I. INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
B. Kompetensi Awal
Profil Pelajar Pancasil Profil Pelajar Pancasila:
Profil Pelajar Pancasila yang
dikembangkan Fase E, adalah
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dilakukan melalui
kegiatan berdoa sebelum dan sesudah
pembelajaran, mensyukuri segala
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa atas
segala hasil alam Indonesia melalui
jalur rempahnya.
2. Berkebhinekaan Global, dilakukan
melalui sikap menghargai berbagai
teori mengenai asal-usul manusia
Indonesia, teori masuknya Hindu
Buddha serta teori masuknya Islam.
3. Mandiri, melalui pertanyaan-
pertanyaan yang disampaikan saat
melihat sebuah video maupun
membaca sumber, mengerjakan
segala tugas individu yang diberikan
dalam upaya menyelesaikan
kompetensinya..
4. Bergotong Royong, bekerja sama
dan berkolaborasi dalam
melaksanakan dan mengerjakan
tugas-tugas kelompok yang diberikan
S1.1arana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana 1. Laptop
2. LCD
3. HP
4. Jaringan Internet
5. Ruang Kelas
Model Pembelajaran Problem Based Learning
o Orientasi Peserta didik pada
masalah.
o Mengorganisasikan siswa untuk
belajar
o Membimbing diskusi ,
o Menyajikan hasil karya
o Melakukan evaluasi
C. Komponen Inti
Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik membedakan teori
asal usul nenek moyang bangsa
Indonesia dan asal usul
persebaran nenek moyang di
Indonesia
Persiapan pembelajaran Mempersiapkan android dan
PC beserta jaringan
internetnya.
Memperhatikan informasi
dan instruksi yang telah
dibagikan guru.
Mempersiapkan alat tulis
Guru membuat presentasi
tentang materi Asal Usul
Nenek Moyang.
Guru membuat perangkat
pembelajaran meliputi LKPD
dan format asesmen.
Referensi Buku Sejarah Erlangga ,
Kelas X untuk SMA.
Google internet.
Melanesoid
Proto Melayu
Setelah menerima materi teori asal usul nenek moyang dan pesebaran asal
usul nenek moyang berupa penjelasan dengan menggunakan slide (power
point) dan gambar maka:
Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok.
Guru membagikan link materi https://www.gramedia.com/literasi/teori-
asal-usul-nenek-moyang-bangsa-indonesia/
kepada masing-masing kelompok.
Penutup (10menit)
Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik,Bagaiaman
pembelajaran hari ini?
Refleksi, Guru menanyakan kepada murid bagaimana perbedaan
menggunakan model
pembelajaran hari ini dengan kemarin, lebih suka yang mana antar
keduanya?
Guru Bersama peserta didik menyimpulkan materi hari ini
Guru menutup kelas dengan harapan agar semua sehat dan mengucap
hamdalah
Peserta didik diminta untuk memberikan kesimpulan mengenai
pembelajaran yang telah dilaksanakan hari ini;
Evaluasi dilaksanakan secara tertulis
E. ASESMEN
2. Asesmen Formatif
Teknik dan Instrumen : Observasi kelas, penilaian diri, penilaian antar teman,
refleksi, mengobervasi efektivitas penyajian presentasi dalam kelas, partisipasi
dalam diskusi, mengobservasi partisipasi dalam diskusi , Uji pemahaman
3. Asesmen Sumatif
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Mentaya Hilir Utara Kotawaringin Timur,8
September 2023
Guru Mata Pelajaran
.
ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
1. Terbentuknya Kepulauan Indonesia
1. Teori Yunan
Teori ini mengungkapkan asal-usul nenek moyang Indonesia berasal dari wilayah Tiongkok,
tepatnya daerah Yunan, Tiongkok bagian selatan.
Nenek moyang bangsa Indonesia dipercaya telah meninggalkan wilayah Yunan di sekitar hulu
sungai Salween dan Sungai Mekong dengan memiliki tanah yang subur. Diperkirakan karena
bencana alam dan serangan suku bangsa lain, mereka mulai bergerak untuk berpindah.
Nenek moyang bangsa Indonesia memiliki kebudayaan kelautan yang sangat baik, yakni
sebagai penemu model asli perahu bercadik yang menjadi ciri khas kapal-kapal bangsa Indonesia
saat itu. Penduduk Austronesia yang masih termasuk dalam wilayah kepulauan Nusantara ini
kemudian menetap dan akhirnya disebut bangsa Melayu Indonesia. Orang- orang inilah yang
menjadi nenek moyang langsung dari bangsa Indonesia sekarang.
Para Ahli yang sepakat dengan teori ini antara lain: J.R. Logon, R.H Geldern, J.H.C Kern, dan
J.R. Foster. Dasar utama teori Yunan adalah ditemukannya kapak tua di wilayah nusantara yang
memiliki ciri khas yang sama dengan kapak tua di wilayah Asia Tenggara.
2. Teori Nusantara
Teori asal-usul nenek moyang Indonesia berikutnya adalah teori Nusantara yang bisa dibilang
sangat berbeda dengan teori Yunan. Teori ini menyebutkan bahwa bangsa Indonesia berasal dari
wilayah Indonesia itu sendiri, yakni tidak melalui proses migrasi dari daerah manapun. Teori
Nusantara ini didukung oleh para ahli, antara lain: Gorys Keraf, J. Crawford, Sutan Takdir
Alisjahbana, dan Muhammad Yamin.
Dasar utama teori Nusantara adalah berdasarkan pada bangsa Melayu yang merupakan bangsa
dengan peradaban yang sudah tinggi. Anggapan tersebut didasari pada hipotesis bahwa bangsa
Melayu telah melewati proses perkembangan budaya sebelumnya di wilayahnya. Jadi
kesimpulannya, bangsa Melayu asli di nusantara yang akhirnya tumbuh dan berkembang dengan
sendirinya tanpa adanya perpindahan ke wilayah tersebut.
Teori Nusantara juga didukung dengan penemuan adanya kesamaan bahasa Melayu dengan
bahasa Kamboja karena sebuah kebetulan. Kemudian penemuan Homo Soloensis dan Homo
Wajakensis di Pulau Jawa menjadi penanda bahwa keturunan bangsa Melayu memiliki
kompetensi berasal dari Jawa.
Teori Out of Africa adalah teori asal-usul nenek moyang Indonesia yang lebih berbeda dari
versi teori-teori sebelumnya. Teori ini mengungkapkan bahwa asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Afrika. Anggapan ini berdasarkan pada kajian ilmu genetika lewat
penelitian DNA mitokondria gen perempuan dan gen laki-laki. Mereka kemudian bermigrasi dari
Afrika hingga ke wilayah Australia yang sudah mendekati wilayah Nusantara.
Teori ini kemudian mengungkapkan bahwa bangsa Afrika bermigrasi atau melakukan
perpindahan menuju Asia Barat sekitar 50.000-70.000 tahun yang lalu. Pada sekitar tahun itu
bumi sedang memasuki akhir dari zaman glasial, yakni ketika permukaan air laut menjadi lebih
dangkal karena air masih berbentuk gletser.
Pada masa itu memang memungkinkan manusia untuk menyebrangi lautan hanya dengan
menggunakan perahu sederhana. Perpindahan bangsa afrika ke Asia kemudian terpecah menjadi
beberapa kelompok. Ada kelompok yang tinggal sementara di bagian wilayah Timur Tengah atau
Asia Barat Daya dan ada kelompok lain yang bermigrasi dengan menyusuri Pantai Semenanjung
Arab menuju India, Asia Timur, Australia, termasuk Indonesia.
Teori asal-usul nenek moyang Indonesia ini hampir serupa dengan teori sebelumnya. Teori Out
of Taiwan mengungkapkan bahwa asal-usul bangsa Indonesia adalah berasal dari kepulauan
Famosa atau wilayah Taiwan. Teori ini rupanya didukung oleh ahli bernama Harry Truman
Simanjuntak yang mendasari atas argument pada teori ini. Dasar utama dari teori Out of Taiwan
yang pertama adalah tidak adanya pola genetika yang sama antara kromosom manusia bangsa
Indonesia dengan manusia dari bangsa Tiongkok.
Masih berdasarkan teori ini, bahasa yang digunakan dan berkembang di nusantara adalah
bahasa yang masuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa rumpun Austronesia ini digunakan
oleh para leluhur bangsa Indonesia, terutama yang menetap di Pulau Formosa. Jadi, dari segi
bahasa sudah jelas bahwa orang-orang nusantara mengadopsi budaya Autranesia dan
mengembangkannya hingga menjadi bangsa Indonesia seperti saat ini.
Beberapa penduduk asli Kepulauan Indonesia tersisa dan menetap di daerah-daerah pedalaman,
sedangkan daerah pantai dihuni oleh penduduk pendatang. Penduduk asli itu disebut sebagai suku
bangsa Vedda oleh Sarasin. Ras yang masuk dalam kelompok ini adalah suku bangsa Hieng di
Kamboja, Miaotse, Yao-Jen di Cina, dan Senoi di Semenanjung Malaya.
Beberapa suku bangsa seperti Kubu, Lubu, Talang Mamak yang tinggal di Sumatra dan Toala di
Sulawesi merupakan penduduk tertua di Kepulauan Indonesia. Mereka mempunyai hubungan erat
dengan nenek moyang Melanesia masa kini dan orang Vedda yang saat ini masih terdapat di
Afrika, Asia Selatan, dan Oceania.
Vedda itulah manusia pertama yang datang ke pulau-pulau yang sudah berpenghuni. Mereka
membawa budaya perkakas batu. Kedua ras Melanesia dan Vedda hidup dalam budaya mesolitik.
Pendatang berikutnya membawa budaya baru yaitu budaya neolitik. Para pendatang baru itu
jumlahnya jauh lebih banyak daripada penduduk asli. Mereka datang dalam dua tahap. Mereka itu
oleh Sarasin disebut sebagai Proto Melayu dan Deutro Melayu. Kedatangan mereka terpisah
diperkirakan lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
Proto Melayu
Proto Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia yang tersebar dari
Madagaskar sampai pulau-pulau paling timur di Pasifik. Mereka diperkirakan datang dari Cina
bagian selatan. Ras Melayu ini mempunyai ciri-ciri rambut lurus, kulit kuning kecoklatan-
coklatan, dan bermata sipit.
Dari Cina bagian selatan (Yunan) mereka bermigrasi ke Indocina dan Siam, kemudian ke
Kepulauan Indonesia. Mereka itu mula-mula menempati pantai- pantai Sumatera Utara,
Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat.
Ras Proto Melayu membawa peradaban batu di Kepulauan Indonesia. Ketika datang para imigran
baru, yaitu Deutero Melayu (Ras Melayu Muda). Mereka berpindah masuk ke pedalaman dan
mencari tempat baru ke hutan-hutan sebagai tempat huniannya.
Ras Proto Melayu itu pun kemudian mendesak keberadaan penduduk asli. Kehidupan di dalam
hutan-hutan menjadikan mereka terisolasi dari dunia luar, sehingga memudarkan peradaban
mereka. Penduduk asli dan ras proto melayu itu pun kemudian melebur. Mereka itu kemudian
menjadi suku bangsa Batak, Dayak, Toraja, Alas, dan Gayo.
Kehidupan mereka yang terisolasi itu menyebabkan ras Proto Melayu sedikit mendapat pengaruh
dari kebudayaan Hindu maupun Islam dikemudian hari. Para ras Proto Melayu itu kelak mendapat
pengaruh Kristen sejak mereka mengenal para penginjil yang masuk ke wilayah mereka untuk
memperkenalkan agama Kristen dan peradaban baru dalam kehidupan mereka.
Persebaran suku bangsa Dayak hingga ke Filipina Selatan, Serawak, dan Malaka menunjukkan
rute perpindahan mereka dari Kepulauan Indonesia. Sementara suku bangsa Batak yang
mengambil rute ke barat menyusuri pantai-pantai Burma dan Malaka Barat. Beberapa kesamaan
bahasa yang digunakan oleh suku bangsa Karen di Burma banyak mengandung kemiripan dengan
bahasa Batak.
Deutero Melayu
Deutero Melayu merupakan ras yang datang dari Indocina bagian utara. Mereka membawa
budaya baru berupa perkakas dan senjata besi di Kepulauan Indonesia, atau Kebudayaan
Dongson. Mereka seringkali disebut juga dengan orang-orang Dongson.
Peradaban mereka lebih tinggi daripada rasa Proto Melayu. Mereka dapat membuat perkakas dari
perunggu. Peradaban mereka ditandai dengan keahlian mengerjakan logam dengan sempurna.
Perpindahan mereka ke Kepulauan Indonesia dapat dilihat dari rute persebaran alat-alat yang
mereka tinggalkan di beberapa kepulauan di Indonesia, yaitu berupa kapak persegi panjang.
Peradaban ini dapat dijumpai di Malaka, Sumatera, Kalimantan, Filipina, Sulawesi, Jawa, dan
Nusa Tenggara Timur.
Dalam bidang pengolahan tanah mereka mempunyai kemampuan untuk membuat irigasi pada
tanah-tanah pertanian yang berhasil mereka ciptakan, dengan membabat hutan terlebih dahulu.
Ras Deutero Melayu juga mempunyai peradaban pelayaran lebih maju dari pendahulunya karena
petualangan mereka sebagai pelaut dibantu dengan penguasaan mereka terhadap ilmu
perbintangan. Perpindahan ras Deutero Melayu juga menggunakan jalur pelayaran laut. Sebagian
dari ras Deutero Melayu ada yang mencapai Kepulauan Jepang, bahkan kelak ada yang hingga
sampai Madagaskar. Kedatangan ras Deutero Melayu di Kepulauan Indonesia makin lama
semakin banyak. Mereka pun kemudian berpindah mencari tempat baru ke hutan-hutan sebagai
tempat hunian baru.
Pada akhirnya Proto dan Deutero Melayu membaur dan selanjutnya menjadi penduduk di
Kepulauan Indonesia. Pada masa selanjutnya mereka sulit untuk dibedakan. Proto Melayu
meliputi penduduk di Gayo dan Alas di Sumatra bagian utara, serta Toraja di Sulawesi. Sementara
itu, semua penduduk di Kepulauan Indonesia, kecuali penduduk Papua dan yang tinggal di sekitar
pulau-pulau Papua, adalah ras Deutero Melayu.
Melanesoid
Ras lain yang juga terdapat di Kepulauan Indonesia adalah ras Melanesoid. Mereka tersebar di
lautan Pasifik di pulau-pulau yang letaknya sebelah Timur Irian dan benua Australia. Di
Kepulauan Indonesia mereka tinggal di Papua. Bersama dengan Papua-Nugini dan Bismarck,
Solomon, New Caledonia dan Fiji, mereka tergolong rumpun Melanesoid. Menurut Daldjoeni
suku bangsa Melanesoid sekitar 70% menetap di Papua, sedangkan 30% lagi tinggal di beberapa
kepulauan di sekitar Papua dan Papua-Nugini.
Pada mulanya kedatangan Bangsa Melanesoid di Papua berawal saat zaman es terakhir, yaitu
tahun 70.000 SM. Pada saat itu Kepulauan Indonesia belum berpenghuni. Ketika suhu turun
hingga mencapai kedinginan maksimal, air laut menjadi beku.
Permukaan laut menjadi lebih rendah 100 m dibandingkan permukaan saat ini. Pada saat itulah
muncul pulau-pulau baru. Adanya pulau-pulau itu memudahkan makluk hidup berpindah dari
Asia menuju kawasan Oseania. Bangsa Melanesoid melakukan perpindahan ke timur hingga ke
Papua, selanjutnya ke Benua Australia, yang sebelumnya merupakan satu kepulauan yang
terhubungan dengan Papua. Bangsa Melanesoid saat itu hingga mencapai 100 ribu jiwa meliputi
wilayah Papua dan Australia. Peradaban bangsa Melanesoid dikenal dengan paleotikum.
Pada saat masa es berakhir dan air laut mulai naik lagi pada tahun 5000 S.M, kepulauan Papua
dan Benua Australia terpisah seperti yang dapat kita lihat saat ini. Pada saat itu jumlah penduduk
mencapai 0,25 juta dan pada tahun 500 S.M. mencapai 0,5 jiwa.
Asal mula bangsa Melanesia, yaitu Proto Melanesia merupakan penduduk pribumi di Jawa.
Mereka adalah manusia Wajak yang tersebar ke timur dan menduduki Papua, sebelum zaman es
berakhir dan sebelum kenaikan permukaan laut yang terjadi pada saat itu. Di Papua manusia
Wajak hidup berkelompok-kelompok kecil di sepanjang muara-muara sungai.
Mereka hidup dengan menangkap ikan di sungai dan meramu tumbuh-tumbuhan serta akar-
akaran, serta berburu di hutan belukar. Tempat tinggal mereka berupa perkampungan-
perkampungan yang terbuat dari bahan-bahan yang ringan.
Rumah-rumah itu sebenarnya hanya berupa kemah atau tadah angin, yang sering didirikan
menempel pada dinding gua yang besar. Kemah-kemah dan tadah angin itu hanya digunakan
sebagai tempat untuk tidur dan berlindung, sedangkan aktifitas lainnya dilakukan di luar rumah.
Bangsa Proto Melanesoid terus terdesak oleh bangsa Melayu. Mereka yang belum sempat
mencapai kepulauan Papua melakukan percampuran dengan ras baru itu. Percampuran bangsa
Melayu dengan Melanesoid menghasilkan keturunan Melanesoid-Melayu, saat ini mereka
merupakan penduduk Nusa Tenggara Timur dan Maluku.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
SEJARAH
SMA NEGERI 1 MENTAYA HILIR UTARA
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Nama :
Kelas :
Tujuan Pembelajaran :
Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan kalian dapat membedakan teori yang
mendukung asal usul nenek moyang Bangsa Indonesia melalui tabeldengan penuh semangat
dan melengkapi tabel jalur asal usul nenek moyang bangsa Indonesia
Teori Pendukung Tokoh yang Isi Teori Bukti Sejarah
Mengemukakan
Teori Yunan
Teori Out of
Taiwan
Teori Out of Afrika
Teori Nusantara
1. Sebutkan suku-suku mana saja di Indonesia yang termasuk dalam proto melayu dan
deutro melayu?
Proto Melayu
Deutro Melayu
Penilaian Diri
NO Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah kamu telah mengetahui
beberapa pendapat para ahli tentang
asal usul nenek moyang bangsa
Indonesia
2 Apakah kamu telah memahami
tentang bagaimana latar belakang
dan maksud dari proto melayu?
3 Apakah kamu telah memahami
tentang bagaimana latar belakang
dan
maksud dari deutero melayu?
4 Apakah kamu telah mengetahui
suku yang ada di Indonesia sebelum
kedatangan suku proto melayu
dan deutero melayu ?
5 Apakah kamu dapat memahami cara
mengetahui asal nenek moyng
bangsa Indonesia yaitu dapat
diketahui melalui 2 cara yaitu
persebaran rumpun dan persebaran
bercocok
Tanam
1. Menurut Teori Yunana asal usul bangsa Indonesia berasal dari Yunan terletak di wilayah….
A. Vietnam
B. Myanmar
C. Tiongkok
D. Formosa
E. Mongolia
2. Menurut Teori Yunan Bahasa Melayu memeiliki kemiripan dengan Bahasa…..
A. Bahasa Tagalog
B. Bahasa Myanmar
C. Bahasa Vietnam
D. Bahasa Cham
E. Bahasa Cina
3. Tokoh yang mendukung Teori Yunan adalah….
A. R.H.Geldern
B. Max Ingman
C. Lee Berger
D. Harry Truman Simanjuntak
E. Moh.Yamin
4. Tokoh pendukung Teori Of Twain adalah….
A. R.H.Geldern
B. Max Ingman
C. Lee Berger
D. Moh.Yamin
E. Harry Truman Simanjuntak
5. Dasar Utama Teori Yunan adalah ….
A. Ditemukannya kapak tua
B. Ditemukannya kapak perimbas
C. Ditemukannya arca
D. Ditemukan kapak batu
E. Dtemukan batu tua
Skor (katagori)
1. Jawaban benar skor 2
2. Jawaban salah skor 0
1. Instrumen Penilaian Formatif
a. Observasi Pada Kegiatan Diskusi
Indikator : Peserta Didik menunjukkan perilaku toleran, jujur, tanggung jawab, peduli selama
kegiatan diskusi.
SKOR
JUMLAH
NO NAMA Toleran Tanggung Jujur Peduli NILAI KRITERIA
SKOR
Jawab
1
2
3
dst
b. Penilaian Diri
Topik : Peninggalan-peninggalan Hindu Buddha
Nama : ……..
Kelas : X
Setelah mempelajari materi tentang manusia hidup dan berkreatifitas dalam ruang dan waktu,
anda dapat melakukan penilaian diri dengan cara memberikan tanda V pada kolom yang tersedia
sesuai dengan kemampuan.
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya dapat bersikap toleran terhadap perbedaan pendapat
dalam diskusi
2 Saya berlaku jujur dalam mengerjakan soal atau tugas dari
guru
3 Saya bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang
diberikan kepada saya.
4 Saya peduli dan siap membantu teman yang mengalami
kesulitan
Pengolahan Nilai
Pemberian Skor untuk Perilaku Ya (Positif) = 1, Tidak (Negatif) = 0
SKOR
JUMLAH NILAI
NO NAMA PERNYATAAN NO KRITERIA
SKOR SIKAP
1 2 3 4
Penilaian :
Rumus : Nilai = (Jumlah skor/16) x 100
Predikat :
Predikat Skor
Sangat Baik ( SB ) 96 < skor < 100
Baik ( B ) 86 < skor < 95
Cukup ( C ) 76 < skor < 85
Kurang ( K ) < 75
B.Rubrik penilaian kinerja dalam diskusi kelompok dan presentasi
Skor
Aspek yang dinilai
1 2 3 4
Saat presentasi
Penyampaian 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek terpenuhi
runut dan terpenuhi terpenuhi terpenuhi
sistematis
Suara jelas
terdengar
Menggunakan
Bahasa yang
baik dan
benar