ditinggalinya itu. Di sana pula ia tutup usia tanpa
ditemani sahabat dan kerabatnya.

3. Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan


forum kelas.
4. Instruktur menyampaikan bahwa berdasarkan kasus kedua ini, jika definisi
sukses selalu berkaitan dengan keberhasilan dan keberuntungan secara
finansial, karir, dan keluarga, maka hidup orang yang terdampar seperti di
atas sangat jauh dari kata sukes. Namun jika dilihat dari sudut pandang
keberhasilan dia dalam memberikan manfaat bagi lingkungan di sekitarnya,
maka orang ini dapat dipastikan sebagai orang sukses.

Kesimpulan

a. Kesuksesan itu tidak hanya dilihat dari banyaknya harta yang


dimiliki namun juga tentang keberhasilan mencapai sesuatu.
Jadi, kesuksesan yang mungkin terjadi adalah kepuasan batin
bukan hanya lahiriah.
b. Setiap orang pasti pernah mengalami sebuah kesuksesan
sepanjang hidupnya. Namun terkadang orang tidak
menyadarinya. Sehingga ketika bertemu kembali dengan
persoalan yang baru seakan-akan kita tidak mempunyai
kekuatan untuk mengatasi persoalan tersebut.

Modul 1: Menerapkan Konsep Diri untuk Meraih Kesuksesan 21


Sesi 2.3.
Langkah-langkah Perubahan Diri untuk Mencapai Sukses

Pengantar
Fasilitator menyampaikan bahwa faktor internal diri sangat berpengaruh
dalam mencapai kesuksesan, seperti tujuan hidup, kebutuhan, nilai, motivasi,
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Hal inilah yang juga dapat
membedakan proses pencapaian kesuksesan yang sesuai dengan tujuan
hidup antara orang yang satu dengan yang lain.
Demikian halnya dengan tujuan hidup itu sendiri, tidak semua orang
mampu mendefinisikan tujuan hidupnya dengan baik. Ketidakjelasan dalam
menentukan tujuan hidup ini akan mempengaruhi tingkat kesuksesan yang
diraihnya.
Dalam menyusun tujuan hidup dapat menggunakan prinsip SMART, yaitu :

S  Specific atau khusus;


tujuan hidup harus jelas dan khusus.
 Measurable atau dapat diukur;

M tujuan hidup harus dapat diukur tingkat keberhasilannya,


bukanlah abstrak.

A  Achievable atau dapat dicapai;


tujuan hidup harus dapat dicapai, bukan sebaliknya.
 Realistic atau nyata;
R tujuan hidup harus nyata bukan sesuatu yang sulit dimaknai
secara logika.

T  Time bond atau batas waktu;


tujuan hidup harus mempunyai batas waktu pencapaiannya.

Contoh:
• Ratna akan membeli sepeda motor bermerek XX dengan
cara mencicil setiap bulan Rp700.000 selama 3 tahun.
• Untuk mengisi waktu libur kerja dan menambah
keterampilan, Santi mendaftar kursus Bahasa Inggris di
AB Course yang berjangka waktu 6 bulan dengan biaya
Rp300.000/bulan untuk 4 jam pertemuan.

22 Modul Soft Skills Untuk Kesiapan Kerja


MODUL 1
Langkah-langkah
1. . Fasilitator menekankan bahwa untuk mencapai sebuah kesuksesan
maka kita harus punya tujuan hidup yang fokus dan jelas. Untuk itu,
Fasilitator meminta kepada semua peserta untuk membuat sebuah tujuan
dengan menggunakan prinsip SMART di kertas metaplan.
2. Semua jawaban ditempel di kertas plano, lalu Fasilitator membacakan 1-3
contoh tujuan untuk dilihat penggunaan prinsip SMART-nya.
3. Fasilitator kemudian membagi peserta menjadi 3-4 kelompok.
4. Setiap kelompok diberikan sebungkus sedotan dan diminta untuk
membangun sebuah rumah dari sedotan dengan syarat bangunan rumah
tersebut dalam 3 menit tidak roboh dan tingginya 15 menit.
5. Setelah semua kelompok selesai membangun rumah maka Fasilitator
melakukan uji coba terhadap semua hasil kerja kelompok tersebut; apakah
roboh atau tidak.
6. Fasilitator mengajak peserta untuk menganalisis bersama
denganpertanyaan kuncinya yaitu:
• Apa yang harus dipersiapkan agar rumah tidak roboh?
• Strategi apa yang digunakan dalam menyusun rumah tersebut?
• Bagaimanakah Anda mengatur waktu?
• Mengapa pengaturan waktu menjadi penting dalam mencapai tujuan-
tujuan Anda?
• Apa yang dapat diaplikasikan dari permainan ini ke dalam situasi kerja
yang akan dihadapi?
7. Selanjutnya Fasilitator
menghubungkan poin diskusi
Waduh,
ini dengan proses pencapaian kita hampir
kesuksesannya, di mana kehabisan
penentuan tujuan hidup waktu!
adalah hal yang penting
dilakukan. Salah satu kunci
keberhasilannya adalah ketika
kita mampu menghilangkan
mental block dalam diri, yang
mungkin selama ini itulah yang
menghambat pencapaian
tujuan hidup atau kesuksesan.

Modul 1: Menerapkan Konsep Diri untuk Meraih Kesuksesan 23


Kesimpulan

a. Penetapan tujuan hidup yang SMART


akanmempermudah proses
pencapaiannya.
b. Menghilangkan mental block dalam diri itu
adalahsebuah langkah perubahan diri yang
positif dan sangat menunjang kesuksesan dalam
hidup.

PESAN KUNCI SESI 2


a. Kesuksesan tidak dapat diukur dari hal visual yang dapat dilihat,
maupun harta, serta tahta. Kesuksesan yang hakiki hanya dapat
dirasakan batin saat orang tersebut tenteram dan bahagia karena ia
telah mencapai harapan dan target dalam hidupnya.
b. Sukses itu relatif sesuai dengan pencapaian terhadap harapan,
impian dan cita-cita yang didukung oleh kebahagiaan dan
ketentraman.
c. Setiap orang pasti pernah mengalami sebuah kesuksesan sepanjang
hidupnya. Namun terkadang orang tidak menyadarinya. Sehingga
ketika bertemu kembali dengan persoalan yang baru seakan-akan
kita tidak mempunyai kekuatan untuk mengatasi
persoalan tersebut.

24 Modul Soft Skills Untuk Kesiapan Kerja


DAFTAR PUSTAKA

Arcan. Fitts, H. William. (1971). The Self Concept and Self Actualization, Los Angeles,
California.

Aziz A, Psikologi Agama, Kepribadian Muslim Pancasila, Sinar Baru, Bandung, 1991

Burns, R. B. (1993). Konsep Diri (Teori Pengukuran, Perkembangan dan


Perilaku). Jakarta.

Dariyo Agoes, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama (Psikologi Atitama),
Refika Aditama, Bandung, 2007

Dayakisni & Hudaniyah, Psikologi Sosial Edisi Revisi, Malang: UMM Press, 2003

Ghufron, M Nur & Rini, Teori-teori Psikologi, Ar-Ruz Media, Jogjakarta, 2010

Gunarsah, Singgih, Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga, Gunung Mulia,
Jakarta, 2001

Hurlock. B, Psikologi Perkembangan Anak Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 2005

Keliat, Budi Anna, Dkk. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC

Konsep Diri Positif, Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta: Kanisius. 2006.


p. 32. ISBN 979-21-1267-7.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Rahmat J. Psikologi Komunikasi Remaja, Rosdakarya, Bandung, 2007

Stuart, Gail & Sundeen, Sandra. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Sobur. Alex, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, Pustaka Setia, Bandung, 2003

25 Modul Soft Skills Untuk Kesiapan Kerja

Anda mungkin juga menyukai